MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOMPETENSI DASAR TEKNIK PENGGUNAAN ALAT-ALAT UKUR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA SISWA KELAS X SMK MUSDA PERBAUNGAN.

ABSTRAK

Mathews King God: Meningkatkan Hasil Belajar Kompetensi Dasar Teknik Penggunaan
Alat-Alat Ukur dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization
(TAI) Pada Siswa Kelas X SMK MUSDA Perbaungan. Skripsi. Fakultas Teknik Universitas
Negeri Medan. 2014.
Penelitian ini diajukan karena rendahnya hasil belajar pada kompetensi dasar teknik
penggunaan alat-alat ukur dimana dari 44 siswa yang dinyatakan tuntas (KKM ≥ 70) 23 siswa
atau sekitar 52% dan 21 siswa lagi dinyatakan tidak tuntas atau sekitar 48%. Dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar pada kompetisi dasar teknik penggunaan alat-alat ukur.
Penelitian ini dilaksanakan di kelas X MP SMK MUSDA Perbaungan, yang mana
terdiri atas 39 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan Tindakan Peneletian
Kelas (PTK), dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted
Individualization (TAI), yang mana dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari
Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, dan refleksi. Objek penelitian ini adalah untuk
menemukan apakah penerapan TAI bisa secara signifikan Meningkatkan hasil belajar
kompetensi dasar teknik menggunakan alat-alat ukur. Teknik pengumpulan data dengan
menggunakan postes dan lembar pengamatan siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa meningkat. Dimana pada tes
awal sebelum diberikan tindakan nilai rata-rata siswa 41,41 dengan jumlah persentase

ketuntasan klasikal 15%. Pada siklus I dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team
Assisted Individualization (TAI) diperoleh nilai rata-rata siswa 70,25 dengan persentase
ketuntasan klasikal 74% dan persentase aktifitas belajar siswa 68%. Meski sudah mengalami
peningkatan namun kelas belum dapat dinyatakan tuntas secara klasikal (siswa yang tuntas ≥
80%) oleh karena itu dilanjutkan dengan siklus II dengan mempertimbangkan hasil refleksi
pada siklus I. Pada siklus II diperoleh nilai rata-rata siswa 75,12 dengan persentase
ketuntasan klasikal 85% dan persentase aktifitas belajar siswa 77%. Pada siklus II kelas telah
mengalami peningkatan hasil belajar dan telah dinyatakan tuntas secara klasikal. Dengan itu
dapat disimpulkan bahwa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted
Individualization (TAI) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X MP SMK MUSDA
Perbaungan pada kompetisi dasar teknik penggunaan alat-alat ukur.
Kata kunci : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI),
Hasil Belajar Kompetensi Dasar Teknik Penggunaan Alat-Alat Ukur.

iii

ABSTRACT

King God, Mathews. 2015: Improving Learning Outcomes Basic Competence Measuring
Equipment Technique by Using the Cooperative Learning Team Assisted Individualization

(TAI) Model on Grade X SMK Musda Perbaungan. Thesis. Faculty of Engineering,
University of Medan. 2014.
This research was carried out because of low learning outcomes on the basis of
technical competence using measuring tools which if the 44 students who passed (KKM ≥
70) 23 students, or about 52% and 21 more students did not pass, or approximately 48%.
With cooperatif learning model Team Assited Individualization (TAI) is expected to improve
learning outcomes on the basis of competision techniques use measuring tools (teknik
penggunaan alat-alat ukur).
This study attempts on Grade X SMK Musda Perbaungan, which consisted of 39
students. This study conduct by applying Classroom Action Research (CAR), which use
cooperatif learning model Team Assisted Individualization (TAI), which was carried out in
two cycles. Every cycle by planning, implementation, observation and reflection. The
objective of this study to discover whether the use of Team Assisted Individualization (TAI)
Model could significantly improving students’ Learning Outcomes basic competence in
measuring equipment technique. The technique of collecting data was using post-test and
students’ observation sheet.
The results showed that the students’ learning outcome is improving which in pre-test
before the treatment was given, the average of students’ score is 41,41 with number of
classical passing rate 15%. In cycle I with cooperative learning Team Assisted
Individualization (TAI) obtained an average value of 70.25% with the percentage of classical

passed 74% and the percentage of student learning activities 68%. Whilst the score is
increased but the class cannot be passed classically (students who pass ≥ 80%) therefore
proceed with the second cycle by considering the results of the reflection on cycle I. In the
second cycle the average values obtained 75.12 with the percentage of students passing
classical 85% and the percentage of student learning activities 77%. In the second cycle,
students’ learning outcomes has improved and also passed in classical way. It can be
concluded that Team Assisted Individualization (TAI) significantly Improving Students’
learning outcomes on Grade X-MP SMK Musda Perbaungan with basic competence
measuring equipment technique.
Keywords

