KAJIAN TENTANG DESAIN INTERIOR

5. Interior Sistem

A. Pencahayaan Ada 2 jenis pencahayaan, yaitu :

1) Pencahayaan alami

Pencahayaan alami adalah pencahayaan yang berasal dari sinar matahari, sinar bulan, sinar api dan sumber-sumber lain dari alam (fosfor). Sumber pencahayaan alami yang kita gunakan dalam perancangan ruang dalam pada umumnya dipakai pencahayaan sinar matahari.

Pencahayaan alami dapat dibedakan dalam dua macam:  Pencahayaan langsung

berasal dari matahari/ secara langsung melalui atap/ vide, jendela, gebting kaca dan lain-lain.

 Pencahayaan tidak langsung

berasal dari sinar matahari secara tidak langsung. Sistem pencahayaan tersebut banyak kita temui penggunaannya dalam perancangan ruang dalam melalui skylight, permainan bidang kaca dan lain-lain.

2) Pencahayaan buatan

Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang berasal dari cahaya buatan manusia. Misalnya cahaya lilin, sinar lampu dan lain- lain.

Jenis-jenis pencahayaan dapat dibedakan menjadi lima macam, yaitu :  Pencahayaan langsung

Adalah semua sinar yang langsung memancar dari pusatnya ke arah objek yang disinari. Sistem tersebut banyak menggunakan lampu-lampu sorot untuk menyinari unsur-unsur dekorasi dalam ruang, dapur dan toko-toko (etalase-etalase toko) dan juga lampu-lampu meja/ lantai.

 Pencahayaan tidak langsung

Adalah jika sumber pencahayaan disembunyikan dari pendangan mata kita sehingga cahaya yang kita rasakan adalah hasil pantulannya.

 Pencahayaan setempat

Adalah pencahayaan yang diarahkan untuk menerangi ke suatu tempat atau obyek.

 Pencahayaan yang membias (diffused)

Adalah jika sinar yang memancar langsung dari sumbernya terlebih dahulu melalui suatu bahan atau material yang akan menyebarkan sinar tersebut dalam area lebih besar dari sumbernya sendiri.

 Pencahayaan khusus

Sistem pencahayaan khusus dibutuhkan untuk jenis pekerjaan- pekerjaan tertentu. Misalnya pencahayaan di ruang operasi, Sistem pencahayaan khusus dibutuhkan untuk jenis pekerjaan- pekerjaan tertentu. Misalnya pencahayaan di ruang operasi,

Contoh sumber cahaya, antara lain adalah :  Lampu Pijar (Incandescent)

Lampu pijar terdiri dari 3 pokok, yaitu basis, filamen (benang pijar) dan bola lampu. Besarnya aliran cahaya yang dihasilkan oleh lampu pijar yang sedang menyala tergantung pada suhu filamennya. Dengan memperbesar input tenaga, suhu filamen meningkat, radiasi bergeser ke arah gelombang cahaya lebih pendek dan lebih banyak cahaya tampak lebih putih. Pengendalian lampu pijar sebagai sumber cahaya umumnya dengan melapisi bola lampu dengan maksud mendifusikan cahaya dan diperoleh cahaya.

 Lampu halogen

Pada prinsipnya lampu halogen termasuk ke dalam lampu pijar karena prinsip kerjanya mirip dengan lampu pijar. Dengan daya yang sama dengan lampu pijar, cahaya yang dihasilkan lampu halogen lebih terang dan lebih putih dibandingkan dengan lampu pijar. Oleh karena itu cahaya lampu halogen dapat memunculkan warna asli dari objek yang dikenai cahaya.

 Lampu Fluorecent

Bentuk lampu ini dapat berupa tabung maupun bola. Lampu jenis ini merupakan salah satu pelepas listrik yang berisi gas air raksa bertekanan rendah. Lampu fluoresent generasi terbaru penggunaan listriknya semakin efisien (mencapai 80 lumen per watt) dan distribusi speltralnya (pancaran panjang gelombang cahaya) mendekati grafik kepekaan mata, sehingga tidak terjadi penyimpangan warna.

 Lampu HID (Hide Intensity Discharge )

Cahaya dihasilkan oleh lecutan listrik melalui uap zat logam. Lampu mercury menghasilkan cahaya dari lecutan listrik dalam tabung kaca atau kuarsa berisi uap merkuri bertekanan tinggi.

Efikasinya antara 40-60 lm/watt. Dibutuhkan waktu antara 3-8 menit untuk menguapkan merkuri sebelum menghasilkan cahaya maksimal. Karena hal itulah, disebut lampu metal halid

 Lampu metal halide

Lampu metal halide menghasilkan cahaya putih dengan kualitas warna yang baik dan terseedia dalam berbagai ukuran. Lampu metal halide standar cenderung memiliki temperatur warna dari 3700 hingga 4100K dan tampak terlihat dingin dan sedikit kehijauan. Indeks penampilan warnanya adalah 65 hingga 70. Lampu metal halide standar khususnya digunakan dimana warna bukanlah hal yang penting, seperti arena olahraga, tempat parkir, pencahayaan taman, dan lampu sorot.

 Lampu sodium

Dua jenis lampu sodium yaitu lampu sodium bertekanan tinggi/ high-pressure sodium (HPS) dan lampu sodium bertekanan rendah/ low-pressure sodium (LPS). Warna cahaya lampu sodium cenderung kekuningan. Lampu HPS menampilkan warna cahaya merah jambu keemasan yang cenderung menciptakan ruang dengan warna yang sangat coklat atau warna berkualitas rendah.

 Lampu uap merkuri

Lampu uap merkuri adalah jenis lampu yang lebih lama dari jenis lampu lainnya yang tetap digunakan sebagai lampu jalan dan lampu keamanan. Akan tetapi, dibandingkan dengan lampu HID lainnya, lampu uap merkuri relatif kurang dalam segi warna cahaya dan efisiensi energi yang rendah. Lampu ini hampir tidak pernah digunakan dalam konstruksi bangunan baru. ( Mark Karlen & James Benya, 2006 : 10)

Atribut yang paling penting dari pencahayaan pada sebuah restoran/cafe adalah kemampuan untuk menciptakan karakter atau suasana. Tujuan ini biasanya berjalan bersamaan dengan desain Atribut yang paling penting dari pencahayaan pada sebuah restoran/cafe adalah kemampuan untuk menciptakan karakter atau suasana. Tujuan ini biasanya berjalan bersamaan dengan desain

( Mark Karlen & James Benya, 2006 : 106) Pencahayaan di dalam merchandise shop merupakan prioritas

utama, karena merupakan salah satu unsur yang dapat memberikan kesan menarik pada obyek yang dipamerkan. Unsur pencahayaan pada display biasanya menggunakan teknik pancahayaan yang dibuat-buat dan memberikan efek yang dapat menambah suatu obyek yang dipamerkan menjadi lebih indah. Untuk memberikan efek yang menarik, maka pencahayaan buatan baik secara langsung maupun tidak langsung di dalam ruang menggunakan berbagai macam jenis lampu khusus.

Pemilihan lampu yang digunakan untuk pencahayaan buatan di dalam merchandise shop sangat efektif, namun tidak lepas dari standar penerangan yaitu cara penyinaran. Macam-macam cara pemasangan lampu sebagai berikut :

1) Pemakaian cahaya dengan lampu sorot terarah yang mengarah

ke bawah. Susunan lampu di atas digambarkan sebagai susunan lampu yang teratur di langit-langit yang akan memberikan kesan berbeda-beda sesuai dengan ruangan yang diberi penerangan.

2) Pemakaian cahaya dengan lampu sorot dinding rel aliran. Lampu di atas, dipasang terutama pada bagian ruang pameran dan galeri. Penerangannya dibuat secara vertikal sebesar 50 lux dan 300 lux yang harus dicapai sebagai spesifikasi khusus di daerah pameran. Untuk pemilihan lampunya, digunakan lampu pijar dan lampu bahan bercahaya.

3) Pemasangan cahaya dengan lampu sorot rel aliran. Pada lampu sorot di atas, dipasang dengan sudut penyinaran yang lebih disukai yaitu 10 o , 30 o , 90 o (lampu sorot) yang dilindungi IR dan UV serta memiliki filter warna.

