Pengaruh strategi pembelajaran aktif card sort terhadap hasil belajar Matematika siswa (studi eksperimen di kelas VII SMPN 05 kota Tangerang Selatan)
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF
CARD SORT TERHADAP HASIL BELAJAR
MATEMATIKA SISWA
(Studi eksperimen di kelas VII SMP Negeri 05 Kota Tangerang Selatan)
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Disusun oleh:
SITI LATIFAH
105017000441
D!lorlma
d•rl
TllL
No. lnoluk
ocwmkm'li : ·--······-····-·-······················
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010 M/1431 H
F'ERPUSTAKAAN UTAMA
UIN SYAHID JAKARTA
LEMBAR PENGESAHAN BllYIBINGAN SKRIPSI
Skripsi yang be1judul "Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif Card Sort
Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa" yang disusun oleh Siti Latifah,
NIM 105017000441, Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas llmu Tarbiyah
dan Keguruan, telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah
yang berhak diajukan pada sidang munaqasah sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan fakultas.
Jakarta, 05 J anuari 2009
Yang mengesahkan,
Pembimbing I
Drs. H.M. A i Hamzah. M.Pd.
NIP. 19482303 198203 1 001
Abdul Muin. S.Si., M.Pd.
NIP. 197512012006041 003
'
LEMEAR PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul "Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif Card Sort
Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa" diajukan kepada Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan
lulus dalam Ujian Munaqasah pada hari Kamis, 04 Maret 2010 dihadapan dewan
penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Sl (S.Pd.) dalam
bidang Pendidikan Matematika.
Jakarta, Maret 2010
Panitia Ujian Munaqasah
Tanggal
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Prodi)
Maifalinda Fatra, M.Pd.
NIP. 19700528 199603 2 002
Sekretaris J urusan
Otong Suhyanto, M.Si.
NIP. 19681104 199903 1 001
15/ ;!.OIO
o_;,
..............
Penguji I
tt;( '.2-010
.... ??....... .
Maifalinda Fatra, M.Pd.
NIP. 19700528 199603 2 002
Penguji II
Firdausi, M. Pd.
NIP. 19690629 200501 1 003
Mengetahui,
Tan a angan
DEPARTEMENAGANlA___ ! ..
-- ---nッセoォオュMャゥ
UIN JAKARTA
FORM (FR)
Tgl. Terbit
セNGZ@
---·
I
Juanda No 95 c;putal 1541< !ndonesi.' ' ----··- ·-·--- ____
MfャヲNゥ\セrGjッZ。YQ@
l セZ[@ セcvi@
:
27 Juli 2009
MセZ]ᄋ@
SURAT PERNYAT/>.AN KARYA SENDIRI
- - - - - - - - - ----·-----·----- -- -
-·-·- -·-----·-·--·-- --------------· ·---- -
. Sl\l LA.'llfA\i
....... -' ' ' ... ' . " ........ .
vセ|\Mー」L^ャZjエNゥ@
|vPQZセ@
Tempnt/Tgl.Lahir:
N!!vl
: ⦅QセNsMoGj@
Jurusan / Prodi
:
Jun 'D11mn
QGNaッエセB。@
........ ,,.1 ... 1,,;
dセMlZ
T _,_:L--
£'! __ ,
n_
4
konsepnya. "Matematika sering diasosiasikan dengan
membosankan dan njelimet".
sesuatu yang susah,
7
Asumsi siswa yang negatif terhadap matematika menyebabkan hasil belajar
matematika yang kurang memuaskan (rendah ). Hal ini dapat dilihat dari daftar nilai
ulangan harian, nilai tugas, nilai tes semester dan nilai akhir ujian nasional yang
belum sesuai dengan harapan guru dan siswa, seperti yang terjadi di SMP Negeri 05
Kota Tangerang Selatan bahwa dari hasil ulangan harian pada pokok bahasan
bilangan bulat di kelas VII diketahui hampir di setiap kelas terdapat lebih dari 50%
siswa yang tidak tuntas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), sedangkan KKM yang
ditetapkan untuk mata pelajaran matematika adalah 58. KKM tersebut adalah paling
rendahjika dibandingkan dengan KKM mata pelajaran lainnya. Menurut data TIMSS
juga disebutkan bahwa peringkat Indonesia dalam bidang Matematika menduduki
posisi ke-36 dari 49 Negara di dunia. 8 Data-data tersebut membuktikan bahwa hasil
belajar matematika siswa masih rendah.
Asumsi siswa mengenai matematika itu sulit juga berakibat buruk pada proses
pembelajaran, yakni mereka hanya belajar matematika dengan mendengarkan
penjelasan seorang guru, menghafalkan rumus, lalu memperbanyak latihan soal
dengan rnmus yang sudah dihafalkim. Seem-a mekanik mungkin siswa dapat
menyelesaikan soal matematika dengan cepat dan benar, namun ha! ini tidak
diimbangi dengan pemahaman esensi masalah sehingga mereka akan kebingungan
bila ditanya reasoning-nya. Siswa juga terkadang bingung bila dihadapkan pada soal
berbentuk cerita atau aplikasi.9
Sejauh ini, "matematika dianggap sulit dikarenakan proses pembelajarannya yang
dinilai kurang tepat yang terkait pada penerapan strategi, model dan penggunaan
media pembelajaran." 10 Penerapan strategi, model dan media pembelajaran tersebut
kurang memotivasi siswa untuk belajar matematika, sehingga mengakibatkan
7
Gelar Dwirahayu dan Munaspriyanto (eds.), Pendekatan Baru da/am Pembelajaran SAINS dan
Matematika Dasar, (Jakarta: PJC, l!SEP, UIN Jakarta, 2007), Cet.1, h. 1.
8
Ina V. S. Mullis, dkk, "TIMSS 2007 International Mathematics Report", dari http:
//timss.bc.edu/timss2007/techreoort.html. 17 Oktober 2009, 5:37 WIB.
9
Sukur Widi Asmoro, ""Kursus Berhitung Perlukah?", dalam Tun1buh Ken1bang, Ed.13, Februari Maret 2009, h. 15.
5
suasana pembelajaran semakin membosankan dan siswa kurang gembira saat belajar
matematika. Menurut Bala. ··minimnya suasana kegembiraan dalam proses
pembelajaran juga disebabkan karena siswa terlampau dijejali aneka beban
belajar." 11 Oleh karena itu. untuk menarik minat siswa dalam belajar matematika,
guru harus mampu menciptakan kondisi belajar yang kondusif, menarik dan
menyenangkan.
