Pembuatan Bubuk Bawang Putih (Allium sativum L) dan Bawang Merah (Allium cepa var aggregatum L) yang Mempunyai Aktivitas Antitrombotik Menggunakan Alat Pengering Beku (Freeze Drier) dan Oven
Sesungguhnya ,
t i d a k ada usaha yang s i a - s i a
semua t e l a h menjadi bagian
yanq memanq h a m s t e r j a d i
o l e l - N y a , semua t e l a h diwasiatkan.
Untuk:
Ayah-Bunda S W I
Adik-Kakak yangmencintaiku
S K R I'P S I
PEMBUATAN BUBUK BAWANG PUTlH ( Alliurn sativum L )
DAN BAWANG MERAH ( Allium cepe var eggregaturn L YAM6
MEMPUNYAI AKTIVITAS ANTITROMBOTIK
MENGGUNAKAN ALAT PENGERING BEKU ( Freeze D r i e r )
DAN OVEN
Oleh
B. A R I F WlDlYATMOKO
F 27. 0568
1 9 9 6
FAKULTAS 1EKNOLOGI PERTAHIAN
INSTITUT
PERTANIAN
D O G O R
BOGOR
B. Arif Widiyatmoko. F 27.0568. Pembuatan Bubuk Bawang
Putih (Allium sativum, L) dan Bawang Merah (Allium cepa
var. aggregatum, L) ,yang Mempunyai Aktivitas Antitrombotik
Menggunakan Alat Pengering Beku (Freeze Drier) Dan Oven. Di
bawah bimbingan Deddy Muchtadi, C. Hanny Wijaya, dan
Sutrisno Koswara.
Penelitian ini bertujuan menghasilkan bubuk bawang
sebagai
bumbu-rempah
yang
mengandung
senyawa
aktif
antithrombotic agent untuk digunakan sebagai health food
supplement dengan metode pengeringan.
Bawang putih var. Jawi asal Tawangmangu, Solo dan
bawang merah var. Belu asal NTT dikeringkan dengan metode
pengeringan beku (freeze drying) menggunakan Christ Alpha
2-4 3360 Harz tipe 10042 Freeze drier, dan dengan metode
oven menggunakan oven merek "Hareaus" D-6450 Hanau tipe T
6060 di laboratorium CAL, PAU-IPB. Bubuk bawang hasil
pengeringan diesktrak dalam bentuk ekstrak-metanol, untuk
dianalisis aktivitas antitrombotiknya dengan metode Born
(1963) menggunakan
alat
aggrecoder
tipe
PA
3210
di
laboratorium Patologi RSCM, Jakarta; Volatile Reducing
Subtance
( Farber-Ferro,
1956); dan prof il senyawa volatil
menggunakan gas kromatografi, GC "Shimadzu" tipe GC-9AM.
Rendemen bubuk bawang
menggunakan pengeringan beku
bawang putih dan merah adalah 31.33% dan 14.93% dengan
kadar air masing-masing 4.79% dan 3.85%; sedangkan rendemen
ekstraknya
berturut-turut
adalah
0.31%
dan
0.38%.
Pengeringan bawang
dengan metode
oven dengan kondisi
pengeringan 70°C selama 10 jam, 12.5 jam dan 15 jam,
diperoleh rendemen bubuk bawang putih berturut-turut adalah
4.63%, 40.55% dan 36.84%, dengan kadar air sebesar 7.64%,
6.81% dan 5.20%.
Pada suhu pengeringan 80°C dengan taraf
waktu pengeringan yang sama, diperoleh rendemen bubuk
bawang putih sebesar 32.90%, 29.64% dan 26.34, dengan kadar
air bubuk bawang sebesar 5.73%, 5.04%, dan 4.39%. Rendemen
dan kadar air bubuk bawang merah berkisar antara 16.00%
hingga 20.26% serta antara 3.48% sampai 7.16%.
