Bahan Skripsinya Endy part2

(1)

Tafsiran/Catatan

Yakobus 2:14 Cari

(mis.: Yoh 3:14-18)

Perjanjian Lama : Kejadian Keluaran Imamat Bilangan Ulangan Yosua Hakim-hakim Rut 1 Samuel 2 Samuel 1 Raja-raja 2 Raja-raja 1 Tawarikh 2

Tawarikh Ezra Nehemia Ester Ayub Mazmur Amsal Pengkhotbah Kidung

Agung Yesaya Yeremia Ratapan Yehezkiel Daniel Hosea Yoel Amos Obaja Yunus Mikha N ahum Habakuk Zefanya Hagai Zakaria Maleakhi

Perjanjian Baru : Matius Markus Lukas Yohanes Kisah Para Rasul Roma 1 Korintus 2 Korintus Galatia Efesus Filipi Kolose 1 Tesalonika 2 Tesalonika 1 Timotius 2

Timotius Titus Filemon Ibrani Yakobus 1 Petrus 2 Petrus 1 Yohanes 2 Yohanes 3 Yohanes Yudas Wahyu

KECILKAN SEMUA

Teks -- Yakobus 2:14-26 (TB)

Tampilkan Strong

Konteks

Iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati

2:14 Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia? 2:15Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai

pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari, 2:16 dan seorang dari antara kamu berkata: "Selamat jalan, kenakanlah kain panas danmakanlah sampai kenyang!", tetapi ia

tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya,

apakah gunanya itu? 2:17 Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu

tidakdisertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati. 2:18 Tetapi mungkin ada orang berkata: "Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan", aku akan menjawab dia: "Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan

menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku." 2:19 Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setanpun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar. 2:20 Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalahiman yang kosong? 2:21 Bukankah Abraham, bapa kita, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah? 2:22 Kamu lihat, bahwaiman bekerjasama dengan

perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan-perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna. 2:23 Dengan jalan demikian genaplah nas yang mengatakan: "Lalu percayalahAbraham kepada Allah,

maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran." Karena itu Abraham disebut: "Sahabat Allah." 2:24 Jadi kamu lihat, bahwa manusiadibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman. 2:25 Dan bukankah demikian juga Rahab, pelacur itu, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia menyembunyikan orang-orang yang disuruh itu di dalam rumahnya, lalu menolong mereka lolos melalui jalan yang lain? 2:26 Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati,

demikian jugalahiman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati. Paralel Ref. Silang (TSK) Ref. Silang (FULL) ITL

Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema

Kamus

Nama Orang dan Nama Tempat:

· Abraham a son of Terah; the father of Isaac; ancestor of the Jewish nation.,the son of Terah of Shem

· Ishak the only son of Abraham and Sarah; father of Jacob and Esau

· Rahab a woman inkeeper in Jericho who hid two Hebrew spies; ancester of Boaz and of Jesus,an English name representing two different Hebrew names,as representing the Hebrew name 'Rahab',poetic synonym for Egypt and or


(2)

the exodus (IBD),the mythical monster of chaos, mainly to do with an unruly sea,as representing the Hebrew name 'Raxab', which has a velar fricative in the middle.,a woman of Jericho; wife of Salmon (Matt. 1:5)

Topik/Tema Kamus: Iman | Yakobus, Surat | Abraham | Paulus | Orang Miskin | Derma, Kedermawanan | Rahab | Orang Mati | Esa Keesaan Allah | Pelacur | Sia-Sia, Kesia-Sian | Hak Istimewa Dari Orang-Orang Kudus | Gelar Dan Nama Yang Diberikan; Kepada Orang-orang Kudus | Isak | Manusia | selebihnya

Daftar Isi

Catatan Kata/Frasa

Full Life , BIS , Jerusalem ,Ende , Ref. Silang FULL

Catatan Kata/Frasa

Wycliffe

Catatan Rentang Ayat

SH , Topik Teologia

kecilkan semua

Tafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa

(per frasa)

Full Life: Yak 2:14 -

MEMPUNYAI IMAN, PADAHAL IA TIDAK MEMPUNYAI PERBUATAN.

Nas : Yak 2:14

Ayat Yak 2:14-26 membahas persoalan anggota gereja yang mengaku memiliki iman yang menyelamatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, namun pada saat yang bersamaan tidak pernah menunjukkan bukti pengabdian yang sungguh-sungguh kepada Dia dan Sabda-Nya.

1. 1) Iman yang menyelamatkan senantiasa merupakan iman hidup yang tidak berhenti dengan sekadar mengaku Kristus sebagai Juruselamat, tetapi juga mendorong ketaatan kepada Dia sebagai Tuhan. Demikianlah, ketaatan adalah aspek yang penting dari iman. Hanya mereka yang taat dapat percaya dan hanya mereka yang percaya dapat taat

(lihat cat. --> Yak 2:24; lihat cat. --> Rom 1:5

[atau ref. Yak 2:24; Rom 1:5]

mengenai "ketaatan yang disebabkan oleh iman"; lihat art. IMAN DAN KASIH KARUNIA).

2. 2) Perhatikan bahwa tidak ada pertentangan di antara Paulus dengan Yakobus mengenai persoalan iman yang menyelamatkan. Biasanya Paulus menekankan iman sebagai sarana untuk seorang menerima Kristus sebagai Juruselamat (Rom 3:22). Yakobus memperhatikan kenyataan bahwa iman yang sejati harus aktif dan tekun sehingga membentuk keberadaan kita.

Full Life: Yak 2:17 -

JIKA IMAN ITU TIDAK DISERTAI PERBUATAN ... PADA HAKEKATNYA ADALAH MATI.


(3)

Teks :

1. 1) Iman sejati yang menyelamatkan begitu penting sehingga mau tidak mau harus menyatakan diri di dalam tindakan saleh dan pengabdian kepada Yesus Kristus. Perbuatan tanpa iman adalah perbuatan yang mati. Iman tanpa perbuatan adalah iman yang mati. Iman yang sejati selalu menyatakan dirinya dalam ketaatan kepada Allah dan perbuatan belas kasihan terhadap mereka yang membutuhkannya

(lihat cat. --> Yak 2:22; lihat cat. --> Rom 1:5; [atau ref. Yak 2:22; Rom 1:5]

lihat art. PEMELIHARAAN ORANG MISKIN DAN MELARAT; dan

lihat art. IMAN DAN KASIH KARUNIA).

2. 2) Yakobus mengarahkan ajaran ini kepada mereka di dalam gereja yang mengaku beriman kepada Kristus dan pendamaian oleh darah-Nya, sambil percaya bahwa pengakuan itu saja sudah cukup untuk keselamatan. Mereka berkeyakinan bahwa hubungan pribadi dalam ketaatan dengan Kristus sebagai Tuhan tidak penting. Yakobus mengatakan bahwa iman semacam itu mati dan tidak menghasilkan keselamatan atau sesuatu yang baik (ayat Yak 2:14-16,20-24). Satu-satunya jenis iman yang menyelamatkan ialah "iman yang bekerja oleh kasih" (Gal 5:6).

3. 3) Pada pihak lain, jangan beranggapan bahwa kita memelihara iman yang hidup hanya dengan usaha kita sendiri. Kasih karunia Allah, Roh Kudus yang mendiami kita dan syafaat Kristus

(lihat cat. --> Ibr 7:25) [atau ref. Ibr 7:25]

bekerja di dalam kehidupan kita untuk memungkinkan kita menanggapi Allah "yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman" (Rom 1:17). Jikalau kita berhenti menanggapi kasih karunia Allah dan pimpinan Roh, maka iman kita akan mati.

Full Life: Yak 2:21 -

DIBENARKAN KARENA PERBUATAN-PERBUATANNYA.

Nas : Yak 2:21

Kebenaran Abraham tidak bersumber dari "melakukan hukum Taurat" (Rom 3:28), tetapi oleh iman dan perbuatan yang bekerja sama di dalam kasih. Kesediaannya untuk mengorbankan Ishak merupakan ungkapan iman dan komitmennya kepada Allah

(lihat cat. --> Kej 15:6; lihat cat. --> Kej 22:1). [atau ref. Kej 15:6; 22:1]

Yakobus memakai contoh Abraham untuk menghancurkan kepercayaan bahwa iman dapat berada tanpa komitmen dan kasih kepada Allah. Rasul Paulus memakai contoh iman Abraham untuk membinasakan pandangan bahwa keselamatan berdasarkan jasa perbuatan seseorang dan bukan kasih karunia Allah (Rom 4:3; Gal 3:6).

Full Life: Yak 2:22 -

IMAN BEKERJASAMA DENGAN PERBUATAN-PERBUATAN.

Nas : Yak 2:22

Yakobus tidak mengatakan bahwa yang menyelamatkan kita adalah iman dan perbuatan. Anggapan ini memisahkan iman dari perbuatan. Sebaliknya, Yakobus berjuang untuk iman yang bekerja. Demikian, iman dan perbuatan tidak pernah dapat dipisahkan; perbuatan dengan sendirinya mengalir dari iman


(4)

(lihat cat. --> Gal 5:6). [atau ref. Gal 5:6]

Full Life: Yak 2:24 -

DIBENARKAN KARENA PERBUATAN-PERBUATANNYA.

Nas : Yak 2:24

Kata Yunani _ergon_ yang diterjemahkan "perbuatan-perbuatannya" dipakai oleh Yakobus dengan arti yang berbeda daripada yang dipergunakan Paulus dalam Ef 2:9 yang

diterjemahkan di situ sebagai "pekerjaanmu".

1. 1) Bagi Yakobus, "perbuatan-perbuatannya" menunjuk kepada kewajiban

terhadap Allah dan sesama manusia yang diperintahkan dalam Alkitab dan yang bersumber dari iman yang sungguh-sungguh, hati yang murni, kasih karunia Allah, dan keinginan untuk menyenangkan Kristus.

2. 2) Bagi Paulus, "pekerjaan" menunjuk kepada keinginan untuk memperoleh perkenan dan keselamatan melalui usaha menaati hukum Taurat dengan kekuatan sendiri dan bukan melalui pertobatan dan iman kepada Kristus. 3. 3) Perhatikan bahwa baik Paulus maupun Yakobus dengan tegas menyatakan

bahwa iman yang menyelamatkan dengan sendirinya akan menghasilkan perbuatan-perbuatan kasih (Yak 1:27; 2:8; Gal 5:6; 1Kor 13:1-13; bd. Yoh 14:15).

BIS: Yak 2:20 -

bahwa tidak ada gunanya ... perbuatan?

bahwa tidak ada gunanya ... perbuatan?: beberapa naskah kuno: bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang mati?

Jerusalem: Yak 2:16-26

Apa yang sampai sekarang dikemukakan perlu dijelaskan dengan uraian mengenai asasnya. Orang yang mendengar firman harus melaksanakannya juga, Yak 1:22-25; bdk Yak 4:11. Titik pandangan Yakobus dalam bagian surat ini dapat diperdamaikan dengan pandangan yang dipertahankan Paulus, Rom 3:20-31; 9:31; Gal 2:16; 3:2,5,11 dst; Fili 3:9. Apa yang ditolak oleh Paulus ialah nilai pekerjaan-pekerjaan manusia untuk mendapat keselamatan tanpa iman akan Kristus. Kepercayaan semacam akan daya upaya manusia untuk membenarkan dirinya menyangkal bahwa manusia pada pokoknya seorang berdosa, Rom 1:18-3:20; Gal 3:22, dan menyia-nyiakan kepercayaan kepada Kristus, Gal 2:21; bdk Rom 1:16+. Tetapi Paulus sendiri juga menerima bahwa setelah orang dibenarkan oleh kasih-karunia yang cuma-cuma saja iman harus berkarya dalam kasih, 1Ko 13:2; Gal 5:6; bdk 2Te 1:11; File 6, dan benar-benar melaksanakan hukum, Rom 8:4, ialah hukum Kristus dan hukum Roh, Gal 6:2; Rom 8:2, yang tidak lain kecuali hukum kasih, Rom 13:8-10; Gal 5:14. Namun demikian benar juga bahwa Yakobus mengartikan hal-ihwal Abraham secara lain dari Paulus dengan maksud mencamkan dalam hati kebenaran bahwa iman harus berkarya dalam kasih. Kebenaran itu perlu dicamkan dalam hati orang yang keadaannya berbeda dengan keadaan orang yang dihadapi Paulus. Yakobus lebih dekat dengan agama Yahudi dari Paulus.

Jerusalem: Yak 2:18 -

ada orang berkata

Ialah orang yang disebut dalam Yak 2:14 dan Yak 2:16. Sekarang Yakobus menghadapi orang-orang itu.

Jerusalem: Yak 2:19 -

mereka gemetar

Setan-setan tidak takut kepada Allah yang mereka kenal, bdk Mar 1:24,34, dll. Namun demikian mereka takut terhadap kemurkaanNya yang akan datang.


(5)

Jerusalem: Yak 2:20 -

iman yang kosong

Var: Iman yang mati, bdk Yak 2:17 dan Yak 2:26.

Jerusalem: Yak 2:21 -

bapa kita

Tradisi Yahudi menganggap Abraham sebagai orang benar yang setia pada Allah, Sir 44:19-22, dan sahabat Allah, 2Ta 20:7; Yes 41:8, serta bapa orang yang percaya, bdk Mat 3:8; Yoh 8:39. Dalam hal ini Yakobus sependapat dengan Paulus, Rom 4:1,16.

Jerusalem: Yak 2:22 -

sempurna

Sama seperti Paulus Yakobus tidak menganggap iman Abraham sebagai "perbuatan", Kej 15:6, yang dikutip dalam Yak 2:23; Rom 4:3; Gal 3:6. Tetapi Yakobus lebih menekankan bahwa iman, hukum sempurna itu diamalkan, Yak 1:25; 2:8.

