Pengujian Sifat Fisis .1 Pengujian Densitas density Latar Belakang

mengeras dapat diolah kembali dengan mudah sedangkan termoset sulit dan bahkan tidak bisa diolah kembali. Contoh termoplastik PVC polivinil clorida, FE polietilen, nilon 66, poliamida, poliasetal dan lain- lainHebi, 2011. 2. Termoset, yaitu polimer yang tidak mau mencair atau meleleh jika dipanaskan. Polimer - polimer termoset tidak bisa dibentuk dan tidak dapat larut karena pengikatan silang, menyebabkan kenaikan berat molekul yang besar Steven,2001. Beberapa resin termoset yang sangat terkenal sering digunakan oleh masyarakat umum: resin poliester dan epoksi Beckwith,2012 2.4 Pengujian Sifat Fisis 2.4.1 Pengujian Densitas density Densitas merupakan salah satu sifat fisis yang menunjukkan perbandingan antara massa benda terhadap volumenya atau banyaknya massa zat per satuan volume. Persamaan yang digunakan untuk menghitung densitas yaitu : ………………………………… 2.1 Dengan: ρ = densitas atau kerapatan gcm 3 m = massa komposit gram V = volume komposit cm 3 2.4. 2 Pengujian Daya Serap Air Pengujian daya serap air dilakukan untuk menentukan besarnya persentase air yang terserap oleh sampel yang direndam dengan perendaman di dalam air aquadest selama 24 jam. Daya serap sampel terhadap air dapat dihitung menggunakan persamaan berikut ini : Universitas Sumatera Utara Dengan : Mk = Massa kering komposit gram Mb = Massa basah komposit gram 2.4. 3 Pengujian Kadar Air Pengujian kadar air dilakukan untuk menentukan besarnya kandungan air di dalam suatu benda, caranya dengan memasukkan sampel pada oven suhu 100 o C selama 3 jam. Kadar air suatu benda dapat dihitung menggunakan persamaan berikut : ..…………………………… 2.3 Dengan : m 1 = Massa akhir komposit gram m 2 = Massa awal komposit gram

2.5 Pengujian Sifat Mekanik

Untuk mengetahui sifat mekanik suatu material harus dilakukan pengujian. Masing-masing pengujian memiliki cara yang berbeda-beda, secara umum dapat dikatakan pembebanan secara statik dan pembebanan secara dinamik.

