iv | Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016
DAFTAR ISI
Tim Penyusun I
Sambutan Ii
Pengantar Iii
Daftar Isi Iv
BAB I .PENDAHULUAN 1
A. Latar B
elakang 1
B.
Dasar Hukum 2
C.
Tujuan 3
D.
Tujuan Penerbitan Buku 4
E.
Ruang Lingkup Petunjuk Teknis Pelaksanaan 4
BAB II. KONSEP PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN PEMUDA 5
A.
Hakekat 5
B.
Tahap-tahap Pengembangan Kewirausahaan Pemuda 5
C.
Konsep Pelatihan Kewirausahaan Pemuda 8
BAB III. METODOLOGI PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN PEMUDA 12
A.
Metode Pelatihan Kewirausahaan pemuda 12
B.
Kurikulum Pelatihan Dasar Kewirausahaan Pemuda 12
C.
Penyelenggaraan dan Peserta Pelatihan 16
D.
Anggaran Penyelenggaraan Pelatihan 17
BAB IV. MANAJEMEN PENYELENGGARAAN PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN PEMUDA
18 A.
Persiapan 18
B. Penyediaan Sarana dan Prasarana
19 C.
Penyediaan Fasilitator dan Narasumber 19
D. Pelaksanaan Pelatihan
20 E.
Evaluasi 20
F. Penyusunan Laporan Pelaksanaan
23 G.
Menyusun Rencana Tindak Lanjut 24
V.
PENUTUP
25
LAMPIRAN : Silabus Pelatihan Dasar Kewirausahaan Pemuda
1 | Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kewirausahaan merupakan salah satu dimensi penting dalam membentuk jiwa pemuda Indonesia, disamping jiwa kepemimpinan dan kepeloporan sebagaimana
termuat dalam Tujuan Pembangunan Kepemudaan pasal 3, Undang-Undang UU No.40 Tahun 2009. Kewirausahaan pemuda perlu dikembangkan untuk
mendorong kemandirian pemuda dibidang ekonomi, mengingat tingkat pengangguran di Indonesia saat ini masih cukup tinggi. Berdasarkan data BPS,
Angkatan kerja Indonesia pada Agustus 2014 sebanyak 121,9 juta orang, dan yang bekerja sebanyak 114,6 juta orang. Tingkat Pengangguran Terbuka TPT
Agustus 2014 sebesar 5,94 persen meningkat dibanding TPT Februari 2014 5,70 persen.
Penduduk yang bekerja di atas 35 jam ke atas per minggu pekerja penuh pada Agustus 2014 sebanyak 78,9 juta orang 68,80 persen, sedangkan penduduk
yang bekerja kurang dari 15 jam per minggu sebanyak 6,7 juta orang 5,84 persen. Pada Agustus 2014, penduduk yang bekerja masih didominasi oleh
mereka yang berpendidikan SD ke bawah sebesar 47,07 persen, sementara penduduk yang bekerja dengan pendidikan Sarjana ke atas hanya sebesar 7,21
persen. Hal ini memberikan gambaran bahwa TPT usia pemuda masih mendominasi.
Fenomena pengangguran di kalangan terdidik, selain disebabkan karena terbatasnya lapangan pekerjaan, juga disebabkan karena tidak sinkronnya
kualifikasi lulusan dengan kebutuhan pasar tenaga kerjausaha link and match. Namun, hal tersebut juga sekaligus menjelaskan masih rendahnya tingkat
kewirausahaan yang dapat dihasilkan dari dunia pendidikan. Untuk itu, upaya pengembangan kewirausahaan khususnya di usia pemuda melalui kegiatan
pelatihan harus terus digalakkan. Sebagai salah satu unsur penting dalam upaya menciptakan wirausaha muda yang tangguh adalah melalui pelatihan.
