ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN PENJUALAN, TINGKAT PAJAK, RISIKO BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN DAN Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penjualan, Tingkat Pajak, Risiko Bisnis, Ukuran Perusahaan Dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal (Studi Empiris pada Perusahaa

(1)

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN PENJUALAN, TINGKAT PAJAK, RISIKO BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN DAN

PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL

(Studi Empiris pada Perusahaan Real Estate and Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014)

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan

Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun Oleh :

SINTA DEWI KUSUMANINGRUM B200110231

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016


(2)

(3)

(4)

(5)

1

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN PENJUALAN, TINGKAT PAJAK, RISIKO BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN DAN

PROFITABILITASTERHADAP STRUKTUR MODAL

(Studi Empiris pada Perusahaan Real Estate and Property yang Terdaftardi Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014)

SINTA DEWI KUSUMANINGRUM B200110231

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta

Email : sinta413@gmail.com ABSTRAK

Struktur modal merupakan perbandingan pendanaan jangka panjang perusahaan yang ditunjukan oleh perbandingan utang terhadap modal sendiri.Jika dalam pendanaan perusahaan yang berasal dari modal sendiri masih mengalami kekurangan maka perlu dipertimbangkan pendanaan perusahaan yang berasal dari luar, yaitu dari utang.Penelitian ini bertujuan untuk menguji Pengaruh Pertumbuhan Penjualan (SALES), Tingkat Pajak (TAX), Risiko Bisnis (RISK), Ukuran Perusahaan (SIZE) dan Profitabilitas (NPM) Terhadap Struktur Modal (DER).

Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan real estate and property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai tahun 2011 sampai 2014.Metode sampling menggunakan metode purposive sampling.Teknik analisis data menggunakan uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi berganda.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa tingkat pajak dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.Sedangkan pertumbuhan penjualan, risiko bisnis dan profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

Kata kunci :Petumbuhan Penjualan, Tingkat Pajak, Risiko Bisnis, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Struktur Modal


(6)

2

ABSTRACT

Capital structure is the ratio of the company's long-term funding, that is shown by a comparison of long-term debt to equity (own capital). However, if the company's funding from its equity (own capital) still lacks, so it is needed to consider about the outside funding, that is a debt. . This research was aimed to analyze the influence of sales growth (SALES), tax rate (TAX), business risk (RISK), firm size (SIZE) and profitability (NPM) to capital structure (DER).

This research population was entire real estate and property companythat listed in Indonesian Stock Exchange (BEI) start 2011 until 2014. Sampling method was using purposive sampling method. The data technique analysis was using the classic assumption test that was normality, multicollinierity, heteroscedasticity, and autocorelation test. Hypothesis examination was using the multiplied linier regression analyze.

Research result could be conclusion that tax rate and firm size have significant influence on capital structure. Then, sales growth, business risk, and profitability haven’t significant influence on capital structure.

Keyword: growth sales, tax rate, business risk, firm size, profitability, capital structure

1. PENDAHULUAN

Perusahaan harus cermat dalam mengambil setiap keputusan yang berhubungan dengan kelangsungan perusahaannya.Keberhasilan atau kegagalan yang dirasakan sebuah perusahaan di masa mendatang, tidak lepas dari keputusannya di masa lalu atau masa sekarang. Perusahaan yang sudah go public

sering kali dalam perjalanan bisnisnya membutuhkan sebuah dana tambahan cukup besar untuk melakukan ekspansi. Struktur modal (capital structure) menggambarkan pembiayaan permanen perusahaan yang terdiri dari utang jangka panjang dan modal sendiri. Struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang mengoptimalkan keseimbangan antara risk dan return sehingga memaksimalkan harga saham.

Pertumbuhan penjualan (sales growth) adalah salah satu variabel yang berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Semakin tinggi pertumbuhan penjualan perusahaan akan lebih aman dalam menggunakan utang sehingga semakin tinggi struktur modalnya. Perusahaan yang memiliki pertumbuhan yang tinggi cenderung akan memilih untuk memperoleh modal kerja tambahan dengan menggunakan pinjaman atau utang.

Besar atau kecilnya tingkat pajak yang harus dibayar perusahaan juga mempengaruhi struktur modal perusahaan khususnya penambahan pada proporsi utang. Karena pencatatan tingkat pajak perusahaan yang digolongkan dalam akun utang perusahaan akan memberikan kontribusi kepada proporsi struktur modal


(7)

3

perusahaan. Sehingga semakin besarnya tingkat pajak yang harus dibayar oleh perusahaan akan mempengaruhi posisi struktur modal.

Pendanaan utang dapat meningkatkan risiko bisnis. Semakin tinggi proporsi utang perusahaan, maka risiko kebangkrutan akan semakin meningkat. Perusahaan yang menggunakan utang dalam pendanaannya memiliki risiko tidak mampu melunasi utang tersebut kepada kreditur. Perusahaan yang menghadapi risiko bisnis yang tinggi akan menghindari untuk menggunakan utang sebagai pendanaannya.

Ukuran perusahaan (firm size) merupakan salah satu hal yang dipertimbangkan perusahaan dalam menentukan kebijakan utangnya. Menurut Fitri Mega Mulianti (2010:19) semakin besar ukuran perusahaan maka makin besar dana investasi yang dapat diperoleh dari utang. Aktifitas perusahaan besar lebih dikenal oleh publik dibandingkan perusahaan kecil. Hal tersebut menyebabkan kebutuhan utang perusahaan lebih tinggi dari perusahaan kecil. Selain itu semakin besar ukuran perusahaan maka perusahaan akan semakin transparan dalam pengungkapan kinerja perusahaan kepada pihak luar. Dengan demikian, perusahaan menjadi lebih mudah untuk mendapatkan pinjaman karena dipercaya oleh kreditur.

Tingkat profitabilitas yang tinggi akan menarik investor untuk mananamkan modalnya pada perusahaan. Hal tersebut dapat memberi kepastian pada kreditur untuk memberikan pinjaman kepada perusahaan.Tingkat profitabilitas yang rendah dapat menyebabkan investor menarik dananya dari perusahaan serta menimbulkan keraguan bagi kreditur.