: Cooperatif Learning Model Team Assited Individualization (TAI), Learning
Outcomes On The Basis Of Competision Techniques Use Measuring Tools

iii

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan YANG MAHA ESA atas
rahkmat dan karunia yang melimpah sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik. Skripsi ini mengungkapkan peningkatan hasil belajar siswa pada

kompetensi dasar teknik penggunaan alat-alat ukur di SMK MUSDA Perbaungan.
Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih
sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang telah memberi bantuan berupa
arahan dan dorongan. Oleh karena itu penulis menyampaikan terimakasih dan
penghargaan kepada:
1. DR. Benyamin Situmorang, M.Pd, selaku pembimbing yang telah banyak
membantu, mengarahkan, membimbing, dan memberi dorongan sampai
skripsi ini terwujud.
2. Drs. Pudin Saragih, M.Pd, selaku penasehat akademik yang telah
memberikan bimbingan, arahan, serta motivasi kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan studi.
3. Drs. Hidir Efendi, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Mesin
Unimed Medan.
4. Drs. Selamet Riadi, M.Pd, selaku Ketua Prodi Pendidikan Teknik Mesin
Unimed Medan.
5. Seluruh staff pengajar dan tata usaha dilingkungan Jurusan Pendidikan
Teknik Mesin.
6. Prof. Dr. Abdul Hamid K, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Teknik Unimed.
7. Rahmat Lubis, ST, selaku kepala sekolah SMK MUSDA Perbaungan.
8. Sugeng Syahputra, ST, S.Pd selaku guru mata pelajaran Teknologi

Mekanik.
9. Saudara-saudari Teknik Mesin yang telah menjadi motivasi dan membantu
selama perkuliahan di Universitas Negeri Medan.
10. Supriando.S, Setia FMS, Januardi E, Ruben O, Bastian P, Marko A, dan
Rorio GPS selaku teman yang saling membantu menyelesaikan tugas akhir
(Skripsi).
Dan yang terutama kepada kedua orang tuaku dan keluarga yang selalu
mendukung dengan doa, moril dan material selama penulis menyelesaikan studi.
Semoga amal baik dari berbagai pihak mendapatkan balasan yang setimpal dari
Tuhan Yang Maha Esa. Amin.
Medan, Februari 2015

Mathews King God
NIM. 5103121020

iv

DAFTAR ISI
Halaman
SURAT PERNYATAAN .................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii
ABSTRAK.........................................................................................................iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 5
C. Batasan Masalah ....................................................................................... 6
D. Perumusan masalah ................................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6
F.

Manfaat Penelitian .................................................................................... 7

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS .................................................... 8
A. Desksripsi Teori ........................................................................................ 8
1.


Hakikat Hasil Belajar Pengukuran dengan Alat-Alat Ukur. .................. 13

2.

Pembelajaran Kooperatif...................................................................... 17

3.

Pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) ... 19

4.

Keunggulan kooperatif tipe Team Assisted Indidualization (TAI). ....... 19

5. Tahap-tahap dalam model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted
Individualization (TAI) ............................................................................... 20
B. Penelitian yang Relevan .......................................................................... 21
C. Kerangka Berfikir.................................................................................... 21
D. Hipotesis penelitian ................................................................................. 23

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 24
A. Desain Penelitian ..................................................................................... 24
1.

Perencanaan (Plan) .............................................................................. 25

2.

Pelaksanaan/tindakan ( Action) ............................................................ 26

3.

Pengamatan ( Observation) .................................................................. 26

4.