Pelatihan kewirausahaan pemuda sudah sangat banyak dilakukan oleh pelbagai kalangan. Bukan hanya oleh Pemerintah dan pemerintah daerah, melainkan juga
2 | Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016
oleh lembaga kemasyarakatan dan organisasi kepemudaan. Hal ini sejalan dengan amanat UU No. 40 Tahun 2009 pasal 27 ayat 2 yang mengatakan bahwa
pengembangan kewirausahaan
pemuda dilaksanakan
oleh Pemerintah,
pemerintah daerah, masyarakat, danatau organisasi kepemudaan. Meskipun pelbagai pihak telah berupaya melaksanakan amanat UU tersebut, namun masih
belum dapat memenuhi harapan untuk menciptakan wirausaha muda baru yang mandiri dan berdaya saing
Didalam Grand Design Pengembangan Kewirausahaan Pemuda yang disusun oleh Asisten Deputi Kewirausahaan Pemuda Deputi Bidang Pengembangan
Pemuda sebagai tindak lanjut dari amanat PP No. 41 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kewirausahaan Kepemimpinan dan Kepeloporan Pemuda serta
Sarana dan Prasarana Kepemudaan merumuskan bahwa terdapat aspek penting dalam pengembangan kewirausahaan pemuda yakni pelaksanaan pelatihan
kewirausahaan pemuda melalui tiga jenis pelatihan kewirausahaan pemuda, yaitu pelatihan dasar kewirausahaan pemuda, pelatihan penguatan kewirausahaan
pemuda, dan pelatihan pengembangan kewirausahaan pemuda. Selanjutnya hal ini diperkuat dalam Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia
Nomor 0613 Tahun 2014 tentang Tatacara Pemberian Fasilitasi Pengembangan Kewirausahaan Pemuda
Buku Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pelatihan Kewirausahaan Pemuda ini berisi penjelasan tentang sistem pelatihan dasar kewirausahaan pemuda, termasuk tata
cara pelaksanaannya serta silabus yang digunakan, sedangkan modul-modul yang digunakan, disajikan dalam buku tersendiri yang menjadi bagian tidak terpisahkan
dari Petunjuk Teknis Pelaksanaan ini. Petunjuk Teknis Pelaksanaan ini ditujukan bagi seluruh pihak yang berkepentingan dan terkait dengan upaya-upaya
pengembangan kewirausahaan pemuda di seluruh penjuru tanah air, khususnya Dinas Pemuda dan OlahragaSKPD yang menangani kepemudaan di Provinsi
yang mendapat tugas dekonsentrasi dari Kementerian Pemuda dan olahraga untuk melaksanakan pelatihan dasar kewirausahaan pemuda di daerah.
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
3 | Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kewirausahaan dan Kepeloporan Pemuda, serta Penyediaan
Prasarana dan Sarana Kepemudaan; 6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2015 Tentang
Kementerian Pemuda dan Olahrga; 7.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2015 Tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2016;
8. Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia Nomor 1516 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tatakerja Kementerian Pemuda dan
Olahraga; 9. Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia Nomor 0944
tahun 2015 tentang Tata Cara Pemberian Fasilitasi Pengembangan Kewirau- sahaan Pemuda;
10. Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2015
Tentang Pelimpahan
Sebagian Urusan
Pemerintah Bidang
Kepemudaan, Keolahragaan dan Kepramukaan Kepada Gubernur Selaku Wakil Pemerintah Dalam Rangka Penyelenggaraan Dekonsentrasi Tahun
Anggaran 2016;
11.
Rencana Strategis Kementerian Pemuda dan Olahraga Tahun 2015-2019.
C. Tujuan
Tujuan pelatihan kewirausahaan pemuda adalah : 1. Mengembangkan minat dan motivasi pemuda untuk terjun ke dunia
wirausaha; 2. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam pengembangan tata
kelola usaha, produksi, pemasaran serta jejaring kemitraan bisnis; 3. Mengembangkan kemampuan wirausaha muda dalam upaya pengembangan
kewirausahaan di kalangan pemuda.
D. Tujuan Penerbitan Buku
Buku Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pelatihan Kewirausahaan Pemuda ini bertujuan untuk :
4 | Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016
1. Memberikan Petunjuk Teknis Pelaksanaan bagi pengelola kegiatan pelatihan kewirausahaan pemuda dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan,
monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kegiatan; 2. Memberikan Petunjuk Teknis Pelaksanaan dan acuan bagi Kementerian
Pemuda dan Olahraga dalam melakukan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan tugas dekonsentrasi oleh Pemerintah Provinsi.
