METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian yang berjudul ”Jaringan Islam liberal (Studi Gerakan Pemikiran Islam Liberal di Indonesia tahun 2001-2005)” , menggunakan teknik pengumpulan data melalui studi pustaka dari sumber primer, sekunder dan berbagai sumber yang relevan. Adapun perpustakaan yang digunakan sebagai tempat pencarian data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Perpustakaan Pusat Universitas Sebelas Maret Surakarta.

b. Perpustakaan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

c. Perpustakaan Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sebelas Maret Surakarta.

d. Perpustakaan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta

e. Monumen Pers Surakarta (Perpustakaan dan Arsip Media Cetak)

f. Perpustakaan St. Kolose Ignasius Yogyakarta

g. Perpustakaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (Jogja Library)

h. Perpustakaan STAIN Surakarta

i. Perpustakaan Gajah Mada j. Buku-buku koleksi penulis

2. Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan untuk penelitian ini direncanakan mulai dari disetujuinya judul skripsi yaitu pada bulan Februari 2012 sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini yaitu pada bulan Juli 2012.

commit to user

Peranan metode ilmiah sangat penting dalam sebuah penelitian karena keberhasilan tujuan yang akan dicapai tergantung dari penggunaan metode yang tepat. Kata metode berasal dari bahasa Yunani, methodos yang berarti cara atau jalan. Sehubungan dengan karya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja, yaitu cara kerja untuk memahami obyek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan (Koentjaraningrat, 1977: 16). Sedangkan menurut Helius Sjamsudin (1994: 2), ”Metode ada hubungannya dengan suatu prosedur, proses atau teknik yang sistematis dalam penyelidikan suatu disiplin ilmu tertentu untuk mendapatkan obyek (bahan-bahan) yang diteliti”.

Penelitian ini merupakan penelitian yang berusaha merekonstruksikan Pergerakan Jaringan Islam Liberal (Studi Gerakan Pemikiran Islam Liberal di Indonesia tahun 2001-2005) . Mengingat peristiwa yang menjadi pokok penelitian adalah peristiwa masa lampau, maka metode yang digunakan adalah metode sejarah. Hadari Nawawi (1998: 78-79) mengemukakan bahwa metode penelitian sejarah adalah prosedur pemecahan masalah dengan menggunakan data masa lalu atau peninggalan-peninggalan baik untuk memahami kejadian atau suatu keadaan yang berlangsung pada masa lalu dan terlepas dari keadaan masa sekarang. Metode sejarah dapat diartikan sebagai metode penelitian dan penulisan sejarah dengan menggunakan cara, prosedur atau teknik yang sistematik sesuai dengan asas-asas dan aturan ilmu sejarah (Daliman, 2012: 27)

Gilbert J. Garraghan yang dikutip Dudung Abdurrahman (2011: 103) mengemukakan bahwa metode penelitian sejarah adalah seperangkat aturan dan prinsip sistematis untuk mengumpulkan sumber-sumber sejarah secara efektif, menilai secara kritis, dan mengajukan sintesis dari hasil-hasil yang dicapai dalam bentuk tertulis. Menurut Louis Gottschalk yang dikutip Daliman (2012: 28) memaknai metode sejarah sebagai proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman, dokumen-dokumen dan peninggalan masa lampau yang otentik dan dapat dipercaya, serta membuat interpretasi dan sintesis atas fakta-fakta tersebut menjadi kisah sejarah yang dapat dipercaya.

commit to user

penelitian sejarah adalah kegiatan pemecahan masalah dengan mengumpulkan sumber-sumber sejarah yang relevan dengan permasalahan yang akan dikaji untuk memahami kejadian pada masa lalu kemudian menguji dan menganalisa secara kritis dan mengajukan sintesis dari hasil yang dicapai dalam bentuk tertulis dari sumber sejarah tersebut untuk dijadikan suatu cerita sejarah yang obyektif, menarik dan dapat dipercaya.