Penelitian IdaMaftukhah (2012) menyatakan bahwa tingkat pajak tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal. Hasil penelitian Ali Kesuma (2009) menemukan bahwa pertumbuhan penjualan dan profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal. Sedangkan, penelitian yang dilakukan oleh Friska Firnanti (2011), menunjukkan bahwa profitabilitas, ukuran perusahaan, pertumbuhan aset, time interest earned, risiko bisnis mempunyai pengaruh terhadap struktur modal.

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan penjualan, tingkat pajak, risiko bisnis, ukuran perusahaan, dan profitabilitas terhadap struktur modal.

2. KAJIAN LITERATUR DANPENGEMBANGAN HIPOTESIS a. Trade Off Theory

Trade off theory menganggap bahwa perusahaan dengan struktur pendanaan yang seluruhnya berasal dari utang sangat sulit dijumpai. Sebab kenyataannya, semakin banyak penggunaan utang dalam perusahaan, maka semakin tinggi beban yang ditanggung. Selain itu, dengan meningkatnya utang maka semakin tinggi


(8)

4

pula probabilitas kebangkrutan suatu perusahaan, sehingga konsep dalam teori ini adalah menyeimbangkan komposisi utang dalam kombinasi struktur modalnya sehingga akan diperoleh komposisi utang dalam kombinasi utang dan saham yang optimal dengan analisis perhitungan keuangan yang tepat (Brigham dan Huston, 2011).

b. Pecking Order Theory

Pecking order theory menjelaskan bahwa perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi justru tingkat utangnya rendah. Hal tersebut dikarenakan perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi memiliki sumber dana internal yang berlimpah.

c. Signalling Theory

Signaling theory didasarkan pada asumsi dimana manager dan pemegang saham tidak mempunyai akses informasi perusahaan yang sama. Hal tersebut dikarenakan adanya asimetri informasi, yaitu suatu kondisi dimana manager perusahaan memiliki lebih banyak informasi tentang operasi dan prospek kedepan dari perusahaan dibandingkan dengan pihak lain.

d. Kebijakan Utang Perusahaan

Kebijakan utang termasuk kebijakan pendanaan perusahaan yang bersumber dari eksternal. Setiap perusahaan berusaha untuk mencapai struktur modal yang optimal demi memaksimalkan nilai perusahaan.Struktur modal merupakan kombinasi antara utang jangka panjang dan ekuitas perusahaan. Mamduh (2004) menyatakan bahwa perusahaan dinilai beresiko apabila perusahaan memiliki porsi utang yang besar dalam struktur modalnya, namun apabila perusahaan menggunakan utang yang kecil atau tidak sama sekali, perusahaan dinilai tidak dapat memanfaatkan tambahan modal eksternal yang dapat meningkatkan operasional perusahaan.

e. Pertumbuhan Penjualan

Menurut Pearce dan Robinson (2008), yang menyatakan bahwa pengukuran pertumbuhan penjualan bersih adalah persentase pertumbuhan tahunan rata-rata dalam total penjualan.Pengukuran pertumbuhan penjualan ini memiliki maksud untuk menunjukkan tingkat pertumbuhan atau perkembangan perusahaan dalam penjualan.

Pertumbuhan penjualan adalah ukuran sampai sejauh mana laba per saham dari suatu perusahaan dapat ditingkatkan oleh utang. Pertumbuhan ini akan meningkatkan laba sebelum bunga dan pajak, sehingga pendanaan perusahaan yang menggunakan utang dengan beban bunga sebagai pengurang pajak dapat meningkatkan laba bersih sehingga laba per saham juga ikut meningkat.

f. Tingkat Pajak

Tingkat pajak dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang pertama tingkat pajak rata-rata (jumlah pajak yang dibayarkan jika dibandingkan dengan penghasilan


(9)

5

sebelum dipotong pajak).Kedua, tingkat pajak marginal (tambahan pajak untuk setiap Rupiah terakhir yang harus dibayarkan).

g. Risiko Bisnis

Nickel, McHugh, dan McHugh (2005) mendefinisikan risiko sebagai peluang seorang pengusaha kehilangan waktu dan uang dalam sebuah bisnis yang mungkin nantinya tidak menguntungkan. Risiko bisnis berarti ada ketidakpastian atas proyeksi pendapatan di masa mendatang jika perusahaan tidak mampu menggunakan utang.

h. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahan yang dapat dinyatakan dengan total nilai aset atau total penjualan bersih. Semakin besar nilai tersebut, semakin besar ukuran suatu perusahaan(Sujianto, 2001).Perusahaan besar memiliki keuntungan aktivitas serta lebih dikenal oleh publik dibandingkan dengan perusahaan kecil. Weston dan Brigham (2000) menyatakan bahwa perusahaan yang besar dan mapan akan lebih mudah masuk ke pasar modal. Perusahaan besar memiliki akses yang lebih besar untuk mendapat sumber pendanaan dari berbagai sumber, sehingga untuk memperoleh pinjaman dari krerditur pun lebih mudah.

i. Profitabilitas

Gitman (2006) mendefinisikan profitabilitas sebagai hubungan antara pendapatan dan biaya dengan menggunakan aktiva produktif perusahaan berupa aset lancar dan aset tetap. Dengan kata lain profitabilitas adalah kemampuan perusahaan menghasilkan laba selama periode tertentu. Profitabilitas suatu perusahaan digambarkan dengan membandingkan laba bersih perusahaan dengan total aset yang dimilikinya.

3. Hipotesis

a. Pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap Struktur Modal

Beberapa penelitian yang telah dilakukan antara lain oleh Krishnan (1996), Badhuri (2002), dan Moh'd (1998) menunjukkan bahwa pertumbuhan penjualan (sales growth) adalah salah satu variabel yang berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Semakin tinggi pertumbuhan penjualan perusahaan akan lebih aman dalam menggunakan utang sehingga semakin tinggi struktur modalnya.