Aktivitas
antitrombotik
bawang
dinyatakan
konsentrasi yang diperlukan untuk menghambat
dalam
agregasi
trombosit sebesar 50% (D,,), dengan satuan mg/ml. Aktivitas
antitrombotik ekstrak bawang dipengaruhi suhu dan waktu
pengeringan. Semakin tinggi suhu dan semakin lama waktu
pengeringan
aktivitas
semakin rendah. D,
antitrombotik
bawang
cenderung
ekstrak bawang putih ( E B P ) dan ekstrak
bawang merah (EBM) dari bubuk hasil pengeringan beku adalah
0.08 mg/ml
dan
0.30 mg/ml. D,, EBP dari bubuk hasil
pengeringan oven, pada suhu 70°C dengan lama pengeringan 10,
12.5 dan 1 5 jam berturut-turut adalah 0.31 mg/ml, 1.08
mg/ml, 2.13 mg/ml sedangkan pada suhu 80°C dengan taraf
waktu pengeringan yang sama adalah 2.00 mg/ml, 2.90 mg/ml
dan 3.47 mg/ml. Aktivitas antitrombotik bubuk bawang merah
hasil pengeringan oven menunjukkan pola kecenderungan yang
sama. D,, EBM pada suhu 70°C dengan lama pengeringan 10 dan
12.5 jam berturut-turut adalah 0.70 mg/ml dan 2.09 mg/ml
'
sedangkan pada suhu 80°C dengan taraf waktu pengeringan yang
sama adalah 3.25 mg/ml dan 3.78 mg/ml.
Hasil analisis terhadap senyawa volatil pereduksi
(VRS),
menunjukkan
antitrombotik
adanya
dengan
korelasi
kandungan
antara
aktivitas
senyawa
volatil
pereduksinya. Nilai VRS bawang putih pada suhu dan waktu
pemanasan rendah (70°C, 10 jam) diperoleh hasil 1481.75
meq/g, yang menurun hingga
100.65 meq/g pada kondisi
pengeringan 80°C selama 15 jam. Pola yang sama terjadi pada
EBM, yaitu berkisar dari 820.42 meq/g menurun hingga 74.48
meq/g.
Identifikasi
profil
senyawa
volatil
dengan
menggunakan gas kromatografimenunjukkan bahwa senyawa yang
terdapat dalam bubuk bawang putih antara lain; (1) dialil
sulfida, (2) metil alii disulfida, ( 3 ) dialil disulfida,
(4)
metil alil trisulfida, (5) dialil trisulfida, dan ( 6 )
2-vinil-(4h)-1,3-ditiin. Sedangkan profil senyawa volatil
bawang
merah
yang
teridentifikasi yaitu;
(1) dimetil
disulfida, (2) propil propenil disulf ida, (3) 2,5-dimetil
tiopen, ( 4 ) metil propil disulfida, ( 5 ) 3,4-dimetil tiopen,
(6)
metil cis propenil, (7) metil trans propenil,
(8)
dipropil disulfida, dan (9) metil propil trisulfida.
Dialil
disulfida
merupakan
komponen
utama
yang
ditemukan dalam bawang putih kering oven maupun kering
beku, sedangkan pada bawang merah kering beku dan juga
kering oven, metil propil disulfida merupakan komponen
utana yang dapat diindentifikasi.
Sesungguhnya ,
t i d a k ada usaha yang s i a - s i a
semua t e l a h menjadi bagian
yanq memanq h a m s t e r j a d i
o l e l - N y a , semua t e l a h diwasiatkan.