2.5.1 Pengujian Kekuatan Tarik Tensile Strength Test

Pengujian tarik tensile stength test adalah pengujian mekanik secara statis dengan cara sample ditarik dengan pembebanan pada kedua ujungnya dimana gaya tarik yang diberikan sebesar F Newton. Tujuannya untuk mengetahui sifat-sifat mekanik tarik kekuatan tarik dari komposit yang diperkuat dengan serat palem saray. Pengujian kekuatan tarik tensile stength test ini akan mengubah bentuk dari komposit yaitu dengan adanya pertambahan panjang pada komposit tersebut. Pengujian tarik tensile stength test ini dapat dilihat pada gambar : Nilai kekuatan tarik dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut : Universitas Sumatera Utara σ = …………………..…………. 2.4 ε = x 100 ……………………………… 2.5 Dengan : σ = Kuat tarik Mpa F = Gaya N A o = Luas permukaan mm 2 ε = Regangan ΔL = Pertambahan panjangmm Lo = Panjang mula-mula mm Sesuai dengan hukum Hooke, tegangan adalah sebanding dengan regangan.Kesebandingan tegangan terhadap regangan dinyatakan sebagai perbandingan tegangan satuan terhadap regangan satuan. Pada bahan kaku tetapi elastis seperti baja, kita peroleh bahwa tegangan satuan yang diberikan menghasilkan perubahan bentuk satuan yang relatif kecil.Perkembangan hukum Hooke tidak hanya pada hubungan tegangan – regangan saja, tetapi berkembang menjadi modulus young atau modulus elastisitas E. Modulus Elastisitas tersebut dapat dihitung dengan persamaan berikut ini: ………………………………… … 2.6 Dengan : E = modulus elastisitas Nm 2 σ= tegangan Nm 2 atau MPa ε= regangan Prasetyo, 2010 Universitas Sumatera Utara 2.5.2 Pengujian Kekutan Lentur Ultimate Flexural Strenght Pengujian kekuatan lentur dimaksudkan untuk mengetahui ketahanan komposit terhadap pembebanan pada tiga titik lentur.Di samping itu pengujian ini juga dimaksudkan untuk mengetahui keelastisan suatu bahan.Pada pengujian ini terhadap sampel uji diberikan pembebanan yang arahnya tegak lurus terhadap arah penguatan serat. Pembebanan yang diberikan yaitu pembebanan dengan tiga titik lentur, dengan titik-titik sebagai bahan penahan berjarak 90 mm dan titik pembebanan diletakkan pada pertengahan panjang sampel.Pembebanan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: P h b L Gambar 2.6 : Pengujian Kuat Lentur flexural strength test Persamaan berikut digunakan untuk memperoleh nilai kekuatanlentur adalah : ……………………………………. 2.7 Dengan: : UFS = kekutan lentur Nm 2 P= gaya penekan N L= jarak dua penumpu m b = lebar sampel m h = tebal sampel uji m Prasetyo, 2010 2.5.3 Pengujian Impak Impact Test Pengujian impak bertujuan untuk mengukur berapa energi yang dapat diserap suatu material sampai material tersebut patah.Pengujian impak ini Universitas Sumatera Utara merupakan respon terhadap beban yang tiba – tiba yang bertujuan mengetahui ketangguhan suatu bahan terhadap pembebanan dinamis, sehingga dapat diketahui apakah suatu bahan yang diuji rapuh atau kuat. Dasar pengujian impak ini adalah penyerapan energi potensial dari pendulum beban yang berayun dari suatu ketinggian tertentu dan menumbuk benda uji sehingga benda uji mengalami deformasi. Semakin banyak energi yang terserap maka akan semakin besar kekuatan impak dari suatu beban. Pengujian Impak dapat digambarkan sebagai berikut: Nilai kekuatan Impak dapat dihitung dengan persamaan berikut : Is = ……………………………………. 2.8 Dengan : Is = Kekuatan Impak Jmm 2 Es= Energi serap J A = Luas permukaan mm 2 Zainuri, 2010 Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat mendorong berbagai pihak untuk menemukan beberapa teknologi alternatif sebagai cara dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Khususnya pada bahan material untuk berbagai kebutuhan masyarakat seperti peralatan elektronik, peralatan rumah tangga, peralatan olah raga, dan lain-lain. Komposit adalah salah satu alternatif untuk menghasilkan material yang dari sifat mekaniknya lebih baik dari material lainnya. Komposit merupakan suatu matrial yang berbentuk dari kombinasi dua atau lebih material pembentuknya berbeda-beda. Dikarenakan berbeda- beda.Dikarenakan kareakteristik pembentuknya berbeda-beda, maka akan dihasilkan material baru yaitu komposit yang mempunyaisifat mekanik dan karakteristik yang berbeda darimaterial- material pembentuknya Schwartz,1984 Penguat dalam komposit berperan sebagai bagian utama yang menahan beban serta memberikan sifat kekakuan,kekuatan,stabilitas panas dalam komposit.Matriks dalam komposit berperan sebagai pengikat serat filler dan mendistribusikan tegangan pada saat pembebanan.Serat yang digunakan biasanyapada umumnya seratalam dan serat sintesis. Salah satu contoh serat alam yaitu serat rami. Seiring perkembangan teknologi bahan tersebut, banyaknya komposit polimer serat alam mulai tergantikan oleh jenis bahan serat sintesis, seperti: gelas, karbon, rayon, akril, dan nilon. Tapi penggunaan serat sintesis di berbagai bidang dapat mengakibatkan permasalahan limbah non-organik. Untuk itu serat alam kembali mendapat perhatian sebagai bahan komposit yang ramah lingkungan dan biaya produksi murah. Serat alami yang dimaksud dalam komposit adalah serat yang berasal dari alam, tanpa melalui proses kimia dan industri . Pertimbangan pemilihan serat untuk komposit sangat dipengaruhi oleh beberapa parameter diantaranya adalah kekuatan dan modulus elastisitas komposit yang diinginkan, perpanjangan ketika patah, stabilitas termal, ikatan antara serat dan matriks, perilaku dinamik, massa jenis, harga, biaya proses, ketersediaan dan kemudahan daur ulang. Selama ini, penelitian yang dilakukan banyak menggunakan serat sintesis. Hal ini dikarenakan serat sintesis mudah didapat, praktis, dan sifat mekaniknya telah tertentu. Namun limbah serat sintesis memberikan dampak lingkungan yang tidak baik sehingga beralih pada serat alam. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui sifat fisis dan sifat mekanik komposit serat sisal dengan matriks Universitas Sumatera Utara Poliester. Komposit serat sisal dengan resin poliester dirancang untuk mendapatkan komposit yang kuat, kokoh, lentur dan ringan.

1.2 Rumusan Masalah