Refleksi ( Reflection) ........................................................................... 27

B. Definisi Operasional ................................................................................ 28
C. Lokasi dan waktu penelitian .................................................................... 29

D. Subjek Penelitian..................................................................................... 29
E. Objek Penelitian ...................................................................................... 30
F.

Teknik pengumpulan data ....................................................................... 30

G. Prosedur penelitian .................................................................................. 33
1.

Rancangan siklus I ............................................................................... 34

2.

Rancangan siklus II .............................................................................. 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 39
A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 39
1.

Tes Awal ............................................................................................. 40


2.

Siklus I ................................................................................................ 42

3.

Siklus II ............................................................................................... 48

4.

Hasil Observasi Aktivitas Belajar......................................................... 52

B. Pembahasan ............................................................................................ 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 58
A. Kesimpulan ............................................................................................. 58
B. Saran ....................................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 60
LAMPIRAN-LAMPIRAN


DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif ................................. 15
Tabel 2. Lembar observasi aktivitas belajar ......................................................... 31
Tabel 3. Lembar Observasi Aktivitas Guru.......................................................... 32
Tabel 4. Implementasi siklus I ............................................................................. 36
Tabel 5. Implementasi siklus II ............................................................................ 37
Tabel 6. Nilai awal ............................................................................................... 40
Tabel 7. Keterangan Tes Awal ............................................................................. 41
Tabel 8. Nilai Siklus I .......................................................................................... 42
Tabel 9. Keterangan Siklus I ................................................................................ 46
Tabel 10. Nilai Siklus II ....................................................................................... 51
Tabel 11. Keterangan Siklus II ............................................................................. 52
Tabel 12. Hasil Observasi Aktifitas Belajar Siswa Siklus I ................................. 53
Tabel 13. Hasil Observasi Aktifitas Belajar Siswa Siklus II ............................... 54
Tabel 14. Hasil Nilai Siklus I dan Siklus II ......................................................... 55

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Dokumentasi .................................................................................... 63
Lampiran 2. Silabus Teknologi Mekanik ............................................................. 68
Lampiran 3. Soal Prestes .................................................................................... 100
Lampiran 4. RPP Siklus I ................................................................................... 102
Lampiran 5. Soal Postes Siklus I ........................................................................ 105
Lampiran 6. RPP Siklus II ................................................................................. 107
Lampiran 7. Soal Postes Siklus II ...................................................................... 111
Lampiran 8. Daftar Nilai Sekolah ...................................................................... 113
Lampiran 9. Lembar Observasi Aktifitas Siswa ................................................ 115
Lampiran 10. Lembar Observasi Aktifitas Guru ............................................... 117
Lampiran 11. Daftar Perolehan Hasil Belajar Siswa ......................................... 119
Lampiran 12. Daftar Nilai Kelompok Siswa ..................................................... 123
Lampiran 13. Surat-Surat .................................................................................. 126

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu sistem yang dirancang untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Tujuan pendidikan pada hakekatnya
adalah suatu proses terus menerus manusia untuk menanggulangi masalahmasalah yang dihadapi sepanjang hayat. Sistem pendidikan tersebut
dibentuk oleh unsur-unsur seperti peserta didik, pendidik, interaksi
edukatif antara pendidik dan peserta didik, isi atau materi pendidikan dan
lingkungan

pendidikan.

Semua

unsur

pendidikan

tersebut

harus

merupakan kesatuan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan tersebut.
Proses utama dalam pendidikan formal di sekolah adalah belajar dan
mengajar. Belajar menunjukkan apa yang harus dilakukan seseorang
sebagai subyek yang melakukan pembelajaran, sedangkan mengajar
menunjukkan apa yang harus dilakukan sebagai pengajar. Kegiatan belajar
mengajar yang baik adalah kegiatan belajar mengajar yang melibatkan
semua unsur dalam proses belajar mengajar seperti siswa, pendidik,
fasilitas pendidikan, lingkungan dan strategi pengajaran. Keberhasilan
kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor dari
dalam seperti inteligensi, minat, bakat, keadaan jasmani dan rohani, serta
motivasi sedangkan faktor dari luar meliputi metode mengajar yang
digunakan, keadaan lingkungan serta sarana dan prasarana sekolah.

1

2

Dalam proses belajar mengajar

yang paling berperan dalam

mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan adalah guru, karena guru
bertanggung jawab dalam menentukan cara mengajar yang sesuai dengan
tujuan pengajaran serta merencanakan pengajaran tersebut agar sesuai
dengan kompetisi, terperinci dan sistematis. Dalam proses pembelajaran,
guru diharapkan memiliki kemahiran dalam penyampaian materi dan
memilih pendekatan serta model pembelajaran yang sesuai sehingga
kegiatan pembelajaran tersebut berlangsung secara efektif dan efisien.
Pemilihan model pembelajaran didasarkan bahwa setiap siswa mempunyai
kemampuan dan taraf berpikir yang berbeda-beda, sehingga pemilihan
model yang sesuai dapat membantu siswa dalam menguasai materi
pelajaran.
Hasil observasi yang dilakukan penulis di SMK MUSDA
Perbaungan, bahwa hasil belajar siswa pada penggunaan alat-alat ukur
masih belum cukup. Hal tersebut dilihat dari hasil belajar ujian semester
penggunaan alat-alat ukur pada kelas X MP tahun pelajaran 2011/2012
yang memenuhi KKM (nilai 70) sekitar 46% atau 18 orang siswa dari
jumlah siswa 39 dan tahun pelajaran 2012/2013 yang memenuhi KKM
(nilai 70) sekitar 52% atau 23 orang dari jumlah siswa 44. Dari data
tersebut dilihat adanya kesenjangan antara hasil belajar kelulusan klasikal
kelas 80% dan yang terjadi hanya 52% kelulusan yang dicapai.
Selain itu dari pengamatan penulis ketika melaksanakan Praktek
Pengalaman

Lapangan

Terpadu

(PPLT)

di

SMK

MUSDA

3

PERBAUNGAN proses pembelajaran cenderung monoton yang hanya
berpusat pada guru. Siswa juga cenderung hanya mendengarkan,
mengamati dan masih belum ada kerjasama, siswa masih cenderung
individualis. Hal ini disebabkan guru saat ini dalam prakteknya mengajar
tidak menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang
dibawakan dan cenderung menggunakan sistem pengajaran yang monoton
yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru dengan metode ceramah yang
biasanya akan membuat murid jenuh bahkan merasa bosan yang
mengakibatkan hasil nilai yang kurang memuaskan.
Hal tersebut bertentangan dengan Kurikulum 2013, dimana
kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan
pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter, siswa dituntut untuk paham
atas materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan
santun disiplin yang tinggi. Kurikulum ini menggantikan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) yang diterapkan sejak 2006 lalu. Hal ini berarti

siswa diarahkan untuk membangun pengetahuannya sendiri secara
individual ataupun kerjasama dengan teman dalam kelompok belajar. Di
sini guru diarahkan hanya sebagai fasilitator dan motifator bagi para
siswanya.
Untuk memenuhi hal tersebut perlu dilakukan perubahan orientasi
pembelajaran yang semula berpusat pada guru (teacher centered) menjadi
berpusat pada siswa (student centered). Yaitu dengan cara menggunakan
pembelajaran kooperatif, pembelajaran kooperatif muncul dari konsep

4

bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang
sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin
bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalahmasalah yang kompleks. Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota
kelompok adalah mencapai ketuntasan materi. Belajar belum selesai jika
salah satu anggota kelompok ada yang belum menguasai materi pelajaran.
Setelah melakukan kajian secara mendalam

terhadap beberapa

pembelajaran kooperatif, dimana kooperatif memiliki banyak tipe dan
salah satunya JigSaw, tipe ini dinilai cukup rumit dalam penerapanya
didalam kelas sehingga cukup sulit untuk menjelaskanya kepada siswa.
Selain itu ada juga tipe Field Study dimana tipe ini membutuhkan waktu
yang cukup banyak untuk melihat kelapangan padahal waktu yang dapat
digunakan terbatas, dan masih ada beberapa tipe lainya dalam model
pembelajaran kooperatif. Dari kajian tersebut maka didapat bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) lebih
tepat untuk diterapkan pada pelajaran tentang alat-alat ukur, dimana model
pembelajaran Team Assisted Individualization merupakan salah satu
model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama kelompok dalam
pembelajaran di ruangan kelas. Model pembelajaran kooperatif tipe Team
Assisted Individual (TAI) merupakan suatu cara untuk meningkatkan
aktivitas siswa dalam belajar dan menitik beratkan pada proses belajar
kerja sama dalam kelompok, karena Team Assisted Individualization
(TAI) mengakomudasi usaha-usaha tiap individu anggota dalam kelompok

5

dan juga memberikan penilaian terhadap usaha-usaha kerja kelompok.
Proses belajar kerjasama dalam kelompok membantu siswa menentukan
dan membangun sendiri pemahaman mereka tentang suatu materi
pelajaran. Selain terbentuknya kerjasama antar siswa, siswa juga akan
merasa adanya tanggung jawab bersama dalam mencapai nilai kelompok
yang maksimal. Pembelajaran ini dilakukan dengan menerapkan berbagai
metode seperti ceramah, diskusi, post test. Dimana saat diskusi kelompok
guru turut membantu ke kelompok-kelompok secara individu yang
mengalami kesulitan. Sehingga siswa dalam kelompok tersebut dapat
leluasa menerima penjelasan dari guru.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka dalam
penelitian ini dapat diidentifikasi beberapa masalah antara lain: guru tidak
menggunakan model pembelajaran yang bervariasai hanya menggunakan
metode pembelajaran ceramah, kemudian kurangnya aktivitas dan
kerjasama siswa dalam pelaksanaan pembelajaran dengan kata lain
cenderung individualistis. Suasana pembelajaran cenderung hanya
berpusat pada guru, dan sebagian besar hasil belajar siswa pada
Kompetensi Dasar Teknik Penggunaan Alat-Alat Ukur belum memenuhi
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).

6

C. Batasan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang teridentifikasi di atas, maka
peneliti membatasi penelitian ini pada:
1. Penerapan metode yang tidak tepat sehingga hasil belajar
masih kurang.
2. Kurangnya aktivitas belajar dan kerjasama siswa dalam proses
pembelajaran di kelas.
D. Perumusan masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka dapat dirumuskan
masalah dalam penelitian ini yakni sebagai berikut:
1. Apakah hasil belajar pada kompetensi dasar teknik penggunaan
alat-alat ukur di kelas X MP meningkat?
2. Apakah aktivitas belajar dan kerjasama siswa meningkat dalam
proses pembelajaran?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui “peningkatan hasil belajar
Kompetensi Dasar Teknik Penggunaan Alat-Alat Ukur pada siswa kelas X
MP SMK MUSDA Perbaungan melalui metode pembelajaran Kooperatif
tipe TAI (Team Assisted Individualization)”.

7

F. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini dapat memberikan banyak manfaat, diantaranya
sebagai berikut:
1. Bagi peneliti untuk menambah wawasan dan pengetahuan
tentang model pembelajaran kooperatif tipe TAI sehingga
dapat menerapkanya.
2. Sebagai masukan ke sekolah atau guru agar dapat

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI, guna
meningkatkan hasil belajar.
3. Sebagai bahan masukan untuk bahan referensi penelitian

dikemudian hari yang sejenis.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian tindakan kelas dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Adanya peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II, yaitu
pada siklus I dengan nilai rata-rata 70,25 dan jumlah siswa yang
dinyatakan lulus (Kriteria Ketuntasan Minimal ≥70) sebanyak 29
siswa (74%), kemudian mengalami peningkatan pada siklus II dengan
nilai rata-rata 75,12 dan jumlah siswa yang dinyatakan lulus (Kriteria
Ketuntasan Minimal ≥70) sebanyak 33 siswa (85%). Nilai rata-rata
siswa meningkat 4,87 dan siswa yang lulus 11%.
2. Pada siklus II kelas telah dinyatakan lulus secara klasikal yaitu jumlah
siswa yang dinyatakan lulus (Kriteria Ketuntasan Minimal ≥70)
sebanyak 33 siswa (85%) dimana ketuntasan klasikal kelas telah
terpenuhi yaitu ≥ 80% jumlah siswa yang mendapat nilai lulus.
3. Meningkatnya persentase keaktifan belajar siswa secara keseluruhan
didalam proses pembelajaran. Yaitu dari siklus I (68%) mengalami
peningkatan sebanyak 9% terhadap aktifitas belajar siswa siklus II
(77%) dan pada siklus II keaktifan siswa dinyatakan dalam kategori
aktif.
4. Pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team
Assisted Individualization (TAI) dapat meningkatkan hasil belajar
58

