batang, tidak membentuk spora, dan mampu memfermentasikan kaldu laktosa pada temperatur 37
o
C atau lebih, dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam Suriawiria, 2005.
Bakteri Coliform berasal dari tinja. Oleh karena itu, kehadiran bakteri ini di dalam berbagai tempat, mulai dari air minum, bahan makanan ataupun bahan-
bahan lainnya untuk keperluan manusia, tidak diharapkan dan bahkan sangat dihindari Suriawiria, 2005.
2.2.3 Pengaruh pencemaran air
Pencemaran air dapat menyebabkan pengaruh berbahaya bagi organisme, populasi, komunitas dan ekosistem. Tingkatan pengaruh pencemaran air terhadap
manusia dikelompokkan sebagai berikut : Kelas 1 : gangguan estetika bau, rasa, pemandangan
Kelas 2 : gangguan atau kerusakan terhadap harta benda Kelas 3 : gangguan terhadap kehidupan hewan dan tumbuhan
Kelas 4 : gangguan terhadap kesehatan manusia Kelas 5 : gangguan pada sistem reproduksi dan genetik manusia
Kelas 6 : kerusakan ekosistem utama Soegianto, 2005.
2.2.4 Penggolongan air
Untuk mengendalikan pencemaran air, klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi empat kelas, yaitu :
a. Kelas satu, yaitu air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air
minum dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
b. Kelas dua, yaitu air yang diperuntukannya dapat digunakan untuk
prasaranasarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan
mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. c.
Kelas tiga, yaitu air yang diperuntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan
atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
d. Kelas empat, yaitu air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi
pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut Manik, 2009.
2.2.5 Kualitas Air untuk kehidupan
Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan organik dan anorganik, seperti lumpur dan buangan dari permukiman tertentu yang
menyebabkan air sungai menjadi keruh Suriawiria, 2005. Dari segi estetika, kekeruhan air dihubungkan dengan kemungkinan
hadirnya pencemaran melalui buangan. Warna air berubah bergantung kepada warna buangan yang memasuki badan air. Air yang mengandung kekeruhan tinggi
akan mengalami kesulitan kalau diproses untuk sumber air bersih Suriawiria, 2005.
Kualitas air secara biologis, khususnya secara mikrobiologis, ditentukan oleh banyak parameter, yaitu parameter mikroba pencemar, patogen, dan
penghasil toksin. Misalnya kehadiran mikroba, khususnya bakteri pencemar tinja Coli di dalam air, sangat tidak diharapkan apalagi kalau air tersebut untuk
kepentingan kehidupan manusiarumah-tangga Suriawiria, 2005. Dari uraian tersebut di atas tampak jelas bahwa memenuhi syarat atau
tidaknya badan air untuk keperluan kehidupan, tidak saja kehidupan manusia dan hewan lainnya tetapi juga kehidupan tanaman, ditentukan oleh ketentuan dan
persyaratan secara fisik, kimia, dan biologis. Dari permasalahan inilah kemudian dilakukan pengolahan atau treatment terhadap air alami yang berasal dari danau,
sungai, ataupun sumber lain sebelum air tersebut digunakan untuk kepentingan manusia Suriawiria, 2005.
2.3 Koliform