46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Umum
Studi aliran daya dilakukan untuk menghitung besar tegangan, aliran daya aktif dan reaktif, serta rugi-rugi daya pada sistem tenaga listrik. Hal ini dilakukan
untuk melihat kondisi operasional sistem tenaga listrik. Pada Tulisan ini, studi aliran daya dilakukan pada jaringan distribusi 20 kV yaitu penyulang PM.6 GI
Pematang Siantar yang terinterkoneksi dengan Distributed Generation DG yaitu PLTM Aek Silau 2 2 x 4,5 MW dan PLTmH Tonduhan 2 x 200 kW. Untuk
gambar one-line diagram jaringan distribusi 20 kV penyulang P.M 6 yang terinterkoneksi dengan distributed generation dapat dilihat pada Lampiran A.
Pada BAB ini akan dilakukan studi aliran daya pada jaringan distribusi 20 kV penyulang PM.6, baik pada saat kondisi terinterkoneksi dengan distributed
generation maupun pada saat kondisi tidak terinterkoneksi dengan distributed generation. Peninjauan besar tegangan, daya aktif, dan daya reaktif hanya
dilakukan pada bus-bus tertentu pada penyulang PM.6, untuk hal ini dilakukan peninjauan pada bus-bus sebagai berilkut:
• Bus 2 yaitu bus 20 kV pada GI Pematang Siantar.
• Bus 646 yaitu titik interkoneksi PLTmH Tonduhan pada penyulang
PM.6. •
Bus 663 yaitu titik interkoneksi PLTM Aek Silau 2 pada penyulang PM.6.
Universitas Sumatera Utara
47 •
Bus 391 yaitu titik terjauh dari GI sekitar 60 km, yang menuju penyulang PM.1.
• Bus 869 yaitu titik terjauh dari GI Pematang Siantar sekitar 80 km,
yang menuju penyulang KN.2.
4.2 Studi Aliran Daya
pada Jaringan Distribusi 20 kV
Tanpa Terinterkoneksi dengan Distributed Generation
Studi aliran daya pada jaringan distribusi 20 kV tanpa terinterkoneksi dengan distributed generation dilakukan dengan dua pembangkit PLTM Aek
Silau 2 dan PLTmH Tonduhan dalam keadaan tidak beroperasi. Data penyulang PM.6 tanpa terinterkoneksi dengan distributed generation dapat dilihat pada Tabel
4.1.
Tabel 4. 1 Data Penyulang PM.6 tanpa Terinterkoneksi DG Data Penyulang PM.6
Jumlah
Power grid 1
Transformator distribusi 342
Transfomator pelanggan pabrik 4
Total beban 7.548 kW
3.941 kvar Pada saat dilakukan studi aliran daya pada penyulang PM.6, posisi on load
tap changer transformator daya 2 60 MVA GI Pematang Siantar adalah pada tap 1 165,75 kV, hal ini dilakukan agar tegangan pada ujung saluran jaringan
distribusi 20 kV berada dalam standar tegangan PT. PLN +5 sampai -10 dari tegangan nominal.
Universitas Sumatera Utara
48 a. Besar Tegangan dan Aliran Daya
Hasil simulasi studi aliran daya untuk bus-bus tertentu pada penyulang PM.6 tanpa terinterkoneksi dengan distributed generation dapat dilihat pada Tabel
4.2.