Keterampilan untuk menyajikan pembelajaran dengan penerapan strategi dan
metode belajar yang tepat merupakan salah satu syarat yang harus dilakukan oleh
seorang guru. Strategi dan metode belajar tersebut selain dapat mengembangkan
kompetensi diri siswa juga diharapkan dapat menciptakan interaksi siswa dalam
belajar. lnteraksi yang diutamakan adalah interaksi edukatif yaitu interaksi yang
ditimbulkan untuk mencapai tujuan pendidikan. "Interaksi edukatif adalah proses
interaksi yang disengaja, sadar tujuan. yakni untuk mengantarkan siswa ke tingkat
kedewasaannya. " 12 Dengan interaksi edukatif diharapkan dapat menciptakan suasana
pembelajaran lebih akti( komunikatif. dan dapat mengurangi kejenuhan siswa saat
belajar. Dalam pembelajaran harus ada komunikasi timbal balik antara guru dan
siswa. Guru diharnpkan tidak mendominasi kelas dan siswa dapat berpartisipasi dan
berperan aktif untuk bertanya, menyampaikan pendapat atau informasi.
Salah satu strategi pembelajaran yang melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran
yaitu strategi pembelajaran aktif card sort dengan metode permainan. Strategi
pembelajaran ini lebih berorientasi pada aktivitas siswa (student centered),
sedangkan guru hanya sebagai fasilitator yang mengarahkan dan membantu siswa
dalam pembelajaran. Strategi pembelajaran ini merupakan strategi pembelajaran aktif
(active learning) yang disajikan dengan metode permainan (games) dengan tujuan
untuk menciptakan suasana pembelajaran yang tidak monoton dan menjenuhkan.
Dalam pembelajaran ini. siswa dituntut untuk aktif dan partisipasif, sehingga dengan
keaktifan siswa tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar matematika
siswa yang selama ini dirasa kurang memuaskan bila dibandingkan dengan mata
pelajaran lain.
11
Robert Bala, ··Mcnjcrnihkan Pendidikan", dalam Ko111pas,Jakarta, 12 Juni 2009, h. 6.
!2 セG^MNQA@
A
'.
GMセ
f __ •
_J
> •
,.
•
ᄋセ@
I
•
,
ヲセ@
o
•
セ@
セ@
•
セ@
6
Prinsip dari strategi pembelajaran ini adanya kesempatan bagi s1swa untuk
menyampaikan ide atau pendapat pada saat presentasi, tujuannya adalah untuk
membiasakan siswa untuk berfikir kritis dan berani menyampaikan pendapat.
Aktifitas siswa yang ada dalam strategi pembelajaran ini meliputi pemilihan kartu
secara acak, diskusi kelompok, dan presentasi.
Dalam strategi pembelajaran ini siswa dibentuk ke dalam beberapa kelompok.
Perwakilan dari masing-masing kelompok akan memilih kartu secara acak, kartu
tersebut berisi soal atau permainan yang sesuai dengan materi pembelajaran yang
telah disiapkan oleh guru. Siswa kemudian mendiskusikan isi kartu tersebut dalam
kelompoknya masing-masing dalam waktu yang telah ditentukan. Setelah diskusi
selesai maka perwakilan dari kelompok akan mempresentasikannya di depan temantemannya. Semua aktifitas yang terjadi dalam strategi ini diharapkan dapat
mengembangkan kemampuan siswa baik intelektual maupun interaksi sosial siswa.
Dalam pembelajaran matematika, strategi pembelajaran ini dipraktekkan dengan
metode permainan (games) yang bertujuan untuk menghindari asumsi siswa tentang
pembelajaran matematika yang sulit dan menjenuhkan. · Metode permainan yang
diterapkan yaitu dengan mengadakan kompetisi antar kelompok dengan perolehan
poin atau hadiah. Kompetisi kelompok yaitu masing-masing kelompok berkompetisi
dengan kelompok lain untuk menjadi yang terbaik dengan cara bernsaha
mempresentasikan hasil diskusi lebih dahulu daripada kelompok lain, sebab
kelompok yang mempresentasikan hasil diskusi akan mendapatkan poin dan
kelompok yang memperoleh poin terbanyak akan mendapatkan hadiah (reward) dari
guru.
Metode permaman yang diterapkan disini diharapkan dapat menciptakan
kesenangan siswa untuk belajar, sebab dengan adanya diskusi kelompok dan
kompetisi diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar matematika siswa.
Menurut Sardiman dijelaskan bahwa "hasil belajar akan menjadi optimal jika ada
motivasi, semakin tepat motivasi yang diberikan maka semakin berhasil pula
pelajaran itu." 13 Oleh karena itu, Jika dalam pembelajaran matematika siswa dapat
belajar secara menyenangkan maka hal ini dapat meningkatkan motivasi dan minat
7
siswa untuk belajar serta menghilangkan asumsi bahwa belajar matematika itu sulit
dan menjenuhkan. Mengingat motivasi dan minat merupakan salah satu faktor
keberhasilan belajar maka dengan penerapan strategi pembelajaran aktif card sort
dalam pembelajaran matematika ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
matematika siswa pula.
Berdasarkan ha! tersebut di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian tentang
ha! itu dan mengangkatjudul: "Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif Card'
Sort Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa"
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang maka peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Suasana pembelajaran matematika kurang menarik sehingga siswa jenuh pada saat
pembelajaran matematika berlangsung.
2. Hasil belajar matematika siswa rendah karena siswa kurang mampu memahami
konsep dalam matematika.
3. Bagaimana strategi pembelajaran yang tepat untuk menumbuhkan motivasi dan
minat siswa dalam pembelajaran matematika?
C.Pembatasan Masalah
Peneliti membatasi masalah penerapan strategi pembelajaran aktif card sort
metode permainan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada pokok
bahasan aljabar. Hasil belajar matematika siswa dilihat dari nilai tes akhir untuk
pokok bahasan aljabar. Penelitian ini juga dibatasi pada tingkat Sekolah Menengah
Pertama kelas VII semesterr
D.Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka perumusan masalah dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
8
l . Bagaimanakah hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi
pembelajaran aktif card sort metode permainan?
2. Bagaimanakah hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi
pembelajaran konvensional metode ekspositori?
3. Apakah hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran
aktif card sort lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa yang diajar
dengan strategi pembelajaran konvensional?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa yang
diajar dengan strategi pembelajaran al-tif card sort. Secara rinci penelitian ini
bertujuan untuk:
I. Mengetahui hasil belajar matematika s1swa yang diajar dengan strategi
pembelajaran aktif card sort dengan metode perm:.inan.
2. Mengetahui hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi
pembelajaran konvensional metode ekspositori.
3. Membandingkan hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi
pembelajaran aktif card sort dengan hasil belajar matematika siswa yang diajar
dengan strategi pembelajaran konvensional.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
I. Peneliti, untuk memperluas wawasan dan pengalaman tentang cara belajar
matematika dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif card sort.
2. Siswa, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan perenungan tentang kesiapan
siswa dalam belajar matematika.
3. Guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar dalarn perumusan perencanaan
pembelajaran selanjutnya.
4. Sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar dalam penetapan kebijakan
herkaitan rlenv-an neninP-kat::in kna ャゥエ。⦅セ@
ョイッセpZ@
ョpNュィZャセゥイ@
BABU
PENYUSUNAN KERANGKA TEORITIK
DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A.Deskripsi Teoretik
1. Konsepsi Strategi Pembelajaran Matematika
Pada awalnya istilah strategi digunakan dalam dunia militer yang diartikan
sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu
peperangan. Namun, dalam perkembangannya istilah strategi juga digunakan
dalam kehidupan sehari-hari, misalkan seorang pedagang ingin dagangannya
laku dan mendapatkan untung yang banyak maka pedagang tersebut mencoba
strategi tertentu misalkan dengan menata dagangan dengan rapi dan bersih agar
pembeli dapat memilih dengan mudah, menjual dagangan dengan harga yang
tidak terlalu tinggi dan melayani pembeli dengan ramah. Strategi tersebut
dilakukan oleh pedagang agar tujuan yang telah direncanakan dapat tercapai.
Istilah strategi juga digunakan dalam dunia pendidikan, misalkan untuk
mencapai tujuan pendidikan di sekolah maka digw1akan strategi-strategi yang
tepat seperti penetapan kurikulum, penyediaan fasilitas belajar, perencanaan
pembelajaran, dan lain sebagainya.
Dalam proses pembelajaran, seorang guru pun hams mempunyai strategi
tertentu agar pembelajaran dapat berjalan secara kondusif, sehingga tujuan dari
pembelajaran dapat tercapai. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan
strategi-strategi khusus yang diterapkan dalam proses pembelajaran. Strategistrategi yang digunakan seorang guru dalam proses pembelajaran disebut juga
dengan strategi pembelajaran. Dalam penelitian ini yang akan dibahas lebih
10
lanjut yaitu mengenai strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru
matematika.
Pengertian strategi pembelajaran secara umum berbeda-beda menurut para
ahli, di antaranya yaitu menurut Trianto (2007) yang menyatakan bahwa
"strategi pembelajaran diartikan sebagai pola umum kegiatan guru dan siswa
dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah
digariskan." 1 Menurut Wina (2008), "strategi pembelajaran diartikan sebagai
suatu perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu." 2 Menurut Gerlach dan Ely (dalam
Junaedi, 2008), strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk
menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan pelajaran tertentu, yang
meliputi sifat, lingkup dan urutan kegiatan yang dapat memberikan
pengalaman belajar kepada siswa. 3 Sedangkan menurut Erman (2003),
"pengertian strategi dalam kaitannya dengan pembelajaran (matematika)
adalah siasat atau kiat yang sengaja direncanakan oleh guru matematika,
berkenaan
dengan
segala
persiapan
pembelajaran
agar
pelaksanaan
pembelajaran berjalan dengan lancar dan tujuannya yang berupa hasil belajar
dapat tercapai secara optimal. " 4
Berdasarkan pengertian-penge1tian strategi pembelajaran di atas maka dapat
disimpulkan bahwa strategi pembelajaran matematika adalah suatu rencana
yang berisi rangkaian kegiatan yang didesain sedemikian rupa yang diterapkan
dalam pembelajaran matematika sehingga pembelajaran dapat be1jalan secara
efektif dan efisien.
1
Trianto, Model-mode/ Pembe/ajaran lnovatif Berorientasi Kostruktivistik, (Jakarta: Prestasi
Pustaka Publisher, 2007), Cet. I, h. 85.
2
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum
tゥョセォ。エ@
Saluan Pendidikan {KTSP), (Jakarta: Kencana, 2008), Ed. I, Cet. I, h. 293-294.
Junaedi, dkk, Strategi Pembe/ajaran, (Surabaya: LAPIS - PGMI, 2008), Ed. I, Pake! I - 7,
h LR
11
Poin penting yang menjadi kriteria dalam menetapkan ketepatan penerapan
suatu strategi pembelajaran yaitu dilihat dari efisiensi dan efektifitas strategi
pembelajaran tersebut. Jika penerapan suatu strategi pembelajaran tertentu
dapat menciptakan pembelajaran matematika yang efektif dan efisien maka
strategi pembelajaran tersebut dianggap tepat, tetapi jika penerapa.> suatu
strategi pembelajaran tertentu tidak menciptakan pembelajaran matematika
yang efektif dan efisien maka strategi pembelajaran tersebut clianggap kurang
tepat sehingga perlu cliperbaiki atau diganti dengan strategi pembelajaran yang
lainnya.
Efisiensi suatu strategi pembelajaran dapat dilihat clari pencapaian tujuan
pembe!ajaran matematika dalam waktu yang lebih singkat. Oleh karena itu,
guru matematika harus mampu membedakan dan menganalisis strategi-strategi
pembelajaran
mana
yang
dapat
mengefisienkan
pencapman
tujuan
pembelajaran, misalkan dalam mempelajari pokok bahasan aljabar yang
didalamnya terdapat banyak subbab maka guru dapat menyajikan pembelajaran
dengan membentuk kelompok diskusi.
Efektifitas suatu strategi pembelajarm1 dapat dilihat clari segi proses dan
hasil. Efektifitas proses dapat dilihat dari ketepatan langkah-langkall belajar
siswa, sehingga didapatkan efisiensi belajar yang maksimal, sedangkan
efektifitas basil dapat dilihat dari taraf penguasaan siswa terhaclap kompetensi
dasar yang dapat dicapai, misalkan dalam mempelajari pokok bahasan aljabar
guru dapat menyajikan pembelajaran dengan membentuk kelompok diskusi
dan presentasi yang bertujuan untuk mengembangkan cara berfikir siswa.
Dengan presentasi, siswa berusalla menyampaikan ide dan hasil diskusi
sehingga akan membantu kemampuan siswa dalam berpikir atau bernalar.
Kemampuan siswa juga akan semakin kuat setelall guru memberikan tamballan
informasi mengenai topik presentasi.
Kriteria lain yang cukup penting dalam menetapkan ketepatan penerapan
12
pembelajaran.
Siswa
semaksimal
mungkin
dilibatkan
dalam
proses
pembelajaran sehingga siswa secara langsung memperoleh pengalaman
belajarnya. Keterlibatan atau keaktifan siswa dalam pembelajaran beraneka
ragam, seperti mendengarkan ceramah, mendiskusikan, membuat suatu alat,
membuat rangkuman hasil di.skusi dan sebagainya. Keaktifan siswa yang
berbeda-beda itu dapat dikelompokkan atas aktifitas yang bersifat fisik dan
aktifitas yang bersifat nonfisik (mental, intelektual, dan emosional).
Berdasarkan kriteria-kriteria strategi pembelajaran di alas maka diharapkan
strategi pembelajaran matematika disusun oleh guru matematika sebab guru
yang bersangkutan lebih memahami karakteristik matematika yang meliputi
bahan ajar dan tujuan pembelajarannya. Dengan pemahaman guru terhadap
matematika maka diharapkan guru matematika dapat menerapkan strategi
pembelajaran yang tepat sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif
dan efisien.
Strategi dan metode pembelajaran merupakan dua ha! yang sangat penting
dalam proses pembelajaran. Strategi berbeda dengan metode, metode
merupakan cara-cara yang digunakan oleh guru untuk menyajikan materi agar
mudah dipahami oleh siswa, misalnya metode ceramah, metode ekspositori,
metode permainan, metode penemuan dan sebagainya. Metode merupakan cara
yang digunakan agar rencana atau langkah-langkah dalam strategi tertentu
dapat dilaksanakan dengan baik. Jadi dalam suatu strategi pembelajaran
terdapat berbagai macam metode yang dapat dilakukan. Contoh strategi
pembelajaran dalam matematika, misalnya guru ingin melibatkan siswa aktif
dalam pembelajaran maka guru dapat menerapkan strategi active learning
dengan metode diskusi dan tanyajawab.
