b. Kelompok Aerobacter, misalnya Aerobacter aerogenes dan Aerobacter
cloacae
c. Kelompok Klebsiela, misalnya Klebsiela pneumonia
Dari ketiga kelompok tersebut, kelompok Escherichia khususnya Escherichia coli merupakan bakteri yang paling tidak dikehendaki kehadirannya
di dalam air minum maupun makanan. Aerobacter dan Klebsiela yang biasa disebut golongan perantara, mempunyai sifat seperti Coli fecal, tetapi tidak dapat
hidup pada suhu diatas 37°C dan lebih sering dijumpai didalam tanah dan air daripada di dalam saluran pencernaan makanan manusia. Umumnya genus-genus
tersebut tidak pathogen. Oleh karena itu, kelompok Aerobacter dan Klebsiela disebut kelompok bakteri Coli nonfecal Non-fecal Coliform BacterialNon-FCB
Chandra, 2005.
2.4.2 Bakteri Colyform
Koliform merupakan suatau grup bakateri yang digunakan sebagai indikator adanya polusi kotoran dan kondisi sanitasi yang tidak baik terhadap air,
makanan, susu, dan produk-produk susu. Adanya bakteri koliform di dalam makanan atau minuman menunjukan kemungkinan adanya mikroorganisme yang
bersifat enteropatogenik dan atau toksigenik yang berbahaya bagi kesehatan. Bakteri koliform dapat di bedakan menjadi dua golongan yaitu
1. bakteri koliform golongan fekal misalnya Escherichia coli. 2. bakteri koliform golongan non fekal misalnya Enterobakter aerogenes
Universitas Sumatera Utara
Analisis kehadiran golongan bakteri coli secara kualitatif dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
a Tes Pendugaan Presumtif Test Medium yang digunakan adalah kaldu laktosa. Bakteri coliform
menggunakan laktosa sebagai sumber karbonnya. Tes ini dikatakan positif jika setelah inkubasi 37°C selama 24 jam laktosa yang telah difermentasi
akan berubah warna dan terbentuk gas yang ditampung oleh tabung durham yang diletakkan terbalik.
b Tes Konfirmasi Confirmed Test Merupakan tes lanjutan dan tes pendugaan. Dan tabung yang positif pada
tes pendugaan, dilakukan tes menggunakan medium BGLB Brilliant Green Lactose Broth yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram
positif dan sebaliknya yaitu menstimulasi pertumbuhan bakteri gram negative seperti coliform. Selain itu dilakukan pula inokulasi pada cawan
petri yang berisi media EMB-agar maka test dinyatakan positif. Bila menggunakan endoagar yang mengandung pewarna fuchsin, maka hasil
yang positif ditunjukkan oleh terbentuknya kompleks fuchsin merah muda akibat adanya kandungan asam yang dihasilkan oleh coliform disekitar
koloni E.coli. c Tes Penentu Pelengkap Completed Test
Untuk menentukan hasil pemeriksaan benar-benar positif, maka mikroba dan hasil tes konfirmasi yang positif diinokulasikan pada kaldu laktosa
Universitas Sumatera Utara
kembali. Selain itu ditumbuhkan pula pada agar miring. Jika timbul gas pada kaldu laktosa, maka tes penentu dinyatakan positif.
Jumlah coliform dapat dihitung dengan menggunakan tabel Hopkins yang dikenal dengan metode JPT Jumlah Perkiraan Terdekat atau MPN Most
Probable Number.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI
3.1 Tempat Pengujian