12 dapat menyampaikan informasi-informasinya kepada publik melalui pers. Publik
juga dapat menyampaikan aspirasi, saran dan kritiknya kepada organisasi melalui pers. Dalam kajian media relations gambar diatas menunjukkan bahwa pers
diperlukan organisasi sebagai sarana dalam berkomunikasi dan membangun pencitraan organisasi kepada publiknya. Agar komunikasi dengan publiknya
terpelihara dengan positif maka segala kepentingan dan kebutuhan pers terhadap organisasi haruslah direspon baik oleh organisasi. Dalam hal ini aktivitas pada
dasarnya adalah berkenaan dengan pemberian informasi atau memberi tanggapan pada pemberitaan media atas nama organisasinya. Selain itu juga organisasi
menggunakan media untuk mendengarkan apa yang diinginkan publiknya kepada organisasi.
Dalam mengelola relasi dengan pers, Public Relations melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan Pers sebagai institusi melalui
aktivitas Media Relations. Adapun kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan Pers Soemirat, 2007: 128-129 yaitu: pers briefing, press release, pres tour,
resepsi pers dan wawancara pers.
2.4 Definisi Amplop
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kata Amplop tidak hanya didefinisikan sebagai smpul surat tetapi juga uang sogok. Suap itu disebut Amplop
karena uang suap biasanya dimasukkan dalam amplop. Di kalangan wartawan mereka yang menerima uang amplop dengan baik-baik, tidak meminta, atau
memeras disebut “Wartawan Amplop”. Sedangkan wartawan yang meminta amplop dengan cara memeras, tidak dengan cara baik-baik disebut wartawan
bodrek.
Selama ini kata amplop sudah dipahami secara umum sebagai pemberian uang darii narasumber kepada wartawan. Pemberian amplop yang berisi uang dari
narasumber dilakukan pada saat kegiatan media relations misalnya pada saat wartawan meliput kegiatan organisasi, melakukan wawancara ataupun konfrensi
pers.
Di Indonesia pemberian amplop kepada wartawan dalam kegiatan media relations dikalangan wartawan maupun dikalangan Humas PR masih banyak
13 diperdebatkan. Hal ini terkait dengan kategori pemberian amplop itu sendiri apakah
pemberian akomodasi liputan ataupun uang transportasi itupun apakah termasuk dalam kategori amplop ataupun tidak.
Namun terlepas dari perdebatan tersebut, intisari amplop apapun bentuknya akan sangat mempengaruhi independensi wartawan. Dalam Kode Etik
Profesi Jurnalistik yang menjadi acuan bagi wartawan dalam menjalankan profesi kewartawanan, sebagai berikut:
1. Wartawan Indonesia menghormati hak masyarakat untuk memperoleh
informasi yang benar 2. Wartawan Indonesia menempuh tata cara yang etis untuk memperoleh dan
menyiarkan informasi serta memberikan identitas kepada sumber informasi. 3. Wartawan Indonesia menghormati asas praduga tak bersalah, tidak
mencampurkan fakta dengan opini, berimbang dan selalu meneliti kebenaran informasi serta tidak melakukan plagiat.
4. Wartawan Indonesia tidak menyiarkan informasi yang bersifat dusta, fitnah, sadis dan cabul serta tidak menyebutkan identitas korban asusila.
5. Wartawan Indonesia tidak menerima suap dan tidak menyalahgunakan profesi. 6. Wartawan Indonesia memiliki hak tolak, menghargai ketentuan embargo,
informasi latarbelakang, dan off the record sesuai kesepakatan 7. Wartawan Indonesia segera mencabut dan meralat kekeliruan dalam
pemberitaan serta melayani Hak Jawab. Kode Etika Jurnalistik sebagai acuan bagi wartawan dalam menjalankan
profesi ke-Wartawanan mereka, namun demikian dalam implementasi dilapangan wartawan masih berbeda-beda dalam menafsirkan dan mengimplementasikan kode
etik jurnalistik tersebut.
14
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 3.1 Tujuan Penelitian