Pengaruh Pemberian Alkohol Secara Akut Terhadap Memori Pada Tikus (Rattus norvegicus)
Pengaruh Pemberian Alkohol Secara Akut
Terhadap Memori Pada Tikus
(Rattus norvegicus)
Sri Nabawiyali
Nurul Makiyah
Fakultas Kedoheran
ofthis studv is to reveal the effects ofacutely admitted alcohol on memory by
measuring the 8 arm radial maze performance of the r(rts. In this study, rats are
divided randomly into three groups i.e. control group, treatment conlrol group and
lrealment Efoup. Each group contains 5 rats. Rdts were adapted tnto 8 arm radial
maze for 10 minutes Jor seven days subsequently without giving a bait except in the
sixth day which was given a bail into the tip, the middle and the door of arms and in
the seventh day a bait was given into those arms excepl the door of arms.
The aim
In the eighth day, a control group was nol given any treatment, a treatment control
group is given aquades 2 ml orally and a treatment group was given 2,5 g/kg absoIute alcohol (2 ml of 20% alcohol, orally). Thirty minutes after treatment' each rat
was put inlo 8 arm radial mqze to test the performance consisting ofa number ofarm
radial maze that were entered by rats and error values ofrats entered arms ofradial
m(Ee. Treatment of 8 arm radial maze was conducted in every rat Jor ten minutes
within l2 days subsequently.
The result of this study showed that treatment group has a lowest ofnumber oJ arm
radial maze that were entered by rats compared with control and treatment control
groups, but an eftor values ofrats that enter lo arms ofradial maze in d treatment
group is the biggest compared with control and trealment control groups. From the
results ofthis study, it is concluded that acutely alcohol given orally would cause the
memory function declines.
Key llords: Alcohol, Acutely, Memory, Maze Radial
Pendahuluan
Latar belakang
Alkohol dalam bidang medis dikenal sebagai salah satu obat tertua yang digunakan
masyarakat. Di negara-negara Barat, alkoholisme rnerupakan salah satu masalah penyalahgunaan
obat yang serius. Data epidemiologis menunjukkan, sekitar 2/3 penduduk dewasa di Amerika
Serikat mengkonsumsi alkohol secara teratur dan l2%o di antaranya termasuk peminum berat
(heavy drinkers) (Tabakoff & Hoffman dalam Meltzer, 1987). Data epidemiologis di negara
berkembang khususnya di Indonesia belum diketahui secara pasti, namun dari berbagai studi
lumal
IDA
Edisi 5, Tahun I 4 I 9/ I 999
4
disebutkan bahwa alkohol banyak dikonsumsi secara ilegal di kota-kota besar yang aksesibilitas
turisrnenya tinggi (Widharto, 1997).
Alkoholisme adalah masalah ekonomi, sosial dan kesehatan rnasyarakat. Di Amerika Serikat
sendiri kerugian karena menurunnya produktivitas dan kesehatan dalam satu tahun dikaitkan dengan
alkoholisme diperkirakan menelan biaya I 17 milyar dolar. Cangguan neurologis yang berhubungan
dengan alkohol terutama terdapat dalam jumlab besar, menyebar dan menghancurkan dengan
adanya komplikasi medis pada aikoholisme (Charness et al., 1989).
Ambilan (intake) kronik alkohol pada manusia dan tikus mengakibatkan kerusakan
substansial pada fungsi memori seperti terbukti dengan berkurangnya jumlah neuron kolinergik
pada otak depan bagianbasal (basalforebrain) yangmeningkatkan aferensiasi bagian luar korteks.
Perubahan degeneratif pada otak depan bagian basal ini disenai dengan reduksi petand.a (markers) kolinergik prasinaptik yang menggambarkan penurunan sintesis, kandungan dan pelepasan
asetilkolin pada neokorteks dan hippocampus (Arendt, 1994). Menurut Baek et al. ( 1994), perlakuan
alkohol kronik akan menginduksi berkurangnya memori seperti terlihat pada perubahan anatomis
dan biokimiawi pada otak depan bagian basal dan hippocampus. Neuron-neuron kolinergik,
khususnya pada jalur septohippocampal, mudah terserang oleh neurotoksisitas alkohol.
Menurut Gasbarri et al. (1996), formasio hippocampi telah lamadiketahui memainkan peran
penting dalam belajar dan ingatan (learning and memory). Dari penelitian terdahulu diketahui
adanya organisasi proyeksi mesensefalik formasio hippocampi pada tikus penting untuk
mengevaluasi efek learning and memory, sedangkan menurut Reyes et aI. (1989), formasio hippocampi adalah salah satu area di otak yang memainkan peran penting dalam memori spasial.
Stoltenburg (1994) menyatakan bahwa formasio hippocampi dan masukan (input)
kolinergiknya adalah subslrdt neurobiologis yang penting dalam proses leorning and memory.
Karena perubahan dalam learning and memory biasanya adalah akibat dari pemaparan toksikan,
maka ada kemungkinan bahwa hippocampzs adalah tempat target yang penting untuk
neurotoksisitas. Pada kenyataannya, hippocampus telah terbukti rentan atau peka terhadap
bermacam-macam bahan toksik. Contohnya, hippocampus mengalami kerusakan oleh karena
toksikan dari lingkungan seperti logam berat, obat-obatan yang disalahgunakan seperti alkohol,
benzodiazepam, amfetamin, kokain, morfn dan lain-lain.
Pemberian alkohol secara akut mengurangi pembangkitan neuron hippocampus dan
pemaparan secara kronik atau prenatal mengakibatkan berkurangnya tugas belajar spasial, padahal
tugas tersebut ter gantung pada hippocampus (Malthews et al., 1995).
Maze adalah salah satu teknik untuk mempelajari belajar serial (serial learning) pada hewan
uji. Hal ini disebabkan oleh karena maze melengkapi teknik yang baik untuk studi perbandingan
perilaku pada hewan,juga maze dapat digunakan sebagai sumber informasiyang penting mengenai
belajar serial pada hewan. Tentu saja masih ada teknik lain untuk mempelajari proses belajar
serial pada hewan, akan tetapi maze paling banyak digunakan dan merupakan teknik yang penting
(Deese, 1958). Dalam paper keduanya, Small (1901 dalam Boring, 1950) sangat banyak
mengundang perhatian karena dalam penelitiannya tentang proses-proses mental pada tikus, dia
memperkenalkan metode maze untuk mempelajari kecerdasan pada hewan. Pada kajian perilaku,
ternyata perilaku hewan coba mudah beradaptasi dengan meze tersebut. Tikus putih merupakan
hewan uji yang sangat mengagumkan dalam laboratorium, sehingga tikus putih dalam maze
kemudian menjadi standar dalam rnempelajari learning (Andreas, 1967).