C. Sumber Data

Sumber data sering juga disebut data sejarah. Menurut Kuntowijoyo (1995: 94), ”data” merupakan bentuk jamak dari kata tunggal datum (bahasa latin) yang berarti pemberitaan. Menurut Dudung Abdurrahman (2011: 35) data sejarah merupakan bahan sejarah yang memerlukan pengolahan, penyeleksian, dan pengkategorisasian. Menurut Helius Sjamsuddin dan Ismaun (1996: 61) sumber sejarah ialah bahan-bahan yang dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang peristiwa yang terjadi pada masa lampau.

Helius Sjamsuddin ( 1996: 73) mengemukakan tentang pengertian sumber sejarah, yaitu: Segala sesuatu yang langsung atau tidak langsung menceritakan kepada kita

tentang sesuatu kenyataan atau kegiatan manusia pada masa lalu (past actuality ). Sumber sejarah merupakan bahan-bahan mentah (raw materials) sejarah yang mencakup segala macam evidensi (bukti) yang telah ditinggalkan oleh manusia yang menunjukkan segala aktivitas mereka di

masa lalu yang berupa kata-kata yang tertulis atau kata-kata yang diucapkan (lisan).

Sumber sejarah dapat dibedakan menjadi sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer dalam penelitian sejarah adalah sumber yang disampaikan langsung oleh saksi mata. Dikatakan sebagai sumber sekunder karena tidak disampaikan langsung oleh saksi mata dan bentuknya dapat berupa buku-buku, artikel, koran, majalah (Dudung Abdurrahman, 2011: 105). Sedangkan Louis Gottschalk (1983: 35) berpendapat bahwa sumber-sumber tulisan dan lisan dibagi atas dua jenis, yaitu data primer dan sekunder. Sumber primer adalah kesaksian dari seorang saksi dengan mata-kepala sendiri atau saksi dengan pancaindera yang lain, atau dengan alat mekanis seperti diktafon (orang

commit to user

dihasilkan oleh orang yang sezaman dengan peristiwa yang dikisahkan. Akan tetapi sumber primer tidak perlu asli dalam arti hukum dari kata asli (dokumen itu sendiri yang biasanya versi tulisan pertama), namun dalam bentuk copy atau suatu edisi cetakan selanjutnya. Sumber sekunder merupakan kesaksian dari siapapun yang bukan merupakan saksi pandang-mata (seseorang yang tidak hadir pada peristiwa yang dikisahkan).

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer tersebut diantaranya arsip yang meliputi: Artikel-artikel dalam surat kabar yang ditulis oleh tokoh-tokoh Jaringan Islam Liberal seperti Kompas edisi 18 November tahun 2002, Majalah Gatra 1 Desember 2001, 8 Desember 2001, 21 Desember 2002, Jawa Pos 11 April 2005, Tempo, Suara Merdeka, Republika. Beberapa tulisan tokoh-tokoh Islam Liberal terutama yang dimuat dalam kelompok diskusi (mailing list) JIL islamliberal@yahoogroups.com , website www.islamlib.com serta blog yang dimiliki tokoh-tokoh yang pro ataupun kontra terhadap JIL (seperti : www.Assyaukanie.com, gusulil.wordpress.com, Islam-kucinta.blogspot.com, alislamu.com, ulil.net, goenawanmohamad.com, nongmahmada.blogspot.com, pemikiranislam.net). Sumber data sekunder yang digunakan seperti penelitian- penelitian yang telah dibukukan berjudul Islam Liberal: Kritik terhadap ideologi- ideologi Pembangunan karya Leonard Binder, Gagasan Islam Liberal di Indonesia karya Greg Barton, Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942 karya Deliar Noer, 50 Tokoh Islam Liberal Indonesia: Pengusung Ide-ide Sekularisme, Pluralisme, dan Liberalisme agama karya Budi Handrianto, Islam Liberal: Sejarah, Konsepsi, Penyimpangan dan Jawabannya karya Adian Husaini dan Nuim Hidayat, Pengaruh Kristen-Orientalis terhadap Islam Liberal: Dialog Interaktif dengan Aktivis Jaringan Islam Liberal karya Adnin Armas, Menangkal Bahaya JIL dan FLA karya Hartono Ahmad Jaiz dan Agus Hasan Bashori, serta beberapa karya dan sumber-sumber lain yang relevan.