4) Pemasangan cahaya dengan memasukkan cahaya sesuai. dengan keinginan terhadap objek dan zona dinding, yaitu dengan sudut 30 o (optimum) dan 40 o . (Ernst Neufert, 1996 : 131)

B. Penghawaan

Penghawaan merupakan faktor terpenting dalam proses pergantian udara. Udara kotor dapat diganti dengan udara bersih melalui pintu dan jendela. Tingkat kepuasan penghawaan dapat dicapai dari proses mendinginkan udara mencapai temperatur dan kelembaban distribusi udara dalam ruang dapat diperhatikan pada tingkat keadaan yang diinginkan (John F. Pile, 1995, hal.414)

Jenis penghawaan berdasarkan sumbernya ada 2 macam, yaitu :

1) Penghawaan Alami

Yaitu penghawaan yang bersumber dari alam (natural). Penghawaan alami di dalam suatu ruangan maka harus diperhatikan ventilasi silang, yang merupakan ventilasi horizontal yang terbuka dari 2 arah yang berhadapan. Untuk itu perlu direncanakan secara cermat dan baik agar penghawaan alami yang dipergunakan ini sesuai dengan kebutuhan.

2) Penghawaan Buatan

Yaitu penghawaan yang dibuat dengan campur tangan manusia. Penghawaan buatan diperlukan pada ruang serba guna karena tidak memungkinkan perlubangan-perlubangan yang dapat mengakibatkan kebocoran suara sehingga tercipta kondisi akustik yang tidak baik. Penghawaan buatan dalam hal ini adalah penghawaan Air Conditioner (AC) yang macamnya terdiri dari :  Window Unit Yaitu penghawaan yang dibuat dengan campur tangan manusia. Penghawaan buatan diperlukan pada ruang serba guna karena tidak memungkinkan perlubangan-perlubangan yang dapat mengakibatkan kebocoran suara sehingga tercipta kondisi akustik yang tidak baik. Penghawaan buatan dalam hal ini adalah penghawaan Air Conditioner (AC) yang macamnya terdiri dari :  Window Unit

 Split Unit

yaitu AC yang digunakan untuk 1 atau beberapa ruang. Sedangkan kelengkapan untuk evaporator terpisah pada tiap ruang

 Central AC

yaitu AC yang digunakan untuk ruang luas dan perlengkapan keseluruhannya terletak di luar ruangan, kemudian didistribusikan ke ruang-ruang melalui ducting dan berakhir dengan aliran diffuser (Pamuji Suptandar, 1982, hal.85)

Penggunaan

AC bertujuan

menjaga temperatur, kelembababn dan distribusi udara dalam ruangan dapat dipertahankan pada tingkat keadaan yang diinginkan. (John F. Pile, 1980, hal.414)

C. Sistem Akustik

Akustik adalah cabang dari ilmu fisika yang menyelidiki dan mempelajari penghasilan, pengendalian, penyampaian, penerimaan, dan pengaruh bunyi. Sedang bunyi adalah gelombang getaran-gataran mekanis dalam udara atau benda padat yang masih bisa ditangkap oleh telinga manusia yang memiliki frekwensi antara 16-20.000 Hz.

Ruang yang baik adalah ruang yang sesuai menjawab kebutuhannya dari salah satu faktornya adalah mengenai gangguan seperti bsising, gema, gaung dan sebagainya.Penanganan gangguan yang terjadi dalam ruang menjadikan menjadikan perlunya kualitas akustik yang sebaik-baiknya. Akustik dapat mengatasi maslah teknis yang berhubungan langsung dengan suatu desain interior, antara lain tingkat bunyi yang berlebihan, perlindungan privasi ruang, tingkat kejelasan pencakupan dengan latar belakang suara dan pengadaan suara latar yang sesuai dengan situasi tertentu

Tujuan dari akustik adalah meniadakan dan mengurangi bunyi yang sifatnya mengganggu, kemudian mengatur sistem bunyi tata suara agar bunyi yang dikehendaki terdengar jelas tanpa gangguan, serta menjaga kontinuitas bunyi dan perambatannya dalam ruang-ruang khusus yang menghendaki sistem akustik spesifik.