Jerusalem: Yak 2:25 -

orang-orang yang disuruh itu

Var: mata-mata itu, bdk Ibr 11:31. Rakhab yang percaya kepada Allah sangat populer dalam tradisi Yahudi.

Jerusalem: Yak 2:26

Kesimpulan dari Yak 2:17,20,24 ini berupa perbandingan dengan tubuh yang tidak bernyawa lagi.

Ende: Yak 2:14-15

Iman tidak terletak hanja dalam mengetahui kebenaran-kebenaran, tetapi terlebih dengan mempraktekkannja.

Ende: Yak 2:18

Iman tak dapat dilihat, karena ia ada dalam hati manusia. Tetapi pekerdjaan baik akan membuktikan bahwa dalam hati seseorang ada iman.

Ende: Yak 2:21

Abraham adalah tjontoh seorang jang beriman sedjati: ia taat kepada kehendak Allah, malah sampai mau mengorbankan puteranja jang tunggal.

Ref. Silang FULL: Yak 2:14 -

mempunyai perbuatan · mempunyai perbuatan: Mat 7:26; Yak 1:22-25

Ref. Silang FULL: Yak 2:15 -

kekurangan makanan · kekurangan makanan: Mat 25:35,36


(6)

Ref. Silang FULL: Yak 2:16 -

gunanya itu · gunanya itu: Luk 3:11; 1Yoh 3:17,18

Ref. Silang FULL: Yak 2:17 -

adalah mati · adalah mati: Yak 2:20,26; Gal 5:6

Ref. Silang FULL: Yak 2:18 -

tanpa perbuatan // kepadamu imanku // dari perbuatan-perbuatanku

· tanpa perbuatan: Rom 3:28

· kepadamu imanku: Ibr 11:40

· dari perbuatan-perbuatanku: Mat 7:16,17; Yak 3:13

Ref. Silang FULL: Yak 2:19 -

satu Allah // hal itu · satu Allah: Ul 6:4; Mr 12:29; 1Kor 8:4-6

· hal itu: Mat 8:29; Luk 4:34

Ref. Silang FULL: Yak 2:20 -

yang kosong · yang kosong: Yak 2:17,26

Ref. Silang FULL: Yak 2:21 -

atas mezbah · atas mezbah: Kej 22:9,12

Ref. Silang FULL: Yak 2:22 -

iman bekerjasama // oleh perbuatan-perbuatan

· iman bekerjasama: Ibr 11:17

· oleh perbuatan-perbuatan: 1Tes 1:3

Ref. Silang FULL: Yak 2:23 -

sebagai kebenaran // Sahabat · sebagai kebenaran: Kej 15:6; Rom 4:3; [Lihat FULL. Rom 4:3 ]

· Sahabat: 2Taw 20:7; Yes 41:8

Ref. Silang FULL: Yak 2:25 -

melalui jalan · melalui jalan: Ibr 11:31; [Lihat FULL. Ibr 11:31]

Ref. Silang FULL: Yak 2:26 -

adalah mati · adalah mati: Yak 2:17,20


(7)

kecilkan semua

Tafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa

(per Ayat)

Wycliffe: Yak 2:14-26

VIII. Iman dan Perbuatan (2:14-26)

Nas ini merupakan bagian yang paling dikenal dan paling seru diperdebatkan dari surat ini. Ayat-ayat inilah yang membuat Martin Luther menyebut kitab ini sebagai "surat sepele yang tepat." Sebagian besar dari kesulitan untuk menafsirkan 2:14-26 disebabkan karena orang tidak memahami bahwa (1) Yakobus bukan menolak doktrin pembenaran oleh iman dari Paulus melainkan justru menolak penyimpangan terhadap doktrin tersebut. (2) Paulus dan Yakobus memakai kata perbuatan dan dibenarkan dengan pengertian yang berbeda. Kedua hal ini akan dibahas lebih lanjut di dalam penafsiran ayat-ayat dari nas ini.

Wycliffe: Yak 2:14 -

jika seorang mengatakan bahwa ia mempunyai iman, // iman // perbuatan

14. Jawaban yang diharapkan dari kedua pertanyaan dalam ayat ini adalah, 'Tidak." yang tegas. Penting untuk dicatat bahwa iman yang dibahas di sini adalah sejenis iman yang palsu. Hal ini dijelaskan oleh: (1) pernyataan jika seorang mengatakan bahwa ia mempunyai iman, dan (2) pemakaian kata sandang tertentu yang digabungkan dengan kata iman pada anak kalimat terakhir. Hanya iman palsu yang tidak dapat menghasilkan perbuatan dan tidak mampu menyelamatkan. Yang dimaksud perbuatan oleh Yakobus bukan perbuatan menurut pemahaman Yahudi yaitu sarana untuk memperoleh keselamatan, namun perbuatan iman, hasil moral dari kesalehan sejati dan khususnya "perbuatan kasih" (bdg. 2:8).

Wycliffe: Yak 2:15-16 -

seorang saudara atau saudari, // Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang, // l

15, 16. Sekarang disajikan sebuah contoh. Orang yang tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan itu adalah seorang saudara atau saudari, yaitu anggota masyarakat Kristen. Saudara yang kekurangan tersebut disuruh pergi dengan kata-kata yang

kosong. Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang, tanpa tindakan apa pun untuk mengurangi penderitaannya. Yakobus dengan marah kemudian bertanya, "Apa sih gunanya itu?" (Phillips). Pergeseran dari yang tunggal kepada yang jamak (kamu) mungkin menunjukkan bahwa "Yakobus menganggap semua anggota

persaudaraan itu bertanggung jawab atas pernyataan-pernyataan tanpa perasaan tersebut, sekalipun yang sungguh-sungguh mengucapkan halitu hanya satu orang saja" (Tasker, op. cit., hlm. 64).

Wycliffe: Yak 2:17 -

Iman // mati

17. Iman yang dibahas, yang sebenarnya sama sekali bukan iman, tidak hanya tidak berguna atau tidak dapat diterima, tetapi mati. Iman yang tidak mempedulikan keadaan orang lain sama sekali bukan iman namanya.

Wycliffe: Yak 2:18 -

mungkin ada orang yang mengatakan, // Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan // Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan

18. Berbagai kesulitan di dalam menafsirkan ayat ini timbul karena naskah Yunani kuno tidak memiliki tanda baca. Kemungkinan adanya keberatan ditunjukkan dengan adanya anak


(8)

kalimat mungkin ada orang yang mengatakan, sebuah bentuk yang sering dijumpai di dalam khotbah-khotbah di sinagoge kuno (bdg. A. Marmorstein, "The Background of the Haggadah,"Hebrew Union College Annual, VI (1929), hlm. 192). Sampai sejauh mana dari ayat ini yang merupakan kata-kata orang yang berkeberatan bisa diragukan, tetapi mungkin paling baik kalau mencakup hanya, Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan. Yakobus menyangkal adanya usaha untuk memisahkan iman dan perbuatan dengan

mengatakan: Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan. Ini ia yakin pasti mustahil.

Wycliffe: Yak 2:19 -

gemetar,

19. Keyakinan akan keesaan Allah merupakan butir menentukan di dalam pengakuan iman orang Yahudi. Yakobus mengatakan bahwa kepercayaan semacam itu baik. Sekalipun demikian, jika tidak disertai dengan perbuatan, maka pengakuan iman tersebut tidak lebih tinggi dari iman setan-setan. Setan-setan juga menganut monoteisme, tetapi kepercayaan tersebut hanya membuat mereka gemetar, mungkin mengingat hukuman Allah yang akan menimpa mereka (bdg. Mat. 8:29; Mrk. 5:7).

Wycliffe: Yak 2:20 -

maukah engkau mengakui // Kosong

20. Yakobus mencapai pokok yang baru di dalam uraiannya dengan kata-kata, maukah engkau mengakui. Yakobus kini siap mengemukakan bukti dari Alkitab untuk mendukung argumentasinya mengenai iman yang disertai perbuatan. Kosong(arge) di dalam konteks ini mungkin paling baik ditafsirkan sebagai "keselamatan yang tidak menghasilkan apa-apa."

Wycliffe: Yak 2:21 -

Abraham bapa kita // dibenarkan // kepada

21. Teladan dari Alkitab yang diajukan ialah Abraham bapa kita. Bahwa tokoh ini dipandang sebagai nenek moyang semua orang Kristen sejati tampak dari Galatia 3:6-29. Kata yang diterjemahkan menjadi dibenarkan di sini jangan dikelirukan dengan pemakaian istilah tersebut oleh Paulus dalam hubungan dengan Abraham (bdg. Rm. 4:1-5). Paulus .menunjuk kepada pembenaran awal Abraham ketika "percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran" (bdg. Kej. 15:6). Yakobus mengacu kepada suatu peristiwa yang terjadi beberapa tahun kemudian, yaitu ketika Abraham diminta untuk mempersembahkan anaknya Ishak. Melalui tindakan ini dia menunjukkan realitas dari pengalamanKejadian 15.

Wycliffe: Yak 2:22

22. Kehidupan Abraham dengan demikian secara menakjubkan menunjukkan bahwa

perbuatan memisahkan iman dari perbuatan merupakan sesuatu yang mustahil (bdg. 2:18). Di dalam kasus Abraham, kedua hal tersebut berjalan bersama-sama. Perbuatan melengkapi iman.

Wycliffe: Yak 2:23 -

genaplah nas // Sahabat Allah

23. Di dalam tindakan ketaatan Abraham genaplah nas (Kej. 15:6). Sahabat Allah adalah nama yang biasa dipakai untuk Abraham (bdg. Yes. 41:8; II Taw. 20:7); juga kitab-kitab Yahudi non-kanonik tertentu).

Wycliffe: Yak 2:24

24. Ayat ini merupakan jawaban yang meyakinkan terhadap pertanyaan pada ayat 14. Iman yang kosong tidak dapat menyelamatkan manusia. Iman sejati akan menampakkan diri dalam perbuatan, dan hanya iman semacam inilah yang menghasilkan pembenaran.


(9)

Wycliffe: Yak 2:25 -

Rahab

25. Teladan kedua dari Alkitab yang dipakai oleh Yakobus berbeda sekali dengan kisah Abraham. Rahab adalah seorang perempuan, bukan bangsa Yahudi, dan seorang pelacur. Tokoh ini dipilih untuk menunjukkan bahwa uraian Yakobus mencakup kemungkinan-kemungkinan yang paling luas lingkupnya (karena itu dipakai kata kai yang digabungkan dengan he porne,"sekalipun dia itu pelacur"). Rahab, seperti halnya Abraham, menunjukkan pembenaran dirinya yang ia peroleh karena perbuatan (bdg. Yos. 2:1-21).

Wycliffe: Yak 2:26

26. Pernyataan penutup dari 2:14-26 menunjukkan bahwa hubungan antara iman dan perbuatan adalah seerat hubungan antara tubuh dengan jiwa. Hidup adalah hasil dari perpaduan keduanya. Pada saat kedua hal itu dipisahkan, yang dihasilkan ialah kematian. Iman yang palsu pada hakikatnya adalah mayat rohani" (F. J. A. Hort, The Epistle of St. James, hlm. 45).

kecilkan semua

Tafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat

SH: Yak 2:14-20 -

Memisahkan iman dengan perbuatan? (Jumat, 3 Agustus 2007)

Memisahkan iman dengan perbuatan?

Kesalahan terbesar yang orang Kristen bisa lakukan adalah memahami iman terpisah dari pengamalannya. Seharusnya pengamalan iman mengikuti kedalaman pemahaman orang tentang imannya. Akibat terburuk dari pemisahan iman dan pengamalannya adalah orang jadi pandai bersilat lidah tentang imannya. Kesalahan sebaliknya adalah apabila orang berupaya menjadi lebih baik melalui perbuatannya untuk tujuan kemanusiaan. Ini akan berdampak pada pemujaan manusia karena perbuatan baik. Memisahkan iman dan perbuatan bisa berdampak pada kesesatan.

Firman ini menegur kenyataan adanya orang Kristen yang tidak peduli pada saudara seiman yang miskin atau kesusahan. Yakobus mengingatkan bahwa tanpa ungkapan kepedulian, iman itu mati dan tak berdaya. Orang yang memiliki iman demikian, sesungguhnya bukan orang yang menyelami makna keselamatan (14-17). Percuma mengklaim iman pada fakta kebenaran tentang Allah atau tentang Kristus dan karya penyelamatan-Nya, sebab Iblis pun memiliki pemahaman iman yang sama bahkan ia gentar kepada Allah (19)! Tanpa ketaatan dan tindakan serasi dengan iman, sesungguhnya iman itu kosong atau mati adanya (17, 20). Kehidupan iman yang dinamis akan tampak dalam sikap seseorang terhadap sesamanya. Kesejatian iman akan terlihat pada sikap seseorang terhadap lingkungannya. Pekakah ia pada kebutuhan sesama? Pedulikah ia untuk ambil bagian dalam kehidupan bermasyarakat? Ringan tangankah ia pada masalah sosial sehingga mau terlibat, setidaknya dengan menaikkan doa pribadinya? Iman murni dalam Kristus akan menghasilkan perbuatan. Kebaikan yang murni digerakkan oleh iman. Tidak ada alasan untuk memisahkan keduanya. Iman bagai daya imajinasi yang menggerakkan penulisan buku yang tadinya kosong dengan beragam kisah yang menyenangkan hati Tuhan. Kelak Dia akan menilai apakah buku itu sudah ditulisi dengan indah dan bernilai sesuai dengan tujuan hidup pemiliknya.

SH: Yak 2:14-26 -

Pembuktian iman. (Rabu, 6 Juni 2001) Pembuktian iman.


