Laporan Tugas Akhir Budi S.
L2A002031 Perencanaan Embung Sungai Kreo
Kukuh Dwi P. L2A002092
V-21
5.8 Stabilitas Lereng Tubuh Embung Terhadap Longsor
Tubuh embung sangat dipengaruhi oleh keadaan tanah di daerah rencana embng berupa tanah homogen yaitu lempung dengan kedap air, bersifat lunak sampai agak
keras dengan plastisitas tinggi. Tanah yang ada dominan homogen dengan kondisi kemiringan tebing relatif sama, maka pengerukan tanah timbunan dapat dilakukan
pada sisi kiri dan kanan tebing dan digali mulai dari kedalaman 0.5 – 5 m, sehingga volume cadangan bias tercukupi dengan mempertimbangakan sudut kemiringan.
Stabilitas lereng embung ditinjau dalam 3 tiga keadaan yaitu pada saat air waduk mencapai elevasi penuh, pada saat waduk baru selesai dibangun dan sebelum
dialiri air, dan pada saat air waduk mengalami penurunan mendadak rapid drawdown
di mana apakah masih aman terhadap longsoran.
5.8.1 Pada saat embung baru selesai dibangun belum dialiri air
Dalam kondisi ini, stabilitas lereng yang ditinjau adalah lereng sebelah hulu. Tanah timbunan masih mengandung air pada saat proses pemadatan
timbunan. Untuk perhitungan kestabilan terhadap longsor digunakan persamaan
berikut :
e e
s
T T
tg N
U N
Cl F
+ −
− +
= φ
. ≥ 1.2
Hasil perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 5.7 – Tabel 5.15. dan gambar dapat dilihat pada Gambar 5.10. – Gambar 5.18.
Laporan Tugas Akhir Budi S.
L2A002031 Perencanaan Embung Sungai Kreo
Kukuh Dwi P. L2A002092
V-22
5.8.2 Pada saat air waduk mencapai elevasi penuh
Dalam kondisi ini, stabilitas lereng yang ditinjau adalah sebelah hilir. Metode yang dipakai adalah irisan bidang luncur dengan hasil dapat dilihat
pada Table.5.16 dan Gambar 5.19.
5.8.3 Pada saat embung mengalami penurunan air mendadak rapid drawdown
Dalam kondisi ini stabilitas lereng yag ditinjau adalah lereng sebelah hulu. Tanah timbunan masih mengandung air yang sangat lembat merembes
keluar dan masih membasahi timbunan. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 5.17. dan Gambar 5.20.
Data Teknis Tinggi Embung
= 16 m Lebar Mercu Embung = 7 m
Kemiringan Hulu = 1 : 2,5
Kemiringan Hilir = 1 : 2
Elevasi Air Waduk = + 127,9 m FSL
Tinggi Air
= 13,9
FWL Formasi Garis Depresi tertera dalam Gambar 5.8.
Tabel 5.7 Kondisi perencanaan teknis material urugan sebagai dasar perhitungan Zone tubuh
Embung Kekuatan Geser
γ timbunan dalam beberapa kondisi Intensitas beban
seismis horisontal C tm³
θ Basah Jenuh Air terendam
γb γsat γw γsub=γsat-γw e Zone kedap air
20,46 10,70
1,716 1,940 1,000 0,940
0,18
Laporan Tugas Akhir Budi S.
L2A002031 Perencanaan Embung Sungai Kreo
Kukuh Dwi P. L2A002092
V-23
Gambar 5.9 Stabilitas Lereng Embung Pada Kondisi Selesai Dibangun dengan Metode Pias Method of Slice Hulu
63 °
19° 8
1 2
3 4
5 6
7 9
54 °
45° 36°
27° 18°
9° 9°
82°
Laporan Tugas Akhir Budi S.
L2A002031 Perencanaan Embung Sungai Kreo
Kukuh Dwi P. L2A002092
V-24
Tabel 5.10 Perhitungan metode irisan bidang luncur pada kondisi embung baru selesai di bangun bagian hulu
e e
s
T T
tg N
U N
Cl F
+ −
− +
= φ
. 1,2
995 ,
51 448
, 101
151 ,
51 751
, 818
+ +
=
s
F
= 5,669 Fs Syarat = 1,2 ……….aman
deg rad
27,950 3,143 82
10,7
0,187
Irisan A m2 γ
W t.m α
α rad sin α cos α T = W