1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan Pariwisata di Indonesia saat ini sudah meningkat sangat pesat. Dimana kegiatan parawisata mencakup berkenaan dengan tujuan wisata,
situs wisata, serta sarana penunjang lainnya seperti hotel, villa, resort,dan motel. Dan yang paling utama adalah dalam kuliner, hal ini membuat para wisatawan
berdatangan ke Indonesia.
Tabel 1.1 DATA KUNJUNGAN WISATAWAN YANG DATANG KE
INDONESIA TAHUN 2013-2016
Bulan Tourist Arrivals
2013 Tourist Arrivals
2014 Tourist Arrivals
2015 Tourist Arrivals
2016
Januari 614,328
753,079 723,039
814,303 Februari
678,415 702,666
786,653 888,309
Maret 725,316
765,607 789,596
915,019 April
646,117 726,332
749,882 901,095
Mei 700,708
752,363 793,499
915,206 Juni
789,594 851,475
815,148 857,651
Juli 717,784
777,210 814,233
1,032,741 Augustus
771,009 826,821
850,542 1,031,986
September 770,878
791,296 869,179
Oktober 719,900
808,767 825,818
November 807,422
764,461 777,976
Desember 766,966
915,334 913,828
Total 8,802,129
9,435,411 9,729,350
Sumber: www.indonesia-investments.com,
Tahun 2016
Sehingga terlihat dari tabel 1.1 mengenai data kunjungan wisatawan yang datang ke Indonesia, bahwa terjadi peningkatan yang cukup pesat pada setiap
tahun di lihat dari total kunjungan setiap tahun selalu mengalami kenaikan yang cukup tinggi seperti pada tahun 2013 sampai 2014 mengalami kenaikan sebesar
633.282 orang dan untuk tahun 2014 sampai 2015 mengalami kenaikan sebesar 293.939 orang.
Salah satu kota yang menjadi daerah tujuan wisata di Jawa Barat adalah kota Bandung sehingga pada saat ini telah dijuluki sebagai salah satu kota
surganya para pecinta fashion dan kuliner di Indonesia. Pengunjung yang datang baik wisatawan dalam negeri hingga wisatawan asing pada setiap akhir pekan atau
libur panjang long weekend memadati jalanan kota Bandung yang sekedar hanya untuk refreshing sejenak.
Tabel 1.2
DATA KUNJUNGAN WISATAWAN YANG DATANG KE KOTA BANDUNG TAHUN 2013 – 2015
No KETERANGAN
2013 2014
2015 SATUAN
I 1.
Jumlah pengunjung melalui gerbang Tol
2. Jumlah Pengunjung melalui
bandara, stasiun, terminal Jumlah
76.765.364 7.073.615
83.838.979 79.164.051
7.038.837 86.202.888
73.592.442 7.603.193
81.195.635 Orang
Orang Orang
II Wisatawan yang melalui pintu
gerbang kedatangan a. Wisman
b. Wisnus Jumlah
176.432 5.388.292
5.564.724 180.143
5.627.421 5.807.564
183.932 5.877.162
6.061.094 Orang
Orang Orang
III Wisatawan Menginap
a. Wisman b. Wisnus
Jumlah Tamu Menginap 170.982
3.726.447 3.897.429
176.487 4.242.294
4.418.781 130.039
3.874.453 4.004.492
Orang Orang
Orang Jumlah Tamu Tidak Menginap
1.667.295 1.388.783
2.056.602 Orang
Sumber : Kepala Dinas Kebudayan dan Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016
Tabel 1.2 di atas menunjukan seberapa banyak wisatawan mancanegara ataupun wistawan nusantara yang berdatangan ke kota Bandung dapat dilihat dari
wisatawan yang melalui gerbang Tol, bandara, stasiun, ataupun terminal. Tabel di atas pun dapat menunjukan seberapa banyak wisatawan yang menginap ataupun
yang tidak menginap pada tahun 2013-2015. Wisata kuliner merupakan salah satu daya tarik tersendiri yang menyebabkan orang-orang memaksakan diri untuk
dapat berkunjung ke kota Bandung yang merupakan salah satu kota yang menjadi daerah tujuan wisata di Jawa Barat sehingga pada saat ini telah dijuluki sebagai
salah satu kota surganya para pecinta kuliner di Indonesia. Banyak wisatawan yang berkunjung membuat peluang bagi para pengusaha usaha untuk menciptakan
berbagai pilihan makanan untuk sekedar dijadikan oleh-oleh khas dari kota Bandung salah satunya adalah brownies kukus.
Tabel 1.3 DATA JUMLAH PEMBELIAN PRODUK BROWNIES DI KOTA
BANDUNG DALAM SATU HARI
No Nama Perusahaan
Frekuensi 1.
Brownies Amanda 300 orang
2. Brownies Prima Rasa
220 orang 3.