E. Ruang Lingkup Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pelatihan Kewirausahaan Pemuda ini memuat : 1. Pendahuluan, yang terdiri atas latar belakang, tujuan, sasaran dan ruang
lingkup Petunjuk Teknis Pelaksanaan; 2. Konsep pelatihan kewirausahaan pemuda, yang meliputi konsep pelatihan,
konsep kewirausahaan, dan konsep pemuda; 3. Bagian berikutnya, komponen-komponen dan langkah-langkah penyeleng-
garaan pelatihan kewirausahaan pemuda yang dalam juknis ini membahas mengenai pelatihan dasar kewirausahaan pemuda;
4. Uraian terakhir dalam Petunjuk Teknis Pelaksanaan ini adalah penutup dan lampiran-lampiran.
5 | Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016
BAB II KONSEP PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN PEMUDA
A. Hakekat
Pelatihan kewirausahaan pemuda merupakan bagian dari sistem pengembangan kewirausahaan pemuda yang dikembangkan oleh Kementerian Pemuda dan
Olahraga sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 40 Tahun 2009 dan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2011.
Pengembangan kewirausahaan pemuda di Indonesia didasarkan pada karakteristik pemuda itu sendiri dengan tetap memperhatikan nilai-nilai sosial dan
budaya yang berkembang di masyarakat. Pengembangan kewirausahaan pemuda dilaksanakan sesuai minat, bakat, potensi pemuda, potensi daerah dan arah
pembangunan nasional. Artinya, pengembangan kewirausahaan pemuda bukan- lah program yang disusun secara general untuk semua pemuda, namun harus
merupakan program spesifik yang sesuai dengan karakteristik masing-masing pemuda di setiap daerah. Setiap pemuda memang memiliki nilai, sikap dan mental
yang secara umum memiliki kesamaan, namun apabila dikaitkan dengan minat dan bakat serta potensi yang ada tentu saja sangat berbeda antara pemuda yang
satu dengan pemuda yang lain. Hal ini menuntut program pengembangan kewirausahaan harus spesifik dan disesuaikan dengan minat, bakat dan potensi
yang ada. Pengembangan kewirausahaan pemuda membutuhkan penelusuran minat, bakat
dan potensi yang ada. Penelusuran minat, bakat dan potensi pemuda dilaksanakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, organisasi kepemudaan
danatau masyarakat. Penelusuran minat, bakat dan potensi pemuda harus terus dikembangkan sebelum pelaksanaan pengembangan kewirausahaan pemuda.
Dengan adanya penelusuran minat, bakat dan potensi yang ada, diharapkan program kewirausahaan yang akan dikembangkan mendapat dukungan
sepenuhnya dari pemuda dan tepat sasaran.
B. Tahap-tahap Pengembangan Kewirausahaan Pemuda
Pengembangan kewirausahaan pemuda mencakup tahapan-tahapan sebagai berikut :
6 | Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016
1. Tahap Akan Memulai Usaha Pre start-up stage
Tahapan ini merupakan tahapan awal dalam pengembangan kewirausahaan. dengan melakukan program penyadaran akan pentingnya kewirausahaan
pemuda. Tahapan awal ini juga merupakan tahapan untuk memberikan motivasi untuk membentuk sikap dan mental serta semangat untuk berwira-
usaha, menggali ide-ide dan minat untuk berusaha yang sesuai dengan bakat dan potensi yang dimiliki, dan mulai merumuskan perencanaan usaha yang
akan dikembangkan berdasarkan ide-ide yang sudah muncul. Perencanaan usaha yang dirumuskan mulai dari menentukan jenis usaha, menentukan lokasi
usaha, mengusahakan modal awal, menyusun kebutuhan investasi, membuat rencana kerja, dan pasarnya.
