25 transmisi  yang  baru,  serta  saluran  distribusi  yang  baru.  Sehingga  dengan
dilakukan  studi  aliran  daya  kita  dapat  mengetahui  kondisi  operasional  sistem tenaga  listrik. Informasi  yang  diperoleh  dari  studi  aliran  daya  adalah  besar  dan
sudut fasa tegangan pada setiap bus dan daya aktif dan reaktif yang mengalir pada setiap saluran.
2.3.1 Konsep Perhitungan Aliran Daya
Perhitungan aliran daya pada dasarnya adalah menghitung besar tegangan dan  sudut  fasa setiap  bus  pada  kondisi  tunak  dan  dengan  beban  seimbang.  Hasil
perhitungan  ini  dilakukan  untuk  mengukur  daya  aktif  dan  daya  reaktif  yang mengalir  pada  jaringan,  besarnya daya  aktif  dan  daya  reaktif  yang  harus
dibangkitkan pada stasiun pembangkit, serta rugi-rugi daya pada jaringan. Pada setiap bus ada 4 variabel operasi yang terkait, yaitu daya aktif, daya
reaktif,  besar  tegangan,  dan  sudut  fasa  tegangan.  Supaya  persamaan aliran  daya dapat dihitung 2 dari 4 variabel diatas harus diketahui untuk setiap bus, sedangkan
variabel  yang  lainnya  dihitung.  Setiap  bus  dalam  sistem  tenaga  listrik dikelompokkan menjadi 3 tipe bus,  yaitu [9]:
1. Bus  beban,  pada  bus  beban  variabel  yang  diketahui  adalah  daya  aktif  P  dan daya  Reaktif  Q,  sedangkan  besar  tegangan  V  dan  sudut  fasanya  δ  dihitung.
Bus beban sering juga disebut bus P-Q. 2. Bus  generator,  pada  bus  generator  variabel  yang  diketahui  adalah  besar
tegangan  V dan  daya  aktif  P,  sedangkan  sudut  fasa  tegangan  δ  dan  daya
reaktif dihitung. Bus generator sering juga disebut bus P-V.
Universitas Sumatera Utara
26 3. Bus referensi, pada bus referensi variabel yang diketahui adalah besar tegangan
V dan sudut fasanya δ, sudut fasa δ  pada bus referensi menjadi acuan untuk sudut fasa tegangan pada bus yang lain.
Untuk lebih jelasnya dari pembagian tipe bus, dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 2. 2 Tipe Bus Pada Sistem Tenaga Listrik
Tipe Bus Nilai yang
Diketahui Nilai yang
Dihitung
Bus beban P, Q
V, δ Bus generator
P, V Q, δ
Bus referensi V, δ
P, Q
2.3.2 Persamaan Aliran Daya
Suatu sistem tenaga listrik tidak hanya terdiri dari 2 bus tetapi terdiri dari beberap  bus  yang  saling  diinterkoneksikan  satu  sama  lain. Diagram  satu  garis
beberapa bus dari suatu sistem tenaga diperlihatkan pada Gambar 2.11 [9] [10].
1
V
2
V
n
V
1 i
y
i
V
2 i
y
in
y
i
y
i
I
Gambar 2. 11 Diagram satu garis dari n-bus dalam suatu sistem tenaga
Arus pada bus i dapat ditulis:
Universitas Sumatera Utara
27 =
+ −
+ −
+ 	… + 	  − =
+ +
+ 	… + 	 	 − −
− 	… − 2.1
Kemudian kita definisikan: =
+ +
+ 	… + = 	−
= 	−
↓ = 	−
Admitansi Y dapat kita tulis dalam bentuk persamaan matriks sebagai berikut:
= …
⋮ ⋮
⋮ …
2.2
Sehingga I
i
pada Persamaan 2.1 dapat ditulis: =
+ +
+ 	… + 2.3
Atau dapat ditulis: =
+ 	∑ 2.4
Persamaan daya pada bus i adalah: −
=
∗
; dimana
∗
adalah V conjugate pada bus i =
∗
2.5
Dengan mensubsitusikan Persamaan 2.5 ke Persamaan 2.4, maka diperoleh:
Universitas Sumatera Utara
28
∗
= + 	∑
2.6
Dari  Persamaan  2.6 terlihat  bahwa  persamaan  aliran  daya  bersifat  tidak linear dan harus diselesaikan dengan metode iterasi.
2.3.3 Metode Penyelesaian Aliran Daya