59

kompetisi dasar teknik penggunaan alat-alat ukur pada siswa kelas X
Mesin Produksi SMK MUSDA Perbaungan.
B. Saran
Berdasarkan hasil dari pengamatan selama penelitian, mendapatkan
saran-saran sebagai berikut :
1. Menjelaskan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted
Individualization (TAI) kepada siswa dengan lebih jelas.
2. Saat kerja kelompok guru lebih aktif melihat dan membimbing
kelompok secara individual.
3. Memberikan materi lebih banyak dan menambah contoh serta
memberikan contoh pengukuran langsung dengan alat ukur dan benda
yang akan diukur.
4. Lebih momotivasi dan mengarahkan siswa bertanya ataupun
memberikan tanggapan.
5. Lebih memperhatikan kekondusifan siswa dalam kelas.
6. Menjelaskan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted
Individualization (TAI) lebih rinci.
7. Mengupayakan apresiasi kepada kelompok terbaik dengan variasi
yang lebih menarik.
8. Hasil pebelitian ini dapat diterapkan di kelas-kelas lain maupun di
sekolah lain dengan penyesuaian mata pelajaran dan sekolah.

60

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman M. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Aqib Zainal. (2013) Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual
(Inovatif). Bandung: CV. YIRAMA WIDYA.
Hutapea Alessandro (2012). Pengeruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team
Assisted Individualization Berbantu Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar
Siswa Pada Materi Pokok Listrik Dinamis Kelas X Semester II SMAN 8
Medan T.P 20012/20013. Skripsi. Medan: Fakultas FMIPA.
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN.
Isjoni. (2009). Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Kunandar. (2009). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Lusi Samuel S., dan Ricky Arnold N. (2013) Asyiknya Penelitian Ilmiah dan
Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET.
Mursid. (2013). Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Kompetensi.
Medan: UNIMED PRESS.
Sinaga F Tommy. (2013). Upaya Peningkatan Hasil Belajar Gambar Teknik
Dengan Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team
Assisted Individualization) Pada Kelas X Teknik Kendaraan Ringan
SMKN 1 Air Joman Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi. Medan: Fakultas
TEKNIK. UNIVERSITAS NEGERI MEDAN.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya, edisi
revisi. Jakarta : Rhinek a Cipta.
Slavin Robert E. (2005). Cooperatif Learning : theory, research and practice.
London, Terj. Narulita Yusron, Bandung: Penerbit Nusa Media.
Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: TARSITO
Suharsimi. (1999). Manajemen Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Suyadi. (2012) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penelitian Tindakan
Sekolah (PTS). Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET.

61

Wikipedia. (2014). Belajar. (http://id.wikipedia.org/wiki/Belajar) 09 September
2014.
Zebua Saka Nikmat (2007). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI Pada Materi Pokok Cahaya di
Kelas VIIb Semester II SMP Methodist Lubuk Pakam T.P 2007/2008.
Skripsi. Medan: Fakultas FMIPA. UNIVERSITAS NEGERI MEDAN.

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individuallization (tai) terhadap pemahaman konsep matematika siswa kelas v sdi ummul quro bekasi

0 10 221

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

6 9 167

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

0 6 88

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA STANDART KOMPETENSI MENGGUNAKAN ALAT UKUR PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN SMK NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN TAHUN

0 3 15

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN ALAT-ALAT UKUR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) PADA SISWA KELAS X SMK IMMANUEL MEDAN.

1 5 22

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUIZ TEAM PADA KOMPETENSI DASAR TEKNIK PENGGUNAAN ALAT UKUR KELAS X TEKNIK PENGELASAN SMK NEGERI 1 RAYA.

0 2 24

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tai (Team Assisted Individualization) Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika

0 2 16

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION Peningkatan Kreativitas Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) pada Siswa K

0 1 17

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION ( TAI ) Peningkatan Motivasi Belajar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization ( TAI ) Dengan Pemanfaatan Media Komik

0 0 18

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION ( TAI ) Peningkatan Motivasi Belajar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization ( TAI ) Dengan Pemanfaatan Media Komik

0 0 13