(10)

sebagai perwujudan imannya. Ilustrasi yang dipakai Yakobus (15-16) menggambarkan bahwa perkataan tanpa tindakan konkrit selaras perkataan adalah omong kosong, yang tidak akan membawa dampak apa pun bagi orang lain. Betapa pun besarnya bentuk perhatian melalui kata-kata pertolongan tidak akan menolong orang yang sedang kelaparan dan kedinginan, karena yang dibutuhkan adalah makanan dan pakaian.

Bagaimana orang lain mengenal kita sebagai orang yang percaya kepada Yesus Kristus? Dari KTP, surat baptis, surat sidi, ataukah surat keanggotaan gereja? Semua identitas ini tidak menjamin bila perbuatan baik kita tidak tercermin dalam kehidupan kita (20, 26), inilah iman yang kosong dan mati.

Benarkah bahwa iman yang benar seharusnya didasari pemahaman yang benar tentang siapa yang diimani? Dapatkah dibenarkan bilamana iman hanya berhenti sampai tingkat

pemahaman saja? Jawaban bagi kedua pertanyaan ini adalah ‘tidak benar’. Mengapa demikian? Karena iman yang hanya muncul dari pengakuan tanpa penghayatan dalam kesehari-harian tidak menyelamatkan. Bukan dasar imannya — Yesus Kristus, yang tidak menyelamatkan, tetapi iman yang tidak terwujud dalam perbuatan merupakan slogan kosong yang hanya enak didengar tanpa membawa perubahan apa pun dalam dirinya, tak bedanya dengan pengakuan setan (19). Kepercayaan dan pengakuan setan bahwa Allah itu baik, Yesus Kristus adalah Anak Allah yang Maha tinggi, tidak membawa pengaruh apa pun baginya. Abraham dibenarkan bukan karena iman yang kosong, namun karena perbuatan yang selaras dengan imannya, sehingga Allah berkenan kepadanya (21-24). Tak ada gunanya bila ia hanya mengaku dan percaya bahwa Allah Maha Kuasa membangkitkan orang mati tetapi tidak sungguh-sungguh melaksanakan kehendak Allah. Julukan baginya: “Bapak orang beriman” dan “sahabat Allah” memang tepat disandangnya sebagai orang yang melakukan imannya.

Renungkan: Berapa pun besarnya Anda mengaku memiliki iman kepada Yesus Kristus, namun tanpa perbuatan selaras iman, tidak akan mengubah apa pun dalam hidup Anda sebagai Kristen.

SH: Yak 2:21-26 -

Dwitunggal tak terpisahkan (Sabtu, 4 Agustus 2007) Dwitunggal tak terpisahkan

Menunjuk pada kehidupan Abraham dan Rahab, Yakobus menegaskan bahwa iman yang dibenarkan adalah iman yang melahirkan perbuatan benar dan perbuatan itu membuat iman mereka jadi sempurna (21-22).

Abraham menaati perintah Allah agar mengorbankan Ishak (Kej. 22). Rahab, meski dengan sedikit informasi, telah bertindak menyembunyikan mata-mata Israel di rumahnya (Yos. 2:9, 11). Kedua perbuatan tersebut adalah ketaatan pada perintah Allah, dan membuat mereka dibenarkan. Apakah berarti mereka diselamatkan melalui perbuatan? Abraham dibenarkan ketika menerima dan memercayai janji Allah (Kej. 15:6). Dalam Kej. 22:2, saat Abraham akan mengorbankan Ishak, Allah berkomentar bahwa Abraham sungguh takut akan Allah. Bukan maksud Yakobus mengajar bahwa orang dibenarkan dan diperhitungkan selamat melalui perbuatan. Yakobus tidak menolak keutamaan iman untuk keselamatan. Yang ia tolak adalah iman sebatas pengetahuan, dan tanpa ungkapan nyata di dalam perbuatan. Iman

menghasilkan perbuatan, perbuatan menyebabkan iman termanifestasikan.

Maksud Allah pada iman manusia adalah agar rencana penyelamatan dan pengudusan-Nya tergenapi dalam diri orang beriman. Iman tanpa perbuatan adalah mati karena tidak ada dinamika yang membuat orang maju dalam perbuatan yang serasi dengan Tuhan (26). Seperti halnya untuk menjadi manusia perlu tubuh dan roh demikian juga untuk hidup sesuai rencana Allah, manusia harus memiliki iman yang berbuat atau perbuatan yang

termanifestasikan dari iman. Keduanya tak boleh dipisah!

Belajar dari teks ini, kita diingatkan untuk mencapai pertumbuhan iman menuju keserupaan dengan Kristus. Tak ada kata berhenti bagi pembelajaran iman. Jerih payah untuk

menampakkan perbuatan iman harus terfokus pada pertumbuhan iman. Keberhasilan dalam berbuat baik bukan untuk ditonjolkan, melainkan agar kita bersyukur kepada Dia yang setia mendorong kita agar tetap melakukan kebaikan.

Topik Teologia: Yak 2:14

Keselamatan

Iman yang Menyelamatkan


(11)

Iman yang Menyelamatkan Menghasilkan Perbuatan Mat 7:16-20 Mat 12:33 Luk 3:8-9 Luk 6:43-45 Rom 2:11,13,16 Rom 3:30-31 Tit 3:8,14 Ibr 6:9-12 Yak 2:14-26 Wah 22:12-14

Pengudusan

Pengudusan: Sasaran dan Hambatan Sasaran Pengudusan

Kehidupan yang Penuh Perbuatan-perbuatan Baik Kehidupan yang Penuh Perbuatan Baik Telah Diperintahkan

Yakobus Memerintahkan untuk Hidup Berbuat Kebaikan

Yak 1:19-27 Yak 2:14-26 Yak 3:13-18 Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah

Hidup Sesuai dengan Iman adalah Bukti Iman

Maz 26:1-12 1Te 1:3,6-7 2Te 1:11 1Ti 2:15 1Ti 4:12 2Ti 2:22 2Ti 3:10,14 Tit 2:1-2 Tit 3:8 Yak 2:14-26 Wah 2:19

Orang yang Taat Harus Memancarkan Iman Kepercayaannya dalam Pekerjaan-pekerjaannya

Yos 24:24 2Ko 9:13 Ibr 13:15-16 Yak 1:22-25 Yak 2:14-20 1Pe 1:22

Topik Teologia: Yak 2:15

Dosa

Dosa-dosa Roh

Dosa-dosa Pemanjaan / Penyenangan Did Kikir

Ula 15:9 Ams 11:26 Ams 17:5 Ams 21:26 Ams 23:6-8 Ams 28:22 Ams 28:27 Pengk 4:7-8 Pengk 5:12 Amo 3:10 Yak 2:15-16 Yak 5:3 1Yo 3:17 Keselamatan

Iman yang Menyelamatkan

Hubungan Iman yang Menyelamatkan dengan Perbuatan Iman yang Menyelamatkan Menghasilkan Perbuatan

Mat 7:16-20 Mat 12:33 Luk 3:8-9 Luk 6:43-45 Rom 2:11,13,16 Rom 3:30-31 Tit 3:8,14 Ibr 6:9-12 Yak 2:14-26 Wah 22:12-14

Pengudusan

Pengudusan: Sasaran dan Hambatan Sasaran Pengudusan

Kehidupan yang Penuh Perbuatan-perbuatan Baik Kehidupan yang Penuh Perbuatan Baik Telah Diperintahkan

Yakobus Memerintahkan untuk Hidup Berbuat Kebaikan

Yak 1:19-27 Yak 2:14-26 Yak 3:13-18 Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah

Hidup Sesuai dengan Iman adalah Bukti Iman

Maz 26:1-12 1Te 1:3,6-7 2Te 1:11 1Ti 2:15 1Ti 4:12 2Ti 2:22 2Ti 3:10,14 Tit 2:1-2 Tit 3:8 Yak 2:14-26 Wah 2:19

Orang yang Taat Harus Memancarkan Iman Kepercayaannya dalam Pekerjaan-pekerjaannya

Yos 24:24 2Ko 9:13 Ibr 13:15-16 Yak 1:22-25 Yak 2:14-20 1Pe 1:22

Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam Tanggung Jawab Terhadap Sesama

Tugas Terhadap Orang Lain Pada Umumnya atau Terhadap Orang Kristen

Menunjukkan Keramahan Terhadap Sesama Tugas Kita untuk Bersikap Ramah


(12)

Mat 25:34-35,37-38,40 Mar 9:41 Rom 12:13 Yak 2:15-16 1Pe 4:9-11 1Yo 3:17 3Yo 1:5-8

Gereja

Misi, Pelayanan dan Aktivitas Gereja Memberi dalam Gereja

Mar 9:41 Luk 3:11 Kis 2:44-45 Kis 4:32-37 Kis 11:29-30 Kis 28:10 Rom 12:6-8 Rom 15:25-27 1Ko 16:1-3 2Ko 8:1-15 2Ko 9:1-13 Efe 4:28 Fili 4:18 1Ti 5:16 1Ti 6:17-19 Ibr 13:16 Yak 2:15-16 1Yo 3:17

Topik Teologia: Yak 2:19

Allah yang Berpribadi Pribadi Allah

Allah itu Esa

Kel 15:11 Ula 4:35,39 Ula 6:4 Ula 32:39 2Sa 7:22 1Ra 8:60 Maz 86:10 Yes 42:8 Yes 44:6 Yes 45:5-6 Yoe 2:27 Zak 14:9 Yoh 5:44 Yoh 17:3 1Ko 8:4-6 Gal 3:20 Efe 4:5-6 1Ti 1:17 1Ti 2:5 1Ti 6:15 Yak 2:19

Makhluk-makhluk Supranatural Iblis-iblis

Keselamatan

Iman yang Menyelamatkan Pengudusan

Pengudusan: Sasaran dan Hambatan Sasaran Pengudusan

Kehidupan yang Penuh Perbuatan-perbuatan Baik Kehidupan yang Penuh Perbuatan Baik Telah Diperintahkan

Yakobus Memerintahkan untuk Hidup Berbuat Kebaikan

Yak 1:19-27 Yak 2:14-26 Yak 3:13-18 Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah

Hidup Sesuai dengan Iman adalah Bukti Iman

Maz 26:1-12 1Te 1:3,6-7 2Te 1:11 1Ti 2:15 1Ti 4:12 2Ti 2:22 2Ti 3:10,14 Tit 2:1-2 Tit 3:8 Yak 2:14-26 Wah 2:19

Orang yang Taat Harus Memancarkan Iman Kepercayaannya dalam Pekerjaan-pekerjaannya

Yos 24:24 2Ko 9:13 Ibr 13:15-16 Yak 1:22-25 Yak 2:14-20 1Pe 1:22

Topik Teologia: Yak 2:21

Keselamatan

Iman yang Menyelamatkan

Hubungan Iman yang Menyelamatkan dengan Perbuatan Iman yang Menyelamatkan Menghasilkan Perbuatan

Mat 7:16-20 Mat 12:33 Luk 3:8-9 Luk 6:43-45 Rom 2:11,13,16 Rom 3:30-31 Tit 3:8,14 Ibr 6:9-12 Yak 2:14-26 Wah 22:12-14

Pengudusan

Pengudusan: Sasaran dan Hambatan Sasaran Pengudusan

Kehidupan yang Penuh Perbuatan-perbuatan Baik Kehidupan yang Penuh Perbuatan Baik Telah Diperintahkan

Yakobus Memerintahkan untuk Hidup Berbuat Kebaikan


(13)

Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah Beriman kepada Allah

Percaya kepada Allah dan Percayailah Dia Bukti akan Iman yang Murni

Hidup Sesuai dengan Iman adalah Bukti Iman Maz 26:1-12 1Te 1:3,6-7 2Te 1:11 1Ti 2:15 1Ti 4:12 2Ti 2:22 2Ti 3:10,14 Tit 2:1-2 Tit 3:8 Yak 2:1-2:14-2:1-26 Wah 2:1-2:19

Topik Teologia: Yak 2:23

Keselamatan

Kebenaran Allah

Yes 61:10 Rom 1:17 Rom 3:22 Rom 4:5-8 1Ko 1:30 2Ko 5:14,21 Gal 3:6 Fili 3:9-10 Yak 2:23

Iman yang Menyelamatkan Menghasilkan Perbuatan Mat 7:16-20 Mat 12:33 Luk 3:8-9 Luk 6:43-45 Rom 2:11,13,16 Rom 3:30-31 Tit 3:8,14 Ibr 6:9-12 Yak 2:14-26 Wah 22:12-14

Pengudusan

Yakobus Memerintahkan untuk Hidup Berbuat Kebaikan Yak 1:19-27 Yak 2:14-26 Yak 3:13-18

Orang Kristen Disebut Sahabat

Yoh 15:13-15 Kis 27:3 Yak 2:23 3Yo 1:14-15

Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah Beriman kepada Allah

Percaya kepada Allah dan Percayailah Dia Bukti akan Iman yang Murni

Hidup Sesuai dengan Iman adalah Bukti Iman Maz 26:1-12 1Te 1:3,6-7 2Te 1:11 1Ti 2:15 1Ti 4:12 2Ti 2:22 2Ti 3:10,14 Tit 2:1-2 Tit 3:8 Yak 2:1-2:14-2:1-26 Wah 2:1-2:19

Topik Teologia: Yak 2:25

Umat Manusia: Wanita

Wanita sebagai Anggota Masyarakat Contoh-contoh Teladan Wanita

Rahab

Yos 2:1-16 Yos 6:23,25 Ibr 11:31 Yak 2:25 Keselamatan

Iman yang Menyelamatkan

Hubungan Iman yang Menyelamatkan dengan Perbuatan Iman yang Menyelamatkan Menghasilkan Perbuatan

Mat 7:16-20 Mat 12:33 Luk 3:8-9 Luk 6:43-45 Rom 2:11,13,16 Rom 3:30-31 Tit 3:8,14 Ibr 6:9-12 Yak 2:14-26 Wah 22:12-14

Pengudusan

Pengudusan: Sasaran dan Hambatan Sasaran Pengudusan

Kehidupan yang Penuh Perbuatan-perbuatan Baik Kehidupan yang Penuh Perbuatan Baik Telah Diperintahkan

Yakobus Memerintahkan untuk Hidup Berbuat Kebaikan

Yak 1:19-27 Yak 2:14-26 Yak 3:13-18 Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah

Beriman kepada Allah

Percaya kepada Allah dan Percayailah Dia Bukti akan Iman yang Murni


(14)

Hidup Sesuai dengan Iman adalah Bukti Iman Maz 26:1-12 1Te 1:3,6-7 2Te 1:11 1Ti 2:15 1Ti 4:12 2Ti 2:22 2Ti 3:10,14 Tit 2:1-2 Tit 3:8 Yak 2:1-2:14-2:1-26 Wah 2:1-2:19

Topik Teologia: Yak 2:26

Umat Manusia Pada Umumnya

Unsur-unsur Pembentuk Keindividualitas Manusia Keselamatan

Iman yang Menyelamatkan

Hubungan Iman yang Menyelamatkan dengan Perbuatan Iman yang Menyelamatkan Menghasilkan Perbuatan

Mat 7:16-20 Mat 12:33 Luk 3:8-9 Luk 6:43-45 Rom 2:11,13,16 Rom 3:30-31 Tit 3:8,14 Ibr 6:9-12 Yak 2:14-26 Wah 22:12-14

Pengudusan

Pengudusan: Sasaran dan Hambatan Sasaran Pengudusan

Kehidupan yang Penuh Perbuatan-perbuatan Baik Kehidupan yang Penuh Perbuatan Baik Telah Diperintahkan

Yakobus Memerintahkan untuk Hidup Berbuat Kebaikan

Yak 1:19-27 Yak 2:14-26 Yak 3:13-18 Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah

Beriman kepada Allah

Percaya kepada Allah dan Percayailah Dia Bukti akan Iman yang Murni

Hidup Sesuai dengan Iman adalah Bukti Iman Maz 26:1-12 1Te 1:3,6-7 2Te 1:11 1Ti 2:15 1Ti 4:12 2Ti 2:22 2Ti 3:10,14 Tit 2:1-2 Tit 3:8 Yak 2:1-2:14-2:1-26 Wah 2:1-2:19

kecilkan semua

Pendahuluan / Garis Besar

Full Life:

Yakobus

(Pendahuluan Kitab)

Penulis : Yakobus

Tema : Iman yang Berhasil Guna Tanggal Penulisan: Tahun 45-49 M

Latar Belakang

Surat ini tergolong "surat-surat umum" karena pada mulanya dialamatkan kepada suatu sidang pembaca yang lebih luas daripada jemaat lokal. Salam "kepada kedua belas suku di perantauan" (Yak 1:1), dan juga petunjuk-petunjuk lainnya (Yak 2:19,21) menunjukkan bahwa surat ini pada mulanya ditulis kepada orang Kristen Yahudi yang tinggal di luar Palestina. Mungkin para penerima surat ini termasuk orang-orang pertama yang bertobat di Jerusalem dan, setelah Stefanus mati syahid terserak oleh penganiayaan (Kis 8:1) sejauh Fenisia, Siprus, Antiokhia dan lebih jauh lagi (Kis 11:19). Hal ini menerangkan

1. (1) mengapa pembukaan surat ini menekankan hal menanggung dengan sukacita pencobaan yang menguji iman dan menuntut ketabahan (Yak 1:2-12), 2. (2) pengetahuan pribadi Yakobus tentang orang percaya yang "terserak" itu, dan 3. (3) nada yang berwibawa dari surat ini. Sebagai pemimpin gereja di Yerusalem,

Yakobus sedang menulis surat kepada domba-dombanya yang berserakan.

Terkenalnya pengarang ditunjukkan oleh cara ia menyebut dirinya, yaitu hanya "Yakobus" (Yak 1:1). Yakobus, saudara tiri Yesus dan pemimpin gereja di Yerusalem, pada umumnya


(15)

dipandang sebagai penulis surat ini. Pidatonya dalam sidang di Yerusalem (Kis 15:13-21) dan gambaran mengenai dirinya di bagian lain dalam PB (mis. Kis 12:17; Kis 21:18; Gal 1:19; Gal 2:9,12; 1Kor 15:7) sangat cocok dengan apa yang diketahui mengenai penulis surat ini. Sangat mungkin Yakobus menulis surat ini pada dasawarsa 40-an. Tanggal yang agak dini untuk penulisan surat ini ditunjukkan oleh berbagai faktor, seperti kenyataan bahwa Yakobus menyebutkan istilah Yunani synagoge untuk menunjuk tempat pertemuan orang Kristen (Yak 2:2). Menurut keterangan sejarawan Yahudi, Yosefus, Yakobus, saudara tiri Tuhan mati syahid di Yerusalem tahun 62 M.

Tujuan

Yakobus menulis

1. (1) untuk membangun semangat orang percaya Yahudi yang sedang menderita berbagai pencobaan yang menguji iman mereka,

2. (2) untuk memperbaiki berbagai pengertian yang salah mengenai sifat iman yang menyelamatkan, dan

3. (3) untuk menasihatkan dan membina pembacanya mengenai hasil-hasil praktis iman mereka dalam hidup yang benar dan perbuatan yang baik.

Survai

Surat ini membahas serangkaian pokok yang cukup beragam berkaitan dengan menjalankan kehidupan Kristen yang sejati. Yakobus mendorong orang percaya untuk menanggung

pencobaan dengan sukacita dan menarik manfaat daripadanya (Yak 1:2-11); melawan godaan (Yak 1:12-18); menjadi pelaku Firman dan bukan hanya pendengar (Yak 1:19-27); serta menunjukkan iman yang aktif dan bukan pengakuan yang kosong (Yak 2:14-26). Yakobus dengan sungguh-sungguh mengingatkan tentang berdosanya lidah yang sukar dikendalikan (Yak 3:1-12; Yak 4:11-12), hikmat duniawi (Yak 3:13-16), kelakuan berdosa (Yak 4:1-10), kehidupan yang congkak (Yak 4:13-17) dan kekayaan yang mementingkan diri sendiri (Yak 5:1-6). Yakobus menutup dengan menekankan kesabaran, doa, dan memulihkan mereka yang sudah mundur (Yak 5:7-20).

Sepanjang kelima pasal ini, hubungan di antara iman yang benar dan kehidupan yang saleh ditekankan. Iman yang sejati adalah: - iman yang teruji (Yak 1:2-16), - aktif (Yak 1:19-27), - mengasihi sesama seperti dirinya sendiri (Yak 2:1-13), - menyatakan diri dalam perbuatan baik (Yak 2:14-26), - menguasai lidah dengan benar (Yak 3:1-12), - mencari hikmat Allah (Yak 3:13-18), - tunduk kepada Allah selaku hakim yang adil (Yak 4:1-12), - mempercayai Allah dalam kehidupan sehari-hari (Yak 4:13-17), - tidak mementingkan diri atau memuaskan keinginan sendiri (Yak 5:1-6), - sabar dalam penderitaan (Yak 5:7-12), dan - tekun dalam doa (Yak 5:13-20).

Ciri-ciri Khas

Tujuh ciri utama menandai surat ini.

1. (1) Surat ini kemungkinan besar merupakan kitab PB yang pertama-tama ditulis. 2. (2) Walaupun hanya dua kali menyebut nama Kristus, surat ini lebih banyak berisi

kenangan akan ajaran Yesus, termasuk setidak-tidaknya 15 petunjuk kepada Khotbah di Bukit, lebih dari semua surat PB tergabung.

3. (3) Dari 108 ayatnya, lebih daripada separuhnya adalah perintah. 4. (4) Dalam banyak hal, surat ini merupakan Amsal PB karena

1. (a) penuh dengan hikmat ilahi dan instruksi praktis untuk menjalankan kehidupan Kristen yang sejati dan

2. (b) ditulis dengan gaya penulisan yang tegas dan tepat, dengan perintah yang singkat dan analogi yang hidup.

5. (5) Yakobus adalah pengamat cermat tentang cara bekerjanya alam dan tabiat manusia berdosa. Dia sering kali menarik pelajaran dari alam untuk

menyingkapkan tabiat manusia berdosa (mis. Yak 3:1-12).

6. (6) Surat ini lebih menekankan hubungan di antara iman dengan perbuatan daripada kitab PB lainnya (khususnya: Yak 2:14-16).


(16)

7. (7) Yakobus sering kali disebut sebagai Amos PB, karena dia dengan bersemangat membahas persoalan ketidakadilan dan ketidaksetaraan sosial.

Full Life:

Yakobus

(Garis Besar)

Garis Besar

1. Salam Kristen (Yak 1:1)

2. I. Menghadapi Pencobaan dan Menarik Manfaatnya (Yak 1:2-18)

1. A. Menerimanya Sebagai Sarana Pertumbuhan (Yak 1:2-4)

2. B. Memohon Hikmat untuk Mengatasinya (Yak 1:5-8)

3. C. Bersukacita Dalam Tindakan Penyamarataannya (Yak 1:9-12)

4. D. Mengetahui Bedanya Pengujian dan Pencobaan (Yak 1:13-18)

3. II. Mendengarkan Firman Allah dan Melakukannya (Yak 1:19-27)

4. III.Tidak Pilih Kasih dan Menunjukkannya (Yak 2:1-13)

5. IV. Mengaku Beriman dan Membuktikannya (Yak 2:14-26)

6. V. Menyadari Jebakan-Jebakan dan Mengelakkannya (Yak 3:1-5:6)

1. A. Lidah yang Sukar Dikendalikan (Yak 3:1-12)

2. B. Hikmat yang Tidak Rohani (Yak 3:13-18)

3. C. Kelakuan Berdosa (Yak 4:1-10)

4. D. Memfitnah Saudara Seiman (Yak 4:11-12)

5. E. Hidup dengan Congkak (Yak 4:13-17)

6. F. Kekayaan yang Mementingkan Diri Sendiri (Yak 5:1-6)

7. VI. Kebajikan dan Kehidupan Kristen (Yak 5:7-20)

1. A. Kesabaran dan Ketekunan (Yak 5:7-11)

2. B. Kejujuran yang Polos (Yak 5:12)

3. C. Doa Tak Berkeputusan untuk Orang Sakit (Yak 5:13-18)


(17)

4. D. Memulihkan yang Terhilang (Yak 5:19-20)

Jerusalem:

Yakobus

(Pendahuluan Kitab)

SURAT-SURAT KATOLIK PENGANTAR

Di dalam Perjanjian Baru tercantum tujuh surat yang bukan karangan Rasul Paulus. Agak segera ketujuh surat ini dijadikan suatu kelompok tersendiri meskipun asal- usulnya berbeda sekali. Ada sepucuk surat yang dikatakan karangan Yakobus, lagi karangan Yudas, dua pucuk surat karangan Petrus dan tiga karangan Yohanes. Judulnya "katolik" kiranya berasal dari kenyataan bahwa kebanyakan surat itu tidak tertuju kepada jemaat atau orang tertentu melainkan kepada orang-orang Kristen pada umumnya (katolik).

Surat Yakobus hanya lama kelamaan diterima oleh Gereja sebagai Kitab Suci. Agaknya di Mesir Yak tidak pernah diragukan sebagai Kitab Suci. Yak dikutip oleh Origenes sebagai karangan suci. Tetapi pada awal abad keempat Eusebius dari Kaisarea (Palestina) mengatakan bahwa Yak masih ditolak oleh sementara orang. Jemaat-jemaat yang berbahasa Siria baru dalam abad keempat memasukkan Yak ke dalam daftar kitab-kitab sucinya. Di Afrika utara Tertulianus dan Kiprianus ternyata tidak mengenal Yak. Daftar kitab-kitab suci yang disebut "Kanon Mommsen" (disusun sekitar th 360) belum memuat Yak. Di Roma Kanon Muratori (dikatakan susunan Hippolitus sekitar th. 200) juga tidak memuatnya. Sangat tidak pasti apakah Klemens dari Roma dan pengarang buku yang berjudul "Pastor Harmae" (lihat di bawah) mengutip Yak. Jadi baru pada akhir abad keempat surat Yakobus umum diterima sebagai Kitab Suci oleh jemaat-jemaat di Timur dan di Barat.

