Kajian Perbedaan Ukuran Morfometrik Tubuh Ayam Kampung dan Ayam Pelung serta Ayam Nagrak (Persilangan Ayam Kampung dan Pelung)

KAJIAN PERBEDAAN UKURAN MORFOMETRIK TUBUH AYAM
KAMPUNG DAN AYAM PELUNG SERTA AYAM NAGRAK
(PERSILANGAN AYAM KAMPUNG DAN PELUNG)

RIKI ANWARSYAM

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kajian Perbedaan
Ukuran Morfometrik Tubuh Ayam Kampung dan Ayam Pelung serta Ayam
Nagrak (Persilangan Ayam Kampung dan Pelung) adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir

skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2013

Riki Anwarsyam
NIM D14070279

ABSTRAK
RIKI ANWARSYAM. Kajian Perbedaan Ukuran Morfometrik Tubuh Ayam
Kampung dan Ayam Pelung serta Ayam Nagrak (Persilangan Ayam Kampung
dan Pelung). Dibimbing oleh RINI HERLINA MULYONO dan CECE
SUMANTRI.
Penelitian ini menggunakan data sekuder dari Rahmat Mufti. Analisis
statistik deskriptif memperlihatkan bahwa ukuran tubuh ayam pelung, baik jantan
maupun betina relatif lebih besar dibandingkan ayam kampung dan nagrak.
Ayam nagrak memiliki ukuran tubuh lebih besar dari ayam kampung namun lebih
kecil dari ayam pelung. Pengujian T2-Hotelling menyatakan bahwa terdapat
perbedaan diantara kelompok ayam jantan kampung, nagrak dan pelung

(P 0
2.
Pengalokasian ke dalam jenis ayam yang lain j ka W ≤ .

HASIL DAN PEMBAHASAN
Data Kondisi Umum Tempat Penelitian
Kabupaten Bogor
Kabupaten Bogor secara geografis terletak antara 6.19°-6.47° LS dan
106.1°-107.103° BT (Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan
Kehutanan Bogor, 2011). Suhu udara di Kabupaten Bogor berkisar antara 21-32
°C pada kelembaban antara 52%-93% dan kecepatan angin rata-rata 25 km/jam
(Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, 2012). Manajemen pemeliharaan
ayam kampung di Kabupaten Bogor secara umum menggunakan sistem ekstensif.
Kabupaten Cianjur
Kabupaten Cianjur secara geografis terletak pada 6.21°-7.25° LS dan
106.42°-107.25° BT (Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten
Cianjur, 2009). Suhu udara di Kabupaten Cianjur berkisar antara 22-32 °C pada
kelembaban antara 52%-94% dan kecepatan angin rata-rata 25 km/jam (Badan
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, 2012). Manajemen pemeliharaan ayam
pelung di Kabupaten Cianjur secara umum menggunakan sistem semi intensif.

Kabupaten Sukabumi
Kabupaten Sukabumi secara geografis terletak pada 6.57°-7.25° LS dan
106.49°-107.00° BT (Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukabumi, 2011). Suhu
udara di Kabupaten Cianjur berkisar antara 22-33 °C dengan kelembaban antara
50%-92% dan kecepatan angin rata-rata 25 km/jam (Badan Meteorologi,
Klimatologi dan Geofisika, 2012). Manajemen pemeliharaan ayam nagrak di
Kabupaten Sukabumi secara umum menggunakan sistem ekstensif.
Analisis Statistik Deskriptif
Hasil analisis deskriptif meliputi pengukuran panjang shank (X1), panjang
tibia (X2), panjang femur (X3), lingkar shank (X4), panjang jari ketiga (X5), tinggi
jengger (X6), panjang maxilla (X7) dan panjang sayap (X8) ayam kampung, nagrak
dan pelung; disajikan pada Tabel 1. Nilai rataan, simpangan baku dan koefisien
keragaman pada masing-masing pengukuran variabel morfometrik tubuh ayam
kampung, ayam nagrak dan ayam pelung, disajikan pada tabel tersebut. Secara
umum ukuran jantan lebih besar dibandingkan betina pada setiap jenis ayam.

6
Tabel 1

Rataan, simpangan baku dan koefisien keragaman variabel-variabel

ukuran morfometrik tubuh jantan dan betina pada ayam kampung, ayam
nagrak dan ayam pelung
Ayam Kampung
Ayam Pelung
Ayam Nagrak
(n=50)
(n=50)
(n=50)
Variabel
♂ n 5 ♀ n 5
♂(n=25) ♀ n 5 ♂ n 5 ♀ n 5
---------------------------------------(mm)-------------------------------------Panjang
103.16± 81.29±
127.06± 97.84±
127.82± 97.54±
Shank
7.56
8.25
11,56
17.09

16.69
5.40
(X1)
(7.33%) (10.15%)
(9.10%) (17.47%) (13.06%) (5.54%)
Panjang
145.69± 116.23±
203.36± 160.73± 187.40± 149.45±
Tibia
4.57
11.44
15.21
15.16
16.31
8.18
(X2)
(3.14%) (9.84%)
(7.48%) (9.43%) (8.70%) (5.47%)
Panjang
97.41±

83.09±
103.59± 90.56±
99.54±
115.94±
Femur
9.71
10.56
7.13
1233
4.99
145.15
(X3)
(9.97%) (12.71%)
(6.88%) (13.62%) (5.01%)
(*)
Lingkar
46.34±
38.38±
61.04±
48.04±

58.64±
48.04±
Shank
4.23
4.02
8.23
3.46
3.89
2.57
(X4)
(9.14%) (10.48%)
(13.49%) (7.20%) (6.64%) (5.34%)
Panjang
47.97±
42.55±
66.11±
55.25±
62.61±
52.62±
Jari Ketiga 6.07

3.93
4.91
4.15
2.38
3.36
(X5)
(12.65%) (9.25%)
(7.43%) (7.50%) (3.81%) (6.38%)
Tinggi
32.04±
13.60±
59.59±
27.88±
66.17±
25.37±
Jengger
13.13
6.51
14.69
10.39

10.12
4.95
(X6)
(40.98%) (47.83%)
(24.64%) (37.26%) (15.29%) (19.52%)
Panjang
28.85±
28.23±
40.00±
33.43±
35.42±
32.89±
Maxilla
4.46
4.92
3.31
2.86
2.11
2.61
(X7)

(15.44%) (17.44%)
(8.29%) (8.56%) (5.96%) (7.94%)
Panjang
197.07± 157.26±
268.27± 227.45± 261.64± 220.82±
Sayap
13.57
18.69
25.84
17.39
13.90
20.77
(X8)
(6.88%) (11.89%)
(9.63%) (7.65%) (5.31%) (9.40%)
Keterangan: Persen dalam tanda kurung menunjukkan koefisien keragaman; n menunjukkan
jumlah sampel (ekor); * koefisien keragaman >100%

Soeparno (2005) menjelaskan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan
perbedaan laju pertumbuhan pada ternak adalah jenis kelamin. Menurut Herren

(2012) hormon testosteron pada testis berfungsi menstimulasi pertumbuhan otot
pada hewan jantan sedangkan estrogen berfungsi menstimulasi pertumbuhan
tulang dan daging pada hewan betina.
Tanda bintang pada tabel 1 disebabkan adanya keberagaman data yang
menyebabkan koefisien keragaman melebihi nilai 100%, yang tidak mungkin
terjadi karena nilai koefisien keragaman dimulai dari 0-100%. Tabel 2 dan 3
dibuat berdasarkan Tabel 1, yang menyatakan bahwa perolehan koefisien
keragaman terendah mengindikasikan bahwa variabel tersebut terseleksi paling
ketat diantara jenis ayam yang diamati, yang ditandai dengan tanda bintang.
Perolehan ukuran nilai rata-rata variabel terbesar dinyatakan dengan angka 1,
yang disusul dengan angka 2 dan 3. Hasil analisis deskriptif menyatakan bahwa

7
ayam kampung baik pada jantan dan betina memiliki ukuran tubuh paling kecil
(Tabel 2 dan 3). Menurut Sulandari (2007) ayam Kampung merupakan ayam lokal
asli Indonesia yang memiliki ukuran relatif kecil dibandingkan dengan jenis ayam
lokal lain. Bobot badan ayam Kampung jantan dewasa maksimal hanya mencapai
1.8 kg dibandingkan dengan bobot maksimal ayam Pelung jantan dewasa yang
mencapai 5.4 kg.
Tabel 2

Urutan kelas ukuran-ukuran morfometrik tubuh jantan pada masingmasing jenis ayam
Ayam Kampung Ayam Pelung Ayam Nagrak
Variabel
♂ n 5
♂ n 5
♂ n 5
Panjang Shank (X1)
3*
2
1
Panjang Tibia (X2)
3*
1
2
Panjang Femur (X3)
3
1
2*
Lingkar Shank (X4)
3
1
2*
3
1
2*
Panjang Jari Ketiga (X5)
Tinggi Jengger (X6)
3
2
1*
Panjang Maxilla (X7)
3
1
2*
Panjang Sayap (X8)
3
1
2*