Efek kronik pemberian alkoholterhadap kinerja maze radial diteliti pada tikus di laboratorium
oleh Gal & Bardos (1994). Dari perhitungan total kesalahan masuk ke lengan maze radial, totat
lurnal
tD4
Edisi 5, Tahun l4l9/1999
5
waktu yang diperlukan sampai mencapai kriterion dan strategi dalam memasuki lengan yang dipilih,
hasilnya mcnunjukkan bahwa aktivitas masing-masing kelompok tidak berbeda antara tikus yang
diberi alkohol dengan tikus yang bertindak sebagai kontrol,juga tidak ada perbedaan dalam memilih
strategi yang digunakan. Tikus alkoholik sering memasuki lengan yang telah dimasuki dan dalarn
sejumlah kasus, tikus tersebut tidak mampu menyelesaikan tes ini sesuai dengan waktunya. Hal
ini menurut Gal & Bardos ( 1994) dan dari hasil penelitian-penelitian terdahulu, diduga karena
tidak adanya gangguan dalarn kernampuan belajar atau memorijangka pendek, tetapi lebih banyak
sebagai salah satu jenis kekakuan (rigidity) d^n keanekaragaman dalam perilaku (invariability of
behaviow).
Caprioli et al. (1991) melakukan penelitian kinerja maze radial secara longitudinal pada
tikus yang berumur 4 - 25 bulan dengan mengukur jumlah pilihan yang benar dari 8 lengan dan
derajat diversitasnya (DD).
Masuda & Murai (1995) melakukan penelitian dengan menggunakan 3 metode maze yang
berbeda, yaitu multiple maze, T-maze dan radial maze untuk melihat perilaku belajar secara spontan
pada mencit. Hasilnya menunjukkan bahwa mencit yang diperlakukan dalam aparatus dengarr 3
maze yang berbeda tersebut mampu mengadakan negoisasi atau melaksanakan tugasnya pada
ketiga tnaze tersebut secara spontan, dan dianggap bahwa ketiga maze ini bermanfaat untuk menilai
memori pada mencit dengan suatu Iatihan.
Crusio et al. ( 1 987) melakukan penelitian dengan menggunakan 8 galur mencit yang berbeda
jelas menunjukkan kinerja
-vang diuji deirgan naze radial 8 lengan. Galur yang berbeda dengan
yang berbeda pula. Kinerja tersebut berkorelasi sangat erat dengan ukuran hippocampal intra and
inJrapyramidal mossyJ'ihre (iip-MF) terminal field. Hasil ini digabungkan dengan hasil penelitian
terdahulu, menunjukkan bahwa variasi genetik proyeksi iip-MF mempengarulri proses vang
menentukan kemampuan perilaku (behavioural abilities) pada mencit.
Perumusan masalah
a
6.
c.
Dari latar belakang di atas. dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.
Alkoholisme merupakan salah satu nrasalalr penyalal'rgunaan obat yang serius karera
gangguan neurologis yang berhubungan dengan alkohol, terutarna deugan adanva korrplikasi
rnedis pada alkoholisrne, sangat berat dan kompleks.
Formasio hippocampi menainkan peran penting dalam belajar dan ingatan (learniug and
mernorv). Penrberiar alkolrot secara akut mengurangi perrbangkitan neuron hippocontpus
Maze adalah salah satu teknik untuk mempelajari belajar serial (serial leurning) dan
bennanfaat untuk r.neniiai memori pada hewan coba. Galur hewan uji yang berbeda akan
rnemperlihatkan kiner.ja rnaze radial yang berbeda pula.
Masalah
Dari uraian di atas. nlaka perrrasalahan yang akan dikaji dalanr penelitian ini adalah
bagaimanakah pengaruh petr berian alkohol secara akut terhadap nremori dengan mengukur kiner-ja
maze radial 8 lengan yang diperlihatkan oleh tikus ?
Hipotesis
Adapun hipotesis vang diajukan dalam penelitian ini adalah bahrva pemberian alkohol secara
akut menururkan kinerja rnaze radial 8 lengan pada tikus.
Jumal
/DEA
Edisi 5- Tahun l4l911999
6
Tinjauan Pustaka
Alkohol
Alkohol, disebut juga etanol, etil alkohol atau hidroksi etana. terdapat di dalam sejumlah
minuman dan sediaan obat dengan rumus umum CH3-CH2-OH. Alkohol adalah cairan tidak
berwarna dengan bau harum. rasanya pahit dan membakar. Alkohol diperoleh melaluifermentasi
pati atau gula pada minurran beralkohol. sedangkan alkohol untuk industri dan pengobatan diperoleh
melalui sintesis dari etilen dan asam sulfat atau hidroksi etilen pada temperatu tinggi, membentuk
azeotrop dengan air selama proses destilasi, sehingga konsentrasi rnaksimum alkohol yang
terdestilasi adalah 94,9 %o (v/v) (Dollery, J99l).
GAMBAR
1
Struktur kimia alkohol
HH
H-
tl
C- C-OH
ll
HH
Alkohol adalah obat tertua yang digunakan oleh nranusia di masa lalu untuk pengobatan
dan untuk kepentingan sosial. Meskipun alkohol mempunyai beberapa indikasi terapeutik, tetapi
dari sudut pandang medis pada saat ini, alkohol biasanya digunakan sebagai obat-obatan yang
disalahgunakan. Pemberian alkohol secara berulang-ulang selama periode waktu tertentu, akan
berakibat terjad inya toleransi dan ketergantungan fisik terhadap alkohol meningkat (Ferko, 1990)
Sistem sarafpusat secara mencolok dipenganrhi oleh alkohol dibandingkan dengan sistem
dalam tubuh yang lain. Meski alkohol diyakini sebagai stimulan, tetapi sifat stimulan ini hanya
sedikit. Seperti pada obat anastesi dan hipnotik yang lain, alkohol bersifat menekan (depressant)
sistem saraf pusat dengan efek menurunkan ketajaman mental serta memperbunrk koordinasi
motorik seperti pada gambaran orang yang mabuk setelah minum alkohol (Kornetsky, 1978).
Penggunaan alkohol secara kronik dikaitkan dengan kerusakan organ karena adanya
metabolisme alkoliol, sirosis hepatis, berkurangnya fungsi otak (keadaan psikotik, dernensia,
cncephalopathy ll'ernicke, serangan hilangnya memori), neuropati perifer dan sebagian myopati,
kanker pada saluran nafas dar saluran cerna bagian atas (beberapa alkoholik adalah perokok berat
dan ini sangat memperburuk), karsinoma hepatis dan kanker payudara pada wanita, pankreatitis
kronis, kardiomyopati, depresi sum-sum tulang termasuk megaloblastosis (karena alkohol
menginduksi defisiensi folat), defisiensi vitam in K yang merupakan salah satu faktor penjendalan
darah (karena kerusakan hepar), psoriasis, efek ganda p adasistem endolcrin/hipofsis/hipothalamus,
kontraktur Dupuytren (Laxrcnce & Bennet, 1992).
Mekanisme aksi alkohol dalam sistem sarafpusat hingga kini belum secarajelas diterangkan.
tetapi diperkirakan bahwa tempat aksinya adalah pada membran sel. Diperkirakan bahwa pemberian
alkohol secara akut akan berpengaruh terhadap perubahan membran secara fisik, sehingga
Iurnal
,rla
Edisi 5, Tahun l4l9l1999
7
meningkatkan sifat kelarutan membran. Molekul alkohol akan terlarut dalam membran sel dan
rnenyebabkan lapisan ganda lemak pada membran menjadi kurang kaku. Peningkatan sifat kelarutan
membran neuronal karena adanya alkohol ini dapat mengubah beberapa peristiwa seperli : (l)
lintasan ion lewat mertbran, (2) perubahan konformasi / susunan enzimatik dan (3) rnekanisrre
neurotran sm iter (Ferko, I 990).