Mana kala surat Yakobus oleh jemaat-jemaat diterima sebagai Kitab Suci, maka pada

umumnya pengarangnya disebut "Yakobus, yaitu saudara Tuhan", Mat 13:55 dsj; bdk 12:46+, yang berperan besar dalam jemaat purba di Yerusalem, Kis 12:17+; 15:13-21; 21:18-26; 1Kor 15:7; Gal 1:19; 2:9, 12. Peranannya itu diakhiri dengan kemartiran oleh tangan orang Yahudi sekitar th. 62 (Yosefus, Hagesippus). Yakobus "saudara Tuhan" itu jelas orang lain dari Yakobus anak Zebedeus, Mat 10:2 dsj, yang dalam th. 44 dibunuh oleh raja Herodes, Kis 12:2, tetapi boleh jadi ia sama dengan Yakobus lain, yaitu anak Alfeus, Mat 10:3 dsj. Sejak awal mula hingga dewasa ini kesamaan itu diperdebatkan, meskipun dewasa ini kebanyakan ahli membedakan kedua tokoh itu. Apa yang dikatakan paulus dalam Gal 1:19 diartikan dengan cara yang berbeda-beda juga. Tetapi masalah yang sesungguhnya terletak di tempat lain dan ditingkat lebih mendalam. Adakah Yak sungguh karangan "Yakobus yaitu saudara Tuhan"? Ada berbagai keberatan yang dapat dikemukakan terhadap pendapat itu. Jika Yak benar- benar dikarang oleh tokoh yang penting itu, bagaimana gerangan mungkin bahwa surat itu begitu lambat diterima oleh Gereja sebagai Kitab Suci dan, sebaliknya, begitu lama diragukan dan bahkan ditolak? Selebihnya, Yak langsung ditulis ke dalam bahasa Yunani yang bagus dan lancar, dengan perbendaharaan kata dan seni berpidato (diatribe) yang mengherankan, seandainya Yak ditulis oleh seorang yang berasal dari Galilea. Sudah barang tentu mungkin Yakobus menggunakan seorang murid yang berkebudayaan Yuanani. Tetapi hipotesa dan dugaan itu sukar dibuktikan. Akhirnya dan khususnya: Yak sangat serupa dengan beberapa karangan yang disusun pada akhir abad pertama atau pada awal abad kedua, teristimewanya dengan surat Klemens dari Roma dan buku yang berjudul "Pastor Harmae". Kerap kali

dikatakan bahwa karangan-karangan itu menggunakan Yak. Tetapi dewasa ini semakin banyak sekali ahli berpendapat, bahwa kesamaan antara Yak dan karangan- karangan tersebut yang ternyata ada, disebabkan oleh sumber-sumber bersama yang dipakai. Kecuali itu Yak dan karangan-karangan lain itu mesti menghadapi masalah-masalah yang sejenis. Maka dari itu banyak ahli berkeyakinan bahwa Yak ditulis pada akhir abad pertama atau bahkan pada awal abad kedua. Memang ajaran Yak tentang Kristus memberi kesan ketuaan. Tetapi hal itu tidak membuktikan bahwa Yak ditulis pada awal mula agama Kristen. Sebab mungkin juga bahwa Yak berasal dari kalangan orang-orang Kristen keturunan Yahudi yang menjadi penerus pikiran-pikiran Yakobus, sedangkan menutup dirinya bagi perkembangan lebih lanjut dalam teologi Kristen semula.

Jika orang terus mau mempertahankan bahwa Yak benar-benar karangan "Yakobus yaitu saudara Tuhan", maka harus dikatakan bahwa Yak ditulis sebelum th. 62. Sebab dalam tahun itu Yakobus mati. Lalu dua hipotesa dapat dikemukakan, sesuai dengan pendirian orang dalam masalah hubungan antara Yak dan Gal-Roma dalam soal "pembenaran oleh iman" (lihat di bawah ini). Sementara ahli yakin bahwa Yak menentang Paulus, tegasnya mereka


(18)

yang menyalah-artikan ajaran Paulus. Kalau demikian, Yakobus menulis suratnya menjelang ajalnya. Ahli-ahli lain, yang jumlahnya semakin berkurang berpendapat bahwa Paulus mau menentang pikiran Yak. Kalau demikian, Yak ditulis menjelang th 45-50. Dengan jalan itu juga dapat diterangkan mengapa ajaran Yak tentang Kristus nampaknya tua sekali. Tetapi

mengingat apa yang dikatakan di muka kurang mungkin Yak sudah ditulis sekitar th. 45. Bagaimanapun juga asal-usul Yak tulisan itu tertuju kepada "Keduabelas Suku di

perantauan", 1:1, kiranya tidak lain artinya dari orang-orang Kristen keturunan Yahudi yang tersebar di dunia Yunani-Romawi, terutama di daerah-daerah yang berdekatan dengan Palestina, misalnya Siria atau Mesir. Bahwasannya orang-orang yang dituju oleh surat ini adalah orang keturunan Yahudi disarankan oleh bagian pokok surat sendiri. Pengarang terus menggunakan Kitab Suci (Perjanjian Lama) begitu rupa sehingga jelas mengandaikan bahwa para pembaca baik-baik mengenal Kitab Suci itu, apa lagi oleh karena pengarang tidak mendasar pemikirannya pada kutipan jelas dari Perjanjian Lama (seperti misalnya Paulus atau pengarang Ibr), tetapi lebih-lebih menaruh Kitab Suci sebagai latar belakang pikirannya. Pengarang Yak terutama dijiwai oleh sastera Hikmat-kebijaksanaan dan dari padanya mengambil pelbagai pengajaran mengenai akhlak pembaca.

Tetapi pengarang juga secara luas bergantung pada pengajaran Injil, sehingga suratnya jelas bukan sebuah karangan Yahudi, sebagaimana dikatakan oleh sementara ahli. Sebaliknya dalam Yak orang terus menemukan pikiran dan ungkapan sebagaimana disukai Yesus sendiri. Tetapi dalam hal inipun pengarang tidak langsung mengutip tradisi tertulis. Sebaliknya ia terutama memanfaatkan tradisi lisan. Pendek kata: pengarang Yak ialah seorang berhikmat Kristen keturunan Yahudi yang secara baru memikirkan kembali pepatah-pepatah dari hikmat Yahudi berdasarkan penyempurnaan yang diberikan Yesus kepada hikmat Yahudi itu.

Karangan Yak ini kurang sesuai dengan gaya bahasa yang lazim dalam surat-surat.

Sebaliknya karangan itu lebih-lebih berupa khotbah, sebuah contoh pengajaran yang lazim pada jemaat-jemaat Kristen keturunan Yahudi di zaman itu. Disajikan sederetan ajakan praktis yang secara agak bebas dan lepas susul-menyusul; kadang-kadang pepatah-pepatah itu dikelompokkan berdasarkan pokok sama yang diuraikan; kadang-kadang juga dikelompokkan hanya berdasarkan kata yang sama yang terdapat dalam beberapa pepatah. Ada nasihat-nasihat mengenai kelakuan orang di tengah percobaan, 1:1-12; 5:7-11, mengenai asal-usul percobaan godaan, 1:13-18, tentang pengekangan lidah, 1:26; 3:1-12, tentang pentingnya hikmat, saling mengerti dan belas-kasihan, 2:8, 13; 3:13-4:2; 4:11 dst, dan mengenai

kekuatan dosa, 1:5-8; 4:2 dst; 5:13-18, dll. Adapun sakramen pengurapan orang sakit ia dapat disimpulkan dari 5:14 dst (Konsili Trente).

Adapun dua pokok utama yang sangat menonjol dalam paranese yang disajikan Yak. Yang satu memuji orang miskin dan dengan keras menegur orang kaya, 1:9-11; 1:27 -2:9; 4:13-5:6; perhatian untuk orang miskin yang diutamakan oleh Allah berurat-berakar dalam suatu tradisi alkitabiah dan terutama dalam Ucapan bahagia dari Injil, Mat 5:3+. Pokok yang lain

menekankan pengalaman iman, sedang memberi peringatan tentang iman yang tidak berbuah, 1:22-27; 2:10-26. Mengenai pokok terakhir ini bahkan ada sebuah diskusi yang berupa polemik, 2:14-26. Banyak ahli beranggapan bahwa polemik itu terarah kepada Paulus. Memang harus diakui bahwa ada hubungan cukup jelas antara Yak dan Gal-Rom, terutama dalam penafsiran yang berbeda sekali atas nas Kitab Suci yang sama tentang Abraham. Dan tentu saja mungkin bahwa Yakobus mau menentang bukanlah kiranya Paulus sendiri tetapi sementara orang Kristen yang dari ajaran Paulus mengambil kesimpulan yang

membahayakan.

Namun demikian dua hal perlu dipertahankan. Yang pertama ialah: di belakang pertentangan pada permukaan yang disebabkan oleh keadaan yang berbeda, Paulus dan Yakobus dalam hal pokok sependapat, bdk 2:14+. Yang kedua ialah: masalah "iman dan amal" yang secara wajar ditimbulkan oleh agama Yahudi mungkin sekali suatu pokok diskusi yang tradisionil. Paulus dan Yakobus masing-masing dengan caranya sendiri kiranya membahas masalah yang sama dengan tidak bergantung satu sama lain.

Yudas, yang menyebut dirinya "saudara Yakobus", ay 1, haruslah seorang "saudara Tuhan" juga Mat 13:55 dsj. Tidak ada alasan menyamakan Yudas ini dengan rasul yang mempunyai nama yang sama, Luk 6:16; Kis 1:13; bdk Yoh 14:22. Sebab Yudas pengarang surat

membedakan dirinya dengan para rasul, ay 17. Tetapi tidak ada alasan juga menyangka bahwa Yudas hanya nama samaran. Hal semacam itu sukar dimengerti bahwa Yudas adalah seorang tokoh yang sama sekali tidak menyolok.


(19)

Surat Yud ini sejak th. 200 diterima oleh kebanyakan jemaat Kristen sebagai Kitab Suci. Dahulu memang ada orang yang meragukan surat ini karena mengutip buku-buku apokrip (Henokh, ay 7, 14 dst; Pengangkatan Musa ke sorga, ay 9). Tetapi kutipan semacam itu tak perlu mengkhawatirkan orang, sebab sekali-kali tidak berarti berarti bahwa pengarang berpendapat bahwa buku-buku yang di zaman itu laku sekali di kalangan Yahudi benar-benar Kitab Suci.

Maksud tujuan Yud tidak lain kecuali membuka kedok pengajar-pengajar palsu yang

membahayakan kepercayaan Kristen. Ia mengancamkan kepada mereka hubungan ialah yang sama dengan hukuman yang dalam tradisi Yahudi menimpa orang fasik, ay 5-7. Apa yang dikatakan Yud tentang pengajar-pengajar itu kiranya juga terpengaruh oleh cerita-cerita tentang zaman dahulu, ay 11. Pada umumnya keterangan Yud tentang pengajar-pengajar palsu itu agak kabur, sehingga tidak dapat dibuktikan bahwa mereka menganut "gnosis" dari abad II. Kefasikan dan kemerosotan akhlak yang dituduhkan kepada mereka oleh Yud,

terutama bahwa mereka menghujat Tuhan Kristus dan malaikat-malaikat, ay 4,8-10, mungkin muncul di kalangan Kristen sendiri dalam abad I terpengaruh oleh aliran-aliran yang

mencampur-adukkan agama Kristen, agama Yahudi dan paham kafir, sebagaimana ditentang oleh Kol, surat- surat pastoral dan Why. Tetapi ada beberapa keterangan dalam surat Yudas yang menyarankan bahwa ditulis pada akhir abad I. Pewartaan Injil oleh para rasul dikatakan terjadi "dahulu", ay 17. Iman dipikirkan sebagai suatu ajaran yang disampaikan sekali untuk selama-lamanya, ay 3. Rupanya surat-surat Paulus dipakai oleh pengarang. Memanglah surat kedua Petrus menggunakan Yud, tetapi nanti akan dikatakan bahwa 2Ptr mungkin ditulis sesudah Petrus meninggal dunia. Maka boleh dikatakan bahwa Yud ditulis pada akhir zaman para rasul.

Ada dua surat katolik yang dari sendiri menyatakan bahwa ditulis oleh Petrus. Surat pertama yang dalam alamatnya memuat nama ketua rasul, 1:1, sejak awal mula diterima oleh Gereja tanpa keraguan atau pertentangan. Surat ini barangkali sudah digunakan oleh Klemens dari Roma dan pasti dipakai oleh Polikarpus. Sejak Ireneus, dengan tandas dikatakan bahwa surat itu karangan rasul Petrus. Petrus menulis surat ini di Roma (Babilon, 5:13). Di sana Petrus ada bersama Markus yang disebutnya sebagai "anaknya". Meskipun kita tidak tahu banyak tentang akhir hidup Petrus, namun sebuah tradisi yang cukup dipercaya mengatakan bahwa Petrus datang ke ibu kota, lalu mengalami kemartiran selama pemerintahan Kaisar Nero (th. 64 atau 67). Surat Ptr ini dialamatkan kepada orang-orang Kristen "di perantauan", 1:1 (terj: yang tersebar) dengan menyebut nama lima propinsi yang pada pokoknya merangkum seluruh Asia-Kecil. Apa yang dikatakan tentang hidup mereka dahulu, 1:14, 18; 2:9 dst; 4:3, menyarankan bahwa mereka dahulu kafir, meskipun tetap mungkin bahwa juga ada orang Kristen keturunan Yahudi di kalangan mereka. Itulah sebabnya maka Petrus menulis suratnya dalam bahasa Yunani. Bahasa Yunaninya adalah sederhana tetapi tepat dan halus, sehingga nampak terlalu bermutu untuk dapat dipakai oleh seorang nelayan asal Galilea, tetapi kali ini kita mengenal nama murid-juru-tulis yang kiranya menolong darlam mengarang surat itu. Namanya ialah Silwanus, 5:12, yang umumnya disamakan dengan rekan Paulus yang bernama Silas, Kis 15:22+.

Maksud tujuan surat ini ialah mempertahankan iman pada mereka yang dituju dan dilanda banyak percobaan. Ada orang yang berpendapat bahwa apa yang dimaksudkan dengan pencobaan itu ialah penganiayaan dari pihak pemerintah, misalnya dari fihak Kaisar

Domitianus atau bahkan Kaisar Trayanus. Kalau demikian maka surat itu ditulis setelah Petrus meninggal. Tetapi apa yang dikatakan surat itu sekali-kali tidak menyarankan bahwa ada penganiayaan dari pihak pemerintah, apa lagi dari pihak Dominitianus atau Trayanus. Apa yang dimaksudkan tidak lain kecuali gangguan-gangguan dari pihak lingkungan orang-orang Kristen itu, fitnah dan penghinaan dari pihak mereka yang merasa tersinggung oleh karena orang Kristen tidak mau ikut dalam adat istiadat dan kebejatan akhlak mereka, 2:12; 3:16; 4:4,12-16.