Strategi dan metode pembelajaran harus didesain sesuai dengan materi dan
tujuan pembelajaran yang ditetapkan agar materi yang disampaikan kepada
siswa dapat dipaharni siswa dengan mudah dan lebih tahan lama dalam ingatan
13
yang kondusif pada saat pelaksanaan pembelajaran, seperti yang dijelaskan
oleh Jamali (2006) bal1wa "dalam suasana yang kondusif siswa akan mudah
dalam memberikan perhatian terhadap pelajaran." 5 Dalam suasana yang
kondusif pula guru akan mudah memfasilitasi siswa untuk belajar sehingga
dapat menciptalcan efisiensi dan efektifitas pembelajaran.
Penerapan strategi pembelajaran juga harus sesuai dengan pnns1pprinsipnya. Menurut Wina (2008), "prinsip-prinsip penerapan strategi
pembelajaran antara lain yaitu berorientasi pada tujuan, aktivitas siswa,
individualitas, integritas, interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan
memotivasi." 6 Penjelasan mengenai sembilan prinsip penerapan strategi
pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut:
a. Berorientasi pada tujuan
Proses pembelajaran mernpakan proses yang bertujuan. Oleh karenanya
keberhasilan suatu strategi pembelajaran dapat ditentukan dari keberhasilan
siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Jika siswa kurang berhasil
dalam mencapai tujuan pembelajarnn maka kemungkinan strategi yang
diterapkan kurang optimal atau bahkan tidak sesuai dengan materi
pembelajaran, sebaliknya jika siswa berhasil dalam mencapai tujuan maka
strategi yang diterapkan berarti tepat.
b. Aktivitas
Strategi pembelajaran hams dapat mendorong aktivitas siswa sebab pada
prinsipnya belajar adalah berbuat atau melakukan kegiatan untuk mengubah
tingkah !aim. Menurut Sardiman (2003) bahwa "setiap belajar pasti terdapat
5
Jamali Sahrodi, "Strategi Pembelajaran: Sebuah Jkhtisar Menuju Perubahan Perilaku dalam
Proses Pendidikan", dalam Lektur: Jurnal Pendidikan Islam, STAIN Cirebon, Vol. 12, No. I, Juni
')()(\/;;, h
セGI@
15
f. Inspriratif
Pembelajaran adalah proses yang inspiratif, yang memungkinkan siswa
untuk berdialog dalam dirinya clengan pikirannya sehingga muncul ide
atau gagasan
yang menimbulkan keinginan untuk merealisasikannya
clengan
mencoba-coba dan melakukan sesuatu. Oleh karena itu
cara
strategi pembelajaran hams memungkinkan siswa untuk berbuat dan
berpikir sesuai dengan inspirasinya sendiri. Diharapkan materi pembelajaran
clirencanakan dan disajikan seclemikan rupa sehingga memunculkan siswa
terinspirasi untuk melakukan sesuatu dan guru diharapkan dapat menghargai
apapun hasil yang diperoleh siswa.
g. Menyenangkan
Pembelajaran aclalah proses yang clapat mengembangkan seluruh potensi
siswa, potensi tersebut hanya clapat berkembang manakala siswa terbebas
dari rasa takut dan menegangkan. Pembelajaran yang membuat siswa
tertekan akan mengakibatkan siswa sulit dalam menerima atau menyerap
infonnasi yang ada, misalnya guru sering memberi hukuman atau suka
memarahi siswa di kelas. Perlakuan guru tersebut clapat memberikan beban
psikologis siswa. Huklrman memang perlu akan tetapi hukuman yang
cliberikan diharapkan menganclung unsur pendidikan clan pembentukan
sikap siswa ke arah yang lebih baik.
h. Menantang
Strategi pembelajaran hams menimbulkan tantangan bagi siswa untuk
mengembangkan kemampuan berpikir, yaitu merangsang kerja otak secara
maksimal.
Kemampuan
tersebut
clapat
clitumbuhkan
dengan
cara
mengembangkan rasa ingin tahu siswa melalui kegiatan mencoba-coba,
berpikir secara intuitif atau eksplorasi. Biasanya sesuatu yang dianggap
16
karena itu diharapkan strategi yang diterapkan bervariasi dan tidak membuat
siswa bosan.
i. Motivasi.
Motivasi ad al ah aspek yang sangat penting untnk membelaj arkan siswa.
Motivasi dapat mendorong siswa untuk berbuat atau melakukan sesuatu.
Oleh karena itu strategi pembelajaran harus membangkitkan motivasi siswa
sehingga siswa mau belajar.
Merujuk pada pendapat Mulyasa (2007) bahwa seorang guru dapat
melakukan berbagai cara untuk memotivasi siswa untuk belajar,
diantaranya adalah kejelasan kompetensi dasar yang hams dicapai
siswa sehingga siswa mempunyai garnbaran apa yang hams
dilakukan untuk mencapai kompetensi tersebut. Perhatian dan
sedikit pujian dari guru juga penting untuk menimbulkan rasa
.
8
senang s1swa.
Dari prinsip-prinsip penggunaan strategi pembelajaran di atas maka guru
harus benar-benar memikirkan strategi pembelajaran yang tepat secara matang
sebelum diterapkan di dalarn kelas agar tujuan pembelajaran dapat dicapai.
Guru juga hams mampu memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan
materi sehingga materi dapat tersarnpaikan dan dapat dipahami siswa dengan
mudah.
2. Strategi Pembelajaran Aktif Card Sort
Pada dasarnya proses pembelajaran terjadi karena adanya interaksi antara
guru dan siswa. Diantara keduanya saling mempengaruhi dan saling
mendukung dalarn kelancaran proses pembelajaran, jika interaksi di antara
keduanya tidak optimal maka proses pembelajaran pun kurang optimal. Oleh
karena itu, pembelajaran hams direncanakan dan dirancang agar tercipta
suasana pembelajaran yang interaktif, yaitu adanya hubungan komutatif atau
17
timbal balik antara guru, siswa, dan lingkungan. Interaksi yang dibangun
merupakan interaksi edukatif yaitu interaksi yang dimaksudkan untuk
mencapai tujuan pendidikan. Jadi, interaksi-interaksi yang diciptakan antara
siswa dan guru harus mengarah pada usaha pencapaian tujuan pendidikan yang
telah ditentukan.
