Peran Guru dalam Pengembangan Kurikulum

F. Peran Guru dalam Pengembangan Kurikulum

Guru merupakan salah satu faktor penting dalam implementasi kurikulum. Bagaimanapun idealnya suatu kurikulum tanpa ditunjang oleh kemampuan guru untuk mengimplementasikannya, maka kurikulum tidak bermakna sebagai suatu

pedoman tidak akan efektif. Dengan demikian peran guru dalam implementasi kurikulum memengang posisi kunci sebagaimana yang dikemukakan Nana Syaodih,S, untuk mengimplementasika kurikulum sesuai dengan rancangan, dibutuhkan beberapa kesiapan, terutama kesiapan pelaksana. Sebagus apapun disain atau rancangan yang dimiliki, tetapi keberhasilannya sangat tergantung pada guru. Kurikulum yang sederhanapun apabila gurunya memiliki kemampuan, semangat, dan dedikasi yang tinggi, hasilnya akan lebih baik daripada disain kurikulum yang hebat, tetapi kemampuan, semangat dan dedikasi gurunya rendah. Guru adalah kunci utama keberhasilan implementasi kurikulum. Sumber daya pendidikan yang lainpun seperti sarana dan prasarana, biaya, organisasi, lingkungan, juga merupakan kunci keberhasilan pendidikan, tetapi kunci utamanya adalah guru. Dengan sarana, prasarana dan biaya terbatas, guru yang kreatif dan berdedikasi tinggi, dapat mengembangkan program,kegiatan, dan alat

bantu pembelajaran yang inovatif. 50 Kemampuan-kemampuan yang harus dikuasai guru dalam mengimplementasikan kurikulum adalah sebagai berikut:

Pertama, pemahaman esensi dari tujuan -tujuan yang ingin dicapai dalam kurikulum. Apakah tujuannya diarahkan pada penguasaan ilmu teori, atau konsep, penguasaan kopetensi akademis atau kopetensi kerja: ditujukan pada penguasaan kemampuan memecahkan masalah, atau pembentukan pembentukan pribadi yang utuh? Penguasaan esensi dari tujuan kurikulum sangat memengaruhi penjabarannya, baik dalam penyusunan rancangan pengajaran maupun dalam pelaksanaan kurikulum.

Kedua, kemampuan untuk menjabarkan tujuan-tujuan kurikulum tersebut menjadi tujuan yang lebih spesifik. Tujuan yang dirumuskan dalam kurikulum masih bersifat umum, perlu dijabarkan pada tujuan yang lebih spesifik. Tujuan yang bersifat konsep perlu dijabarkan pada aplikasinya, tujuan yang bersifat kompetensi dijabarkan pada performansi, tujuan pemecahan masalah atau pengembangan yang lebih spesifik.

Ketiga, kemampuan untuk menerjemahkan tujuan khusus kepada kegiatan pembelajaran. Konsep atau aplikasi konsep perlu diterjemahkan kedalam aktivitas pembelajaran, bagaimana pendekatan atau metode pembelajaran untuk menguasai konsep atau mengembangkan/melatih kemampuan menerapkan konsep. Kompetensi menunjukkan, kecakapan, ketermpilan, kebiasaan. Oleh karena itu, model atau metode pembelajaran yang digunakan adalah model-model atau metode yang bersifst kegiatan atau perbuatan. Pemecahan masalah atau pengembangan segi-segi kepribadian juga merupakan kemampuan bagaimana pendekatan atau metode pembelajaran dirancang untuk meningkatkan kemampuan tersebut?

Kemampuan- kemampuan tersebut mungkin sudah dikuasai oleh guru- guru dan para dosen, tetepi mungkin juga baru dikuasai sebagian atau baru sebagian guru menguasainya. Untuk meningkatkan kemampuan guru atau dosen dalam penguasaan kemampuan-kemampuan tersebut, perlu ada kegiatan yang bersifat peningkatan atau penyegaran. Kegiatan tersebut dapat dilakukan melalui diskusi-diskusi, simulasi dalam peer group, atau MGMP/KKG selain dilakukan melalui loka karya, pelatihan, penataran intern dengan mendatangkan nara sumber.

Kendala yang dihadapi dalam implementasi kurikulum ini adalah terutama berkenaan dengan: (1) masih lemahnya diagnosis kebutuhan baik pada sekala makro maupu mikro sehingga implementasi kurikulum sering tidak sesuai dengan yang diharapkan: (2) perumusan kompetensi pada tahapan mikro sering dikacaukan dengan tujuan instruksional yang dikembangkan (3) pemilihan pengalaman belajar yang dikembangkan: dan (4) evaluasi masih sering tidak

sesuai dengan tujuan instruksional yang dikembangkan. 51 Untuk mengantisipasi kendala yang dihadapi, maka perlu di upayakan hal-

