HASIL DAN PEMBAHASAN A.
Analisis Awal Kadar Logam Berat Tembaga Cu
Sebelum dilakukan penelitian, terlebih dahulu dilakukan pengujian awal terhadap media tanam dan tanaman akar wangi
Vetiveria zizanioides
L. Nash untuk mengetahui kandungan logam Cu yang terdapat pada tanah dan tanaman.
Hasil pengujian yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Pengukuran Awal Kadar Cu pada Tanah dan Tanaman
Logam Sampel
Konsentrasi Logam ppm
Cu Tanah
12,83 Akar wangi
Vetiveria zizanioides
L. Nash
B. Pengaruh Jumlah Tanaman terhadap Penurunan Kadar Tembaga Cu
pada Tanah dan Tanaman
1. Kadar Logam Cu pada Tanah
Pada penelitian ini dilakukan pengukuran kadar logam Cu pada tanah sebelum perlakuan fitoremediasi Tabel 3, dan setelah perlakuan fitoremediasi
selama 28 hari. Hasil pengukuran konsentrasi logam Cu awal dan akhir setelah perlakuan ditunjukkan pada Tabel 4 dan Gambar 4 berikut.
Tabel 4. Kadar Cu pada tanah sebelum dan sesudah proses fitoremediasi Variasi Rumpun
Kadar Cu di tanah ppm Awal
Akhir Kontrol 0 batang
72,83 58,36
w
4 batang 72,83
5,19
x
8 batang 72,83
4,78
y
12 batang 72,83
3,23
z
Keterangan: Huruf yang berbeda menunjukkan ada beda nyata pada tingkat kepercayaan 95
Gambar 4. Kadar Cu pada tanah sebelum dan sesudah proses fitoremediasi Berdasarkan Tabel 3, dapat dilihat konsentrasi Cu pada tanah sebelum
perlakuan sebesar 12,83 ppm. Setelah diberi perlakuan dengan penambahan
20 40
60 80
Kontrol 4 batang
8 batang 12 batang Kad
ar C
u p
p m
p ad
a
tan ah
Perlakuan Variasi Jumlah Tanaman Tanah Awal
Tanah Akhir
72,83 72,83
72,83 72,83
58,36
5,19 4,78
3,23
konsentrasi Cu sebesar 60 ppm maka total konsentrasi Cu pada tanah yakni 72,83 ppm. Hasil pada Tabel 4, menunjukkanterjadi penurunan konsentrasi Cu dari awal
perlakuan hari ke-0, sampai waktu densitas 28 hari setelah perlakuan pada kontrol dan semua variasi jumlah tanaman.Penurunan kadar Cu dalam tanah
mengindikasikan bahwa telah terjadi pemindahan logam dari tanah ke tumbuhan. Penurunan konsentrasi logam berat pada tanah akan terjadi setelah fitoremediasi
Zhu dkk, 1999.
Tanah mempunyai peranan terhadap pengangkutan dan pencucian bahan- bahan pencemar yang sangat besar. Tanah juga merupakan pengangkut bahan
pencemar
pollutant
. Proses pengangkutan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu pengaliran
flow on
, peresapan
absorption
dan pelumeran
leaching
Palar, 1994.Pada perlakuan kontrol tanah tercemar Cu tanpa tanaman juga mengalami
penurunan kadar logam Cu. Hal ini mungkin disebabkan terjadinya
leaching
atau pelepasan logam berat dari tanah yang terbawa oleh air saat penyiraman dan
terkena air hujan. Dari data yang diperoleh, kadar logam Cu tertinggi pada tanah terdapat pada
perlakuan kontol tanpa tanaman dengan nilai 58,36 ppm. Sedangkan kadar logam Cu terendah pada tanah terdapat pada perlakuan variasi jumlah tanaman
sebanyak 12 batang dengan nilai 3,23 ppm. Hal ini sebabkan karena kemungkinan sebagian besar logam yang terdapat ditanah telah diserap oleh tanaman sehingga
logam berat berpindah ke tanaman yang mengakibatkan peningkatan kadar logam Cu pada tanaman.Dari data tersebut dapat juga dilihat pengaruh jumlah tanaman
terhadap penurunan kadar Cu padaefektifitas penyisihan setelah proses fitoremediasi.