Dalam berinteraksi, guru dan s1swa masing-masing menyadari bahwa
keduanya mempunyai kebebasan secara aktif untuk mengembangkan potensi
diri. Oleh karena itu, lingkungan sebagai sarana terbentuknya interaksi perlu
diatur sedemikian rupa sehingga kebebasan tersebut tetap ada. Lingkungan
dalam proses pembelajaran harus menimbulkan reaksi, khususnya reaksi siswa
ke arah peruba
CARD SORT TERHADAP HASIL BELAJAR
MATEMATIKA SISWA
(Studi eksperimen di kelas VII SMP Negeri 05 Kota Tangerang Selatan)
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Disusun oleh:
SITI LATIFAH
105017000441
D!lorlma
d•rl
TllL
No. lnoluk
ocwmkm'li : ·--······-····-·-······················
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010 M/1431 H
F'ERPUSTAKAAN UTAMA
UIN SYAHID JAKARTA
LEMBAR PENGESAHAN BllYIBINGAN SKRIPSI
Skripsi yang be1judul "Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif Card Sort
Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa" yang disusun oleh Siti Latifah,
NIM 105017000441, Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas llmu Tarbiyah
dan Keguruan, telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah
yang berhak diajukan pada sidang munaqasah sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan fakultas.
Jakarta, 05 J anuari 2009
Yang mengesahkan,
Pembimbing I
Drs. H.M. A i Hamzah. M.Pd.
NIP. 19482303 198203 1 001
Abdul Muin. S.Si., M.Pd.
NIP. 197512012006041 003
'
LEMEAR PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul "Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif Card Sort
Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa" diajukan kepada Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan
lulus dalam Ujian Munaqasah pada hari Kamis, 04 Maret 2010 dihadapan dewan
penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Sl (S.Pd.) dalam
bidang Pendidikan Matematika.
Jakarta, Maret 2010
Panitia Ujian Munaqasah
Tanggal
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Prodi)
Maifalinda Fatra, M.Pd.
NIP. 19700528 199603 2 002
Sekretaris J urusan
Otong Suhyanto, M.Si.
NIP. 19681104 199903 1 001
15/ ;!.OIO
o_;,
..............
Penguji I
tt;( '.2-010
.... ??....... .
Maifalinda Fatra, M.Pd.
NIP. 19700528 199603 2 002
Penguji II
Firdausi, M. Pd.
NIP. 19690629 200501 1 003
Mengetahui,
Tan a angan
DEPARTEMENAGANlA___ ! ..
-- ---nッセoォオュMャゥ
UIN JAKARTA
FORM (FR)
Tgl. Terbit
セNGZ@
---·
I
Juanda No 95 c;putal 1541< !ndonesi.' ' ----··- ·-·--- ____
MfャヲNゥ\セrGjッZ。YQ@
l セZ[@ セcvi@
:
27 Juli 2009
MセZ]ᄋ@
SURAT PERNYAT/>.AN KARYA SENDIRI
- - - - - - - - - ----·-----·----- -- -
-·-·- -·-----·-·--·-- --------------· ·---- -
. Sl\l LA.'llfA\i
....... -' ' ' ... ' . " ........ .
vセ|\Mー」L^ャZjエNゥ@
|vPQZセ@
Tempnt/Tgl.Lahir:
N!!vl
: ⦅QセNsMoGj@
Jurusan / Prodi
:
Jun 'D11mn
QGNaッエセB。@
........ ,,.1 ... 1,,;
dセMlZ
T _,_:L--
£'! __ ,
n_
4
konsepnya. "Matematika sering diasosiasikan dengan
membosankan dan njelimet".
sesuatu yang susah,
7
Asumsi siswa yang negatif terhadap matematika menyebabkan hasil belajar
matematika yang kurang memuaskan (rendah ). Hal ini dapat dilihat dari daftar nilai
ulangan harian, nilai tugas, nilai tes semester dan nilai akhir ujian nasional yang
belum sesuai dengan harapan guru dan siswa, seperti yang terjadi di SMP Negeri 05
Kota Tangerang Selatan bahwa dari hasil ulangan harian pada pokok bahasan
bilangan bulat di kelas VII diketahui hampir di setiap kelas terdapat lebih dari 50%
siswa yang tidak tuntas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), sedangkan KKM yang
ditetapkan untuk mata pelajaran matematika adalah 58. KKM tersebut adalah paling
rendahjika dibandingkan dengan KKM mata pelajaran lainnya. Menurut data TIMSS
juga disebutkan bahwa peringkat Indonesia dalam bidang Matematika menduduki
posisi ke-36 dari 49 Negara di dunia. 8 Data-data tersebut membuktikan bahwa hasil
belajar matematika siswa masih rendah.
Asumsi siswa mengenai matematika itu sulit juga berakibat buruk pada proses
pembelajaran, yakni mereka hanya belajar matematika dengan mendengarkan
penjelasan seorang guru, menghafalkan rumus, lalu memperbanyak latihan soal
dengan rnmus yang sudah dihafalkim. Seem-a mekanik mungkin siswa dapat
menyelesaikan soal matematika dengan cepat dan benar, namun ha! ini tidak
diimbangi dengan pemahaman esensi masalah sehingga mereka akan kebingungan
bila ditanya reasoning-nya. Siswa juga terkadang bingung bila dihadapkan pada soal
berbentuk cerita atau aplikasi.9
Sejauh ini, "matematika dianggap sulit dikarenakan proses pembelajarannya yang
dinilai kurang tepat yang terkait pada penerapan strategi, model dan penggunaan
media pembelajaran." 10 Penerapan strategi, model dan media pembelajaran tersebut
kurang memotivasi siswa untuk belajar matematika, sehingga mengakibatkan
7
Gelar Dwirahayu dan Munaspriyanto (eds.), Pendekatan Baru da/am Pembelajaran SAINS dan
Matematika Dasar, (Jakarta: PJC, l!SEP, UIN Jakarta, 2007), Cet.1, h. 1.
8
Ina V. S. Mullis, dkk, "TIMSS 2007 International Mathematics Report", dari http:
//timss.bc.edu/timss2007/techreoort.html. 17 Oktober 2009, 5:37 WIB.
9
Sukur Widi Asmoro, ""Kursus Berhitung Perlukah?", dalam Tun1buh Ken1bang, Ed.13, Februari Maret 2009, h. 15.
5
suasana pembelajaran semakin membosankan dan siswa kurang gembira saat belajar
matematika. Menurut Bala. ··minimnya suasana kegembiraan dalam proses
pembelajaran juga disebabkan karena siswa terlampau dijejali aneka beban
belajar." 11 Oleh karena itu. untuk menarik minat siswa dalam belajar matematika,
guru harus mampu menciptakan kondisi belajar yang kondusif, menarik dan
menyenangkan.
Keterampilan untuk menyajikan pembelajaran dengan penerapan strategi dan
metode belajar yang tepat merupakan salah satu syarat yang harus dilakukan oleh
seorang guru. Strategi dan metode belajar tersebut selain dapat mengembangkan
kompetensi diri siswa juga diharapkan dapat menciptakan interaksi siswa dalam
belajar. lnteraksi yang diutamakan adalah interaksi edukatif yaitu interaksi yang
ditimbulkan untuk mencapai tujuan pendidikan. "Interaksi edukatif adalah proses
interaksi yang disengaja, sadar tujuan. yakni untuk mengantarkan siswa ke tingkat
kedewasaannya. " 12 Dengan interaksi edukatif diharapkan dapat menciptakan suasana
pembelajaran lebih akti( komunikatif. dan dapat mengurangi kejenuhan siswa saat
belajar. Dalam pembelajaran harus ada komunikasi timbal balik antara guru dan
siswa. Guru diharnpkan tidak mendominasi kelas dan siswa dapat berpartisipasi dan
berperan aktif untuk bertanya, menyampaikan pendapat atau informasi.
