Performa Hasil Persilangan Ayam Merawang Kampung Dan Pelung Dengan Ayam Ras Pedaging Pada Umur 0 Sampai 12 Minggu

PERFORMA HASIL PERSILANGAN AYAM MERAWANG KAMPUNG
DAN PELUNG DENGAN AYAM RAS PEDAGING
PADA UMUR 0 SAMPAI 12 MINGGU

FARAH FADHILAH AN NABAA

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Performa Hasil
Persilangan Ayam Merawang Kampung dan Pelung dengan Ayam Ras Pedaging
pada Umur 0 sampai 12 Minggu adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, September 2016

Farah Fadhilah An Nabaa
NIM D14120048

ABSTRAK
FARAH FADHILAH AN NABAA. Performa Hasil Persilangan Ayam Merawang
Kampung dan Pelung dengan Ayam Ras Pedaging pada Umur 0 sampai 12
Minggu. Dibimbing oleh ASEP GUNAWAN dan SRI DARWATI.
Ayam merawang, kampung, dan pelung memiliki potensi untuk
dikembangkan menjadi penghasil daging unggulan, namun produktivitasnya
masih rendah. Salah satu cara untuk meningkatkan produktivitasnya yaitu
persilangan dengan ayam ras pedaging karena memiliki pertumbuhan yang cepat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji performa hasil persilangan ayam
merawang (M), kampung (K), dan pelung (P) dengan ayam ras pedaging (B) pada
umur 0-12 minggu. Jumlah ayam pada penelitian ini adalah MB 41 ekor, KB 33
ekor, dan PB 61 ekor. Rancangan acak kelompok (RAK) terdiri dari 3 jenis ayam

dan 5 periode penetasan. Peubah yang diamati adalah bobot badan, pertambahan
bobot badan, konsumsi pakan, konversi pakan, dan mortalitas. Semua variabel
dilakukan pengukuran setiap minggu selama 12 minggu. Bobot badan umur 12
minggu paling tinggi pada jantan ditunjukkan oleh ayam MB (1 755.30 g), dan
betina ditunjukan oleh ayam KB (1 439.00 g). Konsumsi pakan dan konversi
pakan sama. Persentase mortalitas paling tinggi ditunjukkan oleh PB. Ayam MB
memiliki performa yang lebih baik dan berpotensi untuk dikembangkan.
Kata kunci: ayam kampung, ayam merawang, ayam pelung, performa
pertumbuhan, persilangan

ABSTRACT
FARAH FADHILAH AN NABAA. Growth Performance of Crossing Chicken
Merawang Kampung and Pelung with Meat Type Chicken at Age of 0 until 12
Weeks. Supervised by ASEP GUNAWAN and SRI DARWATI.
Merawang, kampung, and pelung chicken has potential to developed as
featured producer of meat, but their productivity are still low. One way to enhance
productivity is by doing crosses with the broiler because it has a fast growth. This
study aimed to examine the performance of crossbred chicken merawang (M),
kampung (K) and pelung (P) with meat type (B) at age of 0-12 weeks. The
number of chickens which were used namely chicken MB 41, KB 33, and PB 61

birds. The randomized complete block (RAK) consists of three types of chicken
and 5 hatching periods. The parameters measured were body weight, body weight
gain, feed intake, feed conversion, and mortality. All variables were measured
every week for 12 weeks. The highest body weight 12 weeks old in shown by MB
cocks (1 755.30 g), and KB hens (1 439.00 g). Feed intake and feed conversion
chicken same. The highest mortality percentage is PB. Chicken MB has better
performance and potential for development.
Key words: crossing, growth performance, kampung chicken, merawang chicken,
pelung chicken

PERFORMA HASIL PERSILANGAN AYAM MERAWANG KAMPUNG
DAN PELUNG DENGAN AYAM RAS PEDAGING
PADA UMUR 0 SAMPAI 12 MINGGU

FARAH FADHILAH AN NABAA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan
pada

Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
Performa Hasil Persilangan Ayam Merawang Kampung dan Pelung dengan Ayam
Ras Pedaging pada Umur 0 sampai 12 Minggu. Sholawat serta salam senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, para sahabatnya dan
umatnya yang beriman hingga akhir zaman.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr agr Asep Gunawan, SPt
MSc dan Ibu Dr Ir Sri Darwati, MSi selaku pembimbing yang sudah mengarahkan
dan membimbing hingga akhir penelitian dan terselesaikan karya ilmiah ini.
Terima kasih pula kepada Ibu Dr Ir Hj Komariah, MSi selaku dosen pembimbing
akademik yang telah mengarahkan dan memberikan motivasi, Ibu Dr Ir Niken

Ulupi, MS selaku dosen penguji seminar dan sidang skripsi, dan Ibu Dr Ir Widya
Hermana, MSi selaku dosen penguji sidang skripsi, serta Bapak Prof Dr Ir Cece
Sumantri, MSc dan seluruh staf di Bagian Pemuliaan dan Genetika Ternak
khususnya Bapak Dadang yang telah banyak memberikan saran selama
pelaksanaan penelitian.
Ungkapan terima kasih penulis sampaikan kepada Ayah Nana Sukamana
dan Ibu Rita Farida berserta Amalia Kautsar dan keluarga besar Wawan Suwanta
dan Rd. Suganda Wijaja atas segala do’a, dukungan dan kasih sayangnya. Selain
itu, terima kasih kepada teman kelompok penelitian (Fira, Koerul, Irwan, Ali,
Fadillah, Robby, Fauzia, Teh Ika, dan Dina) yang telah banyak membantu dan
bekerjasama selama penelitian. Tak lupa untuk sahabat terbaik penulis Imelda,
bang Ronny, bang Lilo, bang Gio, Maldi, Nail, Asri, Ana, LATESA (Adit, Bahrul,
Nurlia, Aisyah, Gumanti, Shovi, Jeanita, Rinaldi, Khoer, dan Feni). PAQIELL
(Tifah, Ajeng, Ayu, Puspita, dan Nuni), ERR (Amelia, Shifa, Laela, Putri, dan
Nunu), KOPROLERS dan TORERO 49 serta semua teman-teman atas bantuan
dan dukungannya dalam penyusunan karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini
bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Bogor, September 2016


Farah Fadhilah An Nabaa

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
Ruang Lingkup Penelitian
METODE
Waktu dan Lokasi Penelitian
Bahan
Alat
Prosedur
Pengumpulan dan Penetasan Telur
Pemeliharaan
Pemberian Pakan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bobot Badan

Pertambahan Bobot Badan
Konsumsi Pakan
Konversi Pakan
Mortalitas
SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

vi
vi
vi
1
1
2
2
2
2
2
3

3
3
4
4
6
6
7
10
12
14
16
16
19
20

DAFTAR TABEL
1 Jumlah indukan dan anakan yang digunakan
2 Kandungan nutrisi pakan yang digunakan
3 Rataan dan simpangan baku bobot badan MB, KB, dan PB umur 0
sampai 4 minggu

4 Rataan dan simpangan baku bobot badan MB, KB, dan PB umur 5
sampai 12 minggu
5 Rataan dan simpangan baku pertambahan bobot badan MB, KB, dan
PB umur 1 sampai 4 minggu
6 Rataan dan simpangan baku pertambahan bobot badan MB, KB, dan
PB umur 5 sampai 12 minggu
7 Rataan dan simpangan baku konsumsi pakan MB, KB, dan PB umur 1
sampai 4 minggu
8 Rataan dan simpangan baku konsumsi pakan MB, KB, dan PB umur 5
sampai 12 minggu
9 Rataan dan simpangan baku konversi pakan MB, KB, dan PB umur 1
sampai 4 minggu
10 Rataan dan simpangan baku konversi pakan MB, KB, dan PB umur 5
sampai 12 minggu
11 Persentase mortalitas MB, KB, dan PB umur 1 sampai 4 minggu
12 Persentase mortalitas MB, KB, dan PB umur 5 sampai 12 minggu