Untuk:
Ayah-Bunda S W I
Adik-Kakak yangmencintaiku
S K R I'P S I
PEMBUATAN BUBUK BAWANG PUTlH ( Alliurn sativum L )
DAN BAWANG MERAH ( Allium cepe var eggregaturn L YAM6
MEMPUNYAI AKTIVITAS ANTITROMBOTIK
MENGGUNAKAN ALAT PENGERING BEKU ( Freeze D r i e r )
DAN OVEN
Oleh
B. A R I F WlDlYATMOKO
F 27. 0568
1 9 9 6
FAKULTAS 1EKNOLOGI PERTAHIAN
INSTITUT
PERTANIAN
D O G O R
BOGOR
B. Arif Widiyatmoko. F 27.0568. Pembuatan Bubuk Bawang
Putih (Allium sativum, L) dan Bawang Merah (Allium cepa
var. aggregatum, L) ,yang Mempunyai Aktivitas Antitrombotik
Menggunakan Alat Pengering Beku (Freeze Drier) Dan Oven. Di
bawah bimbingan Deddy Muchtadi, C. Hanny Wijaya, dan
Sutrisno Koswara.
Penelitian ini bertujuan menghasilkan bubuk bawang
sebagai
bumbu-rempah
yang
mengandung
senyawa
aktif
antithrombotic agent untuk digunakan sebagai health food
supplement dengan metode pengeringan.
Bawang putih var. Jawi asal Tawangmangu, Solo dan
bawang merah var. Belu asal NTT dikeringkan dengan metode
pengeringan beku (freeze drying) menggunakan Christ Alpha
2-4 3360 Harz tipe 10042 Freeze drier, dan dengan metode
oven menggunakan oven merek "Hareaus" D-6450 Hanau tipe T
6060 di laboratorium CAL, PAU-IPB. Bubuk bawang hasil
pengeringan diesktrak dalam bentuk ekstrak-metanol, untuk
dianalisis aktivitas antitrombotiknya dengan metode Born
(1963) menggunakan
alat
aggrecoder
tipe
PA
3210
di
laboratorium Patologi RSCM, Jakarta; Volatile Reducing
Subtance
( Farber-Ferro,
1956); dan prof il senyawa volatil
menggunakan gas kromatografi, GC "Shimadzu" tipe GC-9AM.
Rendemen bubuk bawang
menggunakan pengeringan beku
bawang putih dan merah adalah 31.33% dan 14.93% dengan
kadar air masing-masing 4.79% dan 3.85%; sedangkan rendemen
ekstraknya
berturut-turut
adalah
0.31%
dan
0.38%.
Pengeringan bawang
dengan metode
oven dengan kondisi
pengeringan 70°C selama 10 jam, 12.5 jam dan 15 jam,
diperoleh rendemen bubuk bawang putih berturut-turut adalah
4.63%, 40.55% dan 36.84%, dengan kadar air sebesar 7.64%,
6.81% dan 5.20%.
Pada suhu pengeringan 80°C dengan taraf
waktu pengeringan yang sama, diperoleh rendemen bubuk
bawang putih sebesar 32.90%, 29.64% dan 26.34, dengan kadar
air bubuk bawang sebesar 5.73%, 5.04%, dan 4.39%. Rendemen
dan kadar air bubuk bawang merah berkisar antara 16.00%
hingga 20.26% serta antara 3.48% sampai 7.16%.
Aktivitas
antitrombotik
bawang
dinyatakan
konsentrasi yang diperlukan untuk menghambat
dalam
agregasi
trombosit sebesar 50% (D,,), dengan satuan mg/ml. Aktivitas
antitrombotik ekstrak bawang dipengaruhi suhu dan waktu
pengeringan. Semakin tinggi suhu dan semakin lama waktu
pengeringan
aktivitas
semakin rendah. D,
antitrombotik
bawang
cenderung
ekstrak bawang putih ( E B P ) dan ekstrak
bawang merah (EBM) dari bubuk hasil pengeringan beku adalah
0.08 mg/ml
dan
0.30 mg/ml. D,, EBP dari bubuk hasil
pengeringan oven, pada suhu 70°C dengan lama pengeringan 10,
12.5 dan 1 5 jam berturut-turut adalah 0.31 mg/ml, 1.08
mg/ml, 2.13 mg/ml sedangkan pada suhu 80°C dengan taraf
waktu pengeringan yang sama adalah 2.00 mg/ml, 2.90 mg/ml
dan 3.47 mg/ml. Aktivitas antitrombotik bubuk bawang merah
hasil pengeringan oven menunjukkan pola kecenderungan yang
sama. D,, EBM pada suhu 70°C dengan lama pengeringan 10 dan
12.5 jam berturut-turut adalah 0.70 mg/ml dan 2.09 mg/ml
'
sedangkan pada suhu 80°C dengan taraf waktu pengeringan yang
sama adalah 3.25 mg/ml dan 3.78 mg/ml.
