Contoh Perhitungan Aliran Daya Menggunakan Metode Newton- Raphson [11]
33
2.3.4 Contoh Perhitungan Aliran Daya Menggunakan Metode Newton- Raphson [11]
Untuk melihat bagaimana penggunaaan metode Newton-Raphson untuk perhitungan aliran daya yang dilakukan pada sistem tenaga listrik terdiri dari dua
bus, yaitu bus 1 sebagai bus slack, bus 2 sebagai bus beban, bus 3 sebagai bus generator seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.12.
Gambar 2. 12 Single Line Diagram Sistem Tenaga Listrik yang Terdiri dari 3
Bus Dari Gambar 2.12 diatas kita dapat memperoleh matriks Y berdasarkan
Persamaan 2.2 sebagai berikut:
= =
53,85∠− 1,18 22,36∠2,03
31,62∠1,89 22,36∠2,03
58,13∠1,10 35,77∠2,03
31,62 ∠1,89 35,77∠2,03
67,24∠− 1,17
Langkah awal dari perhitungan aliran daya adalah menghitung nilai dan
, dimana kita estimasikan nilai V
2 =
1,0
∠
0 pu dan δ
3
= 0. Untuk menghitung nilai
dan digunakan Persamaan 2.11, sehingga
diperoleh:
Universitas Sumatera Utara
34
= | ||
|| |
− +
+ | ||
| +
| ||
|| |
− +
2.28
= 1,0.1,05.22,36. cos 2,03 − 0 + 0 + 1,0 . 58,13. cos 1,10 + 1,0.1,04.33,77. cos 2,03 − 0 + 0 = 1,18
= | ||
|| |
− +
+ | ||
| |
− +
+ | ||
|
2.29
= 1,04.1,0.31,62. cos 1,8915 − 0 + 0 + 1,04.1,0.35,77. cos 2,03 − 0 + 0 + 1,04 . 67,24. cos − 1,17 = 1,42
Untuk menghitung nilai digunakan Persamaan 2.12, sehingga diperoleh:
= − | ||
|| |
− +
− | ||
| −
| ||
| |
− +
2.30
= 1,0.1,05.22,36. sin 2,03 − 0 + 0 + 1,0 . 58,13. sin 1,10 + 1,0.1,04.33,77. sin 2,03 − 0 + 0 = 0,032
Setelah didapatkan nilai
,
, dan , selanjutnya dilakukan
perhitungan untuk mendapatkan nilai
∆
dan
∆
sesuai Persamaan 2.13 dan 2.14 sebagai berikut:
∆ =
− = − 4 − − 1,18 = 5,18
∆ =
− = 2 − 1,42 = 0,5723
∆ =
− = − 2,5 − 0,032 = − 2,532
Universitas Sumatera Utara
35 Selanjutnya dibentuk matriks Jacobian sesuai Persamaan 2.15, sehingga
didapatkan Persamaan 2.27.
=
| |
| |
| |
∆ ∆
∆| |
2.27
Dimana matriks Jacobian dibentuk dari turunan parsial dari Persamaan 2.28, 2.29, dan 2.30, yaitu:
= | ||
|| |
− +
+ | ||
|| |
− +
= 0,0211
= | ||
| |
− +
= 0,0132
| |
= | ||
| −
+ + 2. |
|| | cos
+ | ||
| −
+ = 1,769
= | ||
| |
− +
= − 0,01322
= | ||
|| |
− +
+ | ||
| |
− +
= 0,0246
| |
= | ||
| −
+ = 0,3718
Universitas Sumatera Utara
36
= | ||
|| |
− +
− | ||
|| |
− +
= 0,6064
= − | ||
|| |
− +
= − 0,3718
| |
= − | ||
|| |
− +
− 2| ||
| −
| |
| −
+ = − 0,4028
Sehingga kita peroleh matriks Jacobian sebagai berikut:
∆ ∆
∆| |
= |
| |
| |
| ∆
∆ ∆|
| =
0,0211 0,0132
1,769 − 0,0132
0,0246 0,3718
0,6064 − 0,3718
− 0,402 5,18
0,5723 − 2,532
∆ ∆
∆| |
= − 10,56
53,689 3,177
− 18,118 88,991
2,569 0,882
2,569 − 0,057
5,18 0,5723
− 2,532
∆ ∆
∆| |
= − 7,0181
− 6,5313 4,0956
Universitas Sumatera Utara
37 Dengan memasukkan nilai
∆
,
∆
dan
∆| |
ke dalam Persamaan 2.26 dan Persamaan 2.27, maka didapatkan:
= + ∆
= 0 + − 7,0181 = − 7,0118 =
+ ∆ = 0 + − 6,5313 = − 6,5313
| | = |
| + ∆| | = 0 + 4,0956 = 4,0956
Maka didapatkan bahwa nilai tegangan dan sudut fasa tegangan pada bus 2 pada iterasi ke-1 dengan menggunakan metode Newton-rhapson adalah sebesar
= 4,0956
,
= − 7,0118
, dan
= − 6,5313
. Hasil
perhitungan tersebut masih belum akurat sepenuhnya dan dibutuhkan iterasi lanjutan untuk menghasilkan data yang konvergen, besar nilai
,
,
dimasukkan kembali lagi pada Persamaan 2.28, 2.29, dan 2.30. Perhitungan iterasi yang terlalu banyak menjadi alasan digunakan simulasi
menggunakan program komputer dalam melihat aliran daya pada suatu sistem kelistrikan.
Universitas Sumatera Utara
1