commit to user

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini ditempuh dengan studi kepustakaan. Studi pustaka penting sebagai proses bahan penelitian. Tujuannya sebagai pemahaman secara menyeluruh tentang topik permasalahan. Teknik studi pustaka adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data ataupun fakta sejarah, dengan cara membaca buku-buku literatur, majalah, dokumen atau arsip, surat kabar atau brosur yang tersimpan di dalam perpustakaan (Koentjaraningrat, 1986: 31). Teknik pengumpulan data studi pustaka adalah suatu penelitian yang berjuang untuk mengumpulkan data dan informasi dengan menggunakan bermacam- macam materi yang terdapat dalam buku, majalah, dokumen dan surat kabar (Kartini Kartono, 1990: 67).

Teknik studi pustaka dapat dilakukan dengan menggunakan sistem katalog atau sistem kartu. Hal ini sejalan dengan pendapat Louis Gottschalk (1983: 46-47), bahwa tempat penelitian yang lazim bagi seorang sejarawan adalah perpustakaan dan alat yang paling bermanfaat bagi seorang sejarawan adalah katalogus. Mengenai katalogus perpustakaan, biasanya terkandung keterangan mengenai suatu masalah yang mencantumkan nama pengarang, judul buku, subyek yang dicatat dan sumber pada halaman. Karena itu perlu mengingat beberapa kata kunci (Key words) yang terdapat di dalam subyek yang dibahasnya, sehingga dapat menemukan buku, artikel dan jurnal yang dimasukkan ke dalam katalogus di bawah salah satu di antara kata-kata kunci. Tiap subyek sejarah mengandung beberapa indikasi mengenai orang, tempat, periode dan jenis jabatan manusia yang bersangkutan.

Kegiatan pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan sebagai berikut: a. Pencarian dan pengum pulan sum ber-sum ber dat a yang dibut uhkan baik it u sum ber

prim er m aupun sum ber sekunder yang berkait an dengan m asalah Islam Liberal m ulai dari aw al m unculnya hingga lahirnya JIL. Penelit i berusaha m engum pulkan sum ber- sum ber sejarah yang berhubungan dengan m asalah yang dit elit i yait u m engadakan st udi referensi yang ada di Perpust akaan Pusat Universit as Sebelas

commit to user

Sebelas M aret Surakart a, Perpust akaan Program St udi Pendidikan Sejarah Universit as Sebelas M aret Surakart a, Perpust akaan Fakult as Sast ra dan Seni Rupa Universit as Sebelas M aret Surakart a, Perpust akaan M onum en Pers Surakart a, Perpust akaan STAIN Surakart a, Perpust akaan Gajah M ada, Jogja Library, St . Kolose Ignasius Yogyakart a. b. M em baca dan m encat at dat a baik sum ber prim er m aupun sum ber sekunder yang relevan dengan m at eri pem bahasan Jaringan Islam Liberal m ulai dari Pergerakan Jaringan Islam Liberal dari sebelum hingga bat asan t ahun yang dit elit i secara m enyeluruh m enggunakan sist em resum e dan sist em kat alog. Dengan m eringkas dan m encat at beberapa sum ber berbeda yang t elah t erkum pul nam un dalam pem bahasan m at eri yang sam a kem udian merangkainya kem bali dalam bent uk kalim at baru yang relevan dengan pokok pem bahasan t anpa m engubah m aksud dari sum ber yang dit em ukan. c. Penggalian sepert i pada t ahap sebelum nya dilakukan secara berulang-ulang pada pem bahasa-pem bahasan yang berbeda baik t erhadap bahan-bahan pust aka sepert i buku, m ajalah, art ikel, jurnal yang dilakukan di perpustakaan yang dianggap pent ing dan relevan dengan m asalah yang dit elit i.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis historis. Menurut Kuntowijoyo yang dikutip oleh Dudung Abdurrahman (2011: 114), interpretasi atau penafsiran sejarah seringkali disebut juga dengan analisis sejarah. Analisis sendiri berarti menguraikan, dan secara terminologis berbeda dengan sintesis yang berarti menyatukan. Analisis dan sintesis, dipandang sebagai metode-metode utama dalam interpretasi. Menurut Helius Sjamsuddin (1996: 89) teknik analisis data historis adalah analisis data sejarah yang menggunakan kritik sumber sebagai metode untuk menilai sumber-sumber yang digunakan dalam penulisan sejarah.