Menurut agency theory, semakin tinggi tingkat pertumbuhaan penjualan, maka dana yang dihasilkan perusahaan akan semakin besar dan kemampuan perusahaan dalam menghadapi risiko juga akan semakin besar sehingga akan meminimalkan risiko usaha. Semakin rendah risiko usaha akan berdampak positif pada tingkat utang perusahaan. Tin (2004) melakukan penelitian dengan hasil struktur aktiva, tingkat pertumbuhan penjualan dan profitabilitas secara bersama-sama berpengaruh terhadap struktur modal. Bagi perusahaan dengan tingkat pertumbuhan penjualan dan laba yang tinggi kecenderungan penggunaan utang


(10)

6

sebagai sumber dana eksternal lebih besar dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang tingkat penjualannya rendah. Oleh karena itu, hipotesis yang diajukan adalah :

H1: Pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap struktur modal. b. Pengaruh Tingkat Pajak terhadap Struktur Modal

Teori Modigliani-Miller (MM) menjelaskan bahwa penggunaan utang akan lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan modal sendiri. Hal ini dikarenakan pada pihak kreditor dalam menetapkan tingkat suku bunga pinjamannya disesuaikan dengan kondisi perekonomian suatu negara yang memiliki kecenderungan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam membayar pinjamannya, contohnya tingkat inflasi. Dapat disimpulkan bahwa sangat tidak mungkin kreditor menerapkan tingkat suku bunga pinjaman yang terlalu memberatkan pihak debitor, karena akan menimbulkan masalah bagi kreditor sendiri yaitu adanya kemungkinan timbul bad debt.

Penelitian yang dilakukan oleh Moh’d,et al. (1998). Menggunakan 10 macam

variabel yang dinilai berpengaruh terhadap struktur modal, yaitu: ownership structure, dividend payments, growth opportunities, firm size, assets structure, asset risk, profitability, tax rate, non debt tax shields dan uniqueness.Hasilnya, variabel-variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.Oleh karena itu, hipotesis yang diajukan adalah :

H2 :Tingkat pajak berpengaruh terhadap struktur modal. c. Pengaruh Risiko Bisnis terhadap Struktur Modal

Setiap perusahaan dalam menjalankan operasinya akan menghadapi risiko bisnis. Semakin besar risiko yang dihadapi oleh suatu perusahaan maka perusahaan akan memiliki utang yang kecil. Risiko perusahaan akan meningkat jika menggunakan kebijakan utang yang tinggi. Hal tersebut akan meningkatkan kemungkinan kebangkrutan perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Mulianti (2010) menyatakan bahwa risiko bisnis memiliki pengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan.Tingginya risiko yang harus ditanggung perusahaan akan berimbas pada ketidakpastian penerimaan pendapatan yang akan menyebabkan ketidakpastian kemampuan perusahaan dalam mengembalikan pinjaman utangnya.Karena itu, dengan memperhatikan uraian tersebut, maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut :

H3 : Risiko bisnis berpengaruh terhadap struktur modal.

d. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal

Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan.Besar kecilnya perusahaan dapat ditinjau dari lapangan usaha yang dijalankan. Penentuan besar kecilnya skala perusahaan dapat ditentukan berdasarkan total penjualan, total aset, rata-rata tingkat penjualan, dan rata-rata total aset. Beberapa peneliti menggunakan penjualan atau aset bernilai positif yang mencerminkan


(11)

7

semakin besar ukuran perusahaan, sehingga memperbanyak pula alternatif pendanaan yang dapat dipilih dalam meningkatkan profitnya (Mardiana, 2005). Perusahaan besar mempunyai pengaruh yang lebih besar dari perusahaan yang berukuran kecil. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan akan berpengaruh terhadap struktur modal dengan didasarkan pada kenyataan bahwa semakin besar suatu perusahaan, ada kecenderungan untuk menggunakan jumlah pinjaman yang lebih besar.

Penelitian yang dilakukan Glenn, Herlina dan Rini (2011) serta Ida dan Putu (2014) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal.Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :

:Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal. e. Pengaruh Profitabilitasterhadap Struktur Modal

Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Dalam teori pecking order dijelaskan bahwa perusahaan akan memilih sumber pendanaan internal terlebih dahulu lalu menggunakan utang. Jika utang tidak lagi mencukupi, maka perusahaan akan menerbitkan saham sebagai pilihan terakhir. Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi akan cenderung mengurangi penggunaan utang karena menggunakan pendanaan internal seperti saldo laba sebagai prioritas pendanaan. Maka semakin tinggi profitabilitas perusahaan, semakin rendah tingkat utangnya.

Hal tersebut pernah dibuktikan oleh peneliti lainnya yang menyatakan semakin tinggi profitabilitas perusahaan, maka akan semakin banyak dana yang tersedia untuk digunakan bagi perusahaan. Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi akan cenderung menggunakan dana internal sehingga tidak akan terlalu membutuhkan dana yang bersumber dari utang. Penelitian tersebut didukung oleh hasil penelitian Wahidawati (2002) dan Masdupi (2005) yang menyatakan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan. Dengan demikian, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

: Profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal. 4. METODE

a. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan real estate and property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2011-2014. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling.

Kriteria pemilihan sampel sebagai berikut:

1. Perusahaan real estate and property yang terdaftar di BEI selama tahun 2009-2014.

2. Perusahaan real estate and property yang menerbitkan secara lengkap laporan keuangan tahunan (annual report) selama tahun 2009-2014.


(12)

8

3. Perusahaan real estate and property yang memiliki laba positif selama tahun 2009-2014.

b. Teknik Analisis Data

1) Analisis Regresi Linier Berganda

Model regresi linier berganda pada penelitian ini sebagai berikut:

DER = α+ b1 SALES+ b2 TAX+ b3 RISK+ b4 SIZE + b5 NPM+ e

Dimana:

DER : Struktur Modal α : Konstanta

... : Koefisien regresi

SALES : Pertumbuhan Penjualan

TAX : Tingkat Pajak

RISK : Risiko Bisnis

SIZE : Ukuran Perusahaan

NPM : Net Profit Margin

е : error

2) Uji Ketepatan Model 1. Koefisien Determinasi ( ) 2. Uji statistik F

3. Uji Asumsi Klasik 4. Pengujian Hipotesis 5. HASIL PENELITIAN

a. Deskripsi Obyek Penelitian

Perusahaan yang dijadikan sampel penelitian adalah perusahaan dengan kelengkapan data selama 6 tahun.Untuk periode penelitian dibutuhkan 4 tahun yaitu 2011-2014.Data 2 tahun yaitu 2009 dan 2010 dibutuhkan untuk menghitung variabel risiko bisnis.Kemudian dari populasi tersebut diambil sampel sesuai dengan kriteria tertentu. Proses pengambilan sampel dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini.