2. Tahap Memulai Usaha The start-up stage
Tahapan ini adalah tahapan dimana rencana usaha yang sudah dirumuskan sebelumnya mulai dijalankan. Pada tahapan ini sudah mulai dilakukan proses
produksi dengan mulai belanja bahan produksi, proses produksi, dan memasarkan hasil produksi. Pada tahapan ini juga sudah mulai dikelola cash
flow dan laporan keuangan lainnya. Pada tahap usaha mulai dijalankan ini, wirausahawan memerlukan pendampingan dan pembimbingan untuk menjalan-
kan usahanya. Pendampingan dan pembimbingan yang perlu dilakukan khususnya dalam menyelesaikan pelbagai permasalahan yang muncul ketika
usaha baru dimulai. Pelatihan-pelatihan ketrampilan yang terkait dengan produksi dan pengetahuan manajemen usaha juga perlu dilaksanakan pada
tahapan ini.
3. Tahap Pertumbuhan Awal Early-growth stage
Tahapan awal pertumbuhan merupakan tahapan dimana wirausaha mulai tumbuh dan berkembang. Pada tahapan ini, usaha sudah mulai berjalan
dengan baik, sehingga perlu dilakukan langkah-langkah pengembangan usaha. Namun untuk dapat melakukan pengembangan usaha, wirausaha pemula
seringkali dihadapkan pada keterbatasan modal dan teknologi untuk pengembangannya. Pola-pola pendampingan dan pengembangan promosi
sangat diperlukan dalam tahapan ini, sehingga wirausahawan dapat melakukan pengembangan usahanya. Pengembangan usaha dilakukan dengan pening-
katan produksi maupun perluasan pasar.
7 | Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016
4. Tahap Pertumbuhan Lanjutan Later-growth stage
Tahap pertumbuhan lanjutan merupakan tahapan dimana wirausahawan sudah cukup matang dan mampu mengelola usahanya dengan baik. Pada tahapan ini
biasanya ditandai dengan pengembangan diversifikasi usaha, melebarkan wilayah dan jaringan pemasaran serta melakukan inovasi-inovasi produk baru.
Pada tahapan pertumbuhan lanjutan ini, wirausaha akan dihadapkan pada persaingan yang semakin kompetitif. Untuk itu perlu dilakukan pengembangan
kerjasama ataupun kemitraan untuk memperbesar usahanya. Pengembangan kewirausahaan pemuda juga memerlukan role-model. Model
yang dapat dikembangkan sebagai role-model pengembangan kewirausahaan pemuda di Indonesia yaitu melalui pengembangan inkubator bisnis. Inkubator
bisnis merupakan lembaga bisnis yang bergerak dalam bidang penyediaan fasilitas dan pengembangan usaha, baik manajemen maupun teknologi bagi
wirausahawan untuk
dapat mengembangkan
usahanya dan
atau pengembangan produk baru agar dapat berkembang menjadi wirausaha yang
tangguh dan atau produk baru yang memiliki daya saing dalam jangka waktu tertentu.
Pengembangan kewirausahaan
pemuda dapat
dilaksanakan dengan
memanfaatkan inkubator bisnis, antara lain saat ini sudah berdiri di hampir setiap lembaga Perguruan Tinggi di Indonesia. Inkubator bisnis di lembaga
Perguruan Tinggi dioptimalkan perannya sebagai agen pembentuk wirausaha- wirausaha muda. Inkubator bisnis yang akan menjadi wadah pengembangan
kewirausahaan pemuda harus mendapatkan dukungan dari pelbagai pemangku kepentingan sesuai dengan perannya masing-masing, sebagaimana terlihat
pada Gambar 2.1.
8 | Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016
Gambar 2.1. Pola Pengembangan Inkubator Bisnis Pengembangan kewirausahaan yang terarah dan terpadu tidak hanya menjadi
tanggungjawab Pemerintah saja, tetapi juga harus melibatkan pemangku kepentingan yang lain. Pengembangan kewirausahaan pemuda paling tidak harus
didukung oleh empat pilar utama yaitu Pemerintah, Perguruan Tinggi, dunia usaha swasta dan masyarakat. Keempat pilar utama tersebut harus saling bekerjasama
dan saling bersinergi dalam mengembangkan kewirausahaan pemuda.