Menurut Berkhofer yang dikutip oleh Dudung Abdurrahman (2011: 114), analisis sejarah bertujuan melakukan sintesis atas sejumlah fakta yang diperoleh dari sumber-sumber sejarah dan bersama-sama dengan teori-teori disusunlah fakta

commit to user

(1992: 2) analisis sejarah ialah menyediakan suatu kerangka pemikiran atau kerangka referensi yang mencakup berbagai konsep dan teori yang akan dipakai dalam membuat analisis itu. Data yang telah diperoleh diinterpretasikan, dianalisis isinya dan analisis data harus berpijak pada kerangka teori yang dipakai sehingga menghasilkan fakta-fakta yang relevan dengan penelitian.

Analisis data merupakan langkah yang penting, dimulai dari melakukan kegiatan pengumpulan data kemudian melakukan kritik ekstern dan intern untuk mencari otensitas dan kredibilitas sumber yang didapatkan. Dari langkah ini dapat diketahui sumber yang benar-benar dibutuhkan dan relevan dengan materi penelitian. Selain itu, membandingkan data dari sumber sejarah tersebut dengan bantuan seperangkat kerangka teori dan metode penelitian sejarah, kemudian menjadi fakta sejarah. Agar memiliki makna yang jelas dan dapat dipahami, fakta tersebut ditafsirkan dengan cara merangkaikan fakta menjadi karya yang menyeluruh dan masuk akal.

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah tata urutan yang harus dilaksanakan dalam proses penelitian agar peneliti mendapat hasil yang optimal. langkah-langkah penelitian dari awal yaitu persiapan membuat proposal sampai pada penulisan hasil penelitian. Setiap penelitian mempunyai prosedur penelitian yang berbeda- beda. Hal tersebut disesuaikan dengan disiplin ilmu san tujuan yang akan dicapai oleh peneliti. Karena penelitian ini menggunakan metode historis, maka ada empat tahap yang harus dipenuhi dalam melakukan penelitian. Empat langkah tersebut terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Prosedur penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

commit to user

Jejak / Peristiwa Fakta Sejarah Sejarah

Cerita Sejarah

Gambar 2. Bagan Langkah-Langkah/Prosedur Penelitian Sejarah Keterangan :

1. Heuristik

Heuristik berasal dari kata Yunani heurishein yang artinya memperoleh. Dalam pengertian lain, menurut G.J. Reiner yang dikutip oleh Dudung Abdurahman (2011: 104) heuristik adalah suatu teknik, suatu seni dan bukan suatu ilmu. Oleh karena itu heuristic tidak mempunyai aturan-aturan umum. Heuristic sering kali merupakan suatu keterampilan dalam menemukan, menangani dan memperinci bibiliografi, atau mengklasifikasi dan merawat catatan-catatan.

Pada tahap ini diusahakan mencari dan menemukan sumber-sumber tertulis berupa buku-buku yang relevan dan surat kabar. Sumber tertulis primer berupa arsip yang meliputi: Artikel-artikel dalam surat kabar yang ditulis oleh para tokoh Jaringan Islam Liberal seperti Kompas edisi 18 November tahun 2002, Majalah Gatra 1 Desember 2001, 8 Desember 2001, 21 Desember 2002, Jawa Pos

11 April 2005, Tempo, Suara Merdeka, Republika. Beberapa tulisan tokoh-tokoh Islam Liberal terutama yang dimuat dalam kelompok diskusi (mailing list) JIL islamliberal@yahoogroups.com , website www.islamlib.com serta blog yang dimiliki tokoh-tokoh yang pro ataupun kontra terhadap JIL (seperti : gusulil.wordpress.com, Islam-kucinta.blogspot.com, alislamu.com, ulil.net, goenawanmohamad.com, nongmahmada.blogspot.com, pemikiranislam.net). Sumber data sekunder yang digunakan seperti penelitian-penelitian yang telah

commit to user

Pembangunan karya Leonard Binder, Gagasan Islam Liberal di Indonesia karya Greg Barton, Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942 karya Deliar Noer,