b. Pengujian Asumsi Klasik

Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa nilai signifikan lebih besar dari 0,05 (p>0,05), yaitu sebesar 0,680 maka dapat dinyatakan bahwa distribusi data dalam penelitian ini adalah normal. Hasil uji multikoliniearitas menunjukkan bahwa semua variabel independen memiliki nilai tolerance value (TV) lebih besar dari 0,10 dan variance inflation factor (VIF) lebih kecil dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas antar variabel dalam model regresi. Hasil analisis diketahui nilai signifikansi masing-masing variabel independen lebih besar dari 0,05 (p>0,05). Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas dalam penelitian ini. Dan, hasil uji autokorelasi mendapatkan nilai D-W sebesar 1,901. Sedangkan nilai du diperoleh sebesar


(13)

9

1,7832 dan dl = 1,5861. Dengan demikian diperoleh bahwa nilai D-W berada diantara du dan 4-du (1,7832< 1,901 < 2,2168). Hasil tersebut menujukkan bahwa model regresi berada pada daerah bebas autukorelasi.

c. Pengujian Hipotesis

1) Analisis Regresi Linier Berganda

Hasil pengujian regresi berganda adalah sebagai berikut: Tabel 2

Hasil Analisi Regresi Berganda Variabel Koefisien

Regresi

Signifikansi

(Constant) -0,946 -1,899 0,060

SALES 0,051 0,735 0,464

TAX 2,565 3,193 0,002

RISK -1,284 -0,940 0,350

SIZE 0,089 2,961 0,004

NPM 0,042 0,166 0,868

Adjusted

4,009 0,167 0,125

0,002

Berdasarkan Tabel 2 diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

DER = - 0,946 + 0,051 SALES + 2,565 TAX – 1,284 RISK + 0,089 SIZE + 0,042 NPM + e

Berdasarkan persamaan regresi linier berganda diatas dapat dijelaskan bahwa: a. Nilai konstanta yaitu sebesar -0,946, artinya apabila semua variabel

independen (pertumbuhan penjualan, tingkat pajak, risiko bisnis, ukuran perusahaan, dan profitabilitas) dianggap konstan, maka struktur modal sebesar -0,946.

b. Besarnya nilai koefisien pertumbuhan penjualan sebesar 0,051 dengan nilai positif. Hal ini menunjukkan apabila pertumbuhan penjualan meningkat, maka nilai struktur modal juga akan meningkat sebesar 0,051 dengan asumsi variabel independen lainnya konstan.

c. Besarnya nilai koefisien tingkat pajak sebesar 2,565 dengan nilai positif. Hal ini menunjukkan apabila tingkat pajak meningkat, maka nilai struktur modal juga akan meningkat sebesar 2,565 dengan asumsi variabel independen lainnya konstan.

d. Besarnya nilai koefisien risiko bisnis sebesar -1,284 dengan nilai negatif. Hal ini menunjukkan apabila risiko bisnis meningkat, maka nilai struktur modal akan turun sebesar-1,284 dengan asumsi variabel independen lainnya konstan. e. Besarnya nilai koefisien ukuran perusahaan sebesar 0,089 dengan nilai positif.


(14)

10

modal juga akan meningkat sebesar 0,089 dengan asumsi variabel independen lainnya konstan.

f. Besarnya nilai koefisien profitabilitas sebesar 0,042 dengan nilai positif. Hal ini menunjukkan apabila profitabilitas meningkat, maka nilai struktur modal juga akan meningkat sebesar 0,042 dengan asumsi variabel independen lainnya konstan

2) Koefisien Determinasi (R2)

Dari pengujian dengan analisis regresi berganda yang telah dilakukan diperoleh nilai Adjusted sebesar 0,125. Nilai koefisien determinasi bernilai positif, hal ini menunjukkan bahwa hanya 12,5% variasi model dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu pertumbuhan penjualan, tingkat pajak, risiko bisnis, ukuran perusahaan dan profitabilitas. Sedangkan sisanya 87,5% dijelaskan variabel lain diluar model.

3) Uji F

Dari hasil analisis diperoleh nilai sebesar 4,009 dengan probabilitas 0,002. Karena nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 (p<0,05), maka secara simultan pertumbuhan penjualan, tingkat pajak, risiko bisnis, ukuran perusahaan, profitabilitas berpengaruh terhadap variabel struktur modal. Hal ini juga bisa diartikan bahwa model yang digunakan sudah sesuai (fit) dengan datanya.

4) Uji Hipotesis

Hipotesis 1 bertujuan untuk menguji pengaruh pertumbuhan penjualan (SALES) terhadap struktur modal (DER). Dari hasil uji parsial menunjukkan nilai 0,735 dengan signifikansi sebesar 0,464 (0,464 > 0,05). Hal ini berarti H1 ditolak, dengan demikian pertumbuhan penjualan (SALES) tidak berpengaruh terhadap struktur modal (capital structure). Hipotesis 2 bertujuan untuk menguji pengaruh tingkat pajak (TAX) terhadap struktur modal (DER). Dari hasil uji parsial menunjukkan nilai 3,193 dengan signifikansi sebesar 0,002 (0,002 < 0,05). Hal ini berarti H2 diterima, dengan demikian tingkat pajak (TAX) berpengaruh positif terhadap struktur modal (capital structure).Hipotesis 3 bertujuan untuk menguji pengaruh risiko bisnis (RISK) terhadap struktur modal (DER). Dari hasil uji parsial menunjukkan nilai -0,940 dengan signifikansi sebesar 0,350 (0,350 > 0,05). Hal ini berarti H3 ditolak, dengan demikian risiko bisnis (RISK) tidak berpengaruh terhadap struktur modal (capital structure).Hipotesis 4 bertujuan untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan (SIZE) terhadap struktur modal (DER). Dari hasil uji parsial menunjukkan nilai 2,961 dan nilai signifikansi sebesar 0,004 (0,004 < 0,05). Hal ini berarti H4 diterima, dengan demikian ukuran perusahaan (SIZE) berpengaruh positif secara signifikan terhadap struktur modal (capital structure).Hipotesis 5 bertujuan untuk menguji pengaruh profitabilitas (NPM) terhadap struktur modal (DER). Dari hasil


(15)

11

uji parsial menunjukkan nilai 0,166 dan nilai signifikansi sebesar 0,868 (0,868 > 0,05). Hal ini berarti H5 ditolak, dengan demikian profitabilitas (NPM) tidak berpengaruh terhadap struktur modal (capital structure).