Semua perubahan dalarn perilakrr. termasuk yang terkait dengan obat-obatan add iks i, inisiasi
pemberian obatnya rr:embutuhkan penyimpanan informasibaru dalarn sistern saraf. Hasil percobaan
terhadap hewan memperkirakan bah*'a beberapa informasi diproses pada beberapa sistern Iaarning and ntentory (dalanr ulasan inr ada 3) dalanr otak mamalia. Bahan-bahan pengsat (re inforce r)
dapat berinteraksi dengan sisterr ini dengan 3 jalan, yaitu : ( I ) rnengaktivasi substrat sarof 7,ang
dapat diarnati atau menghasilkan respon; (2) rnenghasilkan keadaar internal yang tidak teramati
yang dapat dipandang sebagai imbalan atau sebaliknya; dan (3) nremodulasi atau rneningkatkan
informasi yang tersimpan pada tiap-tiap sistern memori (White, 1996).
Bukti - bukti menunjukkan bahwa aksi obat - obatan terhadap substrat sarafi yang rumit
dari rcnforcemenl memperkirakan bahwa tidak hanya ada satu faktor yang dapat dipakai untuk
rrenerangkan perilaku adiktifsecara umum ataupun pemberian secara sengaja khususnya (White,
\996).
Dilaporkan bahrva beberapa akibat adanya alkohol ditandai oleh penambahan nasuknya
ion Cl sehingga menyebabkan hiperpolasi membran. Pada membran saraf, hal ini akan rnenstimulasi
aliran masuk ion Cl yang terjad i melalui ionophore chlorrde yaitu suatu kompleks molekuler yang
berisi reseptor - reseptor untuk asam gama arnino butirat (GABA), benzodiazepin dan barbiturat.
Nampaknya alkohol rnemodifikasi lingkungan reseptor pdscasinaptik reseptor GABA yang
diperantarai oleh saluran ion Cl untuk memperbesar masuknya ion Cl. Meskipun denrikian.
rnekanisme in i secara farmakologis belum jelas. Alkoholjuga mengubali aliran ion Iain seperti Na
dan Ca, juga berrracam-macam neurotransmiler misalnya norepinefrin. dopamin, dan GABAyang
dipengaruhi oleh adanya pemberian alkohol (Ferko, 1990).
Apabila alkohol diberikan dalam dosis yang berulang-ulang dalam periode waktu tertentu,
nampakny,a perubahan rrernbran tidak separah pada pemberian dosis tunggal. Adaptas; kornponel
membran terhadap kontak berulang alkohol mungkin berperan dalam fenomena toleransi dan
ketergantungan fisik terhadap alkohol. Alkohol secara cepat diabsorbsi dari dalam larrbung. usus
halus dan usus besar. Setelah diabsorbsi, alkohol didistribusikan secara seragam ke semuajarirgau
dan cairan tubuh (Konretsky. 1976)
Memori
Mernori adalah kemampuan untuk mengingat kembali pikiran yang asalnya diawali oleh
isyarat sensoris yang datang. Mungkin sebagian besar dari proses memori terjadi di dalam korteks
cerebri terutana karena tiga perempat neuron-neuron di dalam otak terletak di korteks cercbri
(Gu1aon. 1985).
Telah diketahui bahu,a setiap area dari sistenr sarafpusat secara esensial berperan serta dalart
fenomena memori. Juga beberapa percobaan telalr nrerrperlihatkan 6ahwa chorda dorsalis dapat
rnenyimpan memori mentalr selama paling sedikit beberapa menit mungkin sarnpai beberapa jam.
Menurut Hodges et al. ( l99l), memori dibagi menjadi 2 yaitu working memory dan reference memor),! sedangkan menurut Gal & Bardos (1994). menrori dibagi 2 juga yaitu memori
spasial dan memori temporal. Ada 3 tipe memori -vaitu ingatan vang segera (intmediale ). rnernori
.jangka pendek (shorttern? menton,\ dan rnemori jangka panjang (longlerm mamon)). Hippocant-
Jurnal
/DlA
Edisi 5. Tahun l4l9/1999
8
pua terlibat dalam tnengubah memorijangka pendek (lebih dari 60 men it) menjadi memorijangka
panjang (beberapa hari atau lebih). SLrbstrat anatomis untuk rnemori jangka panjang mungkin
termasLrk lobus temporalis. Pasien dengan peugambilan hippocunpus secara bilareral (sebagai
bagian dari lobectomi temporel bilateral untuk epilepsi) rnemperlihatkan amnesia rctrogr(tde di
mana peristiu'a sebelum pembedahan dipertahankan. tetapi tidak ada memorijangka panjang baru
yang dapat dibangun (Waxman & decroot, 1995)Potens iasijangka panjang(Long Term Potentiation = l,IP) adalah proses di mana kekuatan
sinaptik ditambah pada saat input eJerens spesrfk ke hippocampus dirangsang pada pola
berpasangan. Hal ini melengkapi dasar seluler atau molekuler untuk memahami peranan hippocampus dalam learning and memory. LTP yang dipacu oleh akumulasi kalsium pada neuron
puscasinaptik yang rnengikuti aktivitas dengan frekuensi tinggi, nampaknya memainkan peran
penting dalam proses yang mendasari memori. Pengamatan secara klinis dan eksperimental
memprakirakan bahwa pengkodean (encoding) memorijangka panjang melibatkan ft ippocampus
dan korteks yang berdekatan pada lobus temporalis med ialis. Tholamus nerllalrs dan area sasarannva
pada lobus /rontalrs j uga terlibat bersama-sama dengan nucleus tVeynerl otak depan bagian basal
(hasal forebrain nucleus of Meynerr) (Waxman & deGroot, 1995).
Dalam penelitiannya, Swatzwelder et a l. ( 1995) memprakirakan efek etanol terhadap induksi
LTP di bagian hippocampus pada tikus muda dan tikus dewasa. Besarnya LTP lebih besar pada
tikus muda, sedangkan pada perlakuan etanol selama pemberian stimulus, besarnya LTP pada
tikus dewasa tidak berbeda secara bermakna dengan kontrol, sehiugga etanol benar - benar
menghambat induksi LTP pada tikus muda. Hal ini rnenunjukkan bahwa plastisitas sinapsis yang
dikaitkan dengan memori pada hippocampus d ilemahkan oleh etanol dengan tingkatan pada tikus
muda lebih besar daripada tikus dewasa.
Sistem limbik otak, termasuk amygdala dan hippocampus pada lobr.rs temporalis medialis
dengan pyrus cinpyli dan korteks orbitofi'ontalis, forniks, corpus mamillare, nuclei thalamicis
anterior dengan jelas memainkan peran krusial dalam mengontrol memori dan emosi (Walton,
1984).
Memori Jangka Pendek (Shortterm Memory)
Memorijangka pendek didefinisikan sebagai menetapnya/ bertahannya ingatan yang datang
selama beberapa detik sampai beberapa menit tanpa menyebabkanjejak-jejak permanen pada otak.