Keterangan: n menunjukkan jumlah sampel (ekor); tanda (*) adalah terseleksi paling ketat;
1=besar; 2=sedang; 3=kecil

Peternak berupaya meningkatkan ukuran tubuh ayam kampung dengan
melakukan persilangan terhadap jenis ayam lain yang berukuran lebih besar.
Pemilihan ayam pelung berukuran tubuh besar dan tidak memiliki kemampuan
bernyanyi sebagai ayam yang akan disilangkan dengan ayam kampung merupakan
keputusan peternak untuk meningkatkan ukuran tubuh ayam kampung. Tanda
bintang menunjukkan bahwa ayam nagrak jantan merupakan ayam yang paling
terseleksi diantara ayam jantan lain. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien
keragaman ayam nagrak yang lebih kecil dari nilai koefisien keragaman ayam
lain. Peternak melakukan proses seleksi pada ayam nagrak karena ayam ini
dibudidayakan sebagai ayam tipe pedaging. Hal ini didukung oleh Nataamijaya
(2008) yang menyatakan bahwa ayam Nagrak adalah ayam tipe pedaging. Hasil
analisis deskriptif memperlihatkan bahwa ukuran tubuh ayam Pelung, baik jantan
maupun betina relatif lebih besar dibandingkan ayam Kampung dan Nagrak.
Menurut Sulandari (2007) ayam Pelung merupakan ayam yang memiliki bentuk
tubuh besar dan tinggi.
Tabel 2 dan 3 memperlihatkan bahwa ayam nagrak, baik jantan maupun
betina memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan ayam kampung.
Perolehan urutan ukuran beberapa variabel bernilai 2, mengindikasikan bahwa
ayam nagrak bukan merupakan jenis ayam dengan ukuran paling kecil pada
penelitian ini, meskipun berukuran lebih kecil daripada ayam pelung. Peningkatan
ukuran tubuh pada ayam nagrak dari ayam kampung, mengindikasikan bahwa
efek heterosis berperanan. Menurut Martojo (1992) efek heterosis terjadi akibat
dari peningkatan nilai heterozigositas sebagai hasil persilangan dua strain, galur
dan bangsa yang berbeda. Dijelaskan lebih lanjut bahwa ternak hasil silangan
akan memiliki rataan ukuran di atas rataan ukuran kedua bangsa tetuanya.

8
Tabel 3

Urutan kelas ukuran-ukuran morfometrik tubuh betina pada masingmasing jenis ayam
Ayam Kampung Ayam Pelung Ayam Nagrak
Variabel
♀ n 5
♀ n 5
♀ n 5
Panjang Shank (X1)
3
1
2*
Panjang Tibia (X2)
3
1
2*
Panjang Femur (X3)
3*
2
1
Lingkar Shank (X4)
3
2
1*
3
1
Panjang Jari Ketiga (X5)
2*
Tinggi Jengger (X6)
3
1
2*
Panjang Maxilla (X7)
3
1
2*
Panjang Sayap (X8)
3
1*
2

Keterangan:

tanda (*) adalah ukuran linear yang terseleksi ketat; n menunjukkan jumlah sampel
(ekor); 1=besar; 2=sedang; 3=kecil

Upaya peternak untuk meningkatkan ukuran tubuh ayam kampung
diimplementasikan dengan pembentukan ayam nagrak. Upaya terus menerus
peternak untuk meningkatkan dan mempertahankan ukuran tubuh ayam nagrak
berakibat pada ukuran tubuh ayam nagrak bertambah besar dibandingkan dengan
ayam Kampung dan seragam. Hal tersebut dilakukan peternak dengan upaya
seleksi pada ayam nagrak, yang pada penelitian ini diperlihatkan dengan koefisien
keragaman sejumlah besar variabel ukuran tubuh yang bernilai paling rendah
(tanda bintang).
Analisis Statistik T2-Hotelling
Statistik T2-Hotelling diperlukan untuk memperoleh kesimpulan perbedaan
variabel ukuran tubuh antara jenis ayam yang diamati pada masing-masing jenis
kelamin. Jantan dan betina pada masing-masing jenis ayam pada penelitian ini
(Tabel 4) memperlihatkan ukuran-ukuran variabel morfometrikyang berbeda
(P