6. PEMBAHASAN

a. Pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap Struktur Modal

Hasil pengujian hipotesis pertama menjelaskan bahwa pertumbuhan penjualan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap struktur modal.Menurut Kamaludin dan Indriani (2012), yang menyatakan bahwa perusahaan sering menghadapi ketidakpastian atas tingkat pertumbuhannya, sehingga terkadang cenderung mengurangi niat untuk menggunakan utang yang lebih banyak.Hal ini dikarenakan perusahaan tidak memiliki kepastian atas kemampuannya untuk membayar pinjaman. Ketidakpastian tersebut menunjukkan bahwa tidak adanya perubahan atas utang yang merupakan bagian dari struktur modal (Fahmi, 2012).

Kondisi ini menunjukkan bahwa pertumbuhan penjualan tidak terhadap struktur modal. Penelitian Kaaro Hermeindito (2003) dan Hardianti,et al. (2010) juga menunjukkan bahwa pertumbuhan penjualan tidak memiliki pengaruh signifikan pada struktur modal.Akan tetapi hasil ini tidak sesuai dengan penelitian oleh Kesuma (2009) yang menemukan bahwa pertumbuhan penjualan dan profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal.

b. Pengaruh Tingkat Pajak terhadap Struktur Modal

Hasil pengujian hipotesis kedua menjelaskan bahwa tingkat pajak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal.Pendekatan Modigliani-Miller (MM) menjelaskan bahwa tingkat pajak yang tinggi menimbulkan kecenderungan perusahaan untuk meningkatkan penggunaan utang.Peningkatan atas penggunaan utang dapat mengakibatkan bunga atas utang ikut meningkat, laba perusahaan menurun, dan kemudian pembayaran atas pajak menjadi berkurang. Dapat dikatakan struktur modalpun ikut meningkat seiring peningkatan atas penggunaan utang.Hal ini dikarenakan utang merupakan salah satu bagian dari struktur modal seperti yang telah dijelaskan oleh Fahmi (2012).

Hasil penelitian ini sesuai penelitian yang dilakukan oleh Arrayani (2005) yang menyatakan bahwa tingkat pajak mempunyai pengaruh signifikan terhadap struktur modal. Akan tetapi,berbeda dengan penelitian Maftukhah (2012) yang menyatakan bahwa tingkat pajak tidak memiliki pengaruh terhadap struktur modal.

c. Pengaruh Risiko Bisnis terhadap Struktur Modal

Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukan bahwa risiko bisnis tidak berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Seftianne dan Ratih (2011) bahwa risiko bisnis mempunyai pengaruh terhadap struktur modal.


(16)

12

Perusahaan yang memiliki tingkat risiko yang tinggi cenderung menghindari penambahan pendanaan melalui modal asing dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki tingkat risiko yang rendah. Risiko perusahaan yang tinggi pada umumnya lebih mengutamakan penggunaan dana internal daripada penggunaan utang maupun penerbitan saham. Semakin tinggi risiko bisnis maka semakin rendah struktur modal.Penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Joni dan Lina (2010) yang menyatakan bahwa risiko bisnis tidak berpengaruh terhadap stuktur modal.

d. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal

Hasil pengujian hipotesis keempat menunjukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan. Hal ini sesuai dengan landasan teori yang dikemukakan oleh Bambang (2008:297), semakin besar suatu perusahaan, semakin mudah perusahaan itu memperoleh utang. Perusahaan besar memiliki kemudahan akses sehingga fleksibilitas perusahaan besar juga lebih besar. Pihak kreditur atau pemberi utang tentunya lebih menyukai untuk memberikan kredit kepada perusahaan besar sehingga perusahaan yang besar mempunyai kesempatan yang lebih luas dan mudah memperoleh kredit.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Mulianti (2010). Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap kebijakan utang. Hal ini dikarenakan perusahaan dengan kondisi ukuran perusahaan yang besar akan memerlukan dana yang juga semakin besar. Alternatif pemenuhan dana tersebut berasal dari pihal eksternal yakni dengan pendanaan utang. Dengan demikian penelitian tersebut menyimpulkan semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar pula dana investasi yang diperoleh dari utang.

e. Pengaruh Profitabilitas terhadap Struktur Modal

Hasil pengujian menunjukan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kennedy, Nur Azlina dan Annisa (2009). Semakin tinggi nilai profitabilitas maka akan semakin baik dimata pemilik perusahaan, investor maupun kreditor. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal. Hal ini menyebabkan perushaan mengurangi pendanaan dari eksternal. Teori trade off yang dikemukakan oleh Brealey (2008) dalam Anas Ismail (2014) menyatakan bahwa laba yang tinggi seharusnya seharusnya lebih banyak menggunakan kapasitas pelayanan utang. Akan tetapi dalam penelitian ini rata-rata perusahaan real estate and property lebih mengutamakan sumber pendanaan internal.Hasil penelitian tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Steven dan Lina (2011) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal.


(17)

13 7. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan diperoleh hasil bahwa pertumbuhan penjualan, risiko bisnis, dan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap struktur modal.Sedangkan tingkat pajak dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan real estate and property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014.

DAFTAR PUSTAKA

Arrayani. 2003. Analisis Faktor-Faktor yangMempengaruhi Struktur modal dan Implikasinya Terhadap Modal Sendiri pada Industri Tekstil yang Go Public di Bursa Efek Jakarta.Tesis.Universitas Sumatra Utara.

Bhaduri, Saumitra, N. 2002. Determinants of Corporate Borrowing: Some Evidence from the Indian Corporate Structure. Journal of Economics and Finance.26 (2). 200.

Bambang Riyanto. 2008. Dasar-dasarPembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: Penerbit GPFE.

Brigham, Eugene F. and Joel F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Brigham, Eugene F. and Joel F. Houston. 2011. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi 11. Jakarta: Salemba Empat.

Chang.M. dan Rhee.K.R. 1990.Testing Trade Offand Pecking Order Predictions about Dividen ds and Debt. The Center for Research in Security Prices Working Paper : 1-38.