Dalam pengaturan penyebaran bunyi di dalam suatu ruang terdapat 3 faktor yang harus diperhatikan yaitu :

1) Bunyi Langsung, yaitu bunyi yang berasal dari sumber suara yang berjalan langsung mencapai pendengaran

2) Bunyi Pantul, yaitu bunyi yang berasal dari sumber suara yang dalam pencapaian sebelum ke pendengaran, lebih dahulu mengenai bidang pantul

3) Bunyi Serap, yaitu bunyi yang mengalami penyerapan karena material absorbsi (Prasasto Satwiko, 2004, hal.129) Kualitas dan kuantitas suara dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu:

1) Permukaan pantul. Baik permukaan lantai, dinding, plafon, dan

benda-benda dalam ruang.

2) Konstruksi dan bahan bangunan.

3) Luas dan fungsi ruang.

4) Pengaruh lingkungan.

Untuk mengatasi suara yang tidak kita inginkan dapat mengunakan peredam suara yaitu dengan cara menggunakan perangkat alat untuk mengurangi arau menghambat getaran suara. Saat ini cara yang paling efektif atau umum untuk meredam kebisingan adalah dengan mencegat atau memutus perambatan bunyi. Meskipun demikian baru-baru ini telah diketemukan teknologi baru yang meredam bunyi justru dengan menimbulkan bunyi lain.  Akustik Studio

Akustik studio membutuhkan perhatian khusus karena sangat berpengaruh pada pembentukan ruang sehingga dapat menghasilkan Akustik studio membutuhkan perhatian khusus karena sangat berpengaruh pada pembentukan ruang sehingga dapat menghasilkan

a. Batas-batas dan Persyaratan Kenikmatan Audio Hubungan empiris antara volume ruang auditorium, jumlah penyerapan oleh material bangunan dan kuantitas waktu reverberant bunyi, yaitu :

RT = k (V/Sa)

Dalam penanganan desain akustik dalam ruangan ada beberapa faktor yang seharusnya diperhatikan untuk mendapatkan kenyamanan akustik,diantaranya adalah :

1) Bentuk bidang pembatas ruang yaitu dinding, lantai ataupun

langit-langitnya.

2) Bahan bidang pembatas ruang, terutama untuk mengenal karakter bahan yang kita akan pergunakan dalam ruang tersebut perlu untuk dimengerti. Secara umum dibedakan :  Penyerapan nada-nada tinggi

Yaitu Bahan-bahan yang mengandung banyak hawa udara atau berpori-pori- lembut. Misalnya serabut gelas, serabut kayu, serabut kelapa, bahan sintesisi berbentuk busa dan sebagainya. Semakin berpori semakin ringanlah bahan dan semakin bagus sebagai penyerap nada-nada tinggi.

 Penyerapan nada-nada menengah dan rendah Penyerap nada-nada menengah dan rendah (gelombang panjang) bekerja pada prinsip pengubahan energi bunyi ke energi mekanis, yaitu gerak getaran suatu selaput, membran atau pelat yang relatif tipis tetapi padat dan karenanya bisa bergetar secepat mungkin, sehingga banyak energi bunyi diubah menjadi getaran selaput/resonator.

3) Memperhatikan metode konstruktif pemasangan bahan, yaitu

pemasangan pelat-pelat akustik yang tepat

4) Isolasi dinding

a) Dinding berlapis tunggal Dapat direncanakan dengan tergantung pada 3 faktor  Volume dinding dan beratnya  Jumlah pori-pori di dalamnya (kepadatan)  Kekakuan lentur

b) Dinding berlapis majemuk

Lazimnya terdiri dari 2 lapisan perantara di tengahnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan isolasi :  Kepadatan dan berat bahan setiap lapisan  Derajat kekakuan bahan dalam hubungan dengan

kemampuan resonansinya.  Jarak antara kedua lapisan  Lapisan udara diantaranya atau sifat kekauan bahan lapisan

tengah.

5) Perletakan Program Ruang

Pembagian zone bising dan tenang dalam konsep perencanaan dan perancanagan arsitektur perlu untuk menentukan perletakan program ruang ditinjau dari tuntutan kegiatan yang diwadahi oleh ruang tersebut.

D. Sistem Keamanan

Sistem pengamanan terhadap kegiatan yang berlangsung menggunakan sistem sekuriti, CCTV (Closed Circuit Television) dan Heavy duty door contact (sensor yang dipasang pada pintu). CCTV (Closed Circuit Television) adalah suatu alat yang berfungsi untuk memonitor suatu ruang melalui layar televisi/monitor, yang menampilkan gambar dari rekaman kamera yang dipasang pada setiap sudut ruangan (biasanya tersembunyi) yang diinginkan oleh bagian keamanan.Semua kegiatan dapat dimonitor di ruang khusus.

