KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAHAN
RKPD Kab. Maros Tahun 2015 15
perubahan yang cukup drastis akibat terjadinya peningkatan pembangunan serta aktivitas ekonomi.
Tabel. 2.2 Penggunaan Lahan Di Kabupaten Maros
NO PENGGUNAAN
JUMLAH Ha
PERSENTASE 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
Kampung Tambak
Tegalan Sawah
Kebun Campuran Semak, Rumput alang-alang
Hutan lebat Hutan belukar
Lahan terbangun Hutan Sejenis
Kebun Sejenis 3.420.481
8.018.885 2.662.311
35.146.802 30.063.912
17.472.039 37.185.559
17.746.132 333.872
5.564.755 3.922.949
2,12 4,96
1,65 21,76
18,61 10,82
23,02 10,99
0,21 3,44
2,42 JUMLAH
161.537,70 100,0
Sumber: BPN Kabupaten Maros,2010
a. Kawasan Budidaya
Berdasarkan Rencana pola ruang Kawasan Budidaya Kabupaten Maros yang tertuang di dalam RTRW Kabupaten Maros maka Kawasan Budidayadapat diartikan
sebagai wilayah yang dapat dibudidayakan dan difungsikan untuk kepentingan pembangunan dalam bentuk kegiatan usaha berbagai sektor atau sub sektor
pembangunan yang terkait. Termasuk didalamnya adalah kawasan kehutanan, kawasan pertanian, kawasan permukiman, zona industri, kawasan pertambangan, dan kawasan
pariwisata. a.1
Kawasan Hutan Sebaran luasan hutan untuk budidaya di Kabupaten Maros terdiri atas:
- Kawasan Peruntukan hutan produksi terbatas
KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAHAN
RKPD Kab. Maros Tahun 2015 16
Luas kawasan hutan pruduksi terbatas adalah kurang lebih 6.434,13 Ha yang tersebar di 4 Kecamatan, yaitu: Camba seluas kurang lebih 1.283,13 hektar,
Cenrana seluas kurang lebih 2.243,75 hektar, Mallawa seluas kurang lebih 1.586,11 hektar dan Tompobulu seluas kurang lebih 1.321,14 hektar.
Tabel. 2.3. Sebaran Kawasan hutan produksi terbatas
NO. KECAMATAN
LUAS Ha
1 Camba
1.283,13 19,94
2 Cenrana
2.243,75 34,87
3 Mallawa
1.586,11 24,65
4 Tompobulu
1.321,14 20,53
JUMLAH 6.434,13
100,0
Sumber: BPS Kabupaten Maros, 2013
- Kawasan peruntukan hutan produksi tetap
Kawasan hutan produksi tetap di Kabupaten Maros seluas kurang lebih 15.364,49 hektar yang tersebar pada 6 enam wilayah kecamatan, yaitu
kecamatan , Bantimurung, Simbang, Cenrana, Mallawa, Tanralili dan Tompobulu. sebagaimana pada tabel berikut ini:
Tabel. 2.4 Sebaran luas Hutan produksi tetap
NO KECAMATAN
LUAS ha PERSENTASE
1 2
3 4
5 6
BANTIMURUNG SIMBANG
CENRANA MALLAWA
TANRALILI TOMPOBULU
93,82 561,14
1.672,14 2.472,53
542,68 10.022,18
0,61 3,65
10,88 16,09
3,53 65,23
JUMLAH 15.364,49
100,0
Sumber: BPS Kabupaten Maros, tahun 2013
KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAHAN
RKPD Kab. Maros Tahun 2015 17
a.2 Kawasan Pertanian
Pemanfaatan ruang untuk kawasan pertanian di Kabupaten Maros di kelompokkan pada Pertanian lahan basah Padi Sawah dan Perikanan serta
pertanian lahan kering Tanaman pangan lahan kering, tanaman keras tahunan, hutan produksi dan peternakan. Luas kawasan budidaya pertanian di Kabupaten
Maros adalah seluas ± 58,032 Ha. Luas kawasan pertanian lahan basah di kabupaten Maros adalah 28.688 Ha.
Kawasan pertanian lahan basah adalah kawasan yang diperuntukkan bagi tanaman pertanian lahan basah, dimana pengairannya dapat diperoleh secara
alamiah maupun teknis.