Fahmi, Irham. 2012. Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab. Bandung: Alfabeta CV.

Firnanti, Friska. 2011. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi.13 (2).119-128.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponogoro.

Glenn Indrajaya, Herlina dan Rini Setiadi. 2011. Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, Tingkat Pertumbuhan, Profitabilitas, dan Risiko Bisnis terhadap Struktur Modal: Studi Empiris pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Listing di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2007.


(18)

14

Gitman, Lawrence.J. 2009. Principle of Managerial Finance, (eleventh edition).

Boston: Pearson Education .Inc. p.120-124.

Hanafi, M.Mamduh. 2013. Manajemen Keuangan, Edisi 1. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Hardianti, Siti dan Barbara Gunawan. 2010. Pengaruh Size, Likuiditas, Profitabilitas, Risiko, dan Pertumbuhan Penjualan terhadap struktur Modal (Studi Empiris pada Perusahan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Akuntansi dan Investasi. Vol. 13, No. 2, hal 138-154. Ismail, Anas. 2014. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur

Modal.Tesis.Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Joni dan Lina. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Edisi 2, Vol 12.

Kamaludin, dan Indriani, R. 2012.Manajemen Keuangan “Konsep Dasar dan Penerapannya” (Edisi Revisi). Jakarta: CV. Mandar Maju.

Kaaro, Hermeindito. 2003. Analisis Leverage dan Dividen dalam Lingkungan Ketidakpastian: Pendekatan Pecking Order Theory dan Balancing Theory.Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Universitas Teknologi Yogyakarta (9), September- Desember, 423-444.

Kartika, Andi. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan manufaktur yang Go Public Di BEI. Jurnal Dinamika Keuangan dan Perbankan. Vol. 1 No. 2. Hal 105-122.

Kesuma, Ali. 2009. Analisa Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal serta Pengaruhnya terhadap Harga Saham PerusahaanReal Estate yang GO Public di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol 11.

Krishnan, V. Sivarama and Charles Moyer. 1996. Determinants of Capital Structure Managerial Finance. 22.2:39.

Maftukhah, Ida. 2012. Kepemilikan Menejerial, Kepemilikan Institusional, dan Kinerja Keuangan sebagai Penentu Struktur Modal Perusahaan. Jurnal Dinamika Manajemen. 4 (1).69-81.

Mardiana. 2005. Manajemen Produksi. Jakarta: Penerbit Badan Penerbit IPWI. Masdupi, Erni. 2005. Analisis Dampak Struktur Kepemilikan pada Kebijakan

Hutang dalam Mengontrol Konflik Keagenan.Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 20, No. 1, Januari. Hlm 57-69.


(19)

15

Miller, M.H. 1988. The Modigliani-Miller Propositions After Thirty Years, The Journal of Economics Perspectives, 2(4) : 99-120.

Moh’d, Mahmoud A., Lartry G. Perry, dan James N. Rimbey. 1998. “The Impact

of Ownership Structure on Coorporate Debt Policy: a Times-Series CrossSectional Analysis”. The Financial Review 33 : 85-98.

Mulianti, Fitri Mega. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang dan Pengaruhnya terhadap Nilai Perusahaan.Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang.

Pearce dan Robinson. 2008. Manajemen Strategis: Formulasi, Implementasi dan pengendalian. Jakarta: Salemba Empat.

Salim, J.S.N. 2010.30 Strategi Cerdas Investasi Saham paling Menguntungkan. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. P-73.

Seftianne dan Ratih Angraini. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Publik Sektor Maufaktur.Jurnal Bisnis dan Akuntansi.Vol 13, No. 1. April 2011.

Steven dan Lina. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang Perusahaan Manufaktur.Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 13, No. 3, Desember, Hlm.163-181.

Suad Husnan, 1998, Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi Ketiga, Jogjakarta, UPP AMP YKPN.

Sugiyono,U. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Supriyanto, E. dan Falikhatun. 2008. Pengaruh Tangibiity, Pertumbuhan Penjualan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Keuangan. Jurnal Bisnis dan Akuntansi.10 (1). 15.


(1)

10

modal juga akan meningkat sebesar 0,089 dengan asumsi variabel independen lainnya konstan.

f. Besarnya nilai koefisien profitabilitas sebesar 0,042 dengan nilai positif. Hal ini menunjukkan apabila profitabilitas meningkat, maka nilai struktur modal juga akan meningkat sebesar 0,042 dengan asumsi variabel independen lainnya konstan

2) Koefisien Determinasi (R2)

Dari pengujian dengan analisis regresi berganda yang telah dilakukan diperoleh nilai Adjusted sebesar 0,125. Nilai koefisien determinasi bernilai positif, hal ini menunjukkan bahwa hanya 12,5% variasi model dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu pertumbuhan penjualan, tingkat pajak, risiko bisnis, ukuran perusahaan dan profitabilitas. Sedangkan sisanya 87,5% dijelaskan variabel lain diluar model.

3) Uji F

Dari hasil analisis diperoleh nilai sebesar 4,009 dengan probabilitas 0,002. Karena nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 (p<0,05), maka secara simultan pertumbuhan penjualan, tingkat pajak, risiko bisnis, ukuran perusahaan, profitabilitas berpengaruh terhadap variabel struktur modal. Hal ini juga bisa diartikan bahwa model yang digunakan sudah sesuai (fit) dengan datanya.

4) Uji Hipotesis

Hipotesis 1 bertujuan untuk menguji pengaruh pertumbuhan penjualan (SALES) terhadap struktur modal (DER). Dari hasil uji parsial menunjukkan nilai

0,735 dengan signifikansi sebesar 0,464 (0,464 > 0,05). Hal ini berarti H1

ditolak, dengan demikian pertumbuhan penjualan (SALES) tidak berpengaruh terhadap struktur modal (capital structure). Hipotesis 2 bertujuan untuk menguji pengaruh tingkat pajak (TAX) terhadap struktur modal (DER). Dari hasil uji parsial menunjukkan nilai 3,193 dengan signifikansi sebesar 0,002 (0,002 < 0,05). Hal ini berarti H2 diterima, dengan demikian tingkat pajak (TAX) berpengaruh positif terhadap struktur modal (capital structure).Hipotesis 3 bertujuan untuk menguji pengaruh risiko bisnis (RISK) terhadap struktur modal (DER). Dari hasil uji parsial menunjukkan nilai -0,940 dengan signifikansi sebesar 0,350 (0,350 > 0,05). Hal ini berarti H3 ditolak, dengan demikian risiko bisnis (RISK) tidak berpengaruh terhadap struktur modal (capital structure).Hipotesis 4 bertujuan untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan (SIZE) terhadap struktur modal (DER). Dari hasil uji parsial menunjukkan nilai