Salah satu strategi pembelajaran yang melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran
yaitu strategi pembelajaran aktif card sort dengan metode permainan. Strategi
pembelajaran ini lebih berorientasi pada aktivitas siswa (student centered),
sedangkan guru hanya sebagai fasilitator yang mengarahkan dan membantu siswa
dalam pembelajaran. Strategi pembelajaran ini merupakan strategi pembelajaran aktif
(active learning) yang disajikan dengan metode permainan (games) dengan tujuan
untuk menciptakan suasana pembelajaran yang tidak monoton dan menjenuhkan.
Dalam pembelajaran ini. siswa dituntut untuk aktif dan partisipasif, sehingga dengan
keaktifan siswa tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar matematika
siswa yang selama ini dirasa kurang memuaskan bila dibandingkan dengan mata
pelajaran lain.
11
Robert Bala, ··Mcnjcrnihkan Pendidikan", dalam Ko111pas,Jakarta, 12 Juni 2009, h. 6.
!2 セG^MNQA@
A
'.
GMセ
f __ •
_J
> •
,.
•
ᄋセ@
I
•
,
ヲセ@
o
•
セ@
セ@
•
セ@
6
Prinsip dari strategi pembelajaran ini adanya kesempatan bagi s1swa untuk
menyampaikan ide atau pendapat pada saat presentasi, tujuannya adalah untuk
membiasakan siswa untuk berfikir kritis dan berani menyampaikan pendapat.
Aktifitas siswa yang ada dalam strategi pembelajaran ini meliputi pemilihan kartu
secara acak, diskusi kelompok, dan presentasi.
Dalam strategi pembelajaran ini siswa dibentuk ke dalam beberapa kelompok.
Perwakilan dari masing-masing kelompok akan memilih kartu secara acak, kartu
tersebut berisi soal atau permainan yang sesuai dengan materi pembelajaran yang
telah disiapkan oleh guru. Siswa kemudian mendiskusikan isi kartu tersebut dalam
kelompoknya masing-masing dalam waktu yang telah ditentukan. Setelah diskusi
selesai maka perwakilan dari kelompok akan mempresentasikannya di depan temantemannya. Semua aktifitas yang terjadi dalam strategi ini diharapkan dapat
mengembangkan kemampuan siswa baik intelektual maupun interaksi sosial siswa.
Dalam pembelajaran matematika, strategi pembelajaran ini dipraktekkan dengan
metode permainan (games) yang bertujuan untuk menghindari asumsi siswa tentang
pembelajaran matematika yang sulit dan menjenuhkan. · Metode permainan yang
diterapkan yaitu dengan mengadakan kompetisi antar kelompok dengan perolehan
poin atau hadiah. Kompetisi kelompok yaitu masing-masing kelompok berkompetisi
dengan kelompok lain untuk menjadi yang terbaik dengan cara bernsaha
mempresentasikan hasil diskusi lebih dahulu daripada kelompok lain, sebab
kelompok yang mempresentasikan hasil diskusi akan mendapatkan poin dan
kelompok yang memperoleh poin terbanyak akan mendapatkan hadiah (reward) dari
guru.
Metode permaman yang diterapkan disini diharapkan dapat menciptakan
kesenangan siswa untuk belajar, sebab dengan adanya diskusi kelompok dan
kompetisi diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar matematika siswa.
Menurut Sardiman dijelaskan bahwa "hasil belajar akan menjadi optimal jika ada
motivasi, semakin tepat motivasi yang diberikan maka semakin berhasil pula
pelajaran itu." 13 Oleh karena itu, Jika dalam pembelajaran matematika siswa dapat
belajar secara menyenangkan maka hal ini dapat meningkatkan motivasi dan minat
7
siswa untuk belajar serta menghilangkan asumsi bahwa belajar matematika itu sulit
dan menjenuhkan. Mengingat motivasi dan minat merupakan salah satu faktor
keberhasilan belajar maka dengan penerapan strategi pembelajaran aktif card sort
dalam pembelajaran matematika ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
matematika siswa pula.
Berdasarkan ha! tersebut di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian tentang
ha! itu dan mengangkatjudul: "Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif Card'
Sort Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa"
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang maka peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Suasana pembelajaran matematika kurang menarik sehingga siswa jenuh pada saat
pembelajaran matematika berlangsung.
2. Hasil belajar matematika siswa rendah karena siswa kurang mampu memahami
konsep dalam matematika.
3. Bagaimana strategi pembelajaran yang tepat untuk menumbuhkan motivasi dan
minat siswa dalam pembelajaran matematika?
C.Pembatasan Masalah
Peneliti membatasi masalah penerapan strategi pembelajaran aktif card sort
metode permainan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada pokok
bahasan aljabar. Hasil belajar matematika siswa dilihat dari nilai tes akhir untuk
pokok bahasan aljabar. Penelitian ini juga dibatasi pada tingkat Sekolah Menengah
Pertama kelas VII semesterr
D.Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka perumusan masalah dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
8
l . Bagaimanakah hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi
pembelajaran aktif card sort metode permainan?
2. Bagaimanakah hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi
pembelajaran konvensional metode ekspositori?
3. Apakah hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran
aktif card sort lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa yang diajar
dengan strategi pembelajaran konvensional?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa yang
diajar dengan strategi pembelajaran al-tif card sort. Secara rinci penelitian ini
bertujuan untuk:
I. Mengetahui hasil belajar matematika s1swa yang diajar dengan strategi
pembelajaran aktif card sort dengan metode perm:.inan.
2. Mengetahui hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi
pembelajaran konvensional metode ekspositori.
3. Membandingkan hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi
pembelajaran aktif card sort dengan hasil belajar matematika siswa yang diajar
dengan strategi pembelajaran konvensional.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
I. Peneliti, untuk memperluas wawasan dan pengalaman tentang cara belajar
matematika dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif card sort.
2. Siswa, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan perenungan tentang kesiapan
siswa dalam belajar matematika.
3. Guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar dalarn perumusan perencanaan
pembelajaran selanjutnya.
4. Sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar dalam penetapan kebijakan
herkaitan rlenv-an neninP-kat::in kna ャゥエ。⦅セ@
ョイッセpZ@
ョpNュィZャセゥイ@
BABU
PENYUSUNAN KERANGKA TEORITIK
DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A.Deskripsi Teoretik
1. Konsepsi Strategi Pembelajaran Matematika
Pada awalnya istilah strategi digunakan dalam dunia militer yang diartikan
sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu
peperangan. Namun, dalam perkembangannya istilah strategi juga digunakan
dalam kehidupan sehari-hari, misalkan seorang pedagang ingin dagangannya
laku dan mendapatkan untung yang banyak maka pedagang tersebut mencoba
strategi tertentu misalkan dengan menata dagangan dengan rapi dan bersih agar
pembeli dapat memilih dengan mudah, menjual dagangan dengan harga yang
tidak terlalu tinggi dan melayani pembeli dengan ramah. Strategi tersebut
dilakukan oleh pedagang agar tujuan yang telah direncanakan dapat tercapai.
