Kebijakan Publik KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Kerangka teori akan menjadi petunjuk bagi penulis dalam menganalisis permasalahan penelitian untuk membantu dan merumuskannya dan diharapkan dalam pembahasan akan memudahkan membuat uraian dan pemecahan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya. Kerangka teoritis juga diperlukan bagi penelitian ini, sehingga arah, tujuan dan konsep penelitian ini menjadi jelas. Penulis menggunakan kerangka teori sebagai berikut :

A. Kebijakan Publik

Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, segala kegiatan pemerintah tidak terlepas dari sesuatu yang disebut sebagai kebijakan publik. Kebijakan tersebut dapat dijumpai dalam berbagai bidang pembangunan, misalnya di bidang kesehatan, keamanan, pertanian, ekonomi, pertanahan, pendidikan dan lain sebagainya. Menurut Riant Nugroho : “kebijakan publik adalah kebijakan yang dibuat oleh administratur negara atau administratur publik, kebijakan publik adalah kebijakan yang mengatur kehidupan bersama atau kehidupan publik, bukan kehidupan orang seorang atau golongan dan dikatakan kebijakan publik jika manfaat yang diperoleh masyarakat yang bukan pengguna langsung dari produk yang dihasilkan jauh lebih banyak atau lebih besar dari pengguna langsungnya” Riant Nugroho, 2006:25 Harold D. Laswell dalam Setiono memberikan definisi kebijakan publik sebagai berikut: 1.Kebijakan publik adalah suatu program pencapaian tujuan, nilai-nilai dan praktek-praktek yang terarah; 2.Kebijakan publik adalah apa saja yang dilakukan maupun tidak dilakukan oleh pemerintah. Setiono, 2004 : 1 Sedangkan beberapa definisi kebijakan negara yang lain adalah sebagai berikut : 1. menurut Thomas R Dye dalam Irfan Islamy, “kebijaksanaan negara sebagai “is whatever government choose to do or not to do”” apapun yang dipilih pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan ; Irfan Islamy, 2007 : 18 2. menurut James E. Anderson dalam Irfan Islamy, “kebijaksanaan dapat diartikan sebagai serangkaian tindakan yang mempunyai tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang pelaku atau sekelompok pelaku guna memecahkan suatu masalah tertentu”. Irfan Islamy, 2007 : 19 . Berdasarkan definisi tersebut maka dapat ditemukan unsur-unsur yang terkandung dalam kebijakan publik seperti yang dikemukakan oleh James E. Anderson dalam Irfan Islamy, antara lain mencakup : a. Kebijakan selalu mempunyai tujuan atau berorientasi pada tujuan tertentu; b. Kebijakan berisi tindakan atau pola tindakan pejabat-pejabat pemerintah; c. Kebijakan adalah apa yang benar-benar dilakukan oleh pemerintah dan bukan apa yang bermaksud akan dilakukan; d. Kebijakan publik bersifat positif merupakan tindakan pemerintah mengenai sesuatu masalah tertentu dan bersifat negatif keputusan pejabat pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu; e. Kebijakan publik positif selalu berdasarkan pada perturan perundang- undangan tertentu yang bersifat memaksa otoritatif . Atas dasar unsur atau elemen yang terkandung dalam kebijakan tersebut, maka kebijakan publik dibuat dalam kerangka untuk memecahkan masalah dan untuk mencapai tujuan dan sasaran tertentu yang diinginkan. Kebijakan publik ini berkaitan dengan apa yang senyatanya dilakukan oleh pemerintah dan bukan sekedar apa yang ingin dilakukan Irfan Islamy, 2007 : 19 Lebih lanjut Retno Sutaryono menggolongkan kebijakan sebagai kebijakan nasional dan daerah sebagaimana berikut : “Mengenai jenjang kebijakan di Indonesia dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kebijakan nasional dan kebijakan daerah. Sedang menurut substansinya dapat digolongkan sebagai berikut, kebijakan umum yang nasional bisa berbentuk undang-undang, peraturan pemerintah atau keputusan presiden. Sedangkan untuk tingkat daerah biasanya berbentuk peraturan daerah. Disamping kebijakan umum ada pula kebijakan pelaksanaan yang merupakan pelaksanaan dari kebijakan umum. Di tingkat daerah dapat berbentuk peraturan bupati atau walikota, selanjutnya sebagai penjabaran pelaksanaan ditindaklanjuti dengan kebijakan teknis yang memuat pengaturan teknis di bidang tertentu.” Retno Sutaryono, 2001 : 10. Secara sederhana Riant Nugroho mengelompokkan kebijakan publik menjadi tiga kelompok yaitu : 1. Kebijakan publik yang bersifat makro atau umum, atau mendasar. 2. Kebijakan publik yang bersifat meso atau menengah, atau penjelas pelaksanaan. Kebijakan ini dapat berbentuk Peraturan Menteri, Surat Edaran Menteri, Peraturan Gubernur, Peraturan Bupati dan Peraturan Walikota. Kebijakannya dapat pula berbentuk Surat Keputusan Bersama atau SKB antar menteri, Gubernur dan Bupati atau Walikota. 3. Kebijakan publik yang bersifat mikro adalah yang mengatur pelaksanaan atau implementasi dari kebijakan diatasnya. Bentuk kebijakannya adalah peraturan yang dikeluarkan oleh aparat publik dibawah menteri, gubernur dan walikota. Ada beberapa perkecualian, kebijakan yang sifatnya makro dan meso kadang bersifat implementasi langsung” Riant Nugroho 2006 : 32 . Suatu kebijakan publik akan menjadi efektif apabila dilaksanakan dan mempunyai dampak manfaat positif bagi anggota masyarakat, namun demikian dimungkinkan bahwa kebijakan publik itu kurang efektif dalam pelaksanaannya. Hal ini disebabkan karena kurangnya peran aktor pelaksana atau badan-badan pemerintah dalam implementasi kebijakan publik. Disamping itu juga karena masih lemahnya mereka dalam menyebarluaskan kebijakan publik baru kepada warga masyarakat.

B. Model Kebijakan Publik