Konsep Gunung sebagai Sumber Mata Air

Konsep Gunung sebagai Sumber Mata Air

Gunung Siklop yang dalam bahasa Senta-­‐ ni sering disebut dengan Robong Holo atau Dobon Soro merupakan gunung yang dianggap sakral oleh orang Sentani dan sekitarnya. Gunung ini dijadikan ru-­‐ jukan sebagai tempat sumber mata air. Di sekitar gunung Siklop banyak ditum-­‐ buhi pohon yang mampu menyimpan air hujan dan keluar sebagai mata air pada musim kemarau. Air ini mengalir ke hilir dan memberikan kehidupan bagi warga sekitar gunung

Masyarakat menganggap Gunung Siklop sebagai representasi seorang ibu yang berbaring dengan air susu yang mengalir dari dadanya dan memberikan berkah kepada masyarakat sekitar. Di gunung inilah letak sumber mata air yang mereka butuhkan. Pendakian ke Gunung Siklop pun dilakukan untuk mendapat air. Dibutuhkan perjuangan

ATAVISME, Vol. 17, No. 1, Edisi Juni 2014:55—69

yang keras dan izin dari sang penguasa kelestariannya dan tidak membuat ke-­‐ gunung untuk mendapatkan air yang

rusakan, seperti yang terlihat akhir-­‐akhir mereka butuhkan. Akan tetapi, mereka

ini.

tetap melakukan pendakian tersebut ka-­‐ rena mereka yakin di puncak Gunung Sikloplah sumber mata air itu berada.

DAFTAR PUSTAKA

SIMPULAN

Barker, Chris. 2009. Cultural Studies, Teo-­‐ Dari hasil analisis sastra lisan suku Moy

ri dan Praktik. Yogyakarta: Kreasi dapat diketahui kearifan lokal yang di-­‐

Wacana.

miliki oleh Suku Moy, antara lain mereka Cullinan, B. E. 1989. Literature and The telah mengenal teknologi pembuatan ke-­‐

Child. San Diego: Harcourt Brace ramik dari tanah liat. Tempayan yang da-­‐

Javanovich.

lam Bahasa Moy dikenal dengan istilah Djamaris, Edwar. 1993. Nilai Budaya Sas-­‐ sree ini digunakan sebagai tempat pe-­‐

tra Nusantara: Nilai Budaya dalam nyimpan hasil pertanian. Lingkungan

Kaba Meget Manadin. Jakarta: Pusat mempunyai andil yang besar dalam si-­‐

Pembinaan dan Pengembangan Ba-­‐ kap, pandangan, dan perilaku seseorang

hasa.

atau masyarakat. Suku Moy yang dike-­‐ Fachruddin, A.E. 1981. Sastra Lisan Bu-­‐ lilingi oleh laut dan hutan akhirnya ter-­‐

gis. Jakarta: Pusat Pembinaan dan biasa memanfaatkan hasil alam seperti

Pengembangan Bahasa, Departe-­‐ kulit bia sebagai alat pemanggil, memba-­‐

men Pendidikan dan Kebudayaan. ngun harmoni dengan alam, manusia,

Gunawan, Restu. 2008. “Kearifan Lokal dan Tuhan, mengenali makhluk penung-­‐

dalam Tradisi Lisan dan Karya Sas-­‐ gu hutan dan cara mengatasinya. Ke-­‐

tra”. Makalah Kongres Bahasa 28— anekaragaman hayati yang ada di dalam

31 Oktober 2008, Jakarta. hutan perlu untuk dilestarikan dan di-­‐

Koentjaraningrat. 1984. Kebudayaan, kenalkan kepada generasi selanjutnya.

Mentalitet, dan Pembangunan. Ja-­‐ Oleh karena itu, mereka telah mengenal

karta: Gramedia. konsep pemberian nama kepada jenis bi-­‐

-­‐-­‐-­‐-­‐-­‐-­‐-­‐-­‐. 1990. Pengantar Ilmu Antropo-­‐ natang dan tanaman tertentu agar spe-­‐

logi. Jakarta: Rineka Cipta. sies tanaman atau binatang tertentu da-­‐

Pudentia. 1998. Metodologi Kajian Tradi-­‐ pat diketahui oleh generasi selanjutnya.

si Lisan. Jakarta: Yayasan Obor Indo-­‐ Dalam hal norma sosial mereka menge-­‐

nesia dan Yayasan Asosiasi Tradisi nal larangan berbuat zina beserta konse-­‐

Lisan.

kuensi yang harus diterima jika larangan Robson, S.O. 1978. Filologi dan Sastra-­‐ ini dilanggar. Dari kajian budaya mereka

Sastra Klasik Indonesia. Jakarta: Pro-­‐ mengenal ilmu salju tutup yang diperca-­‐

yek Pengembangan Bahasa Daerah. ya mampu mengaburkan pandangan

Sriyono, et al. 2006. “Pencitraan Manusia musuh ketika seseorang dalam pengejar-­‐

dan Kearifan Lokal dalam 30 Cerita an. Strategi dan ilmu perang merupakan

Rakyat Papua”. Laporan Penelitian. kearifan lain yang berhubungan dengan

Departemen Pendidikan Nasional. masalah pertahanan dan keamanan. Ke-­‐

Balai Bahasa Jayapura. harmonisan yang dibangun dengan alam

Sriyono, et al. 2012. “Struktur Sastra Li-­‐ membuat mereka memahami konsep

san Moy”. Laporan Penelitian. Ke-­‐ konservasi alam, yaitu gunung sebagai

menterian Pendidikan dan Kebuda-­‐ sumber mata air. Mereka harus menjaga

yaan. Balai Bahasa Provinsi Papua harmoni tersebut dengan menjaga

dan Provinsi Papua Barat.

Kearifan Lokal dalam Sastra Lisan ... (Sriyono)

Suyitno. 1986. Sastra Tata Nilai dan Ek-­‐ Yektiningtyas-­‐Modouw, Wigati. 2008. segesis. Yogyakarta: PT. Hanindita.

Helaehili dan Ehabla: Fungsinya dan Undang-­‐Undang Republik Indonesia No-­‐

Peran Perempuan dalam Masyara-­‐ mor 21 Tahun 2001 tentang Otono-­‐

kat Sentani Papua. Yogyakarta: Adi-­‐ mi Khusus Bagi Provinsi Papua.

cita Karya Nusa. 2006. Jayapura: Biro Hukum Sekre-­‐ tariat Daerah Provinsi Papua.