Istilah strategi juga digunakan dalam dunia pendidikan, misalkan untuk
mencapai tujuan pendidikan di sekolah maka digw1akan strategi-strategi yang
tepat seperti penetapan kurikulum, penyediaan fasilitas belajar, perencanaan
pembelajaran, dan lain sebagainya.
Dalam proses pembelajaran, seorang guru pun hams mempunyai strategi
tertentu agar pembelajaran dapat berjalan secara kondusif, sehingga tujuan dari
pembelajaran dapat tercapai. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan
strategi-strategi khusus yang diterapkan dalam proses pembelajaran. Strategistrategi yang digunakan seorang guru dalam proses pembelajaran disebut juga
dengan strategi pembelajaran. Dalam penelitian ini yang akan dibahas lebih
10
lanjut yaitu mengenai strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru
matematika.
Pengertian strategi pembelajaran secara umum berbeda-beda menurut para
ahli, di antaranya yaitu menurut Trianto (2007) yang menyatakan bahwa
"strategi pembelajaran diartikan sebagai pola umum kegiatan guru dan siswa
dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah
digariskan." 1 Menurut Wina (2008), "strategi pembelajaran diartikan sebagai
suatu perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu." 2 Menurut Gerlach dan Ely (dalam
Junaedi, 2008), strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk
menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan pelajaran tertentu, yang
meliputi sifat, lingkup dan urutan kegiatan yang dapat memberikan
pengalaman belajar kepada siswa. 3 Sedangkan menurut Erman (2003),
"pengertian strategi dalam kaitannya dengan pembelajaran (matematika)
adalah siasat atau kiat yang sengaja direncanakan oleh guru matematika,
berkenaan
dengan
segala
persiapan
pembelajaran
agar
pelaksanaan
pembelajaran berjalan dengan lancar dan tujuannya yang berupa hasil belajar
dapat tercapai secara optimal. " 4
Berdasarkan pengertian-penge1tian strategi pembelajaran di atas maka dapat
disimpulkan bahwa strategi pembelajaran matematika adalah suatu rencana
yang berisi rangkaian kegiatan yang didesain sedemikian rupa yang diterapkan
dalam pembelajaran matematika sehingga pembelajaran dapat be1jalan secara
efektif dan efisien.
1
Trianto, Model-mode/ Pembe/ajaran lnovatif Berorientasi Kostruktivistik, (Jakarta: Prestasi
Pustaka Publisher, 2007), Cet. I, h. 85.
2
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum
tゥョセォ。エ@
Saluan Pendidikan {KTSP), (Jakarta: Kencana, 2008), Ed. I, Cet. I, h. 293-294.
Junaedi, dkk, Strategi Pembe/ajaran, (Surabaya: LAPIS - PGMI, 2008), Ed. I, Pake! I - 7,
h LR
11
Poin penting yang menjadi kriteria dalam menetapkan ketepatan penerapan
suatu strategi pembelajaran yaitu dilihat dari efisiensi dan efektifitas strategi
pembelajaran tersebut. Jika penerapan suatu strategi pembelajaran tertentu
dapat menciptakan pembelajaran matematika yang efektif dan efisien maka
strategi pembelajaran tersebut dianggap tepat, tetapi jika penerapa.> suatu
strategi pembelajaran tertentu tidak menciptakan pembelajaran matematika
yang efektif dan efisien maka strategi pembelajaran tersebut clianggap kurang
tepat sehingga perlu cliperbaiki atau diganti dengan strategi pembelajaran yang
lainnya.
Efisiensi suatu strategi pembelajaran dapat dilihat clari pencapaian tujuan
pembe!ajaran matematika dalam waktu yang lebih singkat. Oleh karena itu,
guru matematika harus mampu membedakan dan menganalisis strategi-strategi
pembelajaran
mana
yang
dapat
mengefisienkan
pencapman
tujuan
pembelajaran, misalkan dalam mempelajari pokok bahasan aljabar yang
didalamnya terdapat banyak subbab maka guru dapat menyajikan pembelajaran
dengan membentuk kelompok diskusi.
Efektifitas suatu strategi pembelajarm1 dapat dilihat clari segi proses dan
hasil. Efektifitas proses dapat dilihat dari ketepatan langkah-langkall belajar
siswa, sehingga didapatkan efisiensi belajar yang maksimal, sedangkan
efektifitas basil dapat dilihat dari taraf penguasaan siswa terhaclap kompetensi
dasar yang dapat dicapai, misalkan dalam mempelajari pokok bahasan aljabar
guru dapat menyajikan pembelajaran dengan membentuk kelompok diskusi
dan presentasi yang bertujuan untuk mengembangkan cara berfikir siswa.
Dengan presentasi, siswa berusalla menyampaikan ide dan hasil diskusi
sehingga akan membantu kemampuan siswa dalam berpikir atau bernalar.
Kemampuan siswa juga akan semakin kuat setelall guru memberikan tamballan
informasi mengenai topik presentasi.
Kriteria lain yang cukup penting dalam menetapkan ketepatan penerapan
12
pembelajaran.
Siswa
semaksimal
mungkin
dilibatkan
dalam
proses
pembelajaran sehingga siswa secara langsung memperoleh pengalaman
belajarnya. Keterlibatan atau keaktifan siswa dalam pembelajaran beraneka
ragam, seperti mendengarkan ceramah, mendiskusikan, membuat suatu alat,
membuat rangkuman hasil di.skusi dan sebagainya. Keaktifan siswa yang
berbeda-beda itu dapat dikelompokkan atas aktifitas yang bersifat fisik dan
aktifitas yang bersifat nonfisik (mental, intelektual, dan emosional).
Berdasarkan kriteria-kriteria strategi pembelajaran di alas maka diharapkan
strategi pembelajaran matematika disusun oleh guru matematika sebab guru
yang bersangkutan lebih memahami karakteristik matematika yang meliputi
bahan ajar dan tujuan pembelajarannya. Dengan pemahaman guru terhadap
matematika maka diharapkan guru matematika dapat menerapkan strategi
pembelajaran yang tepat sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif
dan efisien.
Strategi dan metode pembelajaran merupakan dua ha! yang sangat penting
dalam proses pembelajaran. Strategi berbeda dengan metode, metode
merupakan cara-cara yang digunakan oleh guru untuk menyajikan materi agar
mudah dipahami oleh siswa, misalnya metode ceramah, metode ekspositori,
metode permainan, metode penemuan dan sebagainya. Metode merupakan cara
yang digunakan agar rencana atau langkah-langkah dalam strategi tertentu
dapat dilaksanakan dengan baik. Jadi dalam suatu strategi pembelajaran
terdapat berbagai macam metode yang dapat dilakukan. Contoh strategi
pembelajaran dalam matematika, misalnya guru ingin melibatkan siswa aktif
dalam pembelajaran maka guru dapat menerapkan strategi active learning
dengan metode diskusi dan tanyajawab.
