Pengujian Kekuatan Tarik Tensile Strength Test

Dengan : Mk = Massa kering komposit gram Mb = Massa basah komposit gram 2.4. 3 Pengujian Kadar Air Pengujian kadar air dilakukan untuk menentukan besarnya kandungan air di dalam suatu benda, caranya dengan memasukkan sampel pada oven suhu 100 o C selama 3 jam. Kadar air suatu benda dapat dihitung menggunakan persamaan berikut : ..…………………………… 2.3 Dengan : m 1 = Massa akhir komposit gram m 2 = Massa awal komposit gram

2.5 Pengujian Sifat Mekanik

Untuk mengetahui sifat mekanik suatu material harus dilakukan pengujian. Masing-masing pengujian memiliki cara yang berbeda-beda, secara umum dapat dikatakan pembebanan secara statik dan pembebanan secara dinamik.

2.5.1 Pengujian Kekuatan Tarik Tensile Strength Test

Pengujian tarik tensile stength test adalah pengujian mekanik secara statis dengan cara sample ditarik dengan pembebanan pada kedua ujungnya dimana gaya tarik yang diberikan sebesar F Newton. Tujuannya untuk mengetahui sifat-sifat mekanik tarik kekuatan tarik dari komposit yang diperkuat dengan serat palem saray. Pengujian kekuatan tarik tensile stength test ini akan mengubah bentuk dari komposit yaitu dengan adanya pertambahan panjang pada komposit tersebut. Pengujian tarik tensile stength test ini dapat dilihat pada gambar : Nilai kekuatan tarik dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut : Universitas Sumatera Utara σ = …………………..…………. 2.4 ε = x 100 ……………………………… 2.5 Dengan : σ = Kuat tarik Mpa F = Gaya N A o = Luas permukaan mm 2 ε = Regangan ΔL = Pertambahan panjangmm Lo = Panjang mula-mula mm Sesuai dengan hukum Hooke, tegangan adalah sebanding dengan regangan.Kesebandingan tegangan terhadap regangan dinyatakan sebagai perbandingan tegangan satuan terhadap regangan satuan. Pada bahan kaku tetapi elastis seperti baja, kita peroleh bahwa tegangan satuan yang diberikan menghasilkan perubahan bentuk satuan yang relatif kecil.Perkembangan hukum Hooke tidak hanya pada hubungan tegangan – regangan saja, tetapi berkembang menjadi modulus young atau modulus elastisitas E. Modulus Elastisitas tersebut dapat dihitung dengan persamaan berikut ini: ………………………………… … 2.6 Dengan : E = modulus elastisitas Nm 2 σ= tegangan Nm 2 atau MPa ε= regangan Prasetyo, 2010 Universitas Sumatera Utara 2.5.2 Pengujian Kekutan Lentur Ultimate Flexural Strenght Pengujian kekuatan lentur dimaksudkan untuk mengetahui ketahanan komposit terhadap pembebanan pada tiga titik lentur.Di samping itu pengujian ini juga dimaksudkan untuk mengetahui keelastisan suatu bahan.Pada pengujian ini terhadap sampel uji diberikan pembebanan yang arahnya tegak lurus terhadap arah penguatan serat. Pembebanan yang diberikan yaitu pembebanan dengan tiga titik lentur, dengan titik-titik sebagai bahan penahan berjarak 90 mm dan titik pembebanan diletakkan pada pertengahan panjang sampel.Pembebanan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: P h b L Gambar 2.6 : Pengujian Kuat Lentur flexural strength test Persamaan berikut digunakan untuk memperoleh nilai kekuatanlentur adalah : ……………………………………. 2.7 Dengan: : UFS = kekutan lentur Nm 2 P= gaya penekan N L= jarak dua penumpu m b = lebar sampel m h = tebal sampel uji m Prasetyo, 2010 2.5.3 Pengujian Impak Impact Test Pengujian impak bertujuan untuk mengukur berapa energi yang dapat diserap suatu material sampai material tersebut patah.Pengujian impak ini Universitas Sumatera Utara merupakan respon terhadap beban yang tiba – tiba yang bertujuan mengetahui ketangguhan suatu bahan terhadap pembebanan dinamis, sehingga dapat diketahui apakah suatu bahan yang diuji rapuh atau kuat. Dasar pengujian impak ini adalah penyerapan energi potensial dari pendulum beban yang berayun dari suatu ketinggian tertentu dan menumbuk benda uji sehingga benda uji mengalami deformasi. Semakin banyak energi yang terserap maka akan semakin besar kekuatan impak dari suatu beban. Pengujian Impak dapat digambarkan sebagai berikut: Nilai kekuatan Impak dapat dihitung dengan persamaan berikut : Is = ……………………………………. 2.8 Dengan : Is = Kekuatan Impak Jmm 2 Es= Energi serap J A = Luas permukaan mm 2 Zainuri, 2010 Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang