Prinsip Musyawarah dan Demokrasi
Realisasi lebih jauh dari sikap musyawarah, demokratis dan dialog dapat dikelompokan kepada: 1 musyawarah dalam memutuskan masalah-
masalah yang berhubungan dengan reproduksi, jumlah anak, dan pendidikan anak; 2 musyawarah dalam menentukan tempat tinggal rumah; 3
musyawarah dalam memutuskan masalah-masalah yang dihadapi dalam rumah tangga; dan 4 musyawarah dalam pembagian tugas-tugas rumah tangga.
Mu’asyarah berasal dari kata usyrah, yang secara literal berarti keluarga, kerabat, teman dekat baca al-Qur’an, QS. an-Nisa’ 419, at-Taubah
924, al-Hajj 2313, asy-Syu’ara’ 2614 dan al-Mujadalah 5822. Kata mu’asyarah dalam bahasa Arab dibentuk berdasarkan sighat musyarakah
bainaal-istnain, kebersamaan di antara dua pihak. Dari sini, orang seriing mengartikan mu’asyarah dengan bergaul, atau pergaulan, karena di dalamnya
mengandung kebersamaan dan kebertemanan. Jadi, ada dua pihak yang menjadi teman bagi yang lainya. Sedangkan al-ma’ruf berakar dari kata ‘urf
berarti adat, kebiasaan, atau budaya yaitu sesuatu yang sudah dikenal baik oleh masyarakat. Dengan demikian ma’ruf adalah tradisi atau kebiasaan dan
norma yang baik yang berkembang dalam masyarakat. Sedangkan ukuran baik adalah dilihat dari ajaran agama, akal pikiran, maupun naluri kemanusiaan.
Dengan demikian, makna mu’asyarah bi al-ma’ruf adalah suatu pergaulan atau pertemanan, persahabatan atau hubungan kekeluargaan yang
dibangun secara bersama-sama dengan cara yang baik yang seuai dengan tradisi dan situasi masyarakatnya masing-masing, taetapi tidak bertentangan
dengan norma-norma agama, akal sehat, maupun fitrah manusia.
42
Atas prinsip mu’asyarah bi al-ma’ruf ini, maka relasi suami isteri dalam konteks
pengambilan keputusan keluarga haruslah diambil secara bersama-sama dengan kedudukan yang seimbang dan setara.