Brownies Vannisa 65 orang
4. Brownies Bandung
50 orang 5.
Brownies Nazwa 50 orang
Total 685 orang
Sumber : Muhammad Rizal Jayawangsa, Tahun 2016
Berdasarkan tabel 1.3 di Bandung terdapat beberapa perusahaan yang
memproduksi brownies diantaranya Brownies Amanda, Prima Rasa, Brownies Vannisa, Brownies Bandung, dan Brownies Nazwa. Dalam tabel di atas pun dapat
dilihat jumlah orang yang membeli produk brownies di setiap perusahaan dalam satu hari.
Dalam menjalankan
usahanya banyak
perusahaan yang
tidak mengandalkan media massa dalam memasarkan produknya tetapi melalui
konsumen, dimana konsumen melakukan pembelian dan merasakan produknya. Word of mouth WOM menjadi bagian penting dalam studi pemasaran mengingat
bahwa komunikasi dalam WOM mampu mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Di sisi lain, kekuatan WOM juga bertambah mengingat bahwa
manusia adalah makhluk sosial yang senang berinteraksi dan berbagi dengan sesamanya, termasuk masalah preferensi pembelian. WOM mampu menyebar
begitu cepat bila individu yang menyebarkannya juga memiliki jaringan yang luas. Konsumen menjadi bagian yang memiliki potensi luar biasa dalam
pemberitaan sebuah produk. Pemberitaan itu dapat berupa hal negatif maupun positif mengenai suatu produk dan dalam hal inilah terjadi word of mouth
communication. Pada saat ini orang cenderung lebih percaya pada pemasaran WOM dibanding metode promosi apapun yang sifatnya lebih formal. Orang yang
menerima rekomendasi berdasarkan informasi dari orang lain cenderung lebih yakin bahwa pemberi rekomendasi berbicara jujur dan tidak ditunggangi motif
tersembunyi. Sumardy 2011:25.
Ketatnya persaingan didalam dunia usaha menuntut setiap perusahaan untuk menciptakan produk yang baik dan berkualitas, guna memenangkan
persaingan dan mempertahankan eksistensi dengan para kompetitor juga meningkatkan jumlah penjualan yang berujung pada kenaikan profit bagi
perusahaan. Setiap perusahaan mempunyai standar kualitasnya masing-masing serta terus berinovasi untuk meningkatkan kualitas produknya . Oleh karena itu
menjaga kualitas produk merupakan salah satu kebijakan penting bagi perusahaan untuk dapat meningkatkan daya saing produk yang dapat memberikan kepuasan
terhadap konsumen, perusahaan harus dapat memahami apa yang konsumen butuhkan dengan mengimplementasikan pada kualitas produk mereka dikarenakan
kualitas produk yang baik akan memberikan nilai tambah untuk memutuskan
pembelian dibenak konsumen, dikutip dari jurnal Repi 2013.
CV VANNISA merupakan salah satu perusahaan industri dibidang makanan yang berada dikota Bandung. Berawal dari brownies kukus yang
menjadi produk andalan, VANNISA kemudian mengembangkan produk makanan lain seperti Brownies bakar, pisang bolen, cheese stick, dan onion stick. Varian
rasa produk yang dijual awalnya hanya ada brownies jenis original dan sekarang VANNISA telah memiliki berbagai macam jenis brownies kukus dan brownies
bakar.
Tabel 1.4 Daftar Harga Produk Vannisa Brownies
Varian Rasa Harga
Coklat Rp31,000
Keju-Coklat Rp33,000
Keju-Keju Rp33,000
Blueberry Rp33,000
Strawberry Rp33,000
Zebra Rp33,000
Pisang-Keju-Pandan Rp33,000
Sari Kaya-Pandan Rp33,000
Coklat Pandan Rp33,000
Keju Pandan Rp33,000
Tiramisu Rp33,000
Coklat Rp31,000
Keju-Coklat Rp33,000
Keterangan : Brownies Bakar
Sumber: Vannisa Brownies cabang jl.Soekarno Hatta Bandung Tahun 2016
. CV.Vannisa berdiri pada tahun 2004, Vannisa tidak banyak melakukan
kegiatan promosi yang cukup menarik untuk menaikkan tingkat penjualannya. Dilihat dari website yang sudah tidak bisa diakses dan pernyataan dari pemilik
Vannisa yang masih belum menemukan media promosi yang efektif untuk
produknya. Vannisa menganggap brosur kurang efektif untuk produknya. Iklan media cetak seperti koran dan majalah pernah dilakukan, hanya bertahan beberapa
bulan saja, karena dianggap masih kurang efektif, dan besarnya biaya tidak sebanding dengan pendapatan. Promosi dari mulut ke mulut masih dianggap
sebagai promosi yang paling efektif untuk Vannisa Brownies. Menurut Kotler Armstrong 2014 : 163