Tabel 2.5 Sebaran Kawasan Pertanian Tanaman Lahan Basah
di Kabupaten Maros Dirinci Menurut Kecamatan No
Kawasan Pertanian Lahan Basah Luas Ha
Persentase
1 2
3 4
1 Bantimurung
4.358 15,19
2 Bontoa
966 3,37
3 Camba
927 3,23
4 Cenrana
2.022 7,05
5 Lau
2.223 7,75
6 Mallawa
417 1,45
7 Mandai
2.158 7,52
8 Maros Baru
985 3,43
9 Marusu
1.594 5,55
10 Moncongloe
3.652 12,73
11 Simbang
3.367 11,74
12 Tanralili
2.920 10,18
13 Tompobulu
1.743 6,08
14 Turikale
1.357 4,73
Jumlah 28.688
100,00
Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2011
KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAHAN
RKPD Kab. Maros Tahun 2015 18
Luas kawasan budidaya pertanian lahan kering di Kabupaten Maros adalah 29.344 Ha. Kawasan pertanian lahan kering dipergunakan untuk tanaman
palawija, holtikultura dan lain-lain.
Tabel 2.6 Sebaran Kawasan Pertanian Tanaman Lahan Kering
di Kabupaten Maros Dirinci Menurut Kecamatan
No Kawasan Pertanian Lahan Kering
Luas Ha Persentase
1 2
3 4
1 Bantimurung
735 2,50
2 Bontoa
539 1,84
3 Camba
4.349 14,82
4 Cenrana
5.364 18,28
5 Lau
144 0,49
6 Mallawa
5.293 18,04
7 Mandai
845 2,88
8 Maros Baru
361 1,23
9 Marusu
575 1,96
10 Moncongloe
1.060 3,61
11 Simbang
1.007 3,43
12 Tanralili
4.382 14,93
13 Tompobulu
4.375 14,91
14 Turikale
315 1,07
Jumlah 29.344
100,00
Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2011
a.3 Kawasan Permukiman
Pada umumnya kawasan permukiman di Kabupaten Maros adalah berupa pemanfaatan ruang yang sesuai untuk tempat bermukim di kawasan permukiman
dengan penyediaan lingkungan yang sehat dan aman dari bencana alam serta dapat memberikan lingkungan hidup yang sesuai bagi pengembangan masyarakat dengan
tetap memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan hidup.
KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAHAN
RKPD Kab. Maros Tahun 2015 19
Pola atau bentuk permukiman yang terjadi di Kabupaten Maros adalah bentuk permukaan lahan yang relative rendah dan datar dengan kemiringan lereng antara 0
– 15 yang keberadaannya mengikuti pola pembentukan jaringan secara linier. Pola
permukiman tersebut merupakan bentukan dari awal oleh sekelompok perumahan yang berada dalam satu kesatuan batas tertentu yang dilengkapi oleh berbagai fasilitas
pendukung lingkungan guna mempermudah tingkat pelayanan dan kesejahteraan penduduk yang mendiaminya. Kawasan peruntukan permukiman di Kabupaten Maros
terdiri dari 2 dua jenis, yaitu: -
Kawasan Permukiman Perkotaan Kawsan yang memiliki cirri utama adalah kegiatanaktivitas non pertanian,
seperti: perdagangan, jasa, industri dan lain-lain. Kawasan tersebut juga merupakan tempat konsentrasi penduduk dengan kepadatan tinggi, pusat
pelayanan sosial ekonomi serta merupakan pusat pemerintahan. Di Kabupaten Maros hal ini di indikasikan adanya 14 empat belas kawasan perkotaan yang
terdiri dari 1 satu ibukota Kabupaten dan 13 tiga belas ibukota Kecamatan. -
Kawasan Permukiman Perdesaan Pusat permukiman perdesaan di Kabupaten Maros adalah suatu wilayah yang
merupakan pusat-pusat terkonsentrasinya penduduk dan kelengkapan fasilitas dengan dominasi kegiatan utama pada sektor pertanian. Adapun kriteria dalam
penentuan pusat permukiman perdesaan adalah: Wilayah Desa yang mempunyai potensi cepat berkembang dan dapat
meningkatkan perkembangan Desa sekitarnya; Desa-Desa yang memiliki potensi untuk tumbuhnya investasi;
Berfungsi sebagai pusat perantara wilayah; Berfungsi sebagai tempat penyediaan pelayanan pada Desa-Desa sekitarnya;
Ketersediaan sarana dan prasarana wilayah yang lebih lengkap disbanding
Desa-Desa sekitarnya.