Beberapa memorijangka pendek mungkin disebabkan oleh gema dari signal-signal di dalam
otak dalam waktu singkat setelah awal sensasi selesai, sehingga ingatan yang datang merangsang
sel-sel neuronal yang berhubungan dalam sirkuit yang menggema tersebut. Sel-sel neuronal ini
merangsang sel-sel yang lain dan akhirnya signal mencapai kembali pada sel-sel asalnya. Kemudian
signal berjalan berkeliling dan mengelilingi sirkuit selama beberapa detik atau menit setelah sensasi
yang datang melimpah dan selama gema
ini
berlangsung terus menerus, orang tetap
mempertahankan ingatan dalam pikirannya. Konsep ini didr,rkung oleh kenyataan bahwa beberapa
signal yang menggema dapat diperlihatkan kembali selama setengahjam dan selanjutnya di antara
korreks cerebri dan lhalamus setelah signal sensoris yang kuat menyerang otak. Selanjutnya, signal gema ini terletak pada area tertentr:, di korteks cerebri tergantung pada tipe sensasi yang terjadi.
Memori Jangka Panjang (Longterm memory)
Kita semuatahu bahwa ada beberapa memori yang berakhir selama beberapa tahun meskipun
signal yang menggema dalam otak tidak dapat memungkinkarr bertahan lebih lama daripada
Jurnal
lDll,
Edisi 5, Tahun l4l9/1999
9
beberapa jam, itu pun merupakan waktu yang paling lama. Memori jangka panjang ini hampir
pasti adalah hasil dari mekanisme yang berulang-ulang. Pada saat signal melintas sepanjang tempat
yang klrusus pada sinapsis neuronal, sinapsis ini menjadi diperrnudah untuk aliran signal yang
sama pada saat yang lain. Selanjutnya, pada saat ingatan memasuki otak, ia mempermudalr sinapsis
itu yang digunakan untuk ingatan yang khusus tersebut dan ini membuatnya lebih mudah bagi
seseorang untuk mengingat ingat4n yang sama pada waktu yang lain. Namun, lintasan signal
melalui sinapsis yang hanya satu kali biasanya tidak akan menyebabkan fasilitasi yang mencukupi
bagi ingatan untuk diingat, oleh karena itu kita harus mempertanyakan : Bagaimanakah pengalaman
sensoris tunggal yang berakhir hanya selama beberapa detik kadang-kadang dapat diingat selama
bertahun-tahun sesudahnya ?. Satujawaban yang mungkin untuk lial ini nampaknya adalah bahwa
signal yang menggema dari mekanisme memorijangka pendek mengirimkan ingatan yang sama
melalui sinapsis yang sama beribu-ribu kali selarna lebih dari satujam setelah pengalaman sensoris
inisial berlimpah. Alasan untuk meyakini hal ini adalah bahwajika binatang terbentur kepalanya
dengan tiba-tiba setelah mengalami pengalarran sensoris yang sangat kuat, pukulan pada kepala
tersebut dapat menghambat signal yang menggema dan dengan cara demikian dapat menghambat
memori jangka pendek. Pada keadaan tertentu, memori jangka panjang juga dapat gagal
berkembang, oleh karena itu mernorijangka pendek yang bertahan selama periode paling sedikit
beberapa menit, nampaknya menjadi esensiil bagi perkembangan jejak atau engram. Perkembang
jejak/engram memorijangka panjang ini disebut konsolidasi dari memori. Satu kali jejak/engram
initelah dibangun, hampir beberapa signal yang menyimpang dalam otak dapat menempati urutan
signal secara tepat pada saat yang lain seperti pada asalnya yang diawali oleh sensasi yang datang,
sehingga pengalaman seseorang akan sama dengan ingatan awalnya.
Peranqn latihan terhadap perubahan STM menjadi LTM
Beberapa penelitian psikologis telah memperlihatkan bahwa pengulangan infonnasi yang
sarna lagi dan lagi akan mempercepat dan memungkinkan perubahan tingkat rnernorijangka pendek
menjadi menorijangka pan-iang. Hal ini sesuai dengan teori gema rnemorijangka pendek di atas,
karena masing-rnasing gema secara aktual adalah bentuk pengulangan terus menerus informasi
yarg sama.
Sesungguhnya. otak itu nrempunyai kecenderungan secara alami untuk mengulang informasi
baru yalg ditemukan, khususnya yang menarik minat pikiran. Kepeutingan pengulangan untuk
membangun memori jangka panjang dapat dipakai untuk menerangkan mengapa orang dapat
mengineat informasi -vang dipelayari secara mendalam jauh Iebih baik daripada dia dapat rnengingat
se.iurnlah besar inforrnasi yang dipelajari han1,a secara superfisial dan hal inijuga dapat dipakai
untuk menerangkan mengapa orang yang siaga akan mengkonsolidasi memori jauh lebih baik
daripada orang yang dalam keadaan lemah mental.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan pengaruh pemberian alkohol
secara akut terhadap memori dengan mengukur kinerja maze radial yang diperlihatkan oleh tikus.
.lurnal
IDA
Edisi 5. Tahun l4l911999
l0
Manl'aat Penelitiln
I Iasil yang cliperoleh dari perrelitian inidiharapkan dapat nremberikar surnbangan infbrrrasi
bagi dtrnia ilntu pengetahuan kedokteran, khLtsusnya dalanr bidang Neuropsikobio logi lnengenai
rrrekanisrrre yang rn e Iatarbe lakangi gangguan learning trnd nrcniory pada alkoholisme, sehiugga
dapat nrembuka cakrawala / wawasan pengetahuan kita tentarg alkoholisme, mengetahui bahaya
nemttok,si,yitus alkohol. yang pada gilirannya kernungkirran dapat mengembaugkan obat-obatan
atau cara-cala menganggulangi efek toksik alkohol.
Metode Penelitian
Bahan Pcnelitian
Hcu,cut coltu
Penelitian inirnenggunakan hewan cobatikus(1?r tu:i norvcgica\)iantar galur Spraque-Dawley.
200-250 granr, sebanyak 1 5 ekor', diperoleh dari Un it Perneliharaan
Hervan Percobaar (UPHP) UGM,
I lervan coba dipelihara di dalarrr kandang kisi kawat belr-rkurar (40x40x20) cm3 (lihat gambar
2). Setiap kaldang berisi I ekor tikus. Pakan dari CV PD Kasrnau, Jakafta, diberikan setiap hari pada
pagi hari pukLrl 06.00 WlB. Air minurr diberikal secara od liltitunr.
unr ur 3 bLrlan. berat badan t ata-rata
GAMBAR2.
Kandang yang digunakan untuk memolihara tikus.
2,5 gr/kg BB alkohol absolut (2 ml alkohol 20%) diberikal kepada hewan coba secara
peroral (Matthelvs et al.. 1995)
Alat-Alat Penelitian
Maze ladial dengan 8 lengan (lihat gambar 3). Bagian tengah berbentuk oktagonal dengan
Irrnal IDEA lrdisi i.'lnhun I4l9/1999
11
lerrpeng nrasing-nrasirrg Lrcr uliuran (14x30) crrr Lenrpeng ini tlihLrbrtttgkatt dcugar ti pinlu
bcrrrliLrran idcrrtil< (8x10) onr. Masing rrasing lengan berullrran panjang ll0 crn, lebar l0 cnr clln
tinggi 20 c:rr. Lcnrpcng oklasonal cli bagian tengah telbuat darr plcli.siglas tralspamn rlan lengrn
nraze ter-buat clari pol ivinilclrlor rcla (PVC) btrrarrr.
GAMBAR3.