Terhadap keaslian 1Ptr (sebagai karangan Petrus) masih diketengahkan kesulitan lain. Kesulitan itu ialah: Rupanya 1 Ptr banyak menggunakan karangan-karangan Perjanjian Baru lain, khususnya Yak, Rom dan Efesus, sedangkan anehnya Injil hanya sedikit dipakai. Namun demikian 1Ptr sering meski secara halus meskipun menyinggung Injil. Seandainya Injil dengan lebih jelas dikutip kiranya orang berkata bahwa pengarang berbuat demikian justru dengan maksud supaya suratnya diangggap sebagai karangan Petrus. Adapun hubungan 1Ptr dengan Yak dan Paulus jangan dibesar-besarkan. Tidak ada satupun pokok utama dari surat-surat Paulus (ciri sementara hukum Taurat, Tubuh Kristus, dll) yang tampil dalam 1Ptr. Banyak pokok yang dikatakan berasal dari Paulus oleh karena terutama dibahas dalam surat-surat


(20)

Paulus kiranya tidak lain dari pokok-pokok yang banyak dibahas dalam teologi Gereja Purba pada umumnya (kematian Kristus sebagai penebusan, iman dan baptisan, dll). Makin banyak ahli menerima bahwa di zaman itu ada rumusan- rumusan tertentu dalam pengajaran agama dan kumpulan-kumpulan ayat-ayat Kitab Suci dan semuanya itu mungkin dipakai oleh

macam-macam karangan tanpa tergantung satu sama lain. Namun demikian ada beberapa bagian dalam 1Ptr yang dijiwai oleh Rom dan Ef. Tetapi hal itu dapat diterima walaupun tidak perlu menolak 1Ptr sebagai karangan Petrus: Petrus tidak mempunyai keunggulan di bidang teologi seperti Paulus; maka ia dapat menimba dari karangan-karangan Paulus, terutama kalau berbicara kepada kalangan orang Kristen yang meresapkan ajaran Paulus ke dalam hati. Jangan dilupakan pula bahwa juru tulis Petrus yaitu Silwanus, adalah murid Paulus juga. Perlu masih dicatat pula bahwa di samping kedekatan dengan Paulus, ada juga sementara ahli yang menemukan kesamaan antara 1Ptr dan karangan-karangan lain yang berasal dari lingkungan Petrus, yaitu injil kedua dan wejangan-wejangan Petrus yang termaktub dalam Kis. Surat Petrus ini tentu saja mendahului kematiannya dalam th. 64 dan 67. Namun ada

kemungkinan juga bahwa menurut petunjuk-petunjuk Petrus Silwanus menulis surat ini setelah Petrus meninggal dunia, lalu mengumumkannya dibawah kewibawaan Petrus. Dugaan semacam ini terutama masuk akal seandainya benar bahwa surat ini sebenarnya terdiri atas beberapa kepingan, antara lain sebuah homili yang diucapkan dalam rangka upacara

baptisan. Tetapi ini hanya dugaan belaka yang tak mungkin dibuktikan.

Meskipun 1Ptr terutama berisikan nasihat-nasihat praktis, namun ajaran yang termaktub di dalamnya bermutu tinggi. Terdapat di dalamnya sebuah ikhtisar bagus dari teologi Kristen di zaman itu dan ikhtisar itu mengharukan hati justru dalam kesederhanaannya. Sebuah gagasan pokok ialah: dengan berani dan sabar orang Kristen mesti menanggung percobaan sesuai dengan teladan Kristus sendiri, 2:21- 25; 3:18; 4:1, sama seperti Kristus orang Kristen harus menderita dengan berkanjang dan merasa gembira kalau sengsaranya yang

disebabkan iman dan kelakuannya yang suci, 2:19 dst; 3:14; 4:12-19; 5:9, mereka harus menentang yang jahat dengan kasih sambil mentaati pemerintah sipil, 2:13-17, dan dengan lembut dan rendah hati terhadap sekalian orang, 3:8-17; 4:7-11, 19. Ada bagian sulit dalam surat ini yang diartikan dengan berbagai cara, yakni 3:19 dst; bdk 4:6. Pemberitaan (Injil) oleh Kristus sementara ahli mengartikannya sebagai pemberitaan keselamatan atau hukuman, sedangkan "roh-roh" yang di dalam penjara, diartikan entah sebagai orang fasik yang mati di waktu air bah, entah sebagai malaikat-malaikat yang menurut tradisi alkitabiah dan

apokaliptik berdosa. Tetapi bagaimanapun juga tindakan Tuhan itu ditempatkan di saat wafatNya. Dan karena itu nas menjadi dasar utama bagi ajaran tentang turunnya Kristus ke dunia orang mati (penantian kurang tepat).

Tidak dapat diragukan bahwa juga surat kedua memperkenalkan diri sebagai karangan Petrus. Rasul tidak hanya menyebut namanya dalam alamat surat, 1:1, tetapi iapun menyinggung nubuat Yesus tentang kematian Petrus, 1:14; ia mengatakan bahwa

menyaksikan Yesus waktu dimuliakan di gunung, 1:16-18. Akhirnya masih menyinggung salah satu suratnya dahulu dan surat itu kiranya tidak lain kecuali 1Ptr.

Kalau untuk kedua kalinya menulis surat bagi orang yang sama, maka maksudnya rangkap dua: memperingatkan mereka terhadap pengajar-pengajar palsu, 2, dan meredakan

kegelisahan mereka yang disebabkan ditundanya Parusia Tuhan, 3. Tentu saja mungkin saja bahwa pengajar-pengajar palsu semacam itu dan juga kegelisahan itu muncul di bagian terakhir hidup Petrus. Tetapi ada pertimbangan lain yang membuat orang ragu-ragu tentang keaslian 2Ptr dan menyarankan bahwa surat itu ditulis di zaman lain. Bahasa 2Ptr sangat berbeda dengan bahasa 1Ptr. Bab 2 seluruhnya hanya dengan bebas (meskipun jelas) mengulang surat Yudas. Rupanya sudah ada sebuah kumpulan surat-surat Paulus 3:15 dst. Kelompok para rasul ditempatkan di tingkat sama dengan kelompok para rasul, 3:2. Pertimbangan- pertimbangan itu membenarkan keraguan yang sejak awal mula ada mengenai 2Ptr. Dengan pasti surat ini baru dimulai dipakai oleh Gereja dalam abad III, dan waktu itu masih ada orang yang blak-blakan menolaknya, seperti dikatakan oleh Origenes, Eusebius dan Hieronimus. Pada giliriannya banyak ahli dewasa ini tidak mau menerima bahwa 2Ptr adalah karangan Petrus, dan kiranya mereka benar juga. Tetapi kalau seorang murid kemudian menggunakan kewibawaan Petrus, maka ia barangkali berhak berbuat demikian. Boleh jadi pengarang termasuk kalangan orang Kristen yang bergantung pada Petrus, atau ia mungkin menggunakan salah satu karangan dari tangan Petrus, yang disadur dan dilengkapi dengan pertolongan Yud. Kalau demikian pengarang tidak "menipu" sebab di zaman dahulu orang mempunyai pandangan lain dan kita mengenai "hak pengarang" dan boleh tidaknya menggunakan nama orang lain.


(21)

Bagi kepercayaan kita juga cukup kalau surat ini oleh Gereja umum diterima sebagai

sebagian dari Kitab Suci dan karenanya menyampaikan warisan dari zaman para rasul. Maka ajaran 2Ptr terjamin kebenarannya. Dari ajaran itu boleh disebutkan: panggilan orang Kristen untuk mengambil bagian dalam kodrat ilahi, 1:4; ajaran mengenai Kitab Suci yang

diinspirasikan,1:20 dst; keyakinan mengenai Parusia Tuhan yang akan datang meskipun saatnya ditunda; Parusia itu akan terjadi setelah dunia musnah oleh api, dan dunia baru dijadikan di mana terdapat kebenaran, 3:3-13.

Kegiatan surat Yohanes dibahas dalam pengantar Injil keempat.

Ende:

Yakobus

(Pendahuluan Kitab)

SURAT-SURAT KATOLIK

KATA PENGANTAR UMUM

Surat-surat jang bukan surat St. Paulus, jang terdapat dalam Kitab Kudus, disebut surat-surat katolik atau Surat-surat "Umum".

Surat-surat itu ada tudjuh buah, dan diberi nama atas tjara lain daripada seperti surat-surat Paulus, jakni diberi nama menurut penulis-penulisnja. Kepada surat-surat ini diberi nama "Umum" atau katolik, karena mereka tidak ditudjukan kepada suatu golongan umat atau orang tertentu, melainkan untuk seluruh kekristenan umumnja, atau sekurang-kurangnja untuk kalangan pembatja jang lebih luas.

Selandjutnja disebut umum djuga karena bahan-bahan isi surat ini bersifat lebih umum dalam arti bahwa mereka tidak didasarkan kepada soal-soal konkrit tertentu sebagai surat-surat St. Paulus.

Surat dalam arti sebagai jang diberikan kepada surat-surat St. Paulus hanja dapat dikenakan kepada surat II dan III Joanes, dan masih bisa djuga dikenakan kepada surat I St. Petrus. Jakobus masih sedikit mempunjai tjiri-tjiri surat jakni pada alamatnja. Surat I St. Joanes sama sekali tidak. Surat II Petrus dan Judas malahan berachir dengan suatu doxologi, ganti suatu tjapan selamat kepada orang jang ditudjui. Sebenarnja bukan surat, sebagaimana Jakobus dan I Joanes djuga, melainkan chotbah atau himpunan nasihat-nasihat.

SURAT KEGEMBALAAN RASUL SANTU JAKOBUS KATA PENGANTAR

Dalam kata pengantar suratnja, penulis menjebut dirinja "Jakobus, abdi Allah dan abdi Tuhan Jesus Kristus" (l,l).

Walaupun ia tidak mempergunakan titel "rasul", akan tetapi ia sadar akan posisinja jang berwenang dalam Geredja, sebab suratnja ditudjukan kepada ke-12 suku jang tersebar diperasingan.

Dalam Perdjandjian Baru diketemukan hanja 2 rasul jang memakai nama Jakobus. Jang satu ialah Jakobus, putera Zebedeus dan saudara Joanes rasul. Rasul Jakobus ini telah menemui adjalnja antara tahun 42 dan 44 dibunuh oleh Herodes Agripa 1 ( Kis. Ras. 12:2). Dia bergelar "Jakobus agung". Tetapi Jakobus itu tak dapat disamakan dengan penulis surat ini, karena isi surat irn menerangkan bahwa penulis surat ini berlangsung lebih kemudian jakni ketika Geredja Kristus telah lebih luas disebarkan.

Dalam Perdjandjian Baru djuga disebut-sebut rasul lain jang memakai nama Jakobus. Dialah Jakobus putera Alpheus (Mt. 10:3; Mk. 3:18; Lk. 6:15; Kis. Ras. 1:3), saudara Judas (Lk. 6:15; Kis. Ras. 1:13), dan bergelar "Jakobus Muda", putera Maria dan saudara Josep (Mk. 15:40). Mungkin sekali inilah Jakobus, jang dikatakan saudara Tuhan Jesus (Gal. 1:19), satu dari tiang-tiang Geredja (Gal. 2:9-12), uskup Jerusalem (Kis. Ras. 12:17; 15:13; 21:18), dan kepadanja Tuhan Jesus telah menampakkan diri sesudah kebangkitannja (I Kor. 15:7). Tidak ada alasan akan membedakan Jakobus rasul, putera Alpheus, dengan Jakobus, saudara Tuhan Jesus, penulis surat ini. Bahwa penulis surat ini adalah putera Abraham dan saudara Tuhan Jesus, ternjata dalam pendjelasan berikut:

1) Indjil-indjil dari keempat pengarang, menjebut 4 orang sebagai saudara Tuhan kita ialah Jakobus, Josep, Simon dan Judas (Mt. 13:55; Mk. 6:3). Tiga daripadanja jakni Jakobus, Simon dan Judas hendaklah disamakan dengan rasul- rasul: Jakobus, Simon dan Judas (Lk. 6:15; Lk. 6:16; Kis. Ras. 1:13; Judas 5:1 dimana Judas dipanggil saudara Jakobus). Saudara mereka jang keempat (Josep) sungguhpun tidak mendjadi rasul Tuhan, namun dikenal sebagai saudara Jakobus dan Salome serta putera Maria (Mk. 15:40). Maria ini pernah disebut ibu dari anak- anak jang disebut tadi, baik dalam Indjil maupun dalam tradisi. Maria ini atau ibu dari

keempat saudara Tuhan Jesus itu adalah saudara dan ipar Santa Perawan Maria, isteri Kleopas (Jo.19:25). Kleopas ini menurut Hegesippus adalah saudara St. Josep.

Djadi rasul Jakobus adalah saudara sepupu Tuhan kita, dan menurut kebiasaan bangsa Semitis disebut sadja saudara Tuhan Jesus (Gal. 1:9).


(22)

2) Bahwa Jakobus rasul adalah pribadi jang sama dengan Jakobus saudara Tuhan Jesus dibuktikan oleh kedjadian dalam Geredja di Jerusalem. Ketika itu hanja ada dua rasul jang bernama Jakobus. St. Lukas menjebutkan kedua nama itu didalam daftar para rasul. (Kis. Ras. 1:13); dan setjara pasti menundjukkan kematian rasul Jakobus dengan nama keluarganja Jakobus saudara Joanes (Kis. Ras. 12:2). Dan sesudah itu St. Lukas setjara sederhana

menjebutkan rasul Jakobus jang lain tanpa suatu keistimewaan lebih landjut.