a.4 Kawasan Industri
Pengembangan kawasan industri di Kabupaten Maros cukup besar mengingat wilayah ini masih memiliki ketersediaan lahan untuk pengembangan kawasan industri,
saat ini kawasan industri yang ada secara umum menyatu dengan kawasan industri Makassar KIMA yang berada di Kecamatan Marusu. Kawasan industri Maros
KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAHAN
RKPD Kab. Maros Tahun 2015 20
memiliki nilai strategis untuk dikembangkan, begitu pula dengan pengembangan Kawasan industri Maros yang berlokasi di Kecamatan Bantimurung. Hal ini terlihat
dari intensitas pengembangan industri mulai bergeser ke wilayah ini akibat keterbatasan lahan di kota Makassar.
a.5 Kawasan Pertambangan
Kawasan pertambangan Kabupaten Maros memiliki beberapa jenis bahan tambanggalian yang dapat dikembangkan seperti :
Komoditas emas tersebar disebagian wilayah kecamatan Tompobulu, Cenrana dan sebagian kecamatan Mallawa.
Komoditas marmer disebagian wilayah kecamatan Bantimurung, sebagian wilayah Cenrana, sebagian wilayah Simbang, sebagian wilayah Lau, sebagian
Wilayah Bontoa dan sebagian wilayah Camba. Komoditas Lempung disebagian wilayah kecamatan Mandai,
Camba,Bantimurung, Maros Baru, Bontoa,Mallawa, Tanralili, dan Turikale. Komoditas batu gamping disebagian wilayah kecamatan Bantimurung,
Bontoa, Mallawa, Tanralili, Tompobulu, Simbang dan Moncongloe. Komoditas pasir kuarsa disebagian wilayah kecamatan Mallawa dan
Bantimurung. Komoditas basalt disebagian wilayah kecamatan Mandai, Tanralili, Simbang,
Cenrana, Moncongloe dan Tompobulu. Komoditas andesit disebagian wilayah kecamatan Bantimurung, Simbang dan
Cenrana. Komoditas diorite disebagian wilayah kecamatan Bantimurung, Simbang dan
Cenrana. Komoditas granodiorit disebagian wilayah kecamatan Camba dan Mallawa.
Komoditas trakhit disebagian wilayah kecamatan Bontoa. Komoditas krikil galian dari bukit disebagian wilayah kecamatan Marusu.
Komoditas batubara tersebar disebagian wilayah kecamatan Bantimurung,
Mallawa, Tanralili, Moncongloe, Camba, Tompobulu dan Simbang. Potensi tambang yang saat ini telah dieksplorasi adalah semen yang dikelolah oleh
investor dalam negeri Bosowa yang berlokasi di Desa Barugae Kecamatan Bantimurung.
KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAHAN
RKPD Kab. Maros Tahun 2015 21
a.6 Kawasan Pariwisata
Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang memberikan manfaat ekonomi yang cukup besar baik bagi pemerintah maupun masyarakat. Pengembangan
sektor pariwisata terkait erat dengan potensi wisata yang ada. Manajemen pengelolaan serta promosi wisata.
Selain objek wisata alam maka ada pula objek wisata yang berbasis sejarah, adapun objek wisata yang terdapat di Kabupaten Maros beberapa diantaranya adalah:
- Kawasan Taman Nasional Bantimurung – Bulusaraung TN-Babul
- Sumber air panas di Dusun Reatoa Desa Samaenre Kecamatan Mallawa
- Air terjun Bontosomba di Kecamatan Tompobulu
- Air terjun Lacolla’ di Kecamatan Camba
- Sungai PuteRammang-Rammang
- Pantai Kuri di Kecamatan Marusu
- Taman Prasejarah Leang-Leang di Kecamatan Bantimurung
- Situs Prasejarah Rammang-Rammang di Kecamatan Bontoa
- Situs Prasejarah Bulusipong
b. Kawasan Lindung