C. Konsep Pelatihan Kewirausahaan Pemuda
Pelatihan kewirausahaan pemuda dirancang dalam tiga jenis pelatihan yang disesuaikan dengan tahapan pengembangan usaha wirausaha pemuda, yaitu:
1. Pelatihan Dasar Kewirausahaan Pemuda; 2. Pelatihan Penguatan Usaha Kewirausahaan Pemuda, dan
3. Pelatihan Pengembangan Usaha Kewirausahaan Pemuda. Model pelatihan ini mengadopsi program pelatihan yang dirumuskan oleh
International Labour Organization ILO dalam mengembangkan pelatihan yang berkaitan
dengan pengembangan
kewirausahaan pemuda.
Pelatihan pengembangan kewirausahaan pemuda yang dikembangkan oleh ILO,
9 | Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016
dilaksanakan secara bertahap dan berjenjang sesuai dengan tahapan atau tingkatan dalam pengembangan kewirausahaan, sebagaimana disajikan pada
gambar 2.2.
Gambar 2.2. Skenario Pengembangan Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Ketiga tahapan pelatihan yang akan diselenggarakan ini didasarkan pada tahapan
perkembangan usaha WMP, yaitu pre start-up, start-up dan post start-up. Detail dari masing-masing tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pelatihan Dasar Kewirausahaan Pemuda
Pelatihan dasar kewirausahaan pemuda setara dengan jenis pelatihan Generate Your Business Idea yang dikembangkan oleh ILO. Secara umum,
pelatihan ini bertujuan untuk membangkitkan motivasi berwirausaha dan membantu pemuda menemukan ide-ide usaha dan merancang sebuah rencana
usaha. Sasaran dari pelatihan dasar ini adalah pemuda yang memiliki minat untuk
memulai usaha pre start-up stage. Setelah mengikuti pelatihan ini para pemuda diharapkan memiliki motivasi yang kuat untuk berwirausaha,
menemukan ide usaha yang disesuaikan dengan minat, bakat, dan potensi,
10 | Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016
serta terumuskannya rencana usaha business plan yang sudah matang. Pelatihan
Dasar Kewirausahaan
Pemuda dirancang
untuk dapat
diselenggarakan oleh pelbagai kalangan dan menjangkau sebanyak mungkin pemuda di seluruh pelosok tanah air, dengan tetap menggunakan kurikulum
yang disusun oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga.
2. Pelatihan Penguatan Usaha Kewirausahaan Pemuda
Pelatihan penguatan usaha kewirausahaan pemuda setara dengan jenis pelatihan Start Your Business yang dikembangkan oleh ILO. Secara umum,
pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan kemampuan dasar- dasar pengelolaan usaha yang diperlukan bagi wirausaha muda pemula yang
baru mulai usaha dan menjalankan rencana usaha yang telah disusun sebelumnya.
Sasaran dari pelatihan penguatan usaha ini adalah pada wirausaha muda pemula yang berada pada tahap memulai usaha the start-up stage dan tahap
pertumbuhan awal usaha early-growth stage. WMP yang berada pada tahap ini sudah mulai menemukan masalah dalam belanja bahan produksi, proses
produksi, manajemen usaha, dan pemasaran. Pada sebagian WMP yang berada pada tahap early-growth stage juga mulai dihadapkan pada persoalan
keterbatasan modal dan teknologi untuk menghasilkan barang dan jasa sesuai dengan permintaan pasar.
Setelah mengikuti pelatihan ini para WMP diharapkan meningkat pengetahuan dan kemampuannya dalam usaha, termasuk kemampuan dalam melakukan
kerjasama sinergis dengan membentuk kelompok Wirausaha Muda KWP.
3. Pelatihan
Pengembangan Usaha Kewirausahaan Pemuda
Pelatihan pengembangan usaha kewirausahaan pemuda setara dengan jenis pelatihan ImproveYour Business yang dikembangkan oleh ILO. Secara umum,
pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan kemampuan lanjutan dalam pengelolaan usaha yang diperlukan bagi wirausaha muda
pemula yang telah mampu mengelola usahanya dengan baik. Sasaran dari pelatihan pengembangan usaha ini adalah wirausaha muda
pemula yang berada pada tahap pertumbuhan lanjutan later-growth stage. Pada tahap ini, WMP mulai dihadapkan pada persaingan yang semakin
kompetitif, sehingga diperlukan diversifikasi usaha, melebarkan wilayah dan
11 | Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016
jaringan pemasaran, serta melakukan inovasi-inovasi produk baru. Setelah mengikuti pelatihan ini para WMP diharapkan memiliki pengetahuan,
kemampuan, dan kepercayaan diri untuk mengembangkan usaha melalui strategi terpilih, baik melalui diversifikasi usaha, inovasi produk, atau
pengembangan jaringan pemasaran.