2,961 dan nilai signifikansi sebesar 0,004 (0,004 < 0,05). Hal ini berarti H4

diterima, dengan demikian ukuran perusahaan (SIZE) berpengaruh positif secara signifikan terhadap struktur modal (capital structure).Hipotesis 5 bertujuan untuk menguji pengaruh profitabilitas (NPM) terhadap struktur modal (DER). Dari hasil


(2)

11

uji parsial menunjukkan nilai 0,166 dan nilai signifikansi sebesar 0,868 (0,868 > 0,05). Hal ini berarti H5 ditolak, dengan demikian profitabilitas (NPM) tidak berpengaruh terhadap struktur modal (capital structure).

6. PEMBAHASAN

a. Pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap Struktur Modal

Hasil pengujian hipotesis pertama menjelaskan bahwa pertumbuhan penjualan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap struktur modal.Menurut Kamaludin dan Indriani (2012), yang menyatakan bahwa perusahaan sering menghadapi ketidakpastian atas tingkat pertumbuhannya, sehingga terkadang cenderung mengurangi niat untuk menggunakan utang yang lebih banyak.Hal ini dikarenakan perusahaan tidak memiliki kepastian atas kemampuannya untuk membayar pinjaman. Ketidakpastian tersebut menunjukkan bahwa tidak adanya perubahan atas utang yang merupakan bagian dari struktur modal (Fahmi, 2012).

Kondisi ini menunjukkan bahwa pertumbuhan penjualan tidak terhadap struktur modal. Penelitian Kaaro Hermeindito (2003) dan Hardianti,et al. (2010) juga menunjukkan bahwa pertumbuhan penjualan tidak memiliki pengaruh signifikan pada struktur modal.Akan tetapi hasil ini tidak sesuai dengan penelitian oleh Kesuma (2009) yang menemukan bahwa pertumbuhan penjualan dan profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal.

b. Pengaruh Tingkat Pajak terhadap Struktur Modal

Hasil pengujian hipotesis kedua menjelaskan bahwa tingkat pajak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal.Pendekatan Modigliani-Miller (MM) menjelaskan bahwa tingkat pajak yang tinggi menimbulkan kecenderungan perusahaan untuk meningkatkan penggunaan utang.Peningkatan atas penggunaan utang dapat mengakibatkan bunga atas utang ikut meningkat, laba perusahaan menurun, dan kemudian pembayaran atas pajak menjadi berkurang. Dapat dikatakan struktur modalpun ikut meningkat seiring peningkatan atas penggunaan utang.Hal ini dikarenakan utang merupakan salah satu bagian dari struktur modal seperti yang telah dijelaskan oleh Fahmi (2012).

Hasil penelitian ini sesuai penelitian yang dilakukan oleh Arrayani (2005) yang menyatakan bahwa tingkat pajak mempunyai pengaruh signifikan terhadap struktur modal. Akan tetapi,berbeda dengan penelitian Maftukhah (2012) yang menyatakan bahwa tingkat pajak tidak memiliki pengaruh terhadap struktur modal.

c. Pengaruh Risiko Bisnis terhadap Struktur Modal

Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukan bahwa risiko bisnis tidak berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Seftianne dan Ratih (2011) bahwa risiko bisnis mempunyai pengaruh terhadap struktur modal.


(3)

12

Perusahaan yang memiliki tingkat risiko yang tinggi cenderung menghindari penambahan pendanaan melalui modal asing dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki tingkat risiko yang rendah. Risiko perusahaan yang tinggi pada umumnya lebih mengutamakan penggunaan dana internal daripada penggunaan utang maupun penerbitan saham. Semakin tinggi risiko bisnis maka semakin rendah struktur modal.Penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Joni dan Lina (2010) yang menyatakan bahwa risiko bisnis tidak berpengaruh terhadap stuktur modal.

d. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal

Hasil pengujian hipotesis keempat menunjukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan. Hal ini sesuai dengan landasan teori yang dikemukakan oleh Bambang (2008:297), semakin besar suatu perusahaan, semakin mudah perusahaan itu memperoleh utang. Perusahaan besar memiliki kemudahan akses sehingga fleksibilitas perusahaan besar juga lebih besar. Pihak kreditur atau pemberi utang tentunya lebih menyukai untuk memberikan kredit kepada perusahaan besar sehingga perusahaan yang besar mempunyai kesempatan yang lebih luas dan mudah memperoleh kredit.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Mulianti (2010). Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap kebijakan utang. Hal ini dikarenakan perusahaan dengan kondisi ukuran perusahaan yang besar akan memerlukan dana yang juga semakin besar. Alternatif pemenuhan dana tersebut berasal dari pihal eksternal yakni dengan pendanaan utang. Dengan demikian penelitian tersebut menyimpulkan semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar pula dana investasi yang diperoleh dari utang.

e. Pengaruh Profitabilitas terhadap Struktur Modal

Hasil pengujian menunjukan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kennedy, Nur Azlina dan Annisa (2009). Semakin tinggi nilai profitabilitas maka akan semakin baik dimata pemilik perusahaan, investor maupun kreditor. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal. Hal ini menyebabkan perushaan mengurangi pendanaan dari eksternal. Teori trade off yang dikemukakan oleh Brealey (2008) dalam Anas Ismail (2014) menyatakan bahwa laba yang tinggi seharusnya seharusnya lebih banyak menggunakan kapasitas pelayanan utang. Akan tetapi dalam penelitian ini rata-rata perusahaan real estate and property lebih mengutamakan sumber pendanaan internal.Hasil penelitian tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Steven dan Lina (2011) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal.


(4)

13 7. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan diperoleh hasil bahwa pertumbuhan penjualan, risiko bisnis, dan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap struktur modal.Sedangkan tingkat pajak dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan real estate and property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014.

