Tindakan pada saat Putusan Pengadilan dan Tahap Banding.
20
Tim ahli yang menyertai korban dalam persidangan harus berhubungan secara aktif dengan korban dan memberitahukan mereka mengenai proses yang akan diselenggarakan serta menginformasikan
anggota keluarga lain yang mungkin tertarik untuk menghadiri persidangan. Ketika menyampaikan informasi ini maka selalu harus dibuat jelas kepada korban yang menghadiri persidangan secara
sukarela, menghormati mereka dan meyakinkan mereka bahwa terlepas dari keputusan mereka untuk ikut atau tidak ke persidangan. Mereka juga akan diberikan informasi dari perkembangan atas
proses pengadilan. Seorang pekerja sosial akan ditunjuk untuk menemani para korban atau keluarga mereka di
pengadilan, pekerja sosial ini akan memverifikasi data pribadi korban, memungkinkan korbanyang tertarik untuk ikut serta ke persdiangan dan menginformasikan mereka tentang program untuk
pendampingan korban dalam persidangan. Unit Asistensi harus melakukan hubungan baik sebelum proses peradilan, melakukan persiapan untuk menghadapipemeriksaan dipersidangan, menjelaskan
secara jelas dengan bahasa yang sederhana -rekaman persidangan-tahapan proses peradilan-lokasi ruang sidang, komposisi pengadilan, terdakwa, kebiasaan situasi dan informasi lainnya yang relevan.
Termasuk mendampingi korban ke pengadilan, sehingga mereka dapat menemukan gedung pengadilan, ruang sidang, mengetahui siapa yang terlibat dalam proses anggota majelis hakim di
pengadilan, aktivitas ini akan meminimalisir beban perasaan korban akibat situasi dan suasana di pengadilan termasuk prosedurnya.
Dalam berbagai kesempatan saat para korban atau keluarga mereka muncul sebagai saksi, mereka harus didampingi oleh para professional, sebagai bagian penting bagi layanan untuk bantuan korban,
penekanan perlindungankhusus harus dilakukan di tempat fasilitas perlindungan mereka. Persiapan khusus dari para anggota pengadilan dianjurkan sehingga mencegah kemungkinan viktimisasi bagi
mereka yang terkena dampak sebelum dilakukannya pemeriksaan. Dalam hal ini maka harus ada ruang yang berbeda bagi korban dan terdakwa di pengadilan untuk mencegah reviktimisasi.
Hal yang harus menjadi perhatian penting bagi JPU dan pengacara adalah selalu memfasilitasi korban dengan memberikaninformasi secarateraturbila ada kemungkinan penundaan persidangan
atau penangguhan pemeriksaan. Sebelum proses persidangan, dukungan emosional harus disediakan. Korban juga harus dilindungi dari kemungkinan pelecehan media dan untuk tujuan ini
maka sebuah standar operasional harus ditetapkan. Pendampingan pengadilan harus diarahkan untuk menghentikan proses viktimisasi yang panjang.