Tabel 4. 2 Besar Tegangan dan Aliran Daya pada Studi Aliran Daya Tanpa
Terinterkoneksi dengan DG
ID Bus Persen
Tegangan Drop
Tegangan Besar Aliran Daya
kW kvar
Bus 2 112,7
-12,7 7.548
3.941 Bus 646
92,97 7,03
- -
Bus 663 92,89
7,11 -
- Bus 391
91,8 8,2
11 4,93
Bus 869 90,08
9,92 10
5 Dari Tabel 4.2, besar tegangan pada bus 2 sebesar 112,7 hal ini
dikarenakan posisi on load tap changer pada tap 1 165,75 kV yang digunakan untuk menaikkan tegangan pada ujung penyulang PM.6 yaitu bus 391 dan bus 869
agar berada dalam standar tegangan PT. PLN. Dikarenakan PLTM Aek Silau 2 bus 663 dan PLTmH Tonduhan bus
646 tidak beroperasi, seluruh beban PM.6 hanya dilayani oleh GI Pematang Siantar. Aliran daya bergerak satu arah dari GI Pematang Siantar menuju pusat-
pusat beban pada penyulang PM.6, besar aliran daya dari GI Pematang Siantar untuk melayani seluruh beban pada penyulang PM.6 yaitu sebesar 7.548 kW dan
3.941 kvar, hal ini dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Universitas Sumatera Utara
49 a Pada GI Pematang Siantar bus 2
b Pada Titik Interkoneksi DG bus 646 dan 663
Universitas Sumatera Utara
50 c Pada Titik Terjauh dari GI bus 391
d Pada Titik Terjauh dari GI bus 869
Gambar 4. 1 Besar Tegangan dan Aliran Daya Tanpa Terinterkoneksi DG
Universitas Sumatera Utara
51 Dari Gambar 4.1, terlihat bahwa besar tegangan pada beberapa beban
berada dibawah standar tegangan P.T PLN, hal ini mengindikasikan kualitas penyaluran daya pada beban tidak baik. Sebagai contoh dapat dilihat pada
beberapa beban yaitu beban pada transformator distribusi HT04 10 kVA besar tegangannya 91,72 dan besar aliran daya yang mengalir sebesar 7 kW, 4 kvar,
dan pada beban PM27 14,5 kVA besar tegangannya sebesar 89,22 dan besar aliran daya yang mengalir sebesar 10 kW, 6 kvar. Gambar lengkap hasil studi
aliran daya pada penyulang PM.6 tanpa terinterkoneksi DG dapat dilihat pada Lampiran A.3.
Gambar 4. 2 Kurva Persen Tegangan vs Jarak Penyulang PM.6 Tanpa
Terinterkoneksi DG
Gambar 4.2 memperlihatkan besar tegangan pada penyulang PM.6 tanpa terinterkoneksi dengan distributed generation. Terdapat besar tegangan yang
85 90
95 100
105 110
115
20 40
60 80
100
T eg
a n
g a
n
Jarak Penyulang kM
Tegangan vs Jarak Penyulang
Besar Tegangan Cabang KN.2 Kisaran Besar Tegangan Cabang PM.1 Perdagangan
Standar Tegangan +5 Standar Tegangan -10
Titik Percabangan
Universitas Sumatera Utara
52 melebihi batas standar tegangan +5 sampai -10, hal ini dikarenakan posisi tap
on load tap changer pada posisi tap 1 165,75 kV yang digunakan untuk menaikkan tegangan pada ujung saluran yaitu pada bus 869.
b. Rugi-rugi Daya Penyulang Hasil simulasi aliran daya untuk besar total rugi-rugi daya tanpa
terinterkoneksi dengan distributed generation di sepanjang penyulang PM.6 yaitu sebesar 1.008,6 kW dan 2.395,9 kvar.
4.3 Studi Aliran Daya pada Jaringan Distribusi 20 kV yang Terinterkoneksi dengan Distributed Generation
Studi aliran daya pada jaringan distribusi 20 kV yang terinterkoneksi dengan distributed generation dilakukan dengan dua pembangkit PLTM Aek
Silau 2 dan PLTmH Tonduhan dalam keadaan beroperasi. Data penyulang PM.6 yang terinterkoneksi dengan distributed generation dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4. 3 Data Penyulang PM.6 yang Terinterkoneksi DG Data Penyulang PM.6
Jumlah
Power grid 1
Generator 4
Transformator distribusi 342
Transfomator pelanggan pabrik 4
Total beban 7.548 kW
3.941 kvar Studi aliran daya pada jaringan distribusi 20 kV yang terinterkoneksi
dengan distributed generation dilakukan dalam beberapa kondisi dari PLTM Aek Silau 2 dan PLTmH Tonduhan.
Universitas Sumatera Utara
53 4.3.1
Studi Aliran Daya dengan PLTM Aek Silau 2 dan PLTmH Tonduhan Beroperasi
Pada saat dilakukan studi aliran daya pada penyulang PM.6 yang terinterkoneksi dengan PLTM Aek Silau 2 dan PLTmH Tonduhan, posisi on load
tap changer transformator daya 2 60 MVA GI Pematang Siantar adalah pada tap 5 156,75 kV, hal ini dilakukan agar tegangan pada jaringan distribusi 20 kV
berada dalam standar tegangan PT. PLN +5 sampai -10 dari tegangan nominal.
a. Besar Tegangan dan Aliran Daya Hasil simulasi studi aliran daya untuk bus-bus tertentu pada penyulang
PM.6 yang terinterkoneksi dengan PLTM Aek Silau 2 dan PLTmH Tonduhan dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4. 4 Besar Tegangan dan Aliran Daya pada Studi Aliran Daya yang
Terinterkoneksi dengan PLTM Aek Silau 2 dan PLTmH Tonduhan
ID Bus Persen Tegangan
Drop Tegangan Besar Aliran Daya
kW kvar
Bus 2 104,99
-4,99 -432
4.733 Bus 646
100,81 -0,81
357 0,8
Bus 663 104,08
-4,08 8.170
-298 Bus 391
93,37 6,73
12 4
Bus 869 96,10
3,90 11
6 Dari Tabel 4.4, tegangan pada titik interkoneksi PLTM Aek Silau 2 bus
663 dan PLTmH Tonduhan bus 646 sebesar 104,08 dan 100,81, akibatnya tegangan pada ujung saluran yaitu bus 391 dan bus 869 juga mengalami kenaikan
yaitu sebesar 93,37 dan 96,1, hal ini dikarenanakan injeksi daya dari kedua pembangkit. Dikarenakan keseluruhan beban yang ada di penyulang PM.6 dapat
Universitas Sumatera Utara
54 dilayani oleh PLTM Aek Silau 2 dan PLTmH Tonduhan sehingga adanya sisa
aliran daya aktif ke GI Pematang Siantar yaitu bus 2 sebesar 432 kW. Akibat PLTM Aek Silau 2 dan PLTmH Tonduhan beroperasi pada faktor
daya 1, maka kebutuhan daya reaktif jaringan dilayani oleh GI Pematang Siantar sebesar 4.733 kvar. PLTM Aek Silau 2 menyerap daya reaktif dari jaringan
sebesar 298 kvar yang mana untuk melayani daya reaktif transformator daya 2 x 6000 kVA, sedangkan PLTmH tonduhan memberikan daya reaktif ke jaringan
sebesar 0,8 kvar. Dengan beroperasinya PLTM Aek Silau 2 dan PLTmH Tonduhan maka aliran daya tidak bergerak satu arah lagi, hal ini dapat dilihat
pada Gambar 4.3.
a Pada GI Pematang Siantar bus 2
Universitas Sumatera Utara
55 b Pada Titik Interkoneksi DG bus 646 dan 663
c Pada Titik Terjauh dari GI bus 391
Universitas Sumatera Utara
56 d Pada Titik Terjauh dari GI bus 869
Gambar 4. 3 Besar Tegangan dan Aliran Daya yang Terinterkoneksi PLTM Aek
Silau 2 dan PLTmH Tonduhan Dari Gambar 4.3, besar tegangan pada setiap beban juga mengalami
kenaikan dibanding tanpa terinterkoneksi dengan distributed generation, hal ini mengindikasikan
adanya perbaikan
kualitas penyaluran
daya dengan
beroperasinya PLTM Aek Silau 2 dan PLTmH Tonduhan. Sebagai contoh dapat dilihat pada beberapa beban yaitu beban pada transformator distribusi HT04 10
kVA besar tegangannya 99,75 dan besar aliran daya yang mengalir sebesar 8 kW, 5 kvar, dan pada beban PM27 14,5 kVA besar tegangannya sebesar 95,19
dan besar aliran daya yang mengalir sebesar 11 kW, 7 kvar. Gambar lengkap hasil
Universitas Sumatera Utara
57 studi aliran daya pada penyulang PM.6 yang terinterkoneksi PLTM Aek Silau 2
dapat dilihat pada Lampiran A.3.