Hasil analisis terhadap senyawa volatil pereduksi
(VRS),
menunjukkan
antitrombotik
adanya
dengan
korelasi
kandungan
antara
aktivitas
senyawa
volatil
pereduksinya. Nilai VRS bawang putih pada suhu dan waktu
pemanasan rendah (70°C, 10 jam) diperoleh hasil 1481.75
meq/g, yang menurun hingga
100.65 meq/g pada kondisi
pengeringan 80°C selama 15 jam. Pola yang sama terjadi pada
EBM, yaitu berkisar dari 820.42 meq/g menurun hingga 74.48
meq/g.
Identifikasi
profil
senyawa
volatil
dengan
menggunakan gas kromatografimenunjukkan bahwa senyawa yang
terdapat dalam bubuk bawang putih antara lain; (1) dialil
sulfida, (2) metil alii disulfida, ( 3 ) dialil disulfida,
(4)
metil alil trisulfida, (5) dialil trisulfida, dan ( 6 )
2-vinil-(4h)-1,3-ditiin. Sedangkan profil senyawa volatil
bawang
merah
yang
teridentifikasi yaitu;
(1) dimetil
disulfida, (2) propil propenil disulf ida, (3) 2,5-dimetil
tiopen, ( 4 ) metil propil disulfida, ( 5 ) 3,4-dimetil tiopen,
(6)
metil cis propenil, (7) metil trans propenil,
(8)
dipropil disulfida, dan (9) metil propil trisulfida.
Dialil
disulfida
merupakan
komponen
utama
yang
ditemukan dalam bawang putih kering oven maupun kering
beku, sedangkan pada bawang merah kering beku dan juga
kering oven, metil propil disulfida merupakan komponen
utana yang dapat diindentifikasi.
t i d a k ada usaha yang s i a - s i a
semua t e l a h menjadi bagian
yanq memanq h a m s t e r j a d i
o l e l - N y a , semua t e l a h diwasiatkan.
Untuk:
Ayah-Bunda S W I
Adik-Kakak yangmencintaiku
S K R I'P S I
PEMBUATAN BUBUK BAWANG PUTlH ( Alliurn sativum L )
DAN BAWANG MERAH ( Allium cepe var eggregaturn L YAM6
MEMPUNYAI AKTIVITAS ANTITROMBOTIK
MENGGUNAKAN ALAT PENGERING BEKU ( Freeze D r i e r )
DAN OVEN
Oleh
B. A R I F WlDlYATMOKO
F 27. 0568
1 9 9 6
FAKULTAS 1EKNOLOGI PERTAHIAN
INSTITUT
PERTANIAN
D O G O R
BOGOR
B. Arif Widiyatmoko. F 27.0568. Pembuatan Bubuk Bawang
Putih (Allium sativum, L) dan Bawang Merah (Allium cepa
var. aggregatum, L) ,yang Mempunyai Aktivitas Antitrombotik
Menggunakan Alat Pengering Beku (Freeze Drier) Dan Oven. Di
bawah bimbingan Deddy Muchtadi, C. Hanny Wijaya, dan
Sutrisno Koswara.
Penelitian ini bertujuan menghasilkan bubuk bawang
sebagai
bumbu-rempah
yang
mengandung
senyawa
aktif
antithrombotic agent untuk digunakan sebagai health food
supplement dengan metode pengeringan.