Pada sistem pengamanan terhadap fisik bangunan berupa pengamanan terhadap bahaya kebakaran.

1) Sistem pengamanan terhadap bahaya kebakaran adalah : 1) Sistem pengamanan terhadap bahaya kebakaran adalah :

 Smoke detektor. Alat ini bekerja bila suhu mencapai70 0 C.  Fire alarm sistem. Alarm yang otomatis akan berbunyi jika ada api atau panas pada suhu 135 0 C - 160 0 C

b) Fire estinguisher

c) Sprinkler

Penempatan titik-titik sprinkler harus disesuaikan dengan standar yang berlaku dalam kebakaran ringan. Setiap sprinkler dapat melayani luas area 10-20 m dengan ketinggian ruang

3 m. Ada beberapa cara pemasangan sprinkler seperti dipasang di bawah plafon atau di pasang pada dinding. Kepala sprinkler yang dipasang dekat dinding, harus mempunyai jarak tidak boleh lebih dari 2,25m dari dinding.

d) Hidrant Kebakaran

Hidrant kebakaran adalah suatu alat untuk memadamkan kebakaran yang sudah terjadi dengan menggunakan alat baku air.

Dalam usaha memadamkan kebakaran selain api faktor utama yang harus diperhatikan adalah asap. Untuk mancegah mengalirnya asap kemana-mana diperlukan alat-alat seperti :

a) Fire damper

Alat untuk menutup pipa ducting yang mengalirkan udara supaya asap dan api tidak menjalar kemana-mana. Alat ini bekerja secara otomatis, kalau terjadi kebakaran akan segera menutup pipa-pipa tersebut.

b) Smoke & heat ventilating

Alat ini dipasang pada daerah-daerah yang menghubungkan udara luar. Kalau terjadi kebakaran, asap yang timbul segera dapat mengalir keluar, sehingga para petugas pemadam kebakaran akan terhindar dari asap-asap tersebut.

c) Vent & exhaust

Dipasang di depan tangga kebakaran yang akan berfungsi menghisap asap yang akan masuk pada tangga yang akan dibuka pintunya. Dapat pula dipasang di dalam tangga, secara otomatis berfungsi memasukkan udara untuk memberikan tekanan pada udara di dalam ruang tangga.

Macam-macam system pemadaman yaitu sebagai berikut:

a) Penguraian, yaitu memisahkan atau menjauhkan benda-benda

yang dapat terbakar.

b) Pendinginan, yaitu penyemprotan air pada benda-benda yang

terbakar.

c) Isolasi atau lokalisasi, yaitu dengan cara menyemprotkan bahan

kimia CO2. Blasting affect system, yaitu dengan cara memberikan tekanan yang tinggi, misalnya dengan jalan meledakkan bahan peledak

2) Sistem keamanan dari ancaman kejahatan manusia

Sistem keamanan dari ancaman kejahatan manusia (pencurian) diterapkan dengan :  Sistem sekuriti  CCTV (Close Circuit Television) dan CCTV putar  Heavy duty door contact (sensor yang dipasang pada pintu).  Signal sensor  Infrared camera  Metal detector, dll

E. Suasana

Untuk pencapaian suasana ruang dan kesan ruang dapat dicapai dengan cara pengolahan warna dan kombinasi dengan cahaya, garis dan tekstur.

6. Furnitur dan Elemen Estetika

a. Furnitur Penyusunan furnitur harus disesuaikan dengan kebutuhan guna kenyamanan pemakai. Fungsi furnitur tidak dapat dipisahkan dengan a. Furnitur Penyusunan furnitur harus disesuaikan dengan kebutuhan guna kenyamanan pemakai. Fungsi furnitur tidak dapat dipisahkan dengan

Penyusunan furnitur akan menimbulkan berbagai aspek yang berhubungan dengan jenis aktivitas, fungsi, maupun segi-segi visual. Semua ini memiliki kaitan antara aspek yang satu dengan aspek yang lain. Setelah semua faktor tersebut terperhatikan kemudian meningkat pada tahap berikutnya yaitu bagaimana menerjemahkannya dalam desain. Desain furnitur dibagi atas dua kategori :

1) Furnitur yang berbentuk case (kotak) termasuk chest, meja tulis, lemari buku dan kursi yang tidak mempunyai pelapis, tipe furnitur semacam ini di Indonesia masih dibuat dari kayu walaupun bahan- bahan lain bertambah populer.

