Bahan tugas pemda

Uu no 32 2004

Pasal 218
(1) Pengawasan atas penyelenggaraan
pemerintahan daerah dilaksanakan
oleh Pemerintah yang meliputi:
a. Pengawasan atas pelaksanaan-urusan
pemerintahan di daerah;
b. Pengawasan terhadap peraturan daerah dan
peraturan kepala
daerah.
(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a dilaksanakan
oleh aparat pengawas intern Pemerintah sesuai
petaturan perundangundangan.

Uu no 23 tahun 2014

Pasal 91
(1) Dalam melaksanakan pembinaan dan
pengawasan terhadap

penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang
menjadi
kewenangan Daerah kabupaten/kota dan Tugas
Pembantuan oleh Daerah kabupaten/kota,
Presiden
dibantu oleh gubernur sebagai wakil
Pemerintah Pusat.
(2) Dalam melaksanakan pembinaan dan
pengawasan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) gubernur
sebagai
Pasa1 220
wakil Pemerintah Pusat mempunyai tugas:
(1) Sanksi diberikan oleh Pemerintah dalam
a. mengoordinasikan pembinaan dan
rangka pengawasan
pengawasan
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
penyelenggaraan Tugas Pembantuan di Daerah
(2) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (l) kabupaten/kota;

diberikan kepada
b. melakukan monitoring, evaluasi, dan
pemerintahan daerah, kepala daerah atau wakil supervisi terhadap
kepala daerah, anggota
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
DPRD, perangkat daerah, PNS daerah, dan
kabupaten/kota
kepala desa.
yang ada di wilayahnya;
PASAL 221
c. memberdayakan dan memfasilitasi Daerah
Hasil pembinaan dan pengawasan sebagaimana kabupaten/kota di wilayahnya;
dimaksud dalam Pasal 217
d. melakukan evaluasi terhadap rancangan
dan Pasal 218 digunakan sebagai bahan
Perda
pembinaan selanjutnya oleh
Kabupaten/Kota tentang RPJPD, RPJMD,
Pemerintah dan dapat digunakan sebagai bahan APBD,
pemeriksaan oleh Badan

perubahan APBD, pertanggungjawaban
Pemeriksa Keuangan.
pelaksanaan
Pasal 222
APBD, tata ruang daerah, pajak daerah, dan
(1) Pembinaan dan pengawasan
retribusi
penyelenggaraan pemerintahan daerah
daerah;
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 217 dan
e. melakukan pengawasan terhadap Perda
Pasal 218 secara nasional
Kabupaten/Kota; dan
dikoordinasikan oleh Menteri Dalam Negeri.
f. melaksanakan tugas lain sesuai dengan
(2) Pembinaan dan pengawasan
ketentuan
penyelenggaraan pemerintahan daerah
peraturan perundang-undangan.
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk

(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana
kabupaten/kota
dimaksud ayat
dikoordinasikan oleh Gubernur.
(2), gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat
(3) Pembinaan dan pengawasan
mempunyai
penyelenggaraan pemerintahan desa
wewenang:

dikoordinasikan oleh Bupati/Walikota.
(4) Bupati dan walikota dalam pembinaan dan
pengawasan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dapat melimpahkan
kepada camat.
Pasal 223
Pedoman pembinaan dan pengawasan yang
meliputi standar, norma,
prosedur, penghargaan, dan sanksi diatur dalam
Peraturan Pemerintah.


a. membatalkan Perda Kabupaten/Kota dan
peraturan
bupati/wali kota;
b. memberikan penghargaan atau sanksi
kepada
bupati/wali kota terkait dengan
penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah;
c. menyelesaikan perselisihan dalam
penyelenggaraan
fungsi pemerintahan antar-Daerah
kabupaten/kota
dalam 1 (satu) Daerah provinsi; d. memberikan
persetujuan terhadap rancangan Perda
Kabupaten/Kota tentang pembentukan dan
susunan
Perangkat Daerah kabupaten/kota; dan
e. melaksanakan wewenang lain sesuai dengan
ketentuan

peraturan perundang-undangan.
(4) Selain melaksanakan pembinaan dan
pengawasan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) gubernur
sebagai
wakil Pemerintah Pusat mempunyai tugas dan
wewenang:
a. menyelaraskan perencanaan pembangunan
antarDaerah kabupaten/kota dan antara Daerah
provinsi dan
Daerah kabupaten/kota di wilayahnya;
b. mengoordinasikan kegiatan pemerintahan
dan
pembangunan antara Daerah provinsi dan
Daerah
kabupaten/kota dan antar-Daerah
kabupaten/kota
yang ada di wilayahnya;
c. memberikan rekomendasi kepada
Pemerintah Pusat atas

usulan DAK pada Daerah kabupaten/kota di
wilayahnya;
d. melantik bupati/wali kota;
e. memberikan persetujuan pembentukan
Instansi Vertikal
di wilayah provinsi kecuali pembentukan

Instansi
Vertikal untuk melaksanakan urusan
pemerintahan
absolut dan pembentukan Instansi Vertikal oleh
kementerian yang nomenklaturnya secara tegas
disebutkan dalam Undang-Undang Dasar
Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
f. melantik kepala Instansi Vertikal dari
kementerian dan
lembaga pemerintah nonkementerian yang
ditugaskan
di wilayah Daerah provinsi yang bersangkutan

kecuali
untuk kepala Instansi Vertikal yang
melaksanakan
urusan pemerintahan absolut dan kepala
Instansi
Vertikal yang dibentuk oleh kementerian yang
nomenklaturnya secara tegas disebutkan dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia
Tahun 1945; dan
g. melaksanakan tugas lain sesuai dengan
ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(5) Pendanaan pelaksanaan tugas dan
wewenang gubernur
sebagai wakil Pemerintah Pusat sebagaimana
dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (4) dibebankan pada APBN.
Fungsi pengawasan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 96

ayat (1) huruf c diwujudkan dalam bentuk
pengawasan
terhadap:
a. pelaksanaan Perda provinsi dan
peraturan gubernur;
b. pelaksanaan peraturan perundangundangan lain yang
terkait dengan penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah
provinsi; dan
c. pelaksanaan tindak lanjut hasil
pemeriksaan laporan
keuangan oleh Badan Pemeriksa Keuangan.

(2) Dalam melaksanakan pengawasan terhadap
pelaksanaan
tindak lanjut hasil pemeriksaan laporan
keuangan oleh
Badan Pemeriksa Keuangan sebagaimana
dimaksud pada
ayat (1) huruf c, DPRD provinsi berhak

mendapatkan
laporan hasil pemeriksaan keuangan yang
dilakukan oleh
Badan Pemeriksa Keuangan.
(3) DPRD provinsi melakukan pembahasan
terhadap laporan
hasil pemeriksaan laporan keuangan
sebagaimana
dimaksud pada ayat (2).
(4) DPRD provinsi dapat meminta klarifikasi
atas temuan
laporan hasil pemeriksaan laporan keuangan
kepada Badan
Pemeriksa Keuangan.