Bawang putih var. Jawi asal Tawangmangu, Solo dan
bawang merah var. Belu asal NTT dikeringkan dengan metode
pengeringan beku (freeze drying) menggunakan Christ Alpha
2-4 3360 Harz tipe 10042 Freeze drier, dan dengan metode
oven menggunakan oven merek "Hareaus" D-6450 Hanau tipe T
6060 di laboratorium CAL, PAU-IPB. Bubuk bawang hasil
pengeringan diesktrak dalam bentuk ekstrak-metanol, untuk
dianalisis aktivitas antitrombotiknya dengan metode Born
(1963) menggunakan
alat
aggrecoder
tipe
PA
3210
di
laboratorium Patologi RSCM, Jakarta; Volatile Reducing
Subtance
( Farber-Ferro,
1956); dan prof il senyawa volatil
menggunakan gas kromatografi, GC "Shimadzu" tipe GC-9AM.
Rendemen bubuk bawang
menggunakan pengeringan beku
bawang putih dan merah adalah 31.33% dan 14.93% dengan
kadar air masing-masing 4.79% dan 3.85%; sedangkan rendemen
ekstraknya
berturut-turut
adalah
0.31%
dan
0.38%.
Pengeringan bawang
dengan metode
oven dengan kondisi
pengeringan 70°C selama 10 jam, 12.5 jam dan 15 jam,
diperoleh rendemen bubuk bawang putih berturut-turut adalah
4.63%, 40.55% dan 36.84%, dengan kadar air sebesar 7.64%,
6.81% dan 5.20%.
Pada suhu pengeringan 80°C dengan taraf
waktu pengeringan yang sama, diperoleh rendemen bubuk
bawang putih sebesar 32.90%, 29.64% dan 26.34, dengan kadar
air bubuk bawang sebesar 5.73%, 5.04%, dan 4.39%. Rendemen
dan kadar air bubuk bawang merah berkisar antara 16.00%
hingga 20.26% serta antara 3.48% sampai 7.16%.
Aktivitas
antitrombotik
bawang
dinyatakan
konsentrasi yang diperlukan untuk menghambat
dalam
agregasi
trombosit sebesar 50% (D,,), dengan satuan mg/ml. Aktivitas
antitrombotik ekstrak bawang dipengaruhi suhu dan waktu
pengeringan. Semakin tinggi suhu dan semakin lama waktu
pengeringan
aktivitas
semakin rendah. D,
antitrombotik
bawang
cenderung
ekstrak bawang putih ( E B P ) dan ekstrak
bawang merah (EBM) dari bubuk hasil pengeringan beku adalah
0.08 mg/ml
dan
0.30 mg/ml. D,, EBP dari bubuk hasil
pengeringan oven, pada suhu 70°C dengan lama pengeringan 10,
12.5 dan 1 5 jam berturut-turut adalah 0.31 mg/ml, 1.08
mg/ml, 2.13 mg/ml sedangkan pada suhu 80°C dengan taraf
waktu pengeringan yang sama adalah 2.00 mg/ml, 2.90 mg/ml
dan 3.47 mg/ml. Aktivitas antitrombotik bubuk bawang merah
hasil pengeringan oven menunjukkan pola kecenderungan yang
sama. D,, EBM pada suhu 70°C dengan lama pengeringan 10 dan
12.5 jam berturut-turut adalah 0.70 mg/ml dan 2.09 mg/ml
'
sedangkan pada suhu 80°C dengan taraf waktu pengeringan yang
sama adalah 3.25 mg/ml dan 3.78 mg/ml.
Hasil analisis terhadap senyawa volatil pereduksi
(VRS),
menunjukkan
antitrombotik
adanya
dengan
korelasi
kandungan
antara
aktivitas
senyawa
volatil
pereduksinya. Nilai VRS bawang putih pada suhu dan waktu
pemanasan rendah (70°C, 10 jam) diperoleh hasil 1481.75
meq/g, yang menurun hingga
100.65 meq/g pada kondisi
pengeringan 80°C selama 15 jam. Pola yang sama terjadi pada
EBM, yaitu berkisar dari 820.42 meq/g menurun hingga 74.48
meq/g.
Identifikasi
profil
senyawa
volatil
dengan
menggunakan gas kromatografimenunjukkan bahwa senyawa yang
terdapat dalam bubuk bawang putih antara lain; (1) dialil
sulfida, (2) metil alii disulfida, ( 3 ) dialil disulfida,
(4)
metil alil trisulfida, (5) dialil trisulfida, dan ( 6 )
2-vinil-(4h)-1,3-ditiin. Sedangkan profil senyawa volatil
bawang
merah
yang
teridentifikasi yaitu;
(1) dimetil
disulfida, (2) propil propenil disulf ida, (3) 2,5-dimetil
tiopen, ( 4 ) metil propil disulfida, ( 5 ) 3,4-dimetil tiopen,
(6)
metil cis propenil, (7) metil trans propenil,
(8)
dipropil disulfida, dan (9) metil propil trisulfida.
Dialil
disulfida
merupakan
komponen
utama
yang
ditemukan dalam bawang putih kering oven maupun kering
beku, sedangkan pada bawang merah kering beku dan juga
kering oven, metil propil disulfida merupakan komponen
utana yang dapat diindentifikasi.
Sesungguhnya ,
t i d a k ada usaha yang s i a - s i a
semua t e l a h menjadi bagian
yanq memanq h a m s t e r j a d i
o l e l - N y a , semua t e l a h diwasiatkan.
Untuk:
Ayah-Bunda S W I
Adik-Kakak yangmencintaiku
S K R I'P S I
PEMBUATAN BUBUK BAWANG PUTlH ( Alliurn sativum L )
DAN BAWANG MERAH ( Allium cepe var eggregaturn L YAM6
MEMPUNYAI AKTIVITAS ANTITROMBOTIK
MENGGUNAKAN ALAT PENGERING BEKU ( Freeze D r i e r )
DAN OVEN
Oleh
B. A R I F WlDlYATMOKO
F 27. 0568
1 9 9 6
FAKULTAS 1EKNOLOGI PERTAHIAN
INSTITUT
PERTANIAN
D O G O R
BOGOR
B. Arif Widiyatmoko. F 27.0568. Pembuatan Bubuk Bawang
Putih (Allium sativum, L) dan Bawang Merah (Allium cepa
var. aggregatum, L) ,yang Mempunyai Aktivitas Antitrombotik
Menggunakan Alat Pengering Beku (Freeze Drier) Dan Oven. Di
bawah bimbingan Deddy Muchtadi, C. Hanny Wijaya, dan
Sutrisno Koswara.
Penelitian ini bertujuan menghasilkan bubuk bawang
sebagai
bumbu-rempah
yang
mengandung
senyawa
aktif
antithrombotic agent untuk digunakan sebagai health food
supplement dengan metode pengeringan.
Bawang putih var. Jawi asal Tawangmangu, Solo dan
bawang merah var. Belu asal NTT dikeringkan dengan metode
pengeringan beku (freeze drying) menggunakan Christ Alpha
2-4 3360 Harz tipe 10042 Freeze drier, dan dengan metode
oven menggunakan oven merek "Hareaus" D-6450 Hanau tipe T
6060 di laboratorium CAL, PAU-IPB. Bubuk bawang hasil
pengeringan diesktrak dalam bentuk ekstrak-metanol, untuk
dianalisis aktivitas antitrombotiknya dengan metode Born
(1963) menggunakan
alat
aggrecoder
tipe
PA
3210
di
laboratorium Patologi RSCM, Jakarta; Volatile Reducing
Subtance
( Farber-Ferro,
1956); dan prof il senyawa volatil
menggunakan gas kromatografi, GC "Shimadzu" tipe GC-9AM.
Rendemen bubuk bawang
menggunakan pengeringan beku
bawang putih dan merah adalah 31.33% dan 14.93% dengan
kadar air masing-masing 4.79% dan 3.85%; sedangkan rendemen
ekstraknya
berturut-turut
adalah
0.31%
dan
0.38%.
Pengeringan bawang
dengan metode
oven dengan kondisi
pengeringan 70°C selama 10 jam, 12.5 jam dan 15 jam,
diperoleh rendemen bubuk bawang putih berturut-turut adalah
4.63%, 40.55% dan 36.84%, dengan kadar air sebesar 7.64%,
6.81% dan 5.20%.
Pada suhu pengeringan 80°C dengan taraf
waktu pengeringan yang sama, diperoleh rendemen bubuk
bawang putih sebesar 32.90%, 29.64% dan 26.34, dengan kadar
air bubuk bawang sebesar 5.73%, 5.04%, dan 4.39%. Rendemen
dan kadar air bubuk bawang merah berkisar antara 16.00%
hingga 20.26% serta antara 3.48% sampai 7.16%.
Aktivitas
antitrombotik
bawang
dinyatakan
konsentrasi yang diperlukan untuk menghambat
dalam
agregasi
trombosit sebesar 50% (D,,), dengan satuan mg/ml. Aktivitas
antitrombotik ekstrak bawang dipengaruhi suhu dan waktu
pengeringan. Semakin tinggi suhu dan semakin lama waktu
pengeringan
aktivitas
semakin rendah. D,
antitrombotik
bawang
cenderung
ekstrak bawang putih ( E B P ) dan ekstrak
bawang merah (EBM) dari bubuk hasil pengeringan beku adalah
0.08 mg/ml
dan
0.30 mg/ml. D,, EBP dari bubuk hasil
pengeringan oven, pada suhu 70°C dengan lama pengeringan 10,
12.5 dan 1 5 jam berturut-turut adalah 0.31 mg/ml, 1.08
mg/ml, 2.13 mg/ml sedangkan pada suhu 80°C dengan taraf
waktu pengeringan yang sama adalah 2.00 mg/ml, 2.90 mg/ml
dan 3.47 mg/ml. Aktivitas antitrombotik bubuk bawang merah
hasil pengeringan oven menunjukkan pola kecenderungan yang
sama. D,, EBM pada suhu 70°C dengan lama pengeringan 10 dan
12.5 jam berturut-turut adalah 0.70 mg/ml dan 2.09 mg/ml
'
sedangkan pada suhu 80°C dengan taraf waktu pengeringan yang
sama adalah 3.25 mg/ml dan 3.78 mg/ml.
Hasil analisis terhadap senyawa volatil pereduksi
(VRS),
menunjukkan
antitrombotik
adanya
dengan
korelasi
kandungan
antara
aktivitas
senyawa
volatil
pereduksinya. Nilai VRS bawang putih pada suhu dan waktu
pemanasan rendah (70°C, 10 jam) diperoleh hasil 1481.75
meq/g, yang menurun hingga
100.65 meq/g pada kondisi
pengeringan 80°C selama 15 jam. Pola yang sama terjadi pada
EBM, yaitu berkisar dari 820.42 meq/g menurun hingga 74.48
meq/g.
Identifikasi
profil
senyawa
volatil
dengan
menggunakan gas kromatografimenunjukkan bahwa senyawa yang
terdapat dalam bubuk bawang putih antara lain; (1) dialil
sulfida, (2) metil alii disulfida, ( 3 ) dialil disulfida,
(4)
metil alil trisulfida, (5) dialil trisulfida, dan ( 6 )
2-vinil-(4h)-1,3-ditiin. Sedangkan profil senyawa volatil
bawang
merah
yang
teridentifikasi yaitu;
(1) dimetil
disulfida, (2) propil propenil disulf ida, (3) 2,5-dimetil
tiopen, ( 4 ) metil propil disulfida, ( 5 ) 3,4-dimetil tiopen,
(6)
metil cis propenil, (7) metil trans propenil,
(8)
dipropil disulfida, dan (9) metil propil trisulfida.
Dialil
disulfida
merupakan
komponen
utama
yang
ditemukan dalam bawang putih kering oven maupun kering
beku, sedangkan pada bawang merah kering beku dan juga
kering oven, metil propil disulfida merupakan komponen
utana yang dapat diindentifikasi.