3
4
6

7
8
8
10
11
12
13
14
14

DAFTAR GAMBAR
1 Kurva laju pertumbuhan pada MB ♂ optimal, MB ♂; KB ♂ optimal,
KB ♂; PB ♂ Optimal, PB ♂
2 Kurva laju pertumbuhan pada MB ♀ optimal, MB ♀; KB ♀ optimal,
KB♀; PB ♀ Optimal, PB ♀
3 Dokumentasi ayam persilangan yang mati: (a) ayam MB unsex umur 1
minggu; (b) ayam KB unsex umur 1 minggu; (c) ayam PB ♀ umur 5
minggu

9

10

15

DAFTAR LAMPIRAN
1 Performa ayam penelitian umur 12 minggu (A) ayam MB ♂, (B) ayam
KB ♂, (C) ayam PB ♂, (D) ayam MB ♀, (E) ayam KB ♀, dan (F)
ayam PB ♀
2 Analisis ragam bobot badan ayam MB, KB, dan PB umur 2 minggu
3 Analisis ragam pertambahan bobot badan ayam jantan MB, KB, dan
PB umur 6 minggu
4 Analisis ragam konsumsi pakan ayam betina MB, KB, dan PB umur 9
minggu
5 Analisis ragam konversi pakan ayam jantan MB, KB, dan PB umur 12
minggu

19
19
20
20
20

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kebutuhan protein hewani semakin hari semakin meningkat, seiring dengan
kesadaran masyarakat akan pentingnya protein hewani. Produk unggas merupakan
produk yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat sebagai sumber protein
hewani, salah satunya adalah ayam lokal Indonesia. Berdasarkan data Survei
Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2011-2014 tingkat konsumsi daging
ayam pada tahun 2013 sebesar 4.119 kg kapita-1 tahun dan mengalami
peningkatan pada tahun 2014 sebesar 4.487 kg kapita-1 tahun (Pusdatin 2015). Di
Indonesia tersebar beberapa ayam lokal yang terdiri dari beberapa rumpun dengan
karakteristik morfologis yang berbeda dan khas daerah asalnya. Ayam merawang,
kampung, dan pelung merupakan bentuk keragaman ayam lokal khas Indonesia
yang sangat potensial untuk dikembangbiakkan dan memiliki potensi untuk
ditingkatkan mutu genetiknya.
Ayam merawang dapat dibudidayakan secara komersial untuk memenuhi
gizi masyarakat. Ayam kampung merupakan ayam penghasil daging dan telur
yang tahan terhadap penyakit, memiliki nilai ekonomis yang tinggi dengan
keragaman genetik yang cukup tinggi, namun produktivitasnya masih rendah dari
segi pertumbuhan, produksi telur, dan reproduksi (Sulandari et al. 2007). Ayam
pelung mempunyai berat tubuh yang besar dibandingkan ayam lokal lainnya
sehingga banyak dikembangkan sebagai sumber daging bagi masyarakat (Rusdin
2007). Mulyantini (2011) menyatakan ayam ras pedaging yang baik yaitu sehat,
berbulu baik, berkualitas baik, perbandingan antara tulang, dan daging seimbang
(proporsional), serta memiliki daya produktivitas tinggi. Disamping kelebihan
yang dimiliki, ayam ras pedaging mempunyai kelemahan yaitu rentan terhadap
penyakit dan pemeliharaannya harus dalam suhu serta kelembaban yang sesuai.
Potensi yang dimiliki ayam merawang, kampung, dan pelung diantaranya
kemampuan bertahan dan berkembangbiak dengan baik meskipun kondisi kualitas
pakan rendah serta tahan terhadap beberapa penyakit merupakan keunggulan yang
dapat dikembangkan. Salah satu cara untuk meningkatkan mutu genetik
produktivitas ayam merawang (M), kampung (K), dan pelung (P) yaitu dengan
melakukan persilangan dengan ayam ras pedaging (B) sehingga dapat dijadikan
solusi dalam menghasilkan bibit unggul yang lebih baik dari tetuanya.
Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Pratiwanggana (2014) mengenai
persilangan ayam kampung dengan ras pedaging (KB) bahwa pada umur 12
minggu bobot badan KB jantan dan betina sebesar 2 290.0 g dan 2 335.0 g. PBB
umur 5-12 minggu KB jantan dan betina sebesar 1 813 g dan 1 479 g. Total
konsumsi KB jantan dan betina sebesar 6 035 g dan 5 225 g sampai 12 minggu.
Konversi pakan KB jantan dan betina sebesar 2.67 dan 2.97 sampai 12 minggu.
Mortalitas tertinggi pada minggu ke 1-4 dan menurun pada minggu 5-12.
Berdasarkan hal tersebut, penelitian persilangan ayam merawang, kampung, dan
pelung dengan ras pedaging perlu dilakukan dengan harapan dapat menghasilkan
keturunan yang lebih baik dari tetuanya.