Analisis lebih selanjutnya dilakukan untuk melihat tingkat keberhasilan tanaman dalam menyerap kadar logam berat atau efektifitas fitoremediasi dengan
pengaruh perbedaan perlakuan. Efektifitas fitoremediasi dapat dilihat dari besarnya nilai
Removal Efectivity
efektifitas penyisihan logam berat dalam tanah Khoiriyah, 2015.Hasil perhitungan nilai efektifitas penyisihan logam Cu pada
tanah dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Efektifitas penyisihan logam Cu pada tanah
Variasi Rumpun Konsentrasi Awal
Efektifitas Penyisihan Kontrol 0 batang
72,83 ppm 19,86
w
4 batang 72,83 ppm
92,87
x
8 batang 72,83 ppm
93,46
y
12 batang 72,83 ppm
95,56
z
Keterangan: Huruf yang berbeda menunjukkan ada beda nyata pada tingkat kepercayaan 95
Gambar 5. Diagram efektifitas penyisihan logam Cu pada tanah Hasil uji statistik menunjukan bahwa variasi rumpun tanaman akar wangi
menunjukkan beda nyata terhadap nilai efektifitas penyisihan logam Cu pada tanah. Nilai penyisihan tertinggi terjadi pada variasi rumpun yang berjumlah 12
batang yakni 95,56 dan nilai penyisihan terendah pada variasi rumpun 4 batang yakni 92,87.
2. Kadar Logam Cu pada Tanaman Akar Wangi
Vetiveria zizanioides
L. Nash
Pada penelitian ini pengukuran konsentrasi logam berat tembaga Cu dilakukan pada seluruh organ tanaman pada akhir proses fitoremediasi hari ke-
28. Hasil akumulasi logam berat Cu pada tanaman akar wangi dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Kadar Logam Cu pada Tanaman Akar Wangi
Vetiveria zizanioides
L. Nash
Variasi Rumpun Konsentrasi Logam Cu ppm
Efektifitas Penyerapan
Tanah Awal Tanaman
Awal Akhir
Kontrol 72,83 ppm
a
4 batang 72,83 ppm
43,81 60,15
b
8 batang 72,83 ppm
46,23 63,47
c
12 batang 72,83 ppm
52,61 72,23
d
Keterangan: Huruf yang berbeda menunjukkan ada beda nyata pada tingkat kepercayaan 95
Berdasarkan Tabel 6, dapat diketahui penyerapan logam Cu tertinggi diperoleh pada perlakuan variasi jumlah tanaman yaitu 12 batang dengan
akumulasi logam sebesar 52,61 ppm pada tanaman. Hal ini menunjukan pengaruh jumlah tanaman akar wangi terhadap akumulasi kadar logam Cu pada tanaman.
Semakin banyak jumlah tanaman, maka semakin banyak kadar logam yang terserap pada tanaman.
Efektifitas penyerapan oleh tanaman merupakan informasi lanjutan untuk menggambarkan kemampuan tanaman dalam menyerap logam Cu. Dari hasil
perhitungan dapat dilihat pengaruh jumlah tanaman akar wangi terhadap nilai
50 100
150
Kontrol 4 batang
8 batang 12 batang
E fek
tiv itas
P en
y is
ih an
Perlakuan Variasi Jumlah Tanaman
19,86 92,87
95,56 93,46
efektifitas penyerapan logam Cu. Besarnya nilai efektifitas penyerapan ditampilkan pada Gambar 6.
Gambar 6. Efektifitas Penyerapan Logam Cu pada Tanaman Akar Wangi Efektifitas penyerapan logam Cu tertinggi terdapat pada tanaman dengan
variasi jumlah 12 batang dengan nilai 72,23 dan terendah pada perlakuan variasi jumlah tanaman 4 batang dengan nilai 60,15. Hasil menunjukkan adanya
perbedaan yang signifikan pada tingkat kepercayaan 95.
Adanya akumulasi
logam berat
pada tanaman
mengindikasikan adanyamekanisme fitoremediasi,
yaitu fitoekstraksi Rismawati, 2012.
Lokalisasi, translokasi dan akumulasi merupakan mekanisme penyerapan olehtanaman ketika mengambil logam, ditinjau dari mekanisme penyerapan
Priyanto dan Prayitno, 2007. Penyerapan logam dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti konsentrasi, muatan ion dan ada tidaknya transporter dalam sel
Manara 2012; Szôllôsi et al. 2011. Logam Cu yang merupakan mikronutrien yang dibutuhkan tumbuhan memiliki transporter khusus sehingga mudah diserap
oleh tanaman. Penyerapan dilakukan secara simplas dan apoplas, sehingga banyak ditemukan akumulasi Cu pada jaringan pengangkut dan silinder tengah.
Pengakumulasian logam-logam berat pada tumbuhan juga tidak lepas dari peranan mikroba-mikroba tanah yang membantu tumbuhan dalam mengakumulasi logam
berat tersebut Merian, 1994.
C. Pengamatan Fisiologis Tanaman Akar Wangi