Lahan Pertanian TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Lahan Pertanian

Sesuai dengan tujuan Negara Republik Indonesia dalam Pembukaan Undang- undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Oleh karena itu, perlindungan segenap bangsa dan peningkatan kesejahteraan rakyat adalah menjadi tanggung jawab penting bernegara. Untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat salah satunya adalah dengan upaya membangun ketahanan pangan yang diselenggarakan melalui pembangunan pertanian berkelanjutan. Sebahagian besar penduduk Indonesia yang bercorak agraris menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian dimana lahan pertanian merupakan sumber daya pokok dalam usaha pertanian terutama pada kondisi yang sebagian besar bidang usahanya masih bergantung pada pola pertanian berbasis lahan. Lahan merupakan sumber daya alam yang bersifat langka karena jumlahnya tidak bertambah, tetapi kebutuhan terhadap lahan selalu meningkat Republik Indonesia UU No. 41, 2009. Lahan Pertanian adalah bidang lahan yang digunakan untuk usaha pertanian sedangkan usaha pertanian adalah dasar dalam pembangunan ekonomi dan peluang 8 Universitas Sumatera Utara kerja di pedesaan. Dengan demikian untuk melaksanakan pembangunan di daerah pedesaan seperti di Kecamatan Namo Rambe harus dimulai dari sektor pertanian, sebab sebahagian besar penduduk pedesaan tidak memiliki kemampuan di luar sektor pertanian. Daerah pedesaan mempunyai peranan dan fungsi yang sangat penting, menghasilkan berbagai jenis komoditas pertanian beras, hasil perkebunan lainnya, oleh karena itu upaya pembangunan pedesaan telah diberikan prioritas dan harus mendapat perhatian yang lebih serius pada masa mendatang. Menurut Rahardjo Adisasmita, 2006 dalam melaksanakan pembangunan di daerah pedesaan terdapat hambatan dan kendala yang tidak ringan dilihat dari aspek geografis, topografis, demografis, ketersediaan sarana dan prasarana, kelemahan dalam akses terhadap medan dan informasi pasar, kemampuan sumber daya manusia SDM yang lemah, partisipasi masyarakat masih belum secara proaktif, kemampuan kelembagaan pedesaan masih lemah, dan masih banyak kelemahan operasional dan fungsional lainnya.

2.2. Pengertian Irigasi

Dokumen yang terkait

Sikap Dan Perilaku Petani Terhadap Kinerja Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3a) Di Kelurahan Tualang (Kasus : P3A Citra Mandiri Kelurahan Tualang, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai)

4 96 79

Sikap Petani Terhadap Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)” (Studi Kasus: Desa Simanampang, Kecamatan Pahae Julu, Kabupaten Tapanuli Utara).

8 93 81

Persepsi Dan Partisipasi Petani Pemakai Air Terhadap Pengelolaan Jaringan Irigasi (Studi Kasus: Daerah Irigasi Kelahun Pinang Kabupaten Deli Serdang)

0 21 115

Telaahan terhadap Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Pompanisasi Studi Kasus di Desa Didajaya Kecamatan Pagaden Kabupaten Subang

0 4 10

HUBUNGAN DINAMIKA PERKUMPULAN PETANI PEMAKAI AIR (P3A) DENGAN TINDAKAN PERBAIKAN INFRASTRUKTUR IRIGASI DI KECAMATAN POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO

0 8 115

PERAN PETANI PEREMPUAN DALAM PEMANFAATAN IRIGASI PADA PERKUMPULAN PETANI PEMAKAI AIR (P3A) BANDA GADANG SAWAH TANGAH NAGARI SUNGAI TARAB KAB. TANAH DATAR.

0 1 10

SISTEM INFORMASI PERKUMPULAN PETANI PEMAKAI AIR (P3A).

1 14 7

Pengelolaan Sistem Irigasi Berkelanjutan Melalui Pendekatan Pemberdayaan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3a) Di Kabupaten Lampung Tengah.

0 0 2

SUMBANGAN PENDIDIKAN TERHADAP PERAN SERTA PERKUMPULAN PETANI PEMAKAI AIR (P3A) DALAM PENGELOLAAN JARINGAN IRIGASI DI KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG.

0 0 1

Sikap Petani Terhadap Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)” (Studi Kasus: Desa Simanampang, Kecamatan Pahae Julu, Kabupaten Tapanuli Utara).

0 0 11