Gambar 4. 4 Kurva Persen Tegangan vs Jarak Penyulang PM.6 yang
Terinterkoneksi dengan PLTM Aek Silau 2 dan PLTmH Tonduhan Gambar 4.4 memperlihatkan besar tegangan pada penyulang PM.6 yang
terinterkoneksi dengan PLTM Aek Silau 2 dan PLTmH Tonduhan. Besar tegangan pada setiap bus penyulang PM.6 berada dalam standar tegangan PT.
PLN dengan beroperasinya kedua pembangkit dengan posisi on load tap changer pada tap 6 156,75 kV.
b. Rugi-rugi Daya Penyulang Hasil simulasi aliran daya untuk besar total rugi-rugi daya penyulang PM.6
dengan terinterkoneksi PLTM Aek Silau 2 dan PLTmH Tonduhan yaitu sebesar sebesar 1.271 kW dan 2.710,4 kvar. Total rugi-rugi daya mengalami kenaikan
85 90
95 100
105 110
20 40
60 80
100
T eg
a n
g a
n
Jarak Penyulang kM
Tegangan vs Jarak Penyulang
Besar Tegangan Cabang KN.2 Kisaran Besar Tegangan Cabang PM.1 Perdagangan
Standar tegangan +5 Standar Tegangan -10
Titik Percabangan
Universitas Sumatera Utara
58 dibandingkan tanpa terinterkoneksi distributed generation, hal ini dikarenakan
titik interkoneksi PLTM Aek Silau 2 pada jaringan yang tidak optimal. 4.3.2
Studi Aliran Daya dengan PLTM Aek Silau 2 Beroperasi dan PLTmH Tonduhan Tidak Beroperasi
Pada saat dilakukan studi aliran daya pada penyulang PM.6 yang terinterkoneksi dengan PLTM Aek Silau 2, posisi on load tap changer
transformator daya 2 60 MVA GI Pematang Siantar adalah pada tap 5 156,75 kV, hal ini dilakukan agar tegangan pada jaringan distribusi 20 kV berada dalam
standar tegangan PT. PLN +5 sampai -10 dari tegangan nominal. a. Besar Tegangan dan Aliran Daya
Hasil simulasi studi aliran daya untuk bus-bus tertentu pada penyulang PM.6 yang hanya terinterkoneksi dengan PLTM Aek Silau 2 dapat dilihat pada
Tabel 4.5.
Tabel 4. 5 Besar Tegangan dan Aliran Daya pada Studi Aliran Daya yang hanya
Terinterkoneksi dengan PLTM Aek Silau 2
ID Bus Persen Tegangan
Drop Tegangan Besar Aliran Daya
kW kvar
Bus 2 105
-5 -171
4.638 Bus 646
100,27 -0,27
- -
Bus 663 103,57
-3,57 8.170
-302 Bus 391
93,13 6,87
11 4
Bus 869 95,67
4,37 11
6 Dari Tabel 4.5, tegangan pada titik interkoneksi PLTM Aek Silau 2 bus
663 sebesar 103,57, akibatnya tegangan pada ujung saluran yaitu bus 391 dan bus 869 juga mengalami kenaikan yaitu sebesar 93,13 dan 95,67, hal ini
dikarenanakan injeksi daya dari PLTM Aek Silau 2. Dikarenakan keseluruhan
Universitas Sumatera Utara
59 beban yang ada di penyulang PM.6 dapat dilayani oleh PLTM Aek Silau 2
sehingga adanya sisa aliran daya aktif ke GI Pematang Siantar yaitu bus 2 sebesar 171 kW.
Akibat PLTM Aek Silau 2 beroperasi pada faktor daya 1, maka kebutuhan daya reaktif jaringan dilayani oleh GI Pematang Siantar sebesar 4.638 kvar.
