a Daerah bersih dan jernih, yaitu daerah aliran yang tidak dikenai oleh
pengaruh buangan, antara lain ikan akan hidup secara normal dan baik. b
Daerah keruh dan gelap berwarna yang diakibatkan oleh adanya penambahan buangan, sehingga di dalamnya akan dihuni oleh jenis ikan
tertentu secara terbatas yang tolerans serta sebagian besar oleh bakteri dan serangga air.
c Daerah septik, kotor, berbau, yang di dalamnya hanya dihuni oleh
serangga air, bakteri, plankton, dan sebagainya. d
Daerah perbaikan, yaitu akibat kehadiran pencemar domestik yang terdiri dari senyawa organik di dalamnya akan terjadi proses perombakan oleh
kelakuan bakteri pengguna organik, sehingga nilai kekeruhan, bau dan septik akan menurun.
e Daerah bersih dan jernih kembali, sama seperti pada a Suriawiria,
2005. Jarak atau waktu terhadap keadaan air yang telah tercemar tersebut dapat
kembali ke sifat asal, bergantung kepada : a
Bentuk, sifat, dan jumlah pencemar yang masuk; b
Bentuk, sifat, dan lingkungan aliran yang menerima pencemar; c
Bentuk, sifat, dan kandungan jasad yang terkandung di dalam badan air Suriawiria, 2005.
2.2.1 Proses Pencemaran Air
Air sebagaimana diketahui penuh dengan kehidupan, ia mengandung banyak bahan organik yang berasal dari penghuninya, atau berasal dari tempat-
tempat lain karena terbawa arus. Bahan-bahan organik yang mengandung karbohidrat, protein dan lemak serta senyawa-senyawa lainnya merupakan nutrien
atau bahan pangan bagi organisme-organisme air. Di satu sisi, kehadiran bahan- bahan organik yang merupakan nutrien itu menguntungkan bagi pertumbuhan
organisme-organisme air. Akan tetapi di sisi lain, karena dalam pemanfaatan bahan-bahan tersebut terjadi proses atau reaksi-reaksi kimiawi tertentu sehingga
menghabiskan salah satu bahan esensial, atau menghasilkan senyawa-senyawa baru tertentu yang mengganggu, maka kehadiran nutrien itu dapat menimbulkan
pencemaran lingkungan air Waluyo, 2011.
2.2.2 Tinja Penyebar Penyakit
Setiap hari, secara normal, manusia menghasilkan antara 100-150 gram berat kering feses atau tinja najis. Ternyata dari sekian jumlah tersebut akan
didapatkan antara 2,5 x 100.000.000.000 sampai 3,6 x 100.000.000.000 sel bakteri yang termasuk bakteri Coliform. Bakteri ini merupakan penghuni tubuh manusia
bagian dalam dan hewan berdarah panas lainnya yang cukup unik. Artinya, walaupun kehadirannya di dalam usus atau lambung manusia itu normal, tetapi
dalam batas-batas keadaan dan lingkungan tertentu ternyata dapat mendatangkan penyakit atau minimal gangguan terhadap pemiliknya Suriawiria, 2005.
Pada tahun 1885, Escherich telah dapat memisahkan sejenis bakteri dari kotoran bayi. Bakteri ini memiliki sifat-sifat dasar: gram negatif, berbentuk
batang, tidak membentuk spora, dan mampu memfermentasikan kaldu laktosa pada temperatur 37
o
C atau lebih, dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam Suriawiria, 2005.
Bakteri Coliform berasal dari tinja. Oleh karena itu, kehadiran bakteri ini di dalam berbagai tempat, mulai dari air minum, bahan makanan ataupun bahan-
bahan lainnya untuk keperluan manusia, tidak diharapkan dan bahkan sangat dihindari Suriawiria, 2005.
2.2.3 Pengaruh pencemaran air