2
Tujuan
Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji performa hasil persilangan ayam
merawang, kampung, dan pelung dengan ayam ras pedaging pada umur 0 sampai
12 minggu.

Ruang Lingkup Penelitian
Penggunaan pejantan lokal yang berbeda (merawang, kampung, dan pelung)
disilangkan dengan betina ras pedaging untuk pengamatan performa pertumbuhan
hasil persilangan pada umur 0 sampai 12 minggu. Parameter performa meliputi
bobot badan, pertambahan bobot badan, konsumsi pakan, konversi pakan, dan
mortalitas. Keturunan dari persilangan tersebut diharapkan mempunyai kombinasi
genetik dan dapat dijadikan solusi dalam penyediaan bibit ayam persilangan yang
lebih unggul dari ayam lokal lainnya.

METODE

Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 sampai Februari 2016.
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Pemuliaan dan Genetika
Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah persilangan ayam jantan
merawang, kampung, dan pelung dengan betina ras pedaging yang dapat dilihat
pada Tabel 1. Rataan bobot badan dewasa ayam jantan merawang, kampung, dan
pelung masing-masing sebesar 2 315 g, 2 193 g, dan 2 412 g. Ayam ras pedaging
yang digunakan merupakan parent stock dengan strain Cobb untuk pembibit,
mempunyai rataan bobot badan 3 011 g pada umur 35 minggu. Ayam MB unsex 6
ekor, KB unsex 10 ekor, dan PB unsex 12 ekor karena ayam mati sebelum
dikelompokkan menurut jenis kelamin pada minggu ke-5.
Bahan lain yang digunakan adalah sekam, pakan komersial untuk ayam ras
pedaging fase starter berbentuk crumble, dedak padi, Vita Chick, Vita Stress,
vaksin ND, dan wing band.

3
Tabel 1 Jumlah indukan dan anakan yang digunakan

Alat
Peralatan yang digunakan pada penelitian ini adalah kandang ayam indukan
berupa kandang koloni dan kandang umbaran yang dibagi dalam 4 sekat. Kandang
berukuran 1.5 m  1.5 m yang disekat menjadi 4 untuk DOC hingga berumur 4
minggu. Kandang bambu untuk ayam yang berumur 5-12 minggu.
Peralatan untuk makan dan minum terdiri dari tempat minum galon
kapasitas 5 L sebanyak 10 buah dan 1 L sebanyak 20 buah, tempat pakan besar
sebanyak 20 buah dan tempat pakan kecil sebanyak 10 buah. Peralatan lain yang
digunakan adalah timbangan digital OSUKA dengan ketelitian 0.5 g, lampu,
ember, nampan plastik, gayung, kabel, egg tray, thermometer, dan mesin tetas.

Prosedur
Pengumpulan dan Penetasan Telur
Koleksi telur dilakukan pada pagi dan sore hari selama 7 hari. Telur
dimasukkan ke dalam mesin tetas setiap minggunya.