12 | Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016
BAB III METODOLOGI PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN PEMUDA
A.
Metode Pelatihan Kewirausahaan Pemuda
Pelatihan kewirausahaan pemuda menganut paradigma training ke arah learning, yaitu pelatihan yang berorientasi pembelajaran. Pelbagai metode yang digunakan dalam
pelatihan meliput:
1.
Studi Kasus dan Diskusi Kelompok, mengajak peserta untuk mengkritisi kasus dan temuan dalam berbisnis, bertujuan untuk mempertajam analisa bisnis;
2.
Curah Pendapat Brainstroming, Proses kreatif untuk menghasilkan ide-ide yang berkaitan dengan pengalaman dan wawasan berbisnis;
3.
Sumbang Saran, proses berbagi pengalaman antara peserta sebagai sumber pembelajaran dan motivasi dalam berbisnis;
4. Bermain Peran Game Simulasi Bisnis, simulasi bisnis yang akan mengulas tentang siklus bisnis, dinamika permintaan dan penawaran yang akan memberikan
pembelajaran dan dapat diterapkan aplikasi dan diadaptasikan dalam bisnisnya;
5.
Ceramah, sumber inspirasi dan wawasan dalam berbisnis mengenai pendekatan secara teoritis tetapi dapat di implementasikan dan contoh yang baik best
practice dalam mengelola bisnis;
6.
Latihan, bentuk pembelajaran aktif yang akan mendorong dan mengasah kemampuan peserta untuk mengembangkan diri terhadap pembelajaran yang
telah mereka terima. Fasilitator dapat memilih dan mengembangkan pelbagai skenario pembelajaran
dengan pelbagai alternatif metode.
B.
Kurikulum Pelatihan Dasar Kewirausahaan Pemuda
Berdasarkan metode pelatihan sebagaimana dijelaskan di atas, maka kurikulum pelatihan dasar kewirausahaan pemuda dirancang sebagai berikut.
1. Kompetensi
a. Memiliki motivasi berwirausaha; b. Mampu melahirkan ide-ide usaha yang kreatif;
c. Mampu menyusun rencana bisnis dengan benar.
2. Tujuan Pelatihan
a. Re-orientasi pola pikir, membangun sikap, dan membangkitkan motivasi pemuda berwirausaha;
13 | Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016
b. Merangsang lahirnya ide-ide usaha sesuai minat, bakat, dan potensi pemuda dan daerahnya;
c. Merangsang lahirnya ide-ide usaha sesuai minat, bakat, dan potensi pemuda dan daerahnya;
d. Mengenalkan dan memberi pemahaman dasar memulai usaha dan menyusun rencana bisnis;
e. Mengenalkan dan memberi pemahaman dasar memulai usaha dan menyusun rencana bisnis.
3. Peserta
Peserta dari pelatihan dasar ini adalah pemuda yang memiliki minat untuk memulai usaha pre start-up stage. Jumlah peserta minimal 35 orang, maksimal 50 orang
per kelasangkatan dari pelbagai latar belakang. Disarankan peserta berasal dari kelaslatar belakang yang relatif sama target group untuk memudahkan dalam
pencapaian tujuan pelatihan.
