Pengumpulan Data Kadar zat terbang Kadar abu

destructive sampling, yaitu dengan melakukan pemanenan terhadap pohon. Tahapan kegiatannya sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data

Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh di lapangan. Data tersebut antara lain data diameter, tinggi bebas cabang Tbc, tinggi total Ttot, dan berat basah batang, cabang, dan daun untuk selanjutnya dianalisis di laboratorium kadar air, kadar zat terbang, kadar abu, dan kadar karbon dan diperoleh model alometrik terbaik. Data Sekunder Data sekunder adalah yang diperoleh dari IUPHHK-HT PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Sektor Tele, yaitu peta lokasi penelitian, keadaan lapangan topogafi, tanah, geologi, dan iklim dan keadaan hutan.

2. Analisis Data di Lapangan

A. Peletakan plot untuk penebangan pohon

Tahapan kerja yang akan dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Membuat plot ukuran 40 m x 5 m Hairiah, dkk, 2011 dengan luas total areal penelitian 2,4 Ha dan Intensitas Sampling sebesar 2,5 untuk hutan tanaman kelas umur 5 tahun Direktorat PSMK Kemendikbud RI, 2013. Metode yang digunakan adalah systematic strip sampling with random start. Plot penelitian yang digunakan sebanyak 3 plot dimana letak plot berada pada jarak 50 m dari jalan utama kemudian diikuti dengan plot 2 dan plot 3 dengan jarak masing-masing 100 m. Universitas Sumatera Utara JALAN UTAMA Gambar 1. Desain Plot Inventarisasi Tegakan 2. Dilakukan inventarisasi pada tegakan Eucalyptus IND 47. Parameter yang diambil dalam inventarisasi ini adalah diameter pohon setinggi dada dbh, tinggi bebas cabang Tbc dan tinggi total Ttot pohon dalam setiap plot secara keseluruhan. 3. Pemilihan pohon sampel pada setiap plot dengan kriteria sehat dan memiliki ukuran diameter rata-rata yang dianggap mewakili pohon yang ada dalam plot contoh penelitian. Jumlah pohon sampel yang diambil pada setiap plot adalah sebanyak 3 pohon sampel. 4. Menebang pohon sampel. Penebangan dilakukan sesuai dengan sistem penebangan di IUPHHK-HT PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Sektor Tele. Karena pengambilan contoh sampel tepat dilakukan pada saat penebangan. 5. Memisahkan bagian-bagian pohon, yaitu batang, cabang, dan daun. Batang dibagi menjadi 3 bagian, yaitu bagian pangkal, tengah, dan ujung batang. 6. Menimbang bagian-bagian batang, cabang, dan daun untuk memperoleh berat basahnya. PLOT 3 5 m 40 m PLOT 2 PLOT 1 5 m 40 m 40 m 100 m 100 m 50 m Universitas Sumatera Utara 7. Pengambilan contoh uji pada setiap plot contoh. Contoh uji terdiri dari contoh uji bagian batang pangkal, tengah, dan ujung batang, cabang, dan ranting. Untuk bagian batang terdapat 3 sampel dengan 3 ulangan pada setiap plot. Pengambilan contoh uji batang dari bagian empelur sampai bagian sisi batang seperti pada gambar 2. Dengan berat kira-kira 300gr. Untuk bagian cabang dan daun sebanyak 300g. Gambar 2. Cara Pengambilan Sampel Uji Batang 8. Semua sampel yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam plastik lalu diberi label sebagai penanda.

3. Analisis Data di Laboratorium A. Kadar air

1. Contoh uji dikeringkan dalam tanur suhu 103 ± 2ºC sampai tercapai berat konstan, kemudian dimasukkan ke dalam eksikator dan ditimbang berat keringnya. 2. Penurunan berat contoh uji yang dinyatakan dalam persen terhadap berat kering tanur ialah kadar air contoh uji.

B. Pengukuran kadar karbon

Pengukuran kadar karbon dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : Contoh sampel uji batang Universitas Sumatera Utara

1. Kadar zat terbang

Prosedur penentuan kadar zat terbang menggunakan American Society for Testing Material ASTM D 5832-98. Prosedurnya adalah sebagai berikut : a. Sampel dari bagian pohon berkayu dipotong menjadi bagian-bagian kecil sebesar batang korek api, sedangkan sampel daun dicincang. b. Sampel kemudian dioven pada suhu 80ºC selama 48 jam. c. Sampel kering digiling menjadi serbuk dengan mesin penggiling willey mill. d. Serbuk hasil gilingan disaring dengan alat penyaring mesh screen berukuran 40-60 mesh. e. Serbuk dengan ukuran 40-60 mesh dari contoh uji sebanyak ± 2 g, dimasukkan kedalam cawan porselin, kemudian cawan ditutup rapat dengan penutupnya, dan ditimbang dengan timbang Sartorius. f. Contoh uji dimasukkan ke dalam tanur listrik bersuhu 950 ºC selama 2 menit. Kemudian didinginkan dalam eksikator dan selanjutnya ditimbang. g. Selisih berat awal dan berat akhir yang dinyatakan dalam persen terhadap berat kering contoh uji merupakan kadar zat terbang. Pengukuran persen zat terbang terhadap sampel dari tumbuhan bawah dilakukan sebanyak tiga kali ulangan.

2. Kadar abu

Prosedur penentuan kadar abu menggunakan American Society for Testing Material ASTM D 2866-94. Prosedurnya adalah sebagai berikut : a. Sisa contoh uji dari penentuan kadar zat terbang dimasukkan ke dalam tanur listrik bersuhu 900 ºC selama 6 jam. Universitas Sumatera Utara b. Selanjutnya didinginkan di dalam eksikator dan kemudian ditimbang untuk mencari berat akhirnya. c. Berat akhir abu yang dinyatakan dalam persen terhadap berat kering tanur contoh uji merupakan kadar abu contoh uji. Pengukuran kadar abu terhadap sampel dari tiap bagian pohon dilakukan sebanyak tiga kali ulangan.

3. Kadar karbon