Keanggotaan Clearinghouse PROSEDUR PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI KSDAHE

LAMPIRAN V : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM NOMOR : P.10KSDAESETKSA.092016 TANGGAL : 30 SEPTEMBER 2016 TENTANG : PEDOMAN PELAKSANAAN INVENTARISASI POTENSI KAWASAN PADA KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM TEKNIK PENGAMBILAN CONTOHSAMPLE PENGUKURAN DALAM INVENTARISASI POTENSI KAWASAN Latar Belakang Sampel berasal dari bahasa Inggris “sample” yang artinya contoh, yaitu mengambil sebagian saja dari populasi sumber data yang ada. Dalam suatu kegiatan inventarisasi potensi kawasan tidaklah selalu perlu untuk mengukur semua individu dalam populasi sumber data yang ada, karena akan memakan banyak waktu, tenaga dan biaya yang besar. Oleh karena itu dilakukan pengambilan sampel, dimana sampel yang diambil adalah sampel yang benar-benar representasi atau yang mewakili seluruh populasi sumber data. Dasar pertimbangan pengambilan sampel dalam kegiatan inventarisasi potensi kawasan adalah memperhitungkan masalah efisiensi waktu, tenaga dan biaya. Dalam kegiatan tersebut petugas harus memperhitungkan dan memperhatikan hubungannya dengan waktu, tenaga dan biaya yang diperlukan, sebagai bahan pertimbangan menentukan metode pengambilan sampel. Berbagai teknik penentuan sampel itu pada hakikatnya merupakan cara untuk memperkecil kekeliruan pengambilan sampel dari populasi yang ada. Hal ini dapat dicapai kalau diperoleh sampel yang representastif, yaitu sampel yang benar-benar mencerminkan populasinya Sampel merupakan bagian dari populasi yang menjadi suatu objek pengukuran. Hasil pengukuran atau karakteristik dari sampel disebut dengan “Statistik”. Terdapat alasan pentingnya pengambilan sampel ialah sebagai berikut: 1 Keterbatasan waktu, tenaga dan biaya; 2 Lebih cepat dan lebih mudah; 3 Memberikan informasi yang lebih banyak dan mendalam; dan 4 Dapat ditangani dengan lebih teliti. Sampel juga sebagian dari populasi, oleh sebab itu sampel merupakan bagian dari populasi dan sampel pasti mempunyai ciri-ciri seperti populasi. Suatu sampel merupakan representasi yang baik bagi populasinya tergantung pada sejauhmana karakteristik sampel tersebut sama dengan karakteristik populasinya. pada umumnya didasarkan pada data sampel, kemudian kesimpulannya diterapkan pada populasi, sehingga sangatlah penting untuk memperoleh sampel yang representatif bagi populasinya. Untuk itulah diperlukan pemahaman mengenai teknik pengambilan sampel yang tepat. Persoalan mendasar yang dihadapi adalah menentukan sampel yang memenuhi persyaratan yang mewakili keseluruhan anggota populasi. Sampel yang baik harus mengandung dua kreteria yaitu kecermatan Accuraty dan ketepatan Precision. Kedua kriteria ini sangatlah penting sebagai pertimbangan pengambilan sampel agar dapat mewakili keseluruhan populasi yang ada. Kriteria kecermatan dalam pengambilan sampel dimaksudkan agar sampel yang diambil tidak mengandung bias, dan sampel harus dapat mewakili populasi secara wajar. Kriteria ketepatan dimaksudkan agar sampel yang diambil dapat mewakili kewajaran keseluruhan populasi, serta memenuhi standar pengukuran yang dapat ditoleransi terhadap kemungkinan kesalahan pengambilan sampel. Penentuan Sample Penentuan sampel sangatlah penting perannya dalam pengukuran untuk inventarisasi potensi kawasan. Berbagai penentuan sampel pada hakikatnya ialah untuk memperkecil kesalahan generalisasi dari sampel ke populasi. Hal ini dapat dicapai apabila diperoleh sampel yang representative. Artinya sampel yang benar-benar mencerminkan populasinya. Terdapat empat faktor yang harus dipertimbangkan untuk menentukan besarnya sampel yang harus di ambil sehingga dapat di peroleh gambaran yang representatif dari populasinya. Keempat faktor tersebut adalah: 1 Tingkat keseragaman Degree of Homegeneity dari populasi. Semakin homogeny populasi akan semakin kecil sampel yang perlu diambil. 2 Tingkat presisi yang dikehendaki, semakin tinggi tingkat presisi yang dikehendaki akan semakin besar anggota sampel yang harus diambil. Semakin besar sampelnya akan semakin kecil penyimpangan terhadap nilai populasi yang didapat. 3 Rencana yang dikaitkan dengan kebutuhan. Terkadang besarnya sampel masih belum mencukupi kebutuhan, sehingga mungkin diperlukan sampel yang lebih besar lagi. 4 Teknik penentuan sampel yang digunakan, dimana penentuan ukuran sampel dipengaruhi oleh teknik penentuan sampel yang digunakan. Apabila teknik yang digunakan tepat atau sesuai maka keperwakilan sampel akan dapat terjaga. Teknik ini juga tergantung pada biaya, tenaga, dan waktu yang disediakan.