Mazc radi:rl 8 lengan
Mazc dilielilingi oleh plastili sehirgga tidali mcnrungliinl
Terhadap Memori Pada Tikus
(Rattus norvegicus)
Sri Nabawiyali
Nurul Makiyah
Fakultas Kedoheran
ofthis studv is to reveal the effects ofacutely admitted alcohol on memory by
measuring the 8 arm radial maze performance of the r(rts. In this study, rats are
divided randomly into three groups i.e. control group, treatment conlrol group and
lrealment Efoup. Each group contains 5 rats. Rdts were adapted tnto 8 arm radial
maze for 10 minutes Jor seven days subsequently without giving a bait except in the
sixth day which was given a bail into the tip, the middle and the door of arms and in
the seventh day a bait was given into those arms excepl the door of arms.
The aim
In the eighth day, a control group was nol given any treatment, a treatment control
group is given aquades 2 ml orally and a treatment group was given 2,5 g/kg absoIute alcohol (2 ml of 20% alcohol, orally). Thirty minutes after treatment' each rat
was put inlo 8 arm radial mqze to test the performance consisting ofa number ofarm
radial maze that were entered by rats and error values ofrats entered arms ofradial
m(Ee. Treatment of 8 arm radial maze was conducted in every rat Jor ten minutes
within l2 days subsequently.
The result of this study showed that treatment group has a lowest ofnumber oJ arm
radial maze that were entered by rats compared with control and treatment control
groups, but an eftor values ofrats that enter lo arms ofradial maze in d treatment
group is the biggest compared with control and trealment control groups. From the
results ofthis study, it is concluded that acutely alcohol given orally would cause the
memory function declines.
Key llords: Alcohol, Acutely, Memory, Maze Radial
Pendahuluan
Latar belakang
Alkohol dalam bidang medis dikenal sebagai salah satu obat tertua yang digunakan
masyarakat. Di negara-negara Barat, alkoholisme rnerupakan salah satu masalah penyalahgunaan
obat yang serius. Data epidemiologis menunjukkan, sekitar 2/3 penduduk dewasa di Amerika
Serikat mengkonsumsi alkohol secara teratur dan l2%o di antaranya termasuk peminum berat
(heavy drinkers) (Tabakoff & Hoffman dalam Meltzer, 1987). Data epidemiologis di negara
berkembang khususnya di Indonesia belum diketahui secara pasti, namun dari berbagai studi
lumal
IDA
Edisi 5, Tahun I 4 I 9/ I 999
4
disebutkan bahwa alkohol banyak dikonsumsi secara ilegal di kota-kota besar yang aksesibilitas
turisrnenya tinggi (Widharto, 1997).
Alkoholisme adalah masalah ekonomi, sosial dan kesehatan rnasyarakat. Di Amerika Serikat
sendiri kerugian karena menurunnya produktivitas dan kesehatan dalam satu tahun dikaitkan dengan
alkoholisme diperkirakan menelan biaya I 17 milyar dolar. Cangguan neurologis yang berhubungan
dengan alkohol terutama terdapat dalam jumlab besar, menyebar dan menghancurkan dengan
adanya komplikasi medis pada aikoholisme (Charness et al., 1989).
Ambilan (intake) kronik alkohol pada manusia dan tikus mengakibatkan kerusakan
substansial pada fungsi memori seperti terbukti dengan berkurangnya jumlah neuron kolinergik
pada otak depan bagianbasal (basalforebrain) yangmeningkatkan aferensiasi bagian luar korteks.
Perubahan degeneratif pada otak depan bagian basal ini disenai dengan reduksi petand.a (markers) kolinergik prasinaptik yang menggambarkan penurunan sintesis, kandungan dan pelepasan
asetilkolin pada neokorteks dan hippocampus (Arendt, 1994). Menurut Baek et al. ( 1994), perlakuan
alkohol kronik akan menginduksi berkurangnya memori seperti terlihat pada perubahan anatomis
dan biokimiawi pada otak depan bagian basal dan hippocampus. Neuron-neuron kolinergik,
khususnya pada jalur septohippocampal, mudah terserang oleh neurotoksisitas alkohol.
Menurut Gasbarri et al. (1996), formasio hippocampi telah lamadiketahui memainkan peran
penting dalam belajar dan ingatan (learning and memory). Dari penelitian terdahulu diketahui
adanya organisasi proyeksi mesensefalik formasio hippocampi pada tikus penting untuk
mengevaluasi efek learning and memory, sedangkan menurut Reyes et aI. (1989), formasio hippocampi adalah salah satu area di otak yang memainkan peran penting dalam memori spasial.
Stoltenburg (1994) menyatakan bahwa formasio hippocampi dan masukan (input)
kolinergiknya adalah subslrdt neurobiologis yang penting dalam proses leorning and memory.
Karena perubahan dalam learning and memory biasanya adalah akibat dari pemaparan toksikan,
maka ada kemungkinan bahwa hippocampzs adalah tempat target yang penting untuk
neurotoksisitas. Pada kenyataannya, hippocampus telah terbukti rentan atau peka terhadap
bermacam-macam bahan toksik. Contohnya, hippocampus mengalami kerusakan oleh karena
toksikan dari lingkungan seperti logam berat, obat-obatan yang disalahgunakan seperti alkohol,
benzodiazepam, amfetamin, kokain, morfn dan lain-lain.
Pemberian alkohol secara akut mengurangi pembangkitan neuron hippocampus dan
pemaparan secara kronik atau prenatal mengakibatkan berkurangnya tugas belajar spasial, padahal
tugas tersebut ter gantung pada hippocampus (Malthews et al., 1995).
Maze adalah salah satu teknik untuk mempelajari belajar serial (serial learning) pada hewan
uji. Hal ini disebabkan oleh karena maze melengkapi teknik yang baik untuk studi perbandingan
perilaku pada hewan,juga maze dapat digunakan sebagai sumber informasiyang penting mengenai
belajar serial pada hewan. Tentu saja masih ada teknik lain untuk mempelajari proses belajar
serial pada hewan, akan tetapi maze paling banyak digunakan dan merupakan teknik yang penting
(Deese, 1958). Dalam paper keduanya, Small (1901 dalam Boring, 1950) sangat banyak
mengundang perhatian karena dalam penelitiannya tentang proses-proses mental pada tikus, dia
memperkenalkan metode maze untuk mempelajari kecerdasan pada hewan. Pada kajian perilaku,
ternyata perilaku hewan coba mudah beradaptasi dengan meze tersebut. Tikus putih merupakan
hewan uji yang sangat mengagumkan dalam laboratorium, sehingga tikus putih dalam maze
kemudian menjadi standar dalam rnempelajari learning (Andreas, 1967).
Efek kronik pemberian alkoholterhadap kinerja maze radial diteliti pada tikus di laboratorium
oleh Gal & Bardos (1994). Dari perhitungan total kesalahan masuk ke lengan maze radial, totat
lurnal
tD4
Edisi 5, Tahun l4l9/1999
5
waktu yang diperlukan sampai mencapai kriterion dan strategi dalam memasuki lengan yang dipilih,
hasilnya mcnunjukkan bahwa aktivitas masing-masing kelompok tidak berbeda antara tikus yang
diberi alkohol dengan tikus yang bertindak sebagai kontrol,juga tidak ada perbedaan dalam memilih
strategi yang digunakan. Tikus alkoholik sering memasuki lengan yang telah dimasuki dan dalarn
sejumlah kasus, tikus tersebut tidak mampu menyelesaikan tes ini sesuai dengan waktunya. Hal
ini menurut Gal & Bardos ( 1994) dan dari hasil penelitian-penelitian terdahulu, diduga karena
tidak adanya gangguan dalarn kernampuan belajar atau memorijangka pendek, tetapi lebih banyak
sebagai salah satu jenis kekakuan (rigidity) d^n keanekaragaman dalam perilaku (invariability of
behaviow).