hal sebagai berikut, dalam mendiagnosis kebutuhan seyogianya masyarakat, baik dewan sekolah maupu komite sekolah, dilibatkan sejak awal. Hal ini selain bertujuan untuk mendapatkan dukungan, juga kebutuhan masyarakat dapat terdeteksi. Dalam menganalisis kebutuhan kurikulum ini kemampuan dasar yang hal sebagai berikut, dalam mendiagnosis kebutuhan seyogianya masyarakat, baik dewan sekolah maupu komite sekolah, dilibatkan sejak awal. Hal ini selain bertujuan untuk mendapatkan dukungan, juga kebutuhan masyarakat dapat terdeteksi. Dalam menganalisis kebutuhan kurikulum ini kemampuan dasar yang

sampai dengan evaluasi menjadi satu kesatuan yang saling berkaitan. 52

Dalam proses pengembangan kurikulum peran guru lebih banyak dalam tataran kelas. Murray printr, mencatat peran guru dalam level ini adalah sebagai:

4) 53 Researchers Pertama,

berperan untuk mengimplementasikan kurikulum yang sudah ada. Dalam melaksanakan perannya guru hanya menerima berbagai kebijakan perumus kurikulum. Guru tidak memiliki ruang baik untuk menentukan isi kurikulum maupun menentukan target kurikulum. Pada fase sebagai implementator kurikulum, Peran guru dalam pengembangan kurikulum sebatas hanya menjalankan kurikulum yang telah disusun. Oleh karena guru hanya sekedar pelaksana kurikulum, maka tingkat kreativitas dan inovasi guru dalam merekayasa pembelajaran sangat lemah. Guru tidak terpacu untuk melakukan berbagai pembaru. Mengajar dianggapnya bukan pekerjaan profesional, tetapi sebagai tugas rutin atau tugas keseharian.

Kedua, peran guru sebagai adapters, lebih dari hanya sebagai pelaksana kurikulum, akan tetapi juga sebagai penyelaras kurikulum dengan karakteristik siswa dan kebutuhan daerah. Dalam fase ini guru diberi kewenangan untuk

52 Ibid, h 76-77 52 Ibid, h 76-77

Ketiga, peran sebagai pengembang kurikulum, guru memiliki kewenangan dalam mendesain sebuah kurikulum. Guru bukan saja dapat menentukan tujuan dan isi pelajaran yang akan disampaikan, akan tetapi juga dapat menentukan strategi apa yang harus dikembangkan serta bagaimana mengukur keberhasilannya. Sebagai pengembang kurikulum sepenuhnya guru dapat menyusun kurikulum sesuai dengan karakteristik, misi dan visi sekolah, serta sesuai dengan pengalaman belajar yang dibutuhkan siswa. Pelaksanaan peran ini dapat kita lihat dalam pengembangan kurikulum muatan lokal (mulok) sebagai bagian dari Struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pengembanga kurikulum muatan lokal, sepenuhnya diserahkan kepada masing- masing tiap satuan pendidikan. Oleh sebab itu, bisa terjadi kurikulum mulok antar sekolah bisa berbeda.kurikulum dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masing- masing sekolah.

Keempat, sebagai fase terakhir peran guru adalah sebagai peneliti kurikulum (curiculum researcher). Peran ini dilaksanakan sebagai bagian dari tugas profesional guru yang memiliki tanggung jawab dalam meningkatkan kinerjanya sebagai guru. Dalam pelaksanaan peran sebagai peneliti, guru memiliki tanggung jawab untuk menguji berbagai komponen kurikulum, misalnya menguji bahan-bahan kurikulum, menguji efektifitas program, menguji strategi dan model pembelajaran dan lain sebagainya termasuk mengumpulkan data tentang keberhasilan siswa mencapai target kurikulum. Salah satu metode yang dianjurkan dalam penelitian ini adalah Metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yakni metode penelitian yang berangkat dari masalah yang dihadapi guru dalam Keempat, sebagai fase terakhir peran guru adalah sebagai peneliti kurikulum (curiculum researcher). Peran ini dilaksanakan sebagai bagian dari tugas profesional guru yang memiliki tanggung jawab dalam meningkatkan kinerjanya sebagai guru. Dalam pelaksanaan peran sebagai peneliti, guru memiliki tanggung jawab untuk menguji berbagai komponen kurikulum, misalnya menguji bahan-bahan kurikulum, menguji efektifitas program, menguji strategi dan model pembelajaran dan lain sebagainya termasuk mengumpulkan data tentang keberhasilan siswa mencapai target kurikulum. Salah satu metode yang dianjurkan dalam penelitian ini adalah Metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yakni metode penelitian yang berangkat dari masalah yang dihadapi guru dalam

meningkatkan kualitas kinerjanya. 54 Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas, maka penulis

mengemukakan kesimpulan bahwa guru adalah kunci utama keberhasilan implementasi kurikulum. Sumber daya pendidikan yang lainpun seperti sarana dan prasarana, biaya, organisasi, lingkungan, juga merupakan kunci keberhasilan pendidikan, tetapi kunci utamanya adalah guru. Dengan sarana, prasarana dan biaya terbatas, guru yang kreatif dan berdedikasi tinggi, dapat mengembangkan program,kegiatan, dan alat bantu pembelajaran yang inovatif.