DAFTAR PUSTAKA

Arrayani. 2003. Analisis Faktor-Faktor yangMempengaruhi Struktur modal dan Implikasinya Terhadap Modal Sendiri pada Industri Tekstil yang Go Public di Bursa Efek Jakarta.Tesis.Universitas Sumatra Utara.

Bhaduri, Saumitra, N. 2002. Determinants of Corporate Borrowing: Some Evidence from the Indian Corporate Structure. Journal of Economics and Finance.26 (2). 200.

Bambang Riyanto. 2008. Dasar-dasarPembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: Penerbit GPFE.

Brigham, Eugene F. and Joel F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Brigham, Eugene F. and Joel F. Houston. 2011. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi 11. Jakarta: Salemba Empat.

Chang.M. dan Rhee.K.R. 1990.Testing Trade Offand Pecking Order Predictions about Dividen ds and Debt. The Center for Research in Security Prices Working Paper : 1-38.

Fahmi, Irham. 2012. Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab. Bandung: Alfabeta CV.

Firnanti, Friska. 2011. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi.13 (2).119-128.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponogoro.

Glenn Indrajaya, Herlina dan Rini Setiadi. 2011. Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, Tingkat Pertumbuhan, Profitabilitas, dan Risiko Bisnis terhadap Struktur Modal: Studi Empiris pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Listing di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2007. Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi Nomor 6.


(5)

14

Gitman, Lawrence.J. 2009. Principle of Managerial Finance, (eleventh edition). Boston: Pearson Education .Inc. p.120-124.

Hanafi, M.Mamduh. 2013. Manajemen Keuangan, Edisi 1. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Hardianti, Siti dan Barbara Gunawan. 2010. Pengaruh Size, Likuiditas, Profitabilitas, Risiko, dan Pertumbuhan Penjualan terhadap struktur Modal (Studi Empiris pada Perusahan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Akuntansi dan Investasi. Vol. 13, No. 2, hal 138-154. Ismail, Anas. 2014. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur

Modal.Tesis.Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Joni dan Lina. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Edisi 2, Vol 12.

Kamaludin, dan Indriani, R. 2012.Manajemen Keuangan “Konsep Dasar dan Penerapannya” (Edisi Revisi). Jakarta: CV. Mandar Maju.

Kaaro, Hermeindito. 2003. Analisis Leverage dan Dividen dalam Lingkungan Ketidakpastian: Pendekatan Pecking Order Theory dan Balancing Theory.Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Universitas Teknologi Yogyakarta (9), September- Desember, 423-444.

Kartika, Andi. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan manufaktur yang Go Public Di BEI. Jurnal Dinamika Keuangan dan Perbankan. Vol. 1 No. 2. Hal 105-122.

Kesuma, Ali. 2009. Analisa Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal serta Pengaruhnya terhadap Harga Saham PerusahaanReal Estate yang GO Public di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol 11.

Krishnan, V. Sivarama and Charles Moyer. 1996. Determinants of Capital Structure Managerial Finance. 22.2:39.

Maftukhah, Ida. 2012. Kepemilikan Menejerial, Kepemilikan Institusional, dan Kinerja Keuangan sebagai Penentu Struktur Modal Perusahaan. Jurnal Dinamika Manajemen. 4 (1).69-81.

Mardiana. 2005. Manajemen Produksi. Jakarta: Penerbit Badan Penerbit IPWI. Masdupi, Erni. 2005. Analisis Dampak Struktur Kepemilikan pada Kebijakan

Hutang dalam Mengontrol Konflik Keagenan.Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 20, No. 1, Januari. Hlm 57-69.


(6)

15

Miller, M.H. 1988. The Modigliani-Miller Propositions After Thirty Years, The Journal of Economics Perspectives, 2(4) : 99-120.

Moh’d, Mahmoud A., Lartry G. Perry, dan James N. Rimbey. 1998. “The Impact of Ownership Structure on Coorporate Debt Policy: a Times-Series CrossSectional Analysis”. The Financial Review 33 : 85-98.

Mulianti, Fitri Mega. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang dan Pengaruhnya terhadap Nilai Perusahaan.Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang.

Pearce dan Robinson. 2008. Manajemen Strategis: Formulasi, Implementasi dan pengendalian. Jakarta: Salemba Empat.

Salim, J.S.N. 2010.30 Strategi Cerdas Investasi Saham paling Menguntungkan. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. P-73.

Seftianne dan Ratih Angraini. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Publik Sektor Maufaktur.Jurnal Bisnis dan Akuntansi.Vol 13, No. 1. April 2011.

Steven dan Lina. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang Perusahaan Manufaktur.Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 13, No. 3, Desember, Hlm.163-181.

Suad Husnan, 1998, Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi Ketiga, Jogjakarta, UPP AMP YKPN.

Sugiyono,U. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Supriyanto, E. dan Falikhatun. 2008. Pengaruh Tangibiity, Pertumbuhan Penjualan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Keuangan. Jurnal Bisnis dan Akuntansi.10 (1). 15.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Pertumbuhan Penjualan, Ukuran Perusahaan dan Struktur Aset Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

1 50 100

Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan Aset, Ukuran Perusahaan, Risiko Bisnis, Struktur Aset, dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 52 111

Analisis Pengaruh Risiko Bisnis, Time Interest Earned, dan Tingkat Bunga Terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011

8 106 85

Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan Aset, Ukuran Perusahaan, Risiko Bisnis, Struktur Aset, dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 42 110

Analisis Pengaruh Struktur Aset, Modal Kerja, Pertumbuhan Aktiva, Risiko, Likuiditas, Ukuran Perusahaan, dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 45 131

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, BEBAN PAJAK, DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL (Studi Empiris pada Perusahaan Food and Beverages Yang Terdaftar di BEI)

3 36 25

Analisis Profitabilitas, Struktur Aktiva, Dan Ukuran Perusahaan Pengaruhnya Terhadap Struktur Modal

1 27 167

Pengaruh Profitabilitas, Tangibilitas, Risiko Bisnis, Pajak, Non Debt Tax Shield terhadap Struktur Modal Serta Implikasinya terhadap Nilai Perusahaan

2 3 13

Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan Aset, Ukuran Perusahaan, Risiko Bisnis, Struktur Aset, dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Struktur Modal - Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan Aset, Ukuran Perusahaan, Risiko Bisnis, Struktur Aset, dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri D

0 0 27