Word of mouth memiliki pengaruh yang kuat terhadap consumer buying behavior, Pada saat ini komentar pribadi serta rekomendasi dari
teman dekat, rekan, dan konsumen lainnya cenderung lebih dipercayai para konsumen dari pada penjual yang berusaha untuk memberikan komunikasi produk
yang positif. Namun pada awal tahun 2015 Vannisa mencoba untuk meningkatkan
penjualannya dengan cara melakukan promosi yang menarik yaitu dengan melakukan pembelian minimal Rp100.0003pcs, konsumen akan mendapatkan
payung atau gelas gratis yang di berikan oleh Vannisa promosi tersebut disebarkan luaskan dengan cara promosi penjualan dari mulut ke mulut ataupun
pada saat konsumen datang ke toko untuk membeli brownies. Tidak hanya itu Vannisa pun mencoba untuk menambah varian rasa brownies nya. Vannisa pun
beranggapan kualitas produk menjadi hal yang utama yang perlu diperhatikan dikarenakan kualitas produk menentukan banyaknya konsumen yang akan selalu
membeli brownies Vannisa. Ketika kualitas produk sesuai dengan apa yang diinginkan oleh konsumen, oleh karena itulah Vannisa selalu konsisten dalam
menciptakan kualitas produk nya. Menurut Potter dan Hothckiss 1995:90-112 dalam jurnal Margaretha dan Edwin 2012 kualitas suatu produk makanan
sangatlah penting bagi setiap pendiri penjual makanan, karena food quality adalah karakteristik kualitas dari makanan yang dapat diterima oleh konsumen. Berikut
data penjualan Vannisa Brownies tahun 2014 - 2015.
Tabel 1.5 Penjualan Produk Vannisa Brownies jl. Soekarno Hatta Tahun 2014 -
2015
BULAN JUMLAH
PENJUALAN PER-DUS
TAHUN 2014 JUMLAH
PENJUALAN PER-DUS
TAHUN 2015 JUMLAH
PENJUALAN PER-DUS
TAHUN 2016 Januari
1912 1907
1911 Februari
1902 1923
1918 Maret
1937 1754
1939 April
1923 1742
1925 Mei
1915 1733
1933 Juni
2385 1822
2289 Juli
2697 2537
2597 Agustus
1909 1889
1913 September
1942 1933
1926 Oktober
1938 1915
November 1974
1923 Desember
2486 2358
Sumber: Vannisa Brownies jl.Soekarno Hatta Tahun 2016
Namun pada kenyataannya strategi komunikasi WOM dan kualitas produk tidak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh perusahaan. Terlihat dari hasil penjualan
pada bulan Maret 2015 terjadi penurunan jumlah penjualan yang cukup drastis hingga bulan Mei 2015 hal ini terjadi diduga dikarenakan adanya fenomena WOM
negatif. Berdasarkan hasil wawancara yang di lakukan dengan pemilik Vannisa Brownies cabang jl.Soekarno Hatta tanggal 6
September 2016. Yang
mengemukakan terdapat keluhan negatif dari pelanggan dikarenakan adanya kecolongan dari kualitas produk Vannisa Brownies dengan adanya konsumen
menemukan cangkang telor di dalam brownies. Tetapi Vannisa langsung merespon keluhan negatif tersebut dengan cara menggantikan produk brownies
dengan keadaan baru dan meminta maaf atas kesalahan cangkang telor yang tidak
disengaja ada di brownies konsumen tersebut.selain itu dari hasil wawancara yang di lakukan oleh peneliti terhadap pemilik Vannisa Brownies ditemukan adanya
keluhan dari konsumen kepada konsumen lain yang pada akhirnya keluhan tersebut sampai kepada pemilik Vannisa Brownies. Hal ini menunjukan adanya
word of mouth negatif dari sesama konsumen mengenai adanya produk yang sudah kadaluarsa dikarenakan expire date yang tidak di cantumkan pada kemasan
produk Vannisa Brownies Sehingga komunikasi negatif tersebut tersebar luas. Masalah tersebut Vannisa mencoba menjelaskan kepada konsumennya dengan
ditemukannya produk brownies yang sudah kadaluarsa, dimana jika konsumen sebelum membeli produk brownies, pegawai Vannisa Brownies selalu memberika
informasi kepada konsumen bahwa brownies kukus tidak bertahan lama hanya jangka waktu 4 hari tetapi Vannisa langsung mengambil tindakan untuk
mencantumkan expire date pada kemasan Vannisa brownies . Atas dasar keterangan dan uraian latar belakang masalah tersebut maka
peneliti dapat mengajukan sebuah judul penelitian “PENGARUH WORD OF MOUTH
DAN KUALITAS
PRODUK TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK BROWNIES VANNISA BANDUNG”
1.2 Rumusan Masalah