PLTM Aek Silau 2 menyerap daya reaktif dari jaringan sebesar 302 kvar yang mana untuk melayani daya reaktif transformator daya 2 x 6000 kVA. Dengan
beroperasinya PLTM Aek Silau 2 maka aliran daya tidak bergerak satu arah lagi, hal ini dapat dilihat pada Gambar 4.5.
a Pada GI Pematang Siantar bus 2
Universitas Sumatera Utara
60 b Pada Titik Interkoneksi DG bus 646 dan 663
c Pada Titik Terjauh dari GI bus 391
Universitas Sumatera Utara
61 d Pada Titik Terjauh dari GI bus 869
Gambar 4. 5 Besar Tegangan dan Aliran Daya yang Hanya Terinterkoneksi
PLTM Aek Silau 2 Dari Gambar 4.5, besar tegangan pada setiap beban juga mengalami
kenaikan, hal ini mengindikasikan adanya perbaikan kualitas penyaluran daya dengan beroperasinya PLTM Aek Silau 2. Sebagai contoh dapat dilihat pada
beberapa beban yaitu beban pada transformator distribusi HT04 10 kVA besar tegangannya 99,24 dan besar aliran daya yang mengalir sebesar 8 kW, 5 kvar,
dan pada beban PM27 14,5 kVA besar tegangannya sebesar 94,76 dan besar aliran daya yang mengalir sebesar 11 kW, 7 kvar. Gambar lengkap hasil studi
aliran daya pada penyulang PM.6 yang terinterkoneksi PLTM Aek Silau 2 dapat dilihat pada Lampiran A.3.
Universitas Sumatera Utara
62
Gambar 4. 6 Kurva Persen Tegangan vs Jarak Penyulang PM.6 yang hanya
Terinterkoneksi dengan PLTM Aek Silau 2 Gambar 4.6 memperlihatkan besar tegangan pada penyulang PM.6 yang
terinterkoneksi dengan PLTM Aek Silau 2. Besar tegangan pada setiap bus penyulang PM.6 berada dalam standar tegangan PT. PLN dengan beroperasinya
PLTM Aek Silau 2 dengan posisi on load tap changer pada tap 6 156,75 kV. b. Rugi-rugi Daya Saluran
Hasil simulasi aliran daya untuk besar total rugi-rugi daya penyulang PM.6 dengan hanya terinterkoneksi PLTM Aek Silau 2 yaitu sebesar sebesar 1.211,2
kW dan 2.634 kvar. Total rugi-rugi daya juga mengalami kenaikan dibandingkan tanpa terinterkoneksi distributed generation, hal ini dikarenakan titik interkoneksi
PLTM Aek Silau 2 pada jaringan yang tidak optimal.
85 90
95 100
105 110
20 40
60 80
100
T eg
a n
g a
n
Jarak Penyulang kM
Tegangan vs Jarak Penyulang
Besar Tegangan Cabang KN.2 Kisaran Besar Tegangan Cabang PM.1 Perdagangan
Standar Tegangan +5 Standar tegangan -10
Titik Percabangan
Universitas Sumatera Utara
63 4.3.3
Studi Aliran Daya dengan PLTM Aek Silau 2 Tidak Beroperasi dan PLTmH Tonduhan Beroperasi
Pada saat dilakukan studi aliran daya pada penyulang PM.6 yang hanya terinterkoneksi dengan PLTmH Tonduhan, posisi on load tap changer
transformator daya 2 60 MVA GI Pematang Siantar adalah pada tap 1 165,75 kV, hal ini dilakukan agar tegangan pada jaringan distribusi 20 kV berada dalam
standar tegangan PT. PLN +5 sampai -10 dari tegangan nominal. a.