Caprioli et al. (1991) melakukan penelitian kinerja maze radial secara longitudinal pada
tikus yang berumur 4 - 25 bulan dengan mengukur jumlah pilihan yang benar dari 8 lengan dan
derajat diversitasnya (DD).
Masuda & Murai (1995) melakukan penelitian dengan menggunakan 3 metode maze yang
berbeda, yaitu multiple maze, T-maze dan radial maze untuk melihat perilaku belajar secara spontan
pada mencit. Hasilnya menunjukkan bahwa mencit yang diperlakukan dalam aparatus dengarr 3
maze yang berbeda tersebut mampu mengadakan negoisasi atau melaksanakan tugasnya pada
ketiga tnaze tersebut secara spontan, dan dianggap bahwa ketiga maze ini bermanfaat untuk menilai
memori pada mencit dengan suatu Iatihan.
Crusio et al. ( 1 987) melakukan penelitian dengan menggunakan 8 galur mencit yang berbeda
jelas menunjukkan kinerja
-vang diuji deirgan naze radial 8 lengan. Galur yang berbeda dengan
yang berbeda pula. Kinerja tersebut berkorelasi sangat erat dengan ukuran hippocampal intra and
inJrapyramidal mossyJ'ihre (iip-MF) terminal field. Hasil ini digabungkan dengan hasil penelitian
terdahulu, menunjukkan bahwa variasi genetik proyeksi iip-MF mempengarulri proses vang
menentukan kemampuan perilaku (behavioural abilities) pada mencit.
Perumusan masalah
a
6.
c.
Dari latar belakang di atas. dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.
Alkoholisme merupakan salah satu nrasalalr penyalal'rgunaan obat yang serius karera
gangguan neurologis yang berhubungan dengan alkohol, terutarna deugan adanva korrplikasi
rnedis pada alkoholisrne, sangat berat dan kompleks.
Formasio hippocampi menainkan peran penting dalam belajar dan ingatan (learniug and
mernorv). Penrberiar alkolrot secara akut mengurangi perrbangkitan neuron hippocontpus
Maze adalah salah satu teknik untuk mempelajari belajar serial (serial leurning) dan
bennanfaat untuk r.neniiai memori pada hewan coba. Galur hewan uji yang berbeda akan
rnemperlihatkan kiner.ja rnaze radial yang berbeda pula.
Masalah
Dari uraian di atas. nlaka perrrasalahan yang akan dikaji dalanr penelitian ini adalah
bagaimanakah pengaruh petr berian alkohol secara akut terhadap nremori dengan mengukur kiner-ja
maze radial 8 lengan yang diperlihatkan oleh tikus ?
Hipotesis
Adapun hipotesis vang diajukan dalam penelitian ini adalah bahrva pemberian alkohol secara
akut menururkan kinerja rnaze radial 8 lengan pada tikus.
Jumal
/DEA
Edisi 5- Tahun l4l911999
6
Tinjauan Pustaka
Alkohol
Alkohol, disebut juga etanol, etil alkohol atau hidroksi etana. terdapat di dalam sejumlah
minuman dan sediaan obat dengan rumus umum CH3-CH2-OH. Alkohol adalah cairan tidak
berwarna dengan bau harum. rasanya pahit dan membakar. Alkohol diperoleh melaluifermentasi
pati atau gula pada minurran beralkohol. sedangkan alkohol untuk industri dan pengobatan diperoleh
melalui sintesis dari etilen dan asam sulfat atau hidroksi etilen pada temperatu tinggi, membentuk
azeotrop dengan air selama proses destilasi, sehingga konsentrasi rnaksimum alkohol yang
terdestilasi adalah 94,9 %o (v/v) (Dollery, J99l).
GAMBAR
1
Struktur kimia alkohol
HH
H-
tl
C- C-OH
ll
HH
Alkohol adalah obat tertua yang digunakan oleh nranusia di masa lalu untuk pengobatan
dan untuk kepentingan sosial. Meskipun alkohol mempunyai beberapa indikasi terapeutik, tetapi
dari sudut pandang medis pada saat ini, alkohol biasanya digunakan sebagai obat-obatan yang
disalahgunakan. Pemberian alkohol secara berulang-ulang selama periode waktu tertentu, akan
berakibat terjad inya toleransi dan ketergantungan fisik terhadap alkohol meningkat (Ferko, 1990)
Sistem sarafpusat secara mencolok dipenganrhi oleh alkohol dibandingkan dengan sistem
dalam tubuh yang lain. Meski alkohol diyakini sebagai stimulan, tetapi sifat stimulan ini hanya
sedikit. Seperti pada obat anastesi dan hipnotik yang lain, alkohol bersifat menekan (depressant)
sistem saraf pusat dengan efek menurunkan ketajaman mental serta memperbunrk koordinasi
motorik seperti pada gambaran orang yang mabuk setelah minum alkohol (Kornetsky, 1978).
Penggunaan alkohol secara kronik dikaitkan dengan kerusakan organ karena adanya
metabolisme alkoliol, sirosis hepatis, berkurangnya fungsi otak (keadaan psikotik, dernensia,
cncephalopathy ll'ernicke, serangan hilangnya memori), neuropati perifer dan sebagian myopati,
kanker pada saluran nafas dar saluran cerna bagian atas (beberapa alkoholik adalah perokok berat
dan ini sangat memperburuk), karsinoma hepatis dan kanker payudara pada wanita, pankreatitis
kronis, kardiomyopati, depresi sum-sum tulang termasuk megaloblastosis (karena alkohol
menginduksi defisiensi folat), defisiensi vitam in K yang merupakan salah satu faktor penjendalan
darah (karena kerusakan hepar), psoriasis, efek ganda p adasistem endolcrin/hipofsis/hipothalamus,
kontraktur Dupuytren (Laxrcnce & Bennet, 1992).
Mekanisme aksi alkohol dalam sistem sarafpusat hingga kini belum secarajelas diterangkan.
tetapi diperkirakan bahwa tempat aksinya adalah pada membran sel. Diperkirakan bahwa pemberian
alkohol secara akut akan berpengaruh terhadap perubahan membran secara fisik, sehingga
Iurnal
,rla
Edisi 5, Tahun l4l9l1999
7
meningkatkan sifat kelarutan membran. Molekul alkohol akan terlarut dalam membran sel dan
rnenyebabkan lapisan ganda lemak pada membran menjadi kurang kaku. Peningkatan sifat kelarutan
membran neuronal karena adanya alkohol ini dapat mengubah beberapa peristiwa seperli : (l)
lintasan ion lewat mertbran, (2) perubahan konformasi / susunan enzimatik dan (3) rnekanisrre
neurotran sm iter (Ferko, I 990).