4
Sebelum dimasukkan ke dalam mesin tetas, telur diberi keterangan
berdasarkan persilangannya. Saat telur menetas, DOC ditimbang dan dipasang
wing band untuk memudahkan pencatatan.
Pemeliharaan
Kandang dipersiapkan dan dibersihkan terlebih dahulu. Pemeliharaan ayam
silangan dimulai dari umur 0-12 minggu dilakukan pada kandang koloni
dibedakan berdasarkan kelompok persilangan dan periode penetasan selama 4
minggu, kemudian dipisahkan berdasarkan jenis kelamin sejak ayam berumur 512 minggu. Sexing dilakukan dengan cara membedakan warna dan bentuk jengger.
Jengger pada jantan berwarna merah dan besar, sedangkan pada betina berwarna
agak pucat dan kecil,
Alas kandang berupa sekam diganti setiap 1 minggu atau saat sekam sudah
basah dan menggumpal. Vaksin ND La sota diberikan melalui tetes mata untuk
vaksin aktif pada saat ayam berumur 3 hari dan injeksi subkutan untuk vaksin
inaktif dosis 0.1 mL dilakukan pada saat ayam berumur 3 minggu dan 3 bulan.
Pemberian Vita Chick dicampurkan ke dalam air minum sampai ayam berumur 3
minggu dan seteleh dilakukan penimbangan dengan dosis 5 g per 7 L. Ayam yang
cidera atau sakit dipindahkan ke kandang lain untuk pengobatan hingga ayam
kembali pulih.
Pemberian Pakan
Pakan dan minum diberikan ad libitum, pemberian pakan dilakukan pada
pagi dan sore hari selama pemeliharaan. Pakan komersial diberikan pada anak
ayam umur sehari (DOC) sampai umur 3 minggu, ayam berumur 3-4 minggu
diberikan Pakan 1, ayam berumur 4-5 minggu diberikan Pakan 2, dan ayam
berumur 5-12 minggu diberikan Pakan 3. Kandungan nutrisi pakan dapat dilihat
pada Tabel 2.
Tabel 2 Kandungan nutrisi pakan yang digunakan

Analisis Data
Rancangan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok yang terdiri
dari perlakuan 3 jenis ayam dan 5 periode penetasan. Jenis ayam yang digunakan
adalah ayam MB, KB, dan PB. Pengukuran dilakukan setiap minggu selama 12
minggu.

5
Data yang diperoleh dianalisis ragam (ANOVA) dengan selang kepercayaan
95% dan 99% (Steel dan Torrie 1995). Rancangan percobaan menurut Mattjik dan
Sumertajaya (2002) adalah sebagai berikut:
Yi j k = μ + Pi + Kj + εi j
Keterangan:
Yi j k
= pengamatan pada jenis ayam ke-i (MB, KB, dan PB) dan periode ke-j (periode 1, 2, 3,
4, dan 5);
μ
= rataan nilai pengamatan;
Pi
= pengaruh jenis ayam pada taraf ke-i (MB, KB, dan PB);
Kj
= pengaruh periode penetasan pada taraf ke-j (periode 1, 2, 3, 4, dan 5); dan
ε ijk
= pengaruh galat percobaan pada jenis ayam ke-i (MB, KB, dan PB) dan periode
penetasan ke-j (periode 1, 2, 3, 4, dan 5).

Rumus laju pertumbuhan untuk menduga pertumbuhan optimal menurut
Brody (1945) sebagai sebagai berikut:
Wt = Wo × ekt
Keterangangan: Wt
Wo
t
k
e

= bobot badan umur t (g) ;
= bobot badan umur 0 (awal) (g);
= umur (minggu);
= koefisien laju pertumbuhan; dan
= konstanta (bilangan natural = 2.7183).

Rumus laju pertumbuhan relatif (k) menurut Brody (1945) sebagai berikut:
k = ln Wt – ln Wo
(t2-t1)
Keterangan :

W1 = bobot badan pada umur t1; dan
W2 = bobot badan pada umur t2.

Peubah
Peubah yang diukur sejak ayam berumur sehari (DOC) sampai ayam
berumur 12 minggu, yaitu:
1. Konsumsi pakan (g ekor-1 minggu-1)= jumlah pemberian – sisa pakan;
2. Bobot badan (g ekor-1 minggu-1) dilakukan penimbangan bobot badan pada
setiap minggu pemeliharaan;
3. Pertambahan bobot badan (g ekor-1 minggu-1)= bobot badan saat
penimbangan – bobot badan pada minggu sebelumnya;
J
a
a a
4. Konversi pakan =
; dan
5. Mortalitas (%)=

J

J

J
a PBB
a aya
a

a aya

awa

×100%

6

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bobot Badan
Rataan bobot badan MB, KB, dan PB umur 0-4 minggu dapat dilihat pada
Tabel 3. Bobot badan MB, KB, dan PB saat DOC berbeda nyata (P