3) Tradisi Geredja purba djuga menegaskan atau menguatkan kesamaan ini. Klemeris dari Aleksandria hanja membedakan dua orang rasul jang bernama Jakobus. Origenes menjatakan bahwa surat ini ditulis oleh seorang rasul jang bernama Jakobus, tetapi bukan Jakobus

saudara Joanes, putera Zebedeus (Jo. 15:15). Kebanjakan Bapak-Bapak Geredja dari Barat dan Timur jang setia kepada Tradisi ini tidak membedakan Jakobus rasul dan Jakobus saudara Tuhan kita, penulis surat ini. Indjil tidak mentjeriterakan sesuatu tentang Jakobus muda, selain daripada bahwa dia anggota Kolese para rasul dan bahwa dia berkeluarga dengan Tuhan kita. Dia mendapat kurnia istimewa jakni bahwa Kristus menampakkan Diri kepadanja sesudah kebangkitannja (I Kor. 15:7). Sesudah kematian Jakobus, putera Zebedeus, ia mendapat kedudukan jang tetap di Jerusalem (Kis. Ras. 12:17). Para rasul mempertjajakan kepadanja keuskupan Jerusalem (GaL 1:19).

Santu Paulus mentjeriterakan bahwa rasul Jakobus, bersama Santu Petrus dan Joanes, dianggap sebagai tiang-tiang Geredja (Gal. 2:9). Pada konsili Jerusalem Jakobus ini

memberikan beberapa petundjuk kepada keputusan jang diambil St.Petrus. Dan ia menuntut beberapa peraturan jang harus diambil untuk memudahkan perhubungan dengan orang-orang kafir jang bertobat (Kis. Ras. 15:11- 17). Bersama umat kristen Jahudi di Jerusalem, ia terus melaksanakan perintah undang-undang Moses (Kis. Ras. 21:18).

Jakobus dihormati oleh segala lapisan masjarakat Jerusalem dan digelarkan "orang sutji/saleh" karena kesalehannja jang luar biasa besarnja, demikian Hegesippus (Eitsebius: Hist. Ecel. II, 1,3: II,23,4). Kira-kira tahun 62 ia meninggal sebagai martir karena imannja, dan dibuang dari satu sajap kenisah (Eusebius: Hist. Eccl. 11, 23).

Suratnja

Surat ini dialamatkan kepada "ke-12 suku jang tersebar diperasingan". "Ke-12 "suku"

menundjuk kepada segenap bangsa Jahudi (Kis. Ras. 26,7) dan "jang tersebar diperasingan" menundjuk kepada bangsa Jahudi jang berada diluar Palestina (Jo. 7:35).

Dari isi surat ternjata bahwa surat ini dialamatkan djuga kepada bangsa Jahudi kristen jang berada diluar Palestina (1:1,18; 2:1; 5:7,14) dan mereka jang ada hubungan dengan Perdiandjian Lama dan kaum Jahudi (2:8).

Alasan mengapa surat ini ditulis, dapat ditarik dari isi surat sendiri. Pada satu pihak, mungkin karena umat beriman sudah kendur dalam melaksanakan kewadjiban-kewadjibannja sebagai orang kristen sesuai dengan adjaran imannja (2:14). Misalnja dalam tjinta-kasih (1:27), berbelas-kasihan (2:13), pengekangan diri (3,1 dst), kesederhanaan (4:1-5), kerendahan-hati (4:6-10) dan keadilan (5:1-6).

Pada pihak lain, sebab mereka telah menanggung penganiajaan karena imannja (1,1,12; 2,6) dan menanggung penindasan terutama oleh orang-orang kaja (2:6; 5:4-6,10).

Pada tempat pertama surat ini bertudjuan susila berupa suatu adjakan kepada praktek kehidupan kristen. Rasul Jakobus ingin memberanikan umat kristen dalam menghadapi bermatjam-matjam pertjobaan (1:2). Dan hendak membantu mereka dalam mempraktekkan kebadjikan-kebadjikan kristen.

Disamping itu surat ini bernilai dogma. Dia membitjarakan praktek iman (jakni iman dan perbuatan 2:14-26) dan menundjuk kepada Sakramen minjak sutji (5-14).

Bilamana surat ini disusun belum pasti diketahui. Ada beberapa sardjana berpendapat bahwa surat ini telah dituliskan sebelum Konsili Jerusalem (tahun 50 ses. Kr.). Tetapi rupanja lebih pasti bahwa penulis telah diperkenalkan dengan surat St. Paulus kepada umat beriman di Roma jang ditulis dalam tahun 58 ses. Kr. Karena St. Jakobus meninggal sebagai martir dalam tahun 62 ses. Kr. maka mungkin surat ini ditulis antara tahun 58 dan 62.

Wycliffe:

Yakobus

(Pendahuluan Kitab)

PENDAHULUAN YAKOBUS

Kepenulisan. Tulisan pada bagian atas surat ini menunjukkan bahwa penulisnya

adalah Yakobus, hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus. Namun siapakah Yakobus ini? Di antara sejumlah orang yang memiliki nama ini di dalam Perjanjian Baru, hanya dua orang yang telah dikemukakan sebagai penulis surat ini - Yakobus anak Zebedeus dan Yakobus saudara Tuhan kita. Yang pertama merupakan calon yang kurang meyakinkan. Dia mati sebagai martir tahun 44 M, dan tidak ada bukti bahwa dia pernah menduduki jabatan sebagai


(1)

[1] JL. Ch. Abineno, Tafsiran Alkitab: Surat Efesus, (Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 1997), hlm.57-58. [2] George Eldon Ladd, Teologi Perjanjian Baru II (Bandung: Yayasan KH, 1999), hlm. 201-202. [3] Abineno, Op Cit hlm 57.

[4] Harun Hadiwijono, Iman Kristen, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007), hlm 407.

[5] F. Davidson dan Ralph P. Martin, Tafsiran Alkitab Masa Kini, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1982), hlm 422.

[6] Tim Reality, Kamus Terbaru Bahasa Indonesia, (Surabaya: Realiti Publisher), hlm 298

[7]Louis Berkhof, Teologi Sistematika Vol 4: Doktein Keselamatan (Jakarta: LRII, 1997) hlm 197-201 [8] Derek Prince. Bertobat dan Percaya (Jakarta: Immanuel, 1995) hlm 72-74

[9] Ibid hlm 75-78

[10] Antony A. Hoekema, Diselamatkan oleh Anugerah (Jakarta: Momentum, 2010), hlm180 [11] Herman Riderbos, Paulus: Pemikiran Utama Teologinya (Jakarta: Momentum, 2010) hlm135 [12] Ibid, hlm 132

[13] T. Jacobs, Paulus: Hidup, Karya dan Teologinya (Yogyakarta: Kanisius, 1982) hlm 166

[14] Hasan susanto, Surat Yakobus: Berita Perdamaian yang Patut Didengar (Malang: SAAT, 2006) hlm 207-208 [15] Stephen Tong, Reformasi dan Teologi Reformd, (Jakarta:LRII, 1994), hlm 18

[16] R.C. Sproul. Kebenaran-Kebenaran Dasar Iman Kristen (Malang: SAAT), hlm251 [17] Paul Ennes, Buku Pegangan Teologi Jilid 2, (Malang: Literatur SAAT, 2004) hlm 79 [18] Ibid

[19] Ibid

[20] Douglas J. Moo, The Letter of James, (Grand Rapids: Wm. B. Eerdman, 1985) hlm 118, disunting oleh Hasan Susanto, Yakobus: Berita yang Patut Didengar, (Malang: SAAT, 2006) hlm 205

[21] Ibid hlm 205

[22] J.J.W. Gunning, Tafsiran Alkitan Surat Yakobus (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1997) hlm 30 [23] I-Jin Loh dan Howard A. Hatton, Op. Cit. hlm78

[24] Charles F. Pfeifer dan Everent F. Harrison, Tafsiran Alkitab Wycliffe (Malang: Gandum Mas, 2001) hlm 978 [25] Ibid

[26] I-Jin Loh dan Howard A. Hatton, Op. Cit. hlm. 76

[27] William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari Surat Yakobus, 1& 2 Petrus(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010), hlm 120

[28] William Barclay, Op Cit, hlm 120 [29] I-Jin Loh dan Howard A. Hatton, hlm 81 [30] J.J.W. Gunning, Op Cit, hlm 30

[31] Ronald A. Ward, Tafsiran Alkitab Masa Kini, (Jakarta, BPK Gunung Mulia, 1999) hlm 794 [32] Hasan Susanto. Op. Cit. hlm 205-206

[33] I-Jin Loh dan Howard A. Hatton, hlm 82-83 [34] Hasan Susanto. hlm 206

[35] Doren Wijdana, Kupasan Firman Surat Yakobus, hlm 53 [36] Hasan Susanto. hlm 266

[37] Ibid

[38] Charles F. Pfeiffer dan Everent F. Harison, hlm 979

[39] Doren W. Kupasan Firman Allah: Surat Yakobus (Bandung: Lembaga Literatur Babtis) hlm 54 [40] Hasan Susanto. hlm 267

[41] Charles F. Pfeiffer dan Everent F. Harison, Ibid. hlm 979

[42] Hasan Susanto. Yakobus: Berita yang Patut di Dengar (malang: SAAT, 2006) hlm 267 [43] Hasan Susanto. hlm 268


(2)

Filed under: KESELAMATAN | Tagged: definisi iman, diselamatkan karena anugerah, iman kristen, keselamatan, relasi iman dan perbuatan, relasi iman dan perbuatan dalam konteks keselamatan, tafsiran yakobus 2:14-26 | Leave a comment »

May 2015

M T W T F S S

« May

1 2 3

4 5 6 7 8 9 10

11 12 13 14 15 16 17

18 19 20 21 22 23 24

25 26 27 28 29 30 31

Blog Stats

o 3,439 hits

yanuzega

Create a free website or blog at WordPress.com. The Digg 3 Column Theme.

Follow

Follow “yanuzega”

Get every new post delivered to your Inbox.

Sign me up

Build a website with WordPress.com

https://yanuzega.wordpress.com/tag/tafsiran-yakobus-214-26/

Oleh apakah manusia dibenarkan atau diselamatkan? Pertanyaan ini sudah lama mewarnai perjalanan sejarah Gereja. Bahkan tragisnya jawaban atas pertanyaan ini telah membuat Gereja Kristus terpecah. Martin Luther, pelopor Reformasi Protestan, berpegang teguh pada prinsip pembenaran satu-satunya oleh iman (sola fides) dengan berpedoman pada surat rasul Paulus kepada jemaat di Roma. Gereja Katholik yang terlalu menekankan pentingnya perbuatan, menciptakan kesan bahwa keselamatan adalah melulu usaha manusia, bukan semata-mata oleh iman dan rahmat. Perpecahan tak dapat dihindari.

Apakah pembenaran itu semata-mata karena iman? Ataukah oleh iman yang diwujudkan dalam perbuatan? Dalam tulisan ini, penulis mencoba menelaah secara eksegetis perikop Yakobus 2:14-26 tentang iman dan perbuatan, dan pada bagian akhir penulis memaparkan konteks surat Paulus kepada jemaat di Roma sehingga dapat memperjelas apa yang dimaksudkan oleh Paulus tentang pembenaran oleh iman.

Konteks dan Struktur Perikop


(3)

kepada jemaat di Roma) melainkan pada kehidupan sehari-hari, di mana terjadi ketidakseimbangan (incompatibilitas) antara pengakuan diri sebagai orang beriman dengan perilaku sebagai orang beriman. Ortodoksi harus sejajar dengan ortopraksi. Orang jahat bisa melakukan ortodoksi (Yakobus 2:19). Iman bukan hanya sekedar “pengakuan” tetapi aktual dalam cinta kasih. Namun bukan berarti pengakuan itu tidak perlu. Iman tetap membutuhkan bentuk pengungkapan (expressive form) dalam pengakuan.

Dalam tulisan ini penulis mengikuti struktur dalam The Oxford Bible Commentary yang membagi sistematika perikop sebagai berikut: ayat 14-17 Iman dan kebutuhan orang miskin, 18-20 Tiada iman tanpa perbuatan, 21-24 Contoh Abraham, 25-26 Contoh Rahab.

Eksegese Struktural atas perikop Yakobus 2:14-26

Ayat 14-17 Iman dan Kebutuhan Orang Miskin

Ayat 14 Apakah gunanya...

Yakobus mengemukakan suatu diskusi mengenai iman dan perbuatan dengan mengandaikan bahwa seseorang mengatakan bahwa ia memiliki iman tanpa perbuatan. Jelas bahwa iman yang demikian berarti secara intelektual menerima kenyataan-kenyataan tertentu. Tetapi penerimaan yang demikian tidak ada artinya bagi keselamatan kekal. Apa yang dikatakan Yakobus identik dengan apa yang dikatakan Yesus “bukan setiap orang yang berkata kepadaKu, Tuhan-Tuhan! Akan masuk ke dalam Kerajaan Surga, melainkan yang melakukan kehendak BapaKu di Surga (Mat 7:21). Iman dan kata-kata yang panjang lebar ini tidak layak disebut iman yang utuh, karena iman yang real menyatukan manusia dengan Kristus, sehingga ucapan dan perbuatannya satu dan di bawah kontrol RohNya. Iman yang palsu tidak mempunyai kekuatan apa-apa.

Ayat 15-16 Jika seorang saudara atau saudari, tidak mempunyai pakaian…

Yakobus memilih ilustrasi yang hidup tentang apa yang dimaksudkannya dalam ayat 14. Dia mengandaikan seseorang yang tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makan. Seorang

saudaranya melihat kenyataan ini, dan hanya sekedar menyatakan rasa simpati tanpa suatu tindakan nyata untuk mengatasi keadaan. Apakah pernyataan seperti itu memiliki kegunaan?