Semua perubahan dalarn perilakrr. termasuk yang terkait dengan obat-obatan add iks i, inisiasi
pemberian obatnya rr:embutuhkan penyimpanan informasibaru dalarn sistern saraf. Hasil percobaan
terhadap hewan memperkirakan bah*'a beberapa informasi diproses pada beberapa sistern Iaarning and ntentory (dalanr ulasan inr ada 3) dalanr otak mamalia. Bahan-bahan pengsat (re inforce r)
dapat berinteraksi dengan sisterr ini dengan 3 jalan, yaitu : ( I ) rnengaktivasi substrat sarof 7,ang
dapat diarnati atau menghasilkan respon; (2) rnenghasilkan keadaar internal yang tidak teramati
yang dapat dipandang sebagai imbalan atau sebaliknya; dan (3) nremodulasi atau rneningkatkan
informasi yang tersimpan pada tiap-tiap sistern memori (White, 1996).
Bukti - bukti menunjukkan bahwa aksi obat - obatan terhadap substrat sarafi yang rumit
dari rcnforcemenl memperkirakan bahwa tidak hanya ada satu faktor yang dapat dipakai untuk
rrenerangkan perilaku adiktifsecara umum ataupun pemberian secara sengaja khususnya (White,
\996).
Dilaporkan bahrva beberapa akibat adanya alkohol ditandai oleh penambahan nasuknya
ion Cl sehingga menyebabkan hiperpolasi membran. Pada membran saraf, hal ini akan rnenstimulasi
aliran masuk ion Cl yang terjad i melalui ionophore chlorrde yaitu suatu kompleks molekuler yang
berisi reseptor - reseptor untuk asam gama arnino butirat (GABA), benzodiazepin dan barbiturat.
Nampaknya alkohol rnemodifikasi lingkungan reseptor pdscasinaptik reseptor GABA yang
diperantarai oleh saluran ion Cl untuk memperbesar masuknya ion Cl. Meskipun denrikian.
rnekanisme in i secara farmakologis belum jelas. Alkoholjuga mengubali aliran ion Iain seperti Na
dan Ca, juga berrracam-macam neurotransmiler misalnya norepinefrin. dopamin, dan GABAyang
dipengaruhi oleh adanya pemberian alkohol (Ferko, 1990).
Apabila alkohol diberikan dalam dosis yang berulang-ulang dalam periode waktu tertentu,
nampakny,a perubahan rrernbran tidak separah pada pemberian dosis tunggal. Adaptas; kornponel
membran terhadap kontak berulang alkohol mungkin berperan dalam fenomena toleransi dan
ketergantungan fisik terhadap alkohol. Alkohol secara cepat diabsorbsi dari dalam larrbung. usus
halus dan usus besar. Setelah diabsorbsi, alkohol didistribusikan secara seragam ke semuajarirgau
dan cairan tubuh (Konretsky. 1976)
Memori
Mernori adalah kemampuan untuk mengingat kembali pikiran yang asalnya diawali oleh
isyarat sensoris yang datang. Mungkin sebagian besar dari proses memori terjadi di dalam korteks
cerebri terutana karena tiga perempat neuron-neuron di dalam otak terletak di korteks cercbri
(Gu1aon. 1985).
Telah diketahui bahu,a setiap area dari sistenr sarafpusat secara esensial berperan serta dalart
fenomena memori. Juga beberapa percobaan telalr nrerrperlihatkan 6ahwa chorda dorsalis dapat
rnenyimpan memori mentalr selama paling sedikit beberapa menit mungkin sarnpai beberapa jam.
Menurut Hodges et al. ( l99l), memori dibagi menjadi 2 yaitu working memory dan reference memor),! sedangkan menurut Gal & Bardos (1994). menrori dibagi 2 juga yaitu memori
spasial dan memori temporal. Ada 3 tipe memori -vaitu ingatan vang segera (intmediale ). rnernori
.jangka pendek (shorttern? menton,\ dan rnemori jangka panjang (longlerm mamon)). Hippocant-
Jurnal
/DlA
Edisi 5. Tahun l4l9/1999
8
pua terlibat dalam tnengubah memorijangka pendek (lebih dari 60 men it) menjadi memorijangka
panjang (beberapa hari atau lebih). SLrbstrat anatomis untuk rnemori jangka panjang mungkin
termasLrk lobus temporalis. Pasien dengan peugambilan hippocunpus secara bilareral (sebagai
bagian dari lobectomi temporel bilateral untuk epilepsi) rnemperlihatkan amnesia rctrogr(tde di
mana peristiu'a sebelum pembedahan dipertahankan. tetapi tidak ada memorijangka panjang baru
yang dapat dibangun (Waxman & decroot, 1995)Potens iasijangka panjang(Long Term Potentiation = l,IP) adalah proses di mana kekuatan
sinaptik ditambah pada saat input eJerens spesrfk ke hippocampus dirangsang pada pola
berpasangan. Hal ini melengkapi dasar seluler atau molekuler untuk memahami peranan hippocampus dalam learning and memory. LTP yang dipacu oleh akumulasi kalsium pada neuron
puscasinaptik yang rnengikuti aktivitas dengan frekuensi tinggi, nampaknya memainkan peran
penting dalam proses yang mendasari memori. Pengamatan secara klinis dan eksperimental
memprakirakan bahwa pengkodean (encoding) memorijangka panjang melibatkan ft ippocampus
dan korteks yang berdekatan pada lobus temporalis med ialis. Tholamus nerllalrs dan area sasarannva
pada lobus /rontalrs j uga terlibat bersama-sama dengan nucleus tVeynerl otak depan bagian basal
(hasal forebrain nucleus of Meynerr) (Waxman & deGroot, 1995).
Dalam penelitiannya, Swatzwelder et a l. ( 1995) memprakirakan efek etanol terhadap induksi
LTP di bagian hippocampus pada tikus muda dan tikus dewasa. Besarnya LTP lebih besar pada
tikus muda, sedangkan pada perlakuan etanol selama pemberian stimulus, besarnya LTP pada
tikus dewasa tidak berbeda secara bermakna dengan kontrol, sehiugga etanol benar - benar
menghambat induksi LTP pada tikus muda. Hal ini rnenunjukkan bahwa plastisitas sinapsis yang
dikaitkan dengan memori pada hippocampus d ilemahkan oleh etanol dengan tingkatan pada tikus
muda lebih besar daripada tikus dewasa.
Sistem limbik otak, termasuk amygdala dan hippocampus pada lobr.rs temporalis medialis
dengan pyrus cinpyli dan korteks orbitofi'ontalis, forniks, corpus mamillare, nuclei thalamicis
anterior dengan jelas memainkan peran krusial dalam mengontrol memori dan emosi (Walton,
1984).
Memori Jangka Pendek (Shortterm Memory)
Memorijangka pendek didefinisikan sebagai menetapnya/ bertahannya ingatan yang datang
selama beberapa detik sampai beberapa menit tanpa menyebabkanjejak-jejak permanen pada otak.
