2. Kejaksaan
Pada pasal 1 butir 1 Undang- Undang No.16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia ditentukan bahwa Jaksa adalah pejabat fungsional
yang diberi wewenang oleh Undang- Undang ini untuk bertindak sebagai penuntut umum dan pelaksanaan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum serta wewenang lain berdasarkan undang- undang. Kejaksaan Republik Indonesia sebagai lembaga negara Pemerintahan yang melaksanakan kekuasaan
negara dibidang penuntutan harus bebas dari pengaruh kekuasaan manapun, yakni dilaksanakan secara merdeka terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan
pengaruh kekuasaan lainnya. Kejaksaan sebagai salah satu lembaga penegak hukum dituntut lebih berperan dalam menegakkan supremasi hukum,
perlindungan kepentingan umum, penegak hak asasi, serta pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme KKN.
Di dalam pasal 1 butir 6 Undang- Undang Nomor 8 tahun 1981 disebutkan bahwa:
a. Jaksa adalah pejabat yang diberi wewenang oleh undang- undang ini untuk
bertindak sebagai penuntut umum serta melaksanakan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
b. Penuntut umum adalah jaksa yang diberi wewenang oleh undang- undang ini
untuk melakukan penuntutan dan melaksanakan penetapan hakim. Pada saat KUHAP berlaku sejak diundangkannya pada tanggal 31
Desember 1981 membawa perubahan mendasar dalam sistem peradilan pidana
Universitas Sumatera Utara
Indonesia. Setelah 10 tahun KUHAP berlaku, Kejaksaan mengajukan rancangan UU tentang Kejaksaan Indonesia untuk mengubah UU No.15 Tahun 1961 tentang
Ketentuan- Ketentuan Pokok Kejaksaan Republik Indonesia dan Undang- Undang No.16 Tahun 1961 tentang Pembentukan Kejaksaan Tinggi yang dirasakan sudah
tidak sesuai lagi dengan perekembangan masyarakat, serta sudah tidak sesuai lagi dengan jiwa KUHAP. Kemudian kejaksaan RI diatur dalam Undang- Undang
Republik Indonesia tahun 1945, Undang- Undang 4 tahun 2004, tentang Kekuasaan Kehakiman, dan beberapa Undang- Undang yang baru, serta
berdasarkan perkembangan kebutuhan masyarakat dan kehidupan ketatanegaraan maka Undang- Undang No.5 tahun 1991 tentang Kejaksaan Republik indonesia
sudah tidak sesuai lagi sehingga perlu dilakukan perubahan secara komprehensif dengan membentuk Undang- Undang No.16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan
Republik Indonesia.
8
3. Tindak Pidana