50 Tokoh Islam Liberal Indonesia: Pengusung Ide-ide Sekularisme, Pluralisme, dan Liberalisme agama karya Budi Handrianto, Islam Liberal: Sejarah, Konsepsi, Penyimpangan dan Jawabannya karya Adian Husaini dan Nuim Hidayat, Pengaruh Kristen-Orientalis terhadap Islam Liberal: Dialog Interaktif dengan Aktivis Jaringan Islam Liberal karya Adnin Armas, Menangkal Bahaya JIL dan FLA karya Hartono Ahmad Jaiz dan Agus Hasan Bashori, serta beberapa karya dan sumber-sumber lain yang relevan.

Pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka dengan mengunjungi beberapa perpustakaan diantaranya Perpustakaan Pusat Universitas Sebelas Maret Surakarta, Perpustakaan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Perpustakaan Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sebelas Maret Surakarta, Perpustakaan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta, Perpustakaan Monumen Pers Surakarta, Perpustakaan Universitas Indonesia, Perpustakaan STAIN Surakarta, Perpustakaan Gajah Mada, Jogja Library, St. Kolose Ignasius Yogyakarta.

2. Kritik

Tugas penyelidik dalam penelitian historis ini adalah mengadakan rekonstruksi mengenai masa lampau. Tetapi di dalam mengadakan rekonstruksi itu, tidak semua peristiwa yang sudah silam dapat diulangi terjadinya, sehingga penyelidik harus banyak mendasarkan diri pada fakta-fakta sejarah dan membangun pemecaham masalah atas fakta itu. Fakta yang diterima dari berbagai sumber, banyak bergantung pada orang-orang yang terdahulu hidup dan menjadi pelaku atau pembuat sejarah yang diselidikinya. Karena itu, penyelidik harus mempunyai cara-cara untuk meneliti apakah fakta itu benar-benar asli dan dapat dipercaya ataukah tidak. Cara-cara meneliti data itulah yang dimaksud dengan kritik historis.

commit to user

itu sejati atau otentik dan dapat dipercaya atau tidak. Pada tahap ini kritik sumber dilakukan dengan dua cara yaitu kritik ekstern dan kritik intern. Menurut Dudung Abdurahman (2011: 108), kritik ekstern yaitu menguji suatu keabsahan tentang keaslian sumber (otentisitas) sedangkan kritik intern menguji keabsahan tentang kesahihan sumber (kredibilitas).

Kritik ekstern adalah kritik terhadap autentisitas sumber, apakah sumber yang dikehendaki asli atau tidak, utuh atau turunan (salinan). Kritik ekstern dilakukan terhadap sumber yang diperoleh berdasarkan bentuk fisik atau luarnya berupa bahan (kertas atau tinta) yang digunakan dan segi penampilan yang lain. Kritik ekstern dalam penelitian ini dilakukan dengan cara melihat kapan sumber itu dibuat, di mana sumber itu dibuat, siapa pengarangnya dan bagaimana latar belakang pendidikan pengarang. Sebagai contoh kritik ekstern terhadap buku “Islam Liberal : Sejarah Konsepsi, Penyimpangan dan Jawabannya” karya Adian Husaini dan Nuim Hidayat, buku yang merupakan penelitian menyeluruh mengenai Islam Liberal khususnya JIL dengan pengarang yang sejak awal fokus pada penelitian hubungan Islam dengan Barat. Karya ini juga diterbitkan tahun 2002 setelah muncul JIL dan berbagai kontroversinya.

Kritik intern dilakukan dengan membandingkan antara isi sumber yang satu dengan isi sumber yang lain sehingga data yang diperoleh dapat dipercaya dan dapat memberikan sumber yang dibutuhkan. Hal tersebut dilaksanakan agar dapat mengetahui bagaimana isi sumber sejarah dan relevansinya dengan masalah yang dikaji. Kritik intern sumber data tertulis dalam penelitian ini dilakukan dengan mengidentifikasi gaya, tata bahasa, dan ide yang digunakan penulis, sumber data, dan permasalahannya kemudian dibandingkan dengan sumber data lainnya. Kritik ini bertujuan untuk menguji apakah isi, fakta dan cerita dari suatu sumber sejarah dapat dipercaya dan dapat memberikan informasi yang diperlukan. Misalnya dengan membaca Artikel kontroversial Ulil Abshar Abdalla berjudul ”Menyegarkan kembali Pemahaman Islam”, Wajah Islam liberal di Indonesia karya ulil Abshar Abdalla, buku-buku karangan Nurcholis Madjid, Abdurrahman Wahid, serta catatan harian Ahmad Wahib. Semua itu adalah tokoh-tokoh liberal

commit to user

kritik intern dapat dilakukan untuk melihat seberapa relevan tulisan-tulisan tokoh tersebut mendukung karya peneliti.

3. Interpretasi

Menurut Nugroho Notosusanto (1978 : 40), interpretasi adalah suatu usaha menafsirkan dan menetapkan makna serta hubungan dari fakta-fakta yang ada, kemudian dilakukan perbandingan antara fakta yang satu dengan fakta yang lain, sehingga terbentuk rangkaian yang selaras dan logis. Menurut Berkhofer yang dikutip oleh Dudung Abdurrahman (2011 : 114) bertujuan untuk melakukan sintesis atas sejumlah fakta yang diperoleh dari sumber-sumber sejarah dan bersama-sama dengan teori-teori disusunlah fakta itu ke dalam suatu interpretasi yang menyeluruh, sehingga dapat dikatakan sebagai suatu bentuk analisa.

Kegiatan menyeleksi dan menafsirkan tulisan buku dalam penelitian ini dilakukan dengan penentuan periodisasi, merangkaikan data secara berkesinambungan, misalnya dengan merangkaikan periode sejarah dan menghubungkan sumber data sejarah yang ada pada tulisan Greg Barton dengan tulisan Leonard Binder maupun artikel-artikel tulisan Ulil Abshar Abdalla, sehingga menjadi kesatuan yang harmonis dan masuk akal melalui interpretasi. Dalam kegiatan interpretasi ini penelitian yang dilakukan berusaha bersikap obyektif yang disebabkan keanekaragaman data yang diperoleh.

Fakta-fakta yang didapat kemudian ditafsirkan, diberi makna dan ditemukan arti yang sebenarnya, sehingga dapat dipahami makna sesuai dengan pemikiran yang relevan, logis dan berdasarkan obyek penelitian yang dikaji. Dari kegiatan kritik sumber dan interpretasi tersebut dihasilkan fakta sejarah.

4. Historiografi

Historiografi adalah kegiatan menyusun fakta sejarah menjadi suatu kisah. Peristiwa sejarah yang dikisahkan melalui historiografi akan sangat dipengaruhi oleh subyektifitas penulis dalam merekonstruksinya. Menurut Helius Sjamsuddin (1992: 153), historiografi merupakan kegiatan menyampaikan hasil sintesa fakta-fakta yang diperoleh dalam bentuk kisah sejarah. Dalam historiografi

commit to user

kutipan-kutipan dan catatan-catatan tetapi penulis juga dituntut untuk menggunakan pikiran kritis dan analisis. Interpretasi yang dilakukan terhadap fakta sejarah dapat menghasilkan suatu cerita atau kisah sejarah dan serangkaian kisah tersebut disajikan dalam suatu penulisan atau historiografi.

Historiografi merupakan langkah terakhir dari metode sejarah untuk menyampaikan susunan fakta sejarah menjadi cerita sejarah menggunakan bahasa ilmiah, logis sehingga dapat diterima secara ilmiah. Historiografi dalam penelitian diwujudkan dalam bentuk karya ilmiah berupa skripsi yang berjudul “Jaringan

Islam Liberal (Studi Gerakan Pemikiran Islam Liberal di Indonesia tahun

2001-2005)”.

commit to user