Beberapa memorijangka pendek mungkin disebabkan oleh gema dari signal-signal di dalam
otak dalam waktu singkat setelah awal sensasi selesai, sehingga ingatan yang datang merangsang
sel-sel neuronal yang berhubungan dalam sirkuit yang menggema tersebut. Sel-sel neuronal ini
merangsang sel-sel yang lain dan akhirnya signal mencapai kembali pada sel-sel asalnya. Kemudian
signal berjalan berkeliling dan mengelilingi sirkuit selama beberapa detik atau menit setelah sensasi
yang datang melimpah dan selama gema
ini
berlangsung terus menerus, orang tetap
mempertahankan ingatan dalam pikirannya. Konsep ini didr,rkung oleh kenyataan bahwa beberapa
signal yang menggema dapat diperlihatkan kembali selama setengahjam dan selanjutnya di antara
korreks cerebri dan lhalamus setelah signal sensoris yang kuat menyerang otak. Selanjutnya, signal gema ini terletak pada area tertentr:, di korteks cerebri tergantung pada tipe sensasi yang terjadi.
Memori Jangka Panjang (Longterm memory)
Kita semuatahu bahwa ada beberapa memori yang berakhir selama beberapa tahun meskipun
signal yang menggema dalam otak tidak dapat memungkinkarr bertahan lebih lama daripada
Jurnal
lDll,
Edisi 5, Tahun l4l9/1999
9
beberapa jam, itu pun merupakan waktu yang paling lama. Memori jangka panjang ini hampir
pasti adalah hasil dari mekanisme yang berulang-ulang. Pada saat signal melintas sepanjang tempat
yang klrusus pada sinapsis neuronal, sinapsis ini menjadi diperrnudah untuk aliran signal yang
sama pada saat yang lain. Selanjutnya, pada saat ingatan memasuki otak, ia mempermudalr sinapsis
itu yang digunakan untuk ingatan yang khusus tersebut dan ini membuatnya lebih mudah bagi
seseorang untuk mengingat ingat4n yang sama pada waktu yang lain. Namun, lintasan signal
melalui sinapsis yang hanya satu kali biasanya tidak akan menyebabkan fasilitasi yang mencukupi
bagi ingatan untuk diingat, oleh karena itu kita harus mempertanyakan : Bagaimanakah pengalaman
sensoris tunggal yang berakhir hanya selama beberapa detik kadang-kadang dapat diingat selama
bertahun-tahun sesudahnya ?. Satujawaban yang mungkin untuk lial ini nampaknya adalah bahwa
signal yang menggema dari mekanisme memorijangka pendek mengirimkan ingatan yang sama
melalui sinapsis yang sama beribu-ribu kali selarna lebih dari satujam setelah pengalaman sensoris
inisial berlimpah. Alasan untuk meyakini hal ini adalah bahwajika binatang terbentur kepalanya
dengan tiba-tiba setelah mengalami pengalarran sensoris yang sangat kuat, pukulan pada kepala
tersebut dapat menghambat signal yang menggema dan dengan cara demikian dapat menghambat
memori jangka pendek. Pada keadaan tertentu, memori jangka panjang juga dapat gagal
berkembang, oleh karena itu mernorijangka pendek yang bertahan selama periode paling sedikit
beberapa menit, nampaknya menjadi esensiil bagi perkembangan jejak atau engram. Perkembang
jejak/engram memorijangka panjang ini disebut konsolidasi dari memori. Satu kali jejak/engram
initelah dibangun, hampir beberapa signal yang menyimpang dalam otak dapat menempati urutan
signal secara tepat pada saat yang lain seperti pada asalnya yang diawali oleh sensasi yang datang,
sehingga pengalaman seseorang akan sama dengan ingatan awalnya.
Peranqn latihan terhadap perubahan STM menjadi LTM
Beberapa penelitian psikologis telah memperlihatkan bahwa pengulangan infonnasi yang
sarna lagi dan lagi akan mempercepat dan memungkinkan perubahan tingkat rnernorijangka pendek
menjadi menorijangka pan-iang. Hal ini sesuai dengan teori gema rnemorijangka pendek di atas,
karena masing-rnasing gema secara aktual adalah bentuk pengulangan terus menerus informasi
yarg sama.
Sesungguhnya. otak itu nrempunyai kecenderungan secara alami untuk mengulang informasi
baru yalg ditemukan, khususnya yang menarik minat pikiran. Kepeutingan pengulangan untuk
membangun memori jangka panjang dapat dipakai untuk menerangkan mengapa orang dapat
mengineat informasi -vang dipelayari secara mendalam jauh Iebih baik daripada dia dapat rnengingat
se.iurnlah besar inforrnasi yang dipelajari han1,a secara superfisial dan hal inijuga dapat dipakai
untuk menerangkan mengapa orang yang siaga akan mengkonsolidasi memori jauh lebih baik
daripada orang yang dalam keadaan lemah mental.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan pengaruh pemberian alkohol
secara akut terhadap memori dengan mengukur kinerja maze radial yang diperlihatkan oleh tikus.
.lurnal
IDA
Edisi 5. Tahun l4l911999
l0
Manl'aat Penelitiln
I Iasil yang cliperoleh dari perrelitian inidiharapkan dapat nremberikar surnbangan infbrrrasi
bagi dtrnia ilntu pengetahuan kedokteran, khLtsusnya dalanr bidang Neuropsikobio logi lnengenai
rrrekanisrrre yang rn e Iatarbe lakangi gangguan learning trnd nrcniory pada alkoholisme, sehiugga
dapat nrembuka cakrawala / wawasan pengetahuan kita tentarg alkoholisme, mengetahui bahaya
nemttok,si,yitus alkohol. yang pada gilirannya kernungkirran dapat mengembaugkan obat-obatan
atau cara-cala menganggulangi efek toksik alkohol.
Metode Penelitian
Bahan Pcnelitian
Hcu,cut coltu
Penelitian inirnenggunakan hewan cobatikus(1?r tu:i norvcgica\)iantar galur Spraque-Dawley.
200-250 granr, sebanyak 1 5 ekor', diperoleh dari Un it Perneliharaan
Hervan Percobaar (UPHP) UGM,
I lervan coba dipelihara di dalarrr kandang kisi kawat belr-rkurar (40x40x20) cm3 (lihat gambar
2). Setiap kaldang berisi I ekor tikus. Pakan dari CV PD Kasrnau, Jakafta, diberikan setiap hari pada
pagi hari pukLrl 06.00 WlB. Air minurr diberikal secara od liltitunr.
unr ur 3 bLrlan. berat badan t ata-rata
GAMBAR2.
Kandang yang digunakan untuk memolihara tikus.
2,5 gr/kg BB alkohol absolut (2 ml alkohol 20%) diberikal kepada hewan coba secara
peroral (Matthelvs et al.. 1995)
Alat-Alat Penelitian
Maze ladial dengan 8 lengan (lihat gambar 3). Bagian tengah berbentuk oktagonal dengan
Irrnal IDEA lrdisi i.'lnhun I4l9/1999
11
lerrpeng nrasing-nrasirrg Lrcr uliuran (14x30) crrr Lenrpeng ini tlihLrbrtttgkatt dcugar ti pinlu
bcrrrliLrran idcrrtil< (8x10) onr. Masing rrasing lengan berullrran panjang ll0 crn, lebar l0 cnr clln
tinggi 20 c:rr. Lcnrpcng oklasonal cli bagian tengah telbuat darr plcli.siglas tralspamn rlan lengrn
nraze ter-buat clari pol ivinilclrlor rcla (PVC) btrrarrr.
GAMBAR3.
Mazc radi:rl 8 lengan
Mazc dilielilingi oleh plastili sehirgga tidali mcnrungliinl