19
Kebutuhan hidup mendasar harus dipersiapkan untuk korban atau keluarganyadengan menyediakan akomodasi sementara, makanan dan transportasi.Tindakan ini mendorong proses normalisasi dan
mengurangi tingkat kecemasan dan perasaan tidak aman.Perhatian juga harus diberikan kepada kebutuhan dan permintaan dari para korban dan atau keluarga mereka
Pada saat tersebut setelah peristiwa terjadi, tidak pantas dan tidak efisien untuk memberikan ketentuan administrasi atau meminta infomasi apapun kepada korban atau keluarganya selain apa
yang sangat diperlukan selama keadaan darurat. Korban juga harus didorong untuk melaporkan situasi mereka kepada Polisi, dan mereka harus juga diingatkan tentang pentingnya menjaga seluruh
dokumen yang terkait dengan dampak medis, sosial, psikologis, bahan materi dll. Korban terorisme juga harus dilindungi terhadap viktmisasi ulang ketika jurubicara dari tim ahli bertugasdalam
menyampaikan informasi kepada media
2. Tindakan Sebelum Pengadilan Dimulai
Informasi dan pengumpulan seluruh data yang berhubungan dengan korban sangat penting untuk proses peradilan. Memberitahukan kepada keluarga-keluarga korban dari proses peradilan yang
mencakup: tersangka teroris, tahapan dari proses peradilan, tanggal dan tempat dimana sidang dan keputusan yang relevan akan dibuat, akan meminimalkan konsekuensi psikologis bagi korban.
Berbagai pihak yang terlibat juga menyediakan data mengenai situasi sosial -ekonomi, psikologis dan medis klarifikasi korban, waktu yang dibutuhkan, kebutuhan mereka yang terkena dampak oleh
serangan teroris. Para profesional yang telah membantu para korban seperti: dokter, psikologis, pekerja sosial, penyelidik polisi dan lain-lain, dapat memberikan laporan atau keterangan ahli ke
kejaksaan, berdasarkan permintaan.
Jaksa Penuntut Umum JPU juga harus bertemu secara berkala untuk mempelajari berkas perkara. Pertemuan antara orang-orang yang terkena dampak dengan JPU juga dapat meringankan perasaan
tidak berdaya dari para korban. Dalam tahap pra persidangan, koordinasi diantara para aktor utama yang terlibat rumah sakit, kantor dukungan pengadilan, kejaksaan, dokter forensik, bantuan hukum,
dan pihak lainnya akan menjadi sangat fundamental sehingga dapat mengurangi prosedur formalitas yang akan mempercepat proses penuntutan. Jaksa juga harus melakukan upaya upaya
khusus terkait dengan hubungan korban dengan perkembangan dalam proses peradilan dengan membuat bahasa hukum lebih mudah, sederhana sehingga dapat dipahami bagi korban dalam
proses persidangan. Jika tidak ada dilakukan pemeriksaan di pengadilan, maka administrasi peradilan harus memiliki sarana yang diperlukan untuk mengeluarkan laporan yang sebagai bagian
hak korban untuk mengetahui kebenaran tentang keadaan yang mereka derita dan baik kematian atau hilangnya, nasib individu. Informasi yang paling relevan mengenai peristiwa harus dimasukkan,
serta alasan mengapa pemeriksaan sidang tidak akan diadakan
3. Tindakan sebelum Pemeriksaan Pengadilan