Informan dan Pengumpulan Informasi

manajemen laba? Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini adalah persoalan yang terkait dengan pemaknaan ”teks”. Setiap pemaknaan ”teks” selalu memerlukan upaya penafsiran yang bertujuan untuk memperoleh pemahaman atas ”teks” yang bersangkutan. Upaya penafsiran teks untuk memperoleh pemahaman ini disebut oleh Schmidt 2007, 272 sebagai hermenetika hermeneutics.

2.2 Informan dan Pengumpulan Informasi

Individu-individu yang menjadi informan dalam penelitian ini terdiri atas: a tiga orang akuntan – yang berprofesi sebagai akuntan pendidik, akuntan manajemen dan akuntan publik; dan b tiga orang profesional lainnya – yang berprofesi sebagai penasihat investasi, analis kredit, dan pemeriksa pajak. Tabel 1 berikut menunjukkan informan terpilih dalam penelitian ini. Tabel 1 INFORMAN PENELITIAN Identitas Informan Bidang PekerjaanPosisiJabatan dalam Organisasi Akuntan: 1. Hardiwibowo Dosen mata kuliah akuntansi keuangan dan teori akuntansi pada sebuah PTN di Jakarta. 2. Budi Rismawan Accounting Manager PT DLS di Surabaya, bertanggungja- wab pada Vice Finance Manager. 3. Sari Kusuma Managing Partner, Kantor Akuntan Publik SB Rekan Profesi Lain: 4. Mujianto Penasehat dan Manajer Investasi PT SM Securities Jakarta, bertanggungjawab kepada Direktur Utama. 5. Septi Yuliana Kepala Cabang Bank ABC Surabaya sejak Mei 2007, berpengalaman sebagai analis kredit 2000-2007. 7. Kurniawan Pemeriksa pajak, pegawai pada sebuah Kantor Pelayanan Pajak di Surabaya. Catatan: Nama-nama informan adalah bukan nama sebenarnya. Akronim-akronim organisasi juga tidak merefleksikan akronim yang sebenarnya. Pemilihan para informan tersebut di atas dilakukan secara sengaja, berdasarkan kriteria yang dijelaskan oleh Bungin 2003: 54, bahwa informan merupakan individu yang telah cukup lama dan intensif menyatu dengan kegiatan atau medan aktivitas yang menjadi sasaran penelitian. Mereka tidak hanya sekedar tahu dan dapat memberikan informasi, 6 tetapi juga telah menghayati secara sungguh-sungguh sebagai akibat dari keterlibatannya yang cukup lama dengan lingkungan atau kegiatan yang bersangkutan. Pengumpulan informasi dilakukan melalui wawancara dan diskusi yang tidak terstruktur, tidak terjadwal, dan dilakukan sedemikian rupa sehingga dalam memberikan informasi, para informan tidak cenderung mengolah atau mempersiapkan informasi tersebut lebih dulu, serta dapat memberikan penjelasan apa adanya.

2.3 Kritis-Filosofis-Retorik: Sifat Analisis dan Diskusi