Pengertian Kenakalan Remaja Wujud Kenakalan Remaja

sayang dengan baik, cenderung menjadi anak yang sulit mempercayai lingkungannya. Dengan demikian, rasanya akan sulit untuk mengembangkan potensi kognitif maupun kemampuan yang lain Dariyo, 2004: 14-15.

2.3 Kenakalan Remaja

2.3.1 Pengertian Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja biasa disebut dengan istilah Juvenile delinquency. Kata juvenile dan delinquent berasal dari bahasa latin juvenilis yang artinya anak-anak, anak muda, ciri karakter pada anak muda bersifat khas pada periode remaja. Sedangkan delinquent berarti terabaikan, mengabaikan yang kemudian diperluas artinya menjadi kejahatan sosial, kriminal, pelanggaran aturan, pembuat ribut, pengacau dan lain-lain. Dapat diartikan bahwa kenakalan remaja adalah perilaku jahat dursila, atau kejahatan kenakalan anak-anak muda yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial, sehingga mereka itu mengembangkan bentuk tingkah laku yang menyimpang Kartono, 2008: 6. Dalam pengertian yang lebih luas tentang kenakalan remaja ialah perbuatankejahatanpelanggaran yang dilakukan oleh anaka remaja yang bersifat melawan hukum, anti sosial, anti susila, dan menyalahi norma-norma agama. Paham kenakalan dalam arti luas, meliputi perbuatan-perbuatan anak remaja yang bertentangan dengan kaidah-kaidah hukum tertulis, baik yang terdapat dalam KUHP pidana umum maupun perundang-undangan di luar KUHP pidana khusus. Dapat pula terjadi perbuatan anak remaja tersebut bersifat anti sosial yang menimbulkan keresahan masyarakat pada umumnya, akan tetapi tidak tergolong delik pidana umum maupun pidana khusus. Ada pula perbuatan anak remaja yang bersifat anti susila, yakni durhaka pada orangtua, sesaudara saling bermusuhan. Di Universitas Sumatera Utara samping itu dapat dikatakan kenakalan remaja, jika perbuatan tersebut bertentangan dengan norma-norma agama yang dianutnya, misalnya remaja Muslim enggan berpuasa, padahal sudah tamyis bahkan sudah baligh, remaja Kristen enggan melakukan sembahyang kebaktian Sudarsono, 1995: 11-12.

2.3.2 Wujud Kenakalan Remaja

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, kenakalan remaja yang dimaksud adalah perilaku yang menyimpang atau melanggar hukum. Singgih D. Gunarsa 2003: 19 membagi kenakalan remaja itu menjadi dua kelompok besar, yaitu: 1. Kenakalan yang bersifat a-moral dan a-sosial dan tidak diatur dalam undang-undang sehingga tidak dapat atau sulit digolongkan sebagai pelanggaran hukum, yaitu; a. Membohong, memutar-balikkan kenyataan dengan tujuan menipu orang atau menutup kesalahan. b. Membolos, pergi meninggalkan sekolah tanpa pengetahuan pihak sekolah. c. Kabur, meninggalkan rumah tanpa ijin orangtua ataupun menentang keinginan orang tua. d. Keluyuran, pergi sendiri maupun berkelompok tanpa tujuan, dan mudah menimbulkan perbuatan iseng yang negatif. e. Memiliki dan membawa benda yang membahayakan orang lain, sehingga mudah terangsang untuk mempergunakannya. Misalnya,pisau, pistol, dan lainnya. f. Bergaul dengan teman yang memberi pengaruh buruk, sehingga mudah terjerat dalam perkara yang benar-benar kriminal. Universitas Sumatera Utara g. Berpesta pora semalam suntuk tanpa ada pengawasan, sehingga mudah timbul tindakan-tindakan yang kurang bertanggung jawab a- moral dan a-sosial. h. Membaca buku-buku cabul dan kebiasaan mempergunakan bahasa yang tidak sopan, tidak senonoh seolah-olah menggambarkan kurang perhatian dan pendidikan dari orang dewasa. i. Secara berkelompok makan di rumah makan tanpa membayar atau naik bis tanpa membeli karcis. j. Turut dalam pelacuran atau melacurkan diri baik dengan tujuan kesulitan ekonomi maupun tujuan lainnya. k. Berpakaian tidak pantas dan minum-minuman keras atau menghisap ganja sehingga merusak diri sendiri maupun orang lain. 2. Kenakalan yang bersifat melanggar hukum dengan penyelesaian sesuai dengan undang-undang dan hukum yang berlaku sama dengan perbuatan melanggar hukum bilamana dilakukan orang dewasa yaitu: a. Perjudian dan segala macam bentuk perjudian yang mempergunakan uang. b. Pencurian dengan kekerasan maupun tanpa kekerasan: pencopetan, perampasan, penjambretan. c. Penggelapan barang. d. Penipuan dan pemalsuan. e. Pelanggaran tata susila, menjual gambar-gambar porno dan film porno, serta pemerkosaan. f. Pemalsuan uang dan pemalsuan surat-surat keterangan resmi. Universitas Sumatera Utara g. Tindakan-tindakan anti sosial,perbuatan yang merugikan milik orang lain. h. Percobaan pembunuhan. i. Menyebabkan kematian orang, turut tersangkut dalam pembunuhan. j. Pembunuhan. k. Pengguguran kandungan Gunarsa, 2003: 20-22. Jensen mengemukakan pembagian kenakalan remaja menjadi empat jenis Jensen, dalam Sarwono,2000: 200, antara lain: 1. Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain: perkelahian, perkosaan, perampokan, pembunuhan, dan lain-lain. 2. Kenakalan yang menimbulkan korban materi: perusakan, pencurian, pencopetan, pemerasan, dan lain-lain. 3. Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban di pihak orang lain: pelacuran, penyalahgunaan obat. Di Indonesia mungkin dapat juga dimasukkan hubungan seks sebelum menikah dalam jenis ini. 4. Kenakalan yang melawan status, misalnya mengingkari status anak sebagai pelajar dengan cara membolos, mengingkari status orangtua dengan cara minggat dari rumah atau membantah perintah mereka dan sebagainya. Universitas Sumatera Utara

2.3.3 Teori- Teori Penyebab Kenakalan Remaja