Data dan informasi pemanfaatan dan pengusahaan jasa lingkungan air

spp. Vegetasi semak yang terbanyak Styphelia suaveolens, Tetramelopium ericoide dan Rhododendron correoides. Semak kerangas umumnya menempati puncak dan gigir gunung berupa hamparan semak setinggi 200 cm, yang terdiri dari jenis-jenis Styphelia suaveolens, Tetramolopium klosii, dan Senecio sp. a.2. Ekosistem Buatan Merupakan ekosistem yang diciptakan oleh aktivitas manusia di dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Ekosistem buatan ini antara lain berupa hutan tanaman, tegalan, pekarangan, persawahan, kebun, tambak dan kolam, yang dapat dijelaskan sebagai berikut: a.2.1. Tegalan Merupakan lahan kering yang ditanami palawija dan hotikultural, pola tanamnya sangat beragam, tergantung kemampuan dan pertimbangan petani, serta dipengaruhi musim, ketersediaan modal, prediksi harga jual komoditi yang ditanam, keinginan dan pengetahuan petani dalam bercocok tanam. Umumnya petani menerapkan pola tanam tumpangsari untuk mengurangi resiko kegagalan panen, serangan hama dan penyakit. a.2.2. Pekarangan Merupakan kebun yang berkembang di sekitar rumah yang ditanami dengan jenis anekaragam tanaman pangan, obat- obatan, tanaman hias, pohon penghasil kayu bangunan dan kayu bakar, dan usaha ternak sapi, kerbau, kambing, ayam dan kolam ikan, yang diperlukan dalam kehidupan sehari-harinya. a.2.3. Persawahan Merupakan lahan yang ditanami dengan tanaman padi, yang memerlukan adanya pengairan, dan cara bertanam padi dilakukan dengan kombinasi dengan tanaman semusim lainnya atau palawija secara bergilir atau tumpangsari. a.2.3.1. Sawah Irigasi Persawahan yang pengairannya bergantung pada pasokan air dari saluran irigasi yang bersumber dari mata air pegunungan atau bendungan, atau dari sumber air yang diperoleh dan berasal dari pompa air atau kincir angin. a.2.3.2. Sawah Tadah Hujan Persawahan yang pengairannya bergantung dan mengandalkan air hujan. Sawah ini hanya ditanami pada musim hujan, dan umumnya sawah ini berada di daerah yang belum berkembangan sistem irigasinya. a.2.3.3. Sawah Surjan Persawahan yang dikembangan di daerah yang sering dilanda banjir, dimana lahan sawah dibuat guludan dan parit - parit lebar. Lahan guludan ditanami dengan jenis palawija seperti kacang tanah, jagung, kedelai, sedang parit-paritnya diantara guludan ditanami dengan padi. Pola parit dan gudan tersebut menyerupai garis-garis lurus yang berbeda lebarnya sehingg menyerupai baju berpola garis-garis seperti baju surjan. a.2.3.4. Sawah Rawa Persawahan yang dikembangkan di lahan rawa yang tergenang air secara permanen melalui sistem drainase dengan mengandalkan pasokan air dari curah hujan. a.2.3.5. Sawah Pasang Surut Persawahan yang dikembangkan di daerah rawa gambut, yang dialiri air yang berasal dari sungai-sungai di sekitarnya mengandalkan mekanisme pasang surut harian yang terjadi di sungai atau muara sungai. a.2.4. Kebun Campuran Merupakan ekosistem buatan dari kebun campuran berupa kebun, talun, perkebunan dan ladang yang dikembangkan sesuai kepentingannya. a.2.4.1. Kebun Merupakan agro-ekosistem yang umum dikembangkan di lahan kering, yang komposisi tumbuhannya dapat berupa tanaman pangan semusim, tanaman tahunan, dan pohon, yang ditanam secara monokultur atau campuran. Bila kebun ini ditanami dengan padi atau tanaman pangan semusim dikenal juga sebagai huma. a.2.4.2. Talun Merupakan ekosistem buatanagro-ekosistem menyerupai pekarangan, namun di dalamnya tidak terdapat rumah. Jenis tanaman yang ditanam menyerupai jenis-jenis tanaman pangan, penghasil kayu bangunan dan kayu bakar, serta dimanfaatkan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari.