24
pemberian kompensasi korban atau ahli warisnya dapat melaporkan hal tersebut kepada pengadilan. Pengadilan segera memerintahkan Menteri Keuangan, pelaku, atau pihak ketiga untuk
melaksanakan putusan tersebut paling lambat 30 tiga puluh hari kerja terhitung sejak tanggal perintah tersebut diterima. Dalam hal pemberian kompensasi dilakukan secara bertahap, maka
setiap tahapan pelaksanaan atau keterlambatan pelaksanaan dilaporkan kepada pengadilan.
c. Hak Restitusi
Restitusi merupakan ganti kerugian yang diberikan oleh pelaku kepada korban atau ahli warisnya. Dalam penjelasan Pasal 36 ayat 3
Ya g di aksud de ga ahli aris adalah ayah, i u, istrisua i, dan anak. Restitusi tersebut diberikan dan dicantumkan sekaligus dalam amar putusan pengadilan.
Pengajuan restitusi dilakukan oleh korban atau kuasanya kepada pelaku atau pihak ketiga berdasarkan amar putusan. Menteri Keuangan memberikan restitusi, paling lambat 60 enam puluh
hari kerja terhitung sejak penerimaan permohonan. Pelaksanaan pemberian restitusi dilaporkan oleh Menteri Keuangan, pelaku, atau pihak ketiga kepada Ketua Pengadilan yang memutus perkara,
disertai dengan tanda bukti pelaksanaan pemberian restitusi, tersebut. Salinan tanda bukti pelaksanaan pemberian restitusi disampaikan kepada korban atau ahli warisnya. Setelah Ketua
Pengadilan menerima tanda bukti Ketua Pengadilan mengumumkan pelaksanaan tersebut pada papan pengumuman pengadilan yang bersangkutan.
Dalam hal pelaksanaan pemberian restitusi kepada pihak korban melampaui batas waktu maka korban atau ahli warisnya dapat melaporkan hal tersebut kepada pengadilan. Pengadilan segera
memerintahkan Menteri, pelaku, atau pihak ketiga untuk melaksanakan putusan tersebut paling lambat 30 tiga puluh hari kerja terhitung sejak tanggal perintah tersebut diterima. Dalam hal
pemberian restitusi dapat dilakukan secara bertahap, maka setiap tahapan pelaksanaan atau keterlambatan pelaksanaan dilaporkan kepada pengadilan.
d. Hak Rehabilitasi
Sedangkan mengenai hak rehabilitasi justru sangat singkat pengaturannya dikatakan bahwa, setiap orang berhak memperoleh rehabilitasi apabila oleh pengadilan diputus bebas atau diputus lepas dari
segala tuntutan hukum yang putusannya telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Penjelasan Pasal 37 tentang Rehabilitasi dalam Pasal ini adalah pemulihan pada kedudukan semula, misalnya
kehormatan, nama baik, jabatan, atau hak-hak lain termasuk penyembuhan dan pemulihan fisik atau psikis serta perbaikan harta benda.Rehabilitasi tersebut diberikan dan dicantumkan sekaligus dalam
putusan pengadilan. Pengajuan rehabilitasi dilakukan oleh korban kepada Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia.
3.1. Praktik yang Terbatas