Bagi orang Yahudi, memberi sedekah adalah suatu hal yang sangat penting. Sedekah akan diperhitungkan Tuhan jika ia kelak menghadapi hari pengadilan. “Air akan memadamkan api yang berkobar, dan sedekah akan menebus seseorang dari dosa” (Sir 3:30). Dalam kitab Tobit dikatakan, “setiap orang yang melakukan sedekah akan memandang wajah Allah, aku ingin memandang wajah Allah lewat pemberian sedekah” (Tob 4:8-10). Menolong orang adalah suatu perbuatan besar dan penuh kasih dalam kesalehan Yahudi. Ini berbeda dengan agama Yunani. Kaum Stoa mengarahkan diri pada Apathea yang adalah jalan menuju ketenteraman sempurna dengan meniadakan semua perasaan dan emosi. Ketika Virgil di Georgics (2: 498) melukiskan kebahagiaan sempurna, manusia bahagia yang dilukisnya tidak mempunyai belaskasihan terhadap orang miskin, tidak bersedih atas dukacita, karena berbagai ungkapan emosi dan perasaan hanyalah menganggu ketenteraman. Dalam membicarakan tentang hal ini, Yakobus sungguh benar. Tidak ada yang lebih berbahaya dari mengatakan hal yang baik berulang-ulang tanpa usaha mewujudnyatakan ungkapan tersebut dalam perbuatan. Dia membayangkan seorang Kristiani dalam suatu keadaan yang mendesak, menderita kekurangan pakaian dan makanan. Mereka tidak akan tertolong hanya dengan mengungkapkan kehendak baik tanpa pelaksanaan. Jika seseorang hanya melihat dan berkata, “selamat jalan, kenakanlah kain panas, dan makanlah sampai kenyang, itu sama sekali tidak berguna.


(4)

Yakobus membandingkan analogi di atas dengan iman. Kata-kata yang tidak diaplikasikan dalam tindakan tidak akan dapat menolong seseorang yang mengalami hal yang menyedihkan. Demikian halnya dengan iman. Iman adalah suatu hal yang mati jika tidak disertai perbuatan-perbuatan.

Ayat 18-20 Tiada Iman Tanpa Perbuatan Ayat 18 Tetapi mungkin ada orang berkata…

Ayat ini merupakan salah satu ayat yang sulit ditafsir (crux interpretatum). Secara ringkas problem yang menyulitkan itu adalah:

• Siapakah yang dimaksud dengan, “mungkin ada orang yang berkata?” Apakah dia seorang lawan Yakobus atau Yakobus sendiri?

• Berapa banyak yang dimaksud dengan “orang” yang digambarkan dalam perkataan, “engkau punya iman?” atau klausa “padamu ada iman dan padaku ada perbuatan?”

•Merujuk pada siapakah kata ganti orang (personal pronoun) dalam klausa, “padamu ada iman dan padaku ada perbuatan?”

Para penafsir kesulitan menafsir ayat ini. Sebabnya adalah ketidakjelasan di mana ucapan sang penyanggah itu berhenti. Terjemahan dalam bahasa Indonesia sendiri merupakan tafsiran dengan menambah empat kata (aku akan menjawab mereka) yang tidak terdapat dalam teks asli. Harus diingat juga bahwa tanda kutip (seperti juga tanda baca yang lain) tidak terdapat dalam teks asli. Terjemahan lain adalah sebagai berikut: “Padamu ada iman!” “Padaku ada perbuatan!”

Tunjukkanlah...!” “Aku akan menunjukkan...!” Kami mengikuti terjemahan Indonesia (LAI). Hanya saja ada kesulitan lagi bahwa, pendapat dari penyanggah rupanya tidak menentang pendapat Yakobus, karena Yakobus juga hendak menghargai perbuatan-perbuatan. Sulit dimengerti bagaimana seseorang dapat berkata justru kepada Yakobus: “padamu ada iman dan padaku ada perbuatan?” Beberapa penafsir memecahkan kesulitan ini sebagai berikut, “mu” tidak mengenai Yakobus, dan “ku” tidak mengenai penyanggah. Adapun maksud penyanggah adalah, ada orang yang mempunyai iman dan ada orang yang mempunyai perbuatan! Jadi penyanggah hendak memisahkan iman dari

perbuatan; golongan pertama adalah orang yang saleh, dan golongan kedua adalah orang yang aktif. Lalu Yakobus berkata, “tunjukkanlah kepadaku iman semacam itu, dan aku akan menunjukkan kepadamu iman yang sebenarnya, yakni iman yang dinyatakan dengan perbuatan.

Ayat 19 Engkau percaya akan...

Perjanjian Lama (PL) sangat menekankan keesaan Allah sebagai dasar kebenaran iman (Ul 6:4). Hal yang demikian juga ditemukan dalam Perjanjian Baru (PB) (Mark 12:29; I Kor 8:4,6; Ef 4:6). Dalam ayat 19 ini Yakobus kembali menekankan pentingnya perbuatan.: Allah adalah satu” adalah doktrin mendasar dan merupakan kebenaran iman yang mengagumkan. “Engkau tahu betul.” (you do well, terjemahan Indonesia: “itu baik.”. Kata kalos κάλής (baik) merupakan hal yang dipakai menunjuk suatu yang ironis (lih. Mark 7:9; Yohanes 4:17; 2Kor 11:4).

Pengakuan keesaan Allah tidak dengan sendirinya menjadi indikator keselamatan. Setan-setan pun bisa mengatakan hal uyang sama namun mereka tidak mengasihi dan mematuhinya (lih Mat 8:29, mereka mengakui Yesus dari Nazareth dan mereka justru binasa). Iman yang seperti itu kosong! Tidak mempunyai konsekuensi apa-apa dalam hidup. Iman seperti itu lebih buruk daripada seorang ateis. Mengakui Allah mahaesa, mahakuasa, dll tetapi menyingkirkan dia dalam tingkah laku adalah menghina Allah dengan sengaja. Manusia yang beriman tanpa perbuatan disamakan dengan setan. Malaikat yang durhaka (setan) juga menerima kepecayaan akan Allah tetapi tidak membuahkan


(5)

apa-apa. Malah menyebabkan mereka celaka.

Ayat 20 Hai Manusia yang bebal…

manusia yang bebal” (foolish felow) dialamatkan setiap orang yang sama sekali tidak memiliki pemahaman spiritual bahwa yang tidak melihat iman yang tidak berbuah dalam perbuatan adalah suatu yang sia-sia belaka. Iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong. Dalam bahasa Yunani ini menyangkut permainan kata antara “tanpa perbuatan” (choris ergon) dan “kosong” (arge dari

a-ergos).

Ayat 20 merupakan pengantar pada pembuktian kitab suci berikutnya (contoh-contoh pada ayat 21-26)Arge berarti “tidak efektif” dan dalam konteks ini berarti “tidak dapat menyelamatkan” kata yang sama digunakan dalam Mat 12:36 ketika Yesus mengatakan, “setiap kata yang sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkan pada hari penghakiman.”

Hidup yang proporsional harus memiliki di dalamnya iman dan perbuatan. Hanya melalui perbuatan iman dapat dibuktikan, dan hanya melalui iman perbuatan dapat dilakukan dan diusahakan.

Ayat 21-24 Contoh Abraham Ayat 21 Abraham bapa kita…

Abraham adalah tokoh penting dalam agama Yahudi. Dia adalah teladan yang terbesar tentang iman. Menurut Yakobus iman Abraham dibuktikan oleh keinginan untuk mengorbankan Ishak sebagai bentuk ketaatan pada kehendak Allah. Ini berbeda dengan pandangan Paulus tentang Abraham yang dibenarkan karena imannya (tentang perbedaan ini, lih. catatan akhir). Menurut Yakobus, Abraham dibenarkan karena perbuatannya mengorbankan Ishak. Imannya bekerja sama dengan perbuatan. Sehingga perbuatan itu menyempurnakan imannya dan apa yang tertulis dalam Kej 15:6b tergenapi. Yakobus mengikuti tradisi Yahudi yang menghubungkan Kej 15:6 dengan Kej 22:10. Dalam tradisi ini iman Abraham bukan digambarkan sebagai iman seorang yang berdosa yang karena iman itu diterima Allah, melainkan sebagai iman seorang yang benar sebagai sahabat Allah (bdk Yes 41:2; 2 Taw 20:7.16). Lewat perbuatan-perbuatan itu kekuatan imannya diungkapkan dan diperlihatkan. Iman Abraham memungkinkan Allah melakukan pembenaran dan menjadikan dia sahabatNya. Jadi bukan karena kekuatan keinginan yang membuat Abraham atau seseorang sempurna di hadapan Allah, melainkan keinginan yang kuat itu ditampakkan lewat perbuatan baik. Ungkapan “sahabat Allah” bagi Abraham bermakna bahwa Allah tidak lagi menyembunyikan rencananya kepada Abraham (Kej 18:17). Abraham mendapat privilege untuk melihat sesuatu yang menjadi rencana Allah yang dikerjakannya dalam sejarah. Abraham bersukacita melihat hari Sang Mesias (Yoh 8:56). Demikian juga Yesus, ketika ia menunjukkan segala rahasia Allah yang terkandung dalam diriNya kepada para muridnya dalam perjamuan malam di ruang atas di Yerusalem. Ia mengatakan: “mulai sekarang kamu tidak lagi disebut hamba; karena hamba tidak tahu apa yang dibuat tuannya. Tapi Aku memanggil kamu sahabat; karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang Kudengar dari BapaKu (Yohanes 15: 15).

Ayat 25-26 Contoh Rahab

Ayat 25 Dan bukankah juga Rahab, pelacur itu………

Sekali lagi Yakobus mengambil contoh dari Perjanjian lama untuk mendukung tesisnya bahwa iman harus didukung oleh perbuatan. Rahab adalah seorang perempuan sundal. Dia bukan orang Yahudi. Ia menolong para pengintai suruhan Yosua dan menerima mereka dengan baik-baik. Rahab akhirnya selamat ketika orang Israel mulai memasuki Yerikho. Diambilnya contoh Rahab yang non Yahudi menunjukkan makna universalitas. Yakobus tidak menyebut imannya. Dia menganggap tindakan yang diketahui lewat cerita menunjukkan keunggulan pengetahuan akan Allah Israel. “Tuhan


(6)

Ungkapan (iman) Rahab bukanlah suatu yang kosong karena dihasilkan oleh keinginan yang kuat akan Allah Israel lewat tindakan yang tepat dan efektif. Dia menerima para pengintai,

menyembunyikan mereka dan menyuruh mereka lari dengan bebas. Hal ini dikatakan sebagai kebenaran dari Rahab. Sebagaimana dikatakan kepada Abraham di atas bahwa dia dibenarkan karena perbuatannya. Surat kepada orang Ibrani juga memakai contoh Rahab, namun tindakan Rahab dilihat sebagai ungkapan iman dan karena itu dia beroleh ganjaran ketidakbinasaan bersama dengan orang-orang durhaka (Ibr. 11:31).

Ayat 26 Sebab, seperti tubuh tanpa roh adalah mati,...

Yakobus mengakhiri bagian ini dengan menyamakan iman tanpa perbuatan dengan tubuh yang tanpa roh. Tubuh akan mati jika tanpa roh di dalamnya. Demikian juga dengan iman. Ia akan mati jika tanpa disertai perbuatan karena tidak menghasilkan apa-apa.

Catatan Akhir

Perikop Yak 2:14-26 pernah menjadi perdebatan sengit. Para ahli berpendapat bahwa di sini Yakobus menentang Paulus. Keduanya memang tampak mempunyai ajaran yang berbeda. Paulus

mengajarkan pembenaran karena iman, dan Yakobus mengajarkan tentang pembenaran oleh iman dan perbuatan. Uniknya mereka mengambil contoh yang sama yakni tokoh Abraham. Karena kesannya ada kontradiksi, Martin Luther menolak surat ini sebagai yang dilhami. Sekarang para ahli tidak melihat adanya perbedaan yang sungguh-sungguh. Di sini penulis menyajikan konteks ajaran Paulus tentang pembenaran oleh iman.

Dalam berbagai suratnya Paulus memang menekankan pembenaran oleh iman (sola fides) (Rom 3:28; Gal 2:16). Namun patut kita perhatikan bahwa Paulus bukan sama sekali meniadakan perbuatan. Surat Paulus kepada jemaat di Roma hendak melawan ideologisasi agama Yahudi. Ideologi terjadi ketika keamanan diri manusia diandalkan pada manusia, bukan pada Tuhan. Paulus mengeritik kalangan Kristen-Yahudi yang menjaminkan hidupnya pada perbuatan dan pentaatan Hukum Taurat (legalisme Yahudiah), bukan pada iman yang terungkap dalam cinta kasih. Orang Kristen –Yahudi berpendapat bahwa Kristus memang sudah wafat dan bangkit, tetapi kita juga harus taat pada Hukum Taurat agar kita selamat. Paulus menegaskan bahwa hanya iman kepada Yesus Kristus yang menyelamatkan, bukan pentaatan kepada Hukum Taurat. Paulus lebih pada refleksi teologis apologetis, daripada pertentangan iman dan perbuatan yang baik.

Kalau kita bandingkan dengan konteks surat Yakobus di atas, dapat kita lihat bahwa sebenarnya tidak ada pertentangan antara Yakobus dengan Paulus. Mereka berbicara kepada kelompok yang

berlainan dan, jika Paulus berbicara tentang perbuatan, yang ia maksudkan ialah peraturan Hukum Taurat yang dianggap kelompok Kristen-Yahudi tetap mengikat. Sebaliknya jika Yakobus berbicara tentang perbuatan, seperti tampak dalam konteks perbuatan kebajikan, yang dikaitkan dengan kewajiban dasariah seperti kasih persaudaraan, ketaatan, dan lainnya. Paulus mengatakan orang dibenarkan karena iman, maksudnya ialah iman yang sudah dibentuk dan dihidupi oleh kasih adikodrati. Sedangkan Yakobus hanya mengemukakan lingkup kasih. Kedua ajaran itu bukan bertentangan tetapi saling melengkapi. Katolik mengatakan bahwa bahwa dari perbuatan muncul iman. Iman yang memungkinkan untuk beroleh keselamatan.

http://musafirflorez.blogspot.com/2013/09/oleh-apakah-manusia-dibenarkan-atau.html