Strategi dan metode pembelajaran harus didesain sesuai dengan materi dan
tujuan pembelajaran yang ditetapkan agar materi yang disampaikan kepada
siswa dapat dipaharni siswa dengan mudah dan lebih tahan lama dalam ingatan
13
yang kondusif pada saat pelaksanaan pembelajaran, seperti yang dijelaskan
oleh Jamali (2006) bal1wa "dalam suasana yang kondusif siswa akan mudah
dalam memberikan perhatian terhadap pelajaran." 5 Dalam suasana yang
kondusif pula guru akan mudah memfasilitasi siswa untuk belajar sehingga
dapat menciptalcan efisiensi dan efektifitas pembelajaran.
Penerapan strategi pembelajaran juga harus sesuai dengan pnns1pprinsipnya. Menurut Wina (2008), "prinsip-prinsip penerapan strategi
pembelajaran antara lain yaitu berorientasi pada tujuan, aktivitas siswa,
individualitas, integritas, interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan
memotivasi." 6 Penjelasan mengenai sembilan prinsip penerapan strategi
pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut:
a. Berorientasi pada tujuan
Proses pembelajaran mernpakan proses yang bertujuan. Oleh karenanya
keberhasilan suatu strategi pembelajaran dapat ditentukan dari keberhasilan
siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Jika siswa kurang berhasil
dalam mencapai tujuan pembelajarnn maka kemungkinan strategi yang
diterapkan kurang optimal atau bahkan tidak sesuai dengan materi
pembelajaran, sebaliknya jika siswa berhasil dalam mencapai tujuan maka
strategi yang diterapkan berarti tepat.
b. Aktivitas
Strategi pembelajaran hams dapat mendorong aktivitas siswa sebab pada
prinsipnya belajar adalah berbuat atau melakukan kegiatan untuk mengubah
tingkah !aim. Menurut Sardiman (2003) bahwa "setiap belajar pasti terdapat
5
Jamali Sahrodi, "Strategi Pembelajaran: Sebuah Jkhtisar Menuju Perubahan Perilaku dalam
Proses Pendidikan", dalam Lektur: Jurnal Pendidikan Islam, STAIN Cirebon, Vol. 12, No. I, Juni
')()(\/;;, h
セGI@
15
f. Inspriratif
Pembelajaran adalah proses yang inspiratif, yang memungkinkan siswa
untuk berdialog dalam dirinya clengan pikirannya sehingga muncul ide
atau gagasan
yang menimbulkan keinginan untuk merealisasikannya
clengan
mencoba-coba dan melakukan sesuatu. Oleh karena itu
cara
strategi pembelajaran hams memungkinkan siswa untuk berbuat dan
berpikir sesuai dengan inspirasinya sendiri. Diharapkan materi pembelajaran
clirencanakan dan disajikan seclemikan rupa sehingga memunculkan siswa
terinspirasi untuk melakukan sesuatu dan guru diharapkan dapat menghargai
apapun hasil yang diperoleh siswa.
g. Menyenangkan
Pembelajaran aclalah proses yang clapat mengembangkan seluruh potensi
siswa, potensi tersebut hanya clapat berkembang manakala siswa terbebas
dari rasa takut dan menegangkan. Pembelajaran yang membuat siswa
tertekan akan mengakibatkan siswa sulit dalam menerima atau menyerap
infonnasi yang ada, misalnya guru sering memberi hukuman atau suka
memarahi siswa di kelas. Perlakuan guru tersebut clapat memberikan beban
psikologis siswa. Huklrman memang perlu akan tetapi hukuman yang
cliberikan diharapkan menganclung unsur pendidikan clan pembentukan
sikap siswa ke arah yang lebih baik.
h. Menantang
Strategi pembelajaran hams menimbulkan tantangan bagi siswa untuk
mengembangkan kemampuan berpikir, yaitu merangsang kerja otak secara
maksimal.
Kemampuan
tersebut
clapat
clitumbuhkan
dengan
cara
mengembangkan rasa ingin tahu siswa melalui kegiatan mencoba-coba,
berpikir secara intuitif atau eksplorasi. Biasanya sesuatu yang dianggap
16
karena itu diharapkan strategi yang diterapkan bervariasi dan tidak membuat
siswa bosan.
i. Motivasi.
Motivasi ad al ah aspek yang sangat penting untnk membelaj arkan siswa.
Motivasi dapat mendorong siswa untuk berbuat atau melakukan sesuatu.
Oleh karena itu strategi pembelajaran harus membangkitkan motivasi siswa
sehingga siswa mau belajar.
Merujuk pada pendapat Mulyasa (2007) bahwa seorang guru dapat
melakukan berbagai cara untuk memotivasi siswa untuk belajar,
diantaranya adalah kejelasan kompetensi dasar yang hams dicapai
siswa sehingga siswa mempunyai garnbaran apa yang hams
dilakukan untuk mencapai kompetensi tersebut. Perhatian dan
sedikit pujian dari guru juga penting untuk menimbulkan rasa
.
8
senang s1swa.
Dari prinsip-prinsip penggunaan strategi pembelajaran di atas maka guru
harus benar-benar memikirkan strategi pembelajaran yang tepat secara matang
sebelum diterapkan di dalarn kelas agar tujuan pembelajaran dapat dicapai.
Guru juga hams mampu memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan
materi sehingga materi dapat tersarnpaikan dan dapat dipahami siswa dengan
mudah.
2. Strategi Pembelajaran Aktif Card Sort
Pada dasarnya proses pembelajaran terjadi karena adanya interaksi antara
guru dan siswa. Diantara keduanya saling mempengaruhi dan saling
mendukung dalarn kelancaran proses pembelajaran, jika interaksi di antara
keduanya tidak optimal maka proses pembelajaran pun kurang optimal. Oleh
karena itu, pembelajaran hams direncanakan dan dirancang agar tercipta
suasana pembelajaran yang interaktif, yaitu adanya hubungan komutatif atau
17
timbal balik antara guru, siswa, dan lingkungan. Interaksi yang dibangun
merupakan interaksi edukatif yaitu interaksi yang dimaksudkan untuk
mencapai tujuan pendidikan. Jadi, interaksi-interaksi yang diciptakan antara
siswa dan guru harus mengarah pada usaha pencapaian tujuan pendidikan yang
telah ditentukan.
Dalam berinteraksi, guru dan s1swa masing-masing menyadari bahwa
keduanya mempunyai kebebasan secara aktif untuk mengembangkan potensi
diri. Oleh karena itu, lingkungan sebagai sarana terbentuknya interaksi perlu
diatur sedemikian rupa sehingga kebebasan tersebut tetap ada. Lingkungan
dalam proses pembelajaran harus menimbulkan reaksi, khususnya reaksi siswa
ke arah peruba