Besar Tegangan dan Aliran Daya Hasil simulasi studi aliran daya untuk bus-bus tertentu pada penyulang
PM.6 yang hanya terinterkoneksi dengan PLTmH Tonduhan dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4. 6 Besar Tegangan dan Aliran Daya pada Studi Aliran Daya yang hanya
Terinterkoneksi dengan PLTmH Tonduhan
ID Bus Persen Tegangan
Drop Tegangan Besar Aliran Daya
kW kvar
Bus 2 112,72
-12,72 7.205
3.869 Bus 646
93,96 6,06
357 -0,56
Bus 663 93,87
6,13 -
- Bus 391
92,40 7,60
11 4
Bus 869 90,94
9,06 10
5 Dari Tabel 4.6, besar tegangan pada bus 2 sebesar 112,7 hal ini
disebabkan posisi on load tap changer pada tap 1 165,75 kV yang digunakan untuk menaikkan tegangan pada ujung penyulang PM.6 yaitu bus 391 dan bus 869
agar berada dalam standar tegangan PT. PLN, karena injeksi daya dari PLTmH Tonduhan hanya 357 kW. Daya yang dihasilkan oleh PLTmH tonduhan hanya
cukup untuk melayani beban yang ada di sekitar lokasi pembangkit. Dengan
Universitas Sumatera Utara
64 beroperasinya PLTmH tonduhan tersebut juga menyebabkan aliran daya yang
tidak satu arah lagi pada jaringan distribusi 20 kV, hal ini dapat dilihat pada Gambar 4.7.
a Pada GI Pematang Siantar bus 2
b Pada Titik Interkoneksi DG bus 646 dan 663
Universitas Sumatera Utara
65 c Pada Titik Terjauh dari GI bus 391
d Pada Titik Interkoneksi dari GI bus 869
Gambar 4. 7 Besar Tegangan dan Aliran Daya yang hanya Terinterkoneksi
PLTmH Tonduhan
Universitas Sumatera Utara
66 Dari Gambar 4.7, besar tegangan pada setiap beban hampir sama besarnya
dengan kondisi simulasi tanpa terinterkoneksi dengan distributed generation, hanya terjadi sedikit peningkatan tegangan pada beban. Sebagai contoh dapat
dilihat pada beberapa beban yaitu beban pada transformator distribusi HT05 10 kVA besar tegangannya 92,69 dan besar aliran daya yang mengalir sebesar 7
kW, 5 kvar, dan pada beban PM27 14,5 kVA besar tegangannya sebesar 90,08 dan besar aliran daya yang mengalir sebesar 10 kW, 6 kvar. Gambar lengkap hasil
studi aliran daya pada penyulang PM.6 tanpa terinterkoneksi DG dapat dilihat pada Lampiran A.3.
Gambar 4. 8 Kurva Persen Tegangan vs Jarak Penyulang PM.6 yang hanya
Terinterkoneksi dengan PLTmH Tonduhan Gambar 4.8 memperlihatkan besar tegangan pada penyulang PM.6 yang
hanya terinterkoneksi dengan PLTmH Tonduhan. Terdapat besar tegangan yang melebihi batas standar tegangan +5 sampai -10, hal ini dikarenakan posisi tap
85 90
95 100
105 110
115
20 40
60 80
100
T eg
a n
g a
n
Jarak Penyulang kM
Tegangan vs Jarak Penyulang
Besar Tegangan Cabang KN.1 Kisaran Besar Tegangan Cabang PM.1 Perdagangan
Standar Tegangan +5 Standar Tegangan -10
Titik Percabangan
Universitas Sumatera Utara
67 on load tap changer pada posisi tap 1 165,75 kV yang digunakan untuk
menaikkan tegangan pada ujung saluran yaitu pada bus 869. b.
Rugi-rugi Daya Saluran Hasil simulasi aliran daya untuk besar total rugi-rugi daya penyulang PM.6
dengan hanya terinterkoneksi PLTmH Tonduhan yaitu sebesar 935,6 kW dan 2.262,6 kvar. Total rugi-rugi daya dengan kondisi simulasi ini adalah yang paling
kecil dibandingkan kondisi simulasi yang lainnya, dikarenakan titik interkoneksi PLTmH Tonduhan sudah optimal pada penyulang PM.6.
4.4 Rangkuman Hasil Penelitian