14 | Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016
4. Struktur Program
JPL = Jam Pelajaran 45 Menit
T =
Teori
P =
Praktek
PL = Praktek Lapangan
No Materi
Waktu JPL T
P PL
JLH A
Materi Dasar 1
Pengenalan Minat, Bakat, dan Potensi diri 2
- -
2 2
Re-Orientasi Pola
Pikir dan
Sikap Kewirausahaan
2 -
- 2
3 Motivasi Kewirausahaan
4 -
- 4
Jumlah 8
8 B
Materi Inti 1
Merumuskan Ide Bisnis 2
2 -
4 2
Teknik Mengelola
Usaha Baru
dan Menemukan Pasar
2 2
2 6
3 Menyusun Rencana Bisnis
2 4
- 6
Jumlah 6
8 2
16 C
Materi Penunjang 1
Kebijakan dan Program Pengembangan Kewirausahaan Pemuda
2 -
- 2
2 Cerita Sukses Wirausaha Muda Pemula
2 -
- 2
3 Field Tript
2 -
4 4
Jumlah 8
TOTAL 32
15 | Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016
5. Modul Pelatihan No
Materi Judul
Kode JPL
A Materi Dasar
1 Pengenalan
Karakter Sukses: Change for Success
Teori 2
2 Re-Orientasi Pola Pikir
dan Sikap kewirausahaan
Membangun Pola Pikir dan Sikap Kewirausahaan Pemuda
Teori 2
3 Motivasi
Kewirausahaan
a.
Extra Ordinary Entrepreneur
b.
Human Excellence for Entrepreneur
Teori 4
Jumlah 8
B Materi Inti
1 Merumuskan Ide Bisnis
Merumuskan Ide Bisnis Berbasis Visi dan Passion
Teori 4
2 Teknik Mengelola
Usaha Baru
a.
Teknik Mengelola Usaha yang Berkelanjutan
b.
Strategi Menemukan Pasar dan mengeksekusi strategi
yang efektif
c.
Business Roleplay
d.
Business Spy Teori dan
Praktek 6
3 Menyusun Rencana
Bisnis Metodologi dan Teknik
Penyusunan Business Plan Teori dan
Praktek 6
Jumlah 16
C Materi Penunjang
1 Kebijakan dan Program
Pengembangan Kewirausahaan
Pemuda Membangun Karakter dan
Budaya Kewirausahaan Pemuda menuju Pemuda
Indonesia yang Mandiri dan Berdayasaing
Teori 2
2 Belajar dari Wirausaha
Muda Berprestasi Sharing Wirausaha Sukses
Teori 2
3 Field Trip
Business Race Game Praktek
4 Jumlah
8
TOTAL 32
16 | Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016
Modul untuk setiap materi pelatihan disusun oleh masing-masing penyelenggara dengan mengacu pada silabus sebagaimana terlampir.
6. Proses Pembelajaran :
Proses pembelajaran untuk menyampaikan seluruh materi pelatihan sebagaimana diuraikan di atas, memerlukan waktu antara 3 s.d. 5 hari, tergantung pada
rancangan alokasi waktu dan ketersediaan anggaran. Dengan asumsi waktu pelaksanaan pelatihan yang tersedia adalah 4 hari, maka dapat dirancang proses
pembelajaran sebagai berikut.
C.
Penyelenggara dan Peserta Pelatihan
Pelatihan dasar kewirausahaan pemuda pada hakikatnya dapat dilakukan oleh pelbagai lembaga, baik lembaga Pemerintah, pemerintah daerah provinsi dan
pemerintah kabupatenkota, lembaga masyarakat, danatau organisasi kepemudaan. Namun, dalam kaitannya dengan pelatihan dasar kewirausahaan yang dalam bentuk
tugas dekonsentrasi ke daerah, maka penyelenggara pelatihan adalah Dinas Pemuda dan Olahraga ProvinsiSKPD terkait.
Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan pelatihan dan membuka akses sebesar-besarnya kepada pemuda di seluruh pelosok tanah air untuk mengikuti
pelatihan, maka
harus memperhatikan keterwakilan peserta dari
seluruh
17 | Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016
kabupatenkota yang ada di provinsi yang bersangkutan, dan memperhatikan kelompok pemuda tertentu yang tidak terfasilitasi oleh pemerintah kabupatenKota.
D.
Anggaran Penyelenggara Pelatihan
Anggaran untuk menyelenggarakan pelatihan dasar kewirausahaan pemuda di daerah berasal dari APBN Dekonsentrasi. Meskipun demikian, pemerintah daerah dapat
mengalokasikan anggaran APBD untuk dilaksanakan oleh pemerintah daerah, masyarakat, danatau organisasi kepemudaan, sesuai ketentuan yang berlaku.
18 | Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016
BAB IV MANAJEMEN PENYELENGGARAAN