2) Furnitur yang dilapisi, misalnya sofa, kursi-kursi yang seluruhnya atau sebagian diberi pelapis termasuk perlengkapan-perlengkapan tidur.

b. Elemen Estetis Elemen estetis merupakan unsur elemen yang mempunyai nilai sebagai pendukung suasana atau karakter ruang. Fungsinya memperindah ruang.

7. Squence/Story Line

Agar pengunjung dapat melihat benda koleksi pada ruang pamer jelas dan terarah, maka pada ruang pamer urutan peletakan/urutan benda koleksi benda pamer berdasarkan pembabakan (Kronologis Waktu) kedatangan, Penemuan benda pamer maupun diidentifikasikan mengenai wujudnya (morfologi), tipenya (tipologi), gayanya (style), fungsinya, maknanya, asalnya secara historis dan geografis, sehungga memudahkan pengunjung untuk mendapatkan informasi tentang benda koleksi yang dipamerkan dengan jelas. Pada ruang pamer selain benda koleksi dapat dipamerkan semua segi yang bersangkutan dengan benda Agar pengunjung dapat melihat benda koleksi pada ruang pamer jelas dan terarah, maka pada ruang pamer urutan peletakan/urutan benda koleksi benda pamer berdasarkan pembabakan (Kronologis Waktu) kedatangan, Penemuan benda pamer maupun diidentifikasikan mengenai wujudnya (morfologi), tipenya (tipologi), gayanya (style), fungsinya, maknanya, asalnya secara historis dan geografis, sehungga memudahkan pengunjung untuk mendapatkan informasi tentang benda koleksi yang dipamerkan dengan jelas. Pada ruang pamer selain benda koleksi dapat dipamerkan semua segi yang bersangkutan dengan benda

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI MODEL PETA (PEMBELAJARAN KOMPETENSI SPASIAL) DALAM MATA PELAJARAN GEOGRAFI BAGI GURU SMA DI KABUPATEN SUKOHARJO JAWA TENGAH

0 0 10

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN PENELITIAN DAN PENULISAN KARYA ILMIAH BAGI GURU MATEMATIKA SMASMK MUHAMMADIYAH DI KLATEN DAN SUKOHARJO Masduki dan Muhammad Noor Kholid Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta E

0 0 8

Kata Kunci: perangkat desa, teknologi komputer, Windows PENDAHULUAN - PAKOM PELATIHAN PENGOPERASIAN KOMPUTER BAGI PERANGKAT DESA DI KECAMATAN GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYAR

0 0 9

PEMITRA BAGI PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MATEMATIKA GURU DAN SISWA SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS DI BOYOLALI Sutama, Sabar Narimo, dan Suyatmini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta Email : sutamaums.ac.id Abstra

0 0 7

PAKOM DAUR ULANG SAMPAH ANORGANIK DI DESA NGADIREJO, KARTASURA, SUKOHARJO Ambarwati dan Sri Darnoto Prodi Kesehatan Masyarakat FIK UMS Jl. A. Yani Tromol Pos I, Pabelan, Surakarta E mail: ambarwatiums.ac.id ABSTRAK - PAKOM PELATIHAN PENDAURULANGAN SAMPAH

1 2 11

PERANCANGAN ANIMASI TIGA DIMENSI MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK BLENDER DI CABANG MUHAMMADIYAH KARTASURA Sukirman Pendidikan Teknik Informatika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta Email: sukirmanums.ac.id ABSTRAK - PERANC

0 0 7

PELATIHAN PELAYANAN PRIMA TENTANG PERILAKU PEMBERI LAYANAN DI KELURAHAN SIDOMULYO BARAT KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU

0 0 6

HIP HOP DANCE CENTER DI JAKARTA DENGAN PENDEKATAN MODERN INDUSTRIAL

1 2 94

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS RISIKO DALAM MASA PEMELIHARAAN PROYEK PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA SURAKARTA

0 1 20

DESAIN INTERIOR MUSEUM FILM INDONESIA DI JAKARTA

0 2 156