Persepsi, Keberlanjutan Kelembagaan, dan Efektivitas Program CSR PT Pertamina Gas di Desa Permisan Kabupaten Sidoarjo

PERSEPSI, KEBERLANJUTAN KELEMBAGAAN, DAN
EFEKTIVITAS PROGRAM CSR PT PERTAMINA GAS
DI DESA PERMISAN KABUPATEN SIDOARJO

ADIA YUNIARTI

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Persepsi, Keberlanjutan
Kelembagaan, dan Efektivitas Program CSR PT Pertamina Gas di Desa Permisan
Kabupaten Sidoarjo adalah benar karya saya dengan arahan dosen pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2013
Adia Yuniarti
NIM I34090034

ABSTRAK
ADIA YUNIARTI Persepsi, Keberlanjutan Kelembagaan, dan Efektivitas
Program CSR PT Pertamina Gas di Desa Permisan Kabupaten Sidoarjo Di bawah
bimbingan FREDIAN TONNY NASDIAN
Corporate Social Resposibility (CSR) merupakan suatu bentuk tanggung jawab
sosial perusahaan untuk ikut memberikan manfaat terhadap masyarakat dan
lingkungan perusahaan itu beroperasi terdiri dari isu-isu lingkungan. Program
CSR diharapkan dapat membantu mengatasi masalah lingkungan. Isu lingkungan
berhubungan dengan pembangungan berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan
berdasarkan triple bottom line membutuhkan keberlanjutan kelembagaan.
Program Penghijauan yang dilakukan PT Pertamina Gas berdasarkan triple
bottom line dapat mendukung adanya pembangunan berkelanjutan. Tujuan utama
penelitian ini adalah untuk menganalisis persepsi terhadap efektivitas program
CSR Penghijauan yang dilakukan PT Pertamina Gas dan Keberlanjutan

Kelembagaan lokal desa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat persepsi
masyarakat terhadap implementasi Program Penghijauan berpengaruh terhadap
tingkat persepsi terhadap efektivitas Program Penghijauan dan tingkat partisipasi
dalam Program Penghijauan berpangaruh pada keberlanjutan kelembagaan.
Kata Kunci: tanggung jawab sosial, efektivitas, penghijauan, keberlanjutan
kelembagaan

ABSTRACT
ADIA YUNIARTI Perception, Institutional Sustanability, and Effectiveness of
CSR PT Pertamina Gas in Permisan, Sidoarjo. Supervised by FREDIAN
TONNY NASDIAN
Corporate Social Resposibility (CSR) constituting a form of corporate social
responsibility to participate confers a benefit for society and environment the
company operating consisting of environmental issues. CSR is expected to help
overcome environmental problems. The environment associated with sustainable
development. Sustainable development based on triple bottom line need continued
institutional sustainability. A greening program held by PT Pertamina Gas based
on triple bottom line could support the presence of sustainable development. The
main purpose of this research is to analyze perception the effectiveness CSR of
greening program which held by PT Pertamina Gas and institutional sustainability

in local village. The result showed that the level perception of the implementation
of a reforestation program impact on the level perception of the effectiveness
greening program and the level of participation in the greening program impact on
institutional sustainability.
Keywords: social responsibility, effectiveness , greening, institutional
sustainability

PERSEPSI, KEBERLANJUTAN KELEMBAGAAN, DAN
EFEKTIVITAS PROGRAM CSR PT PERTAMINA GAS
DI DESA PERMISAN KABUPATEN SIDOARJO

ADIA YUNIARTI

Skripsi
Sebagai syarat untuk mendapatkan gelar
Sarjana Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013

Judul Skripsi

Nama
NIM

Persepsi, Keberlanjutan Kelembagaan, dan Efektivitas
Program CSR PT Pertamina Gas di Desa Permisan
Kabupaten Sidoarjo
Adia Y uniarti
I34090034

Disetujui oleh

Fredian Tonn Nasdian MS
Pembimbing

MS


o8

JUL 2Q13

Tanggal Pengesahan: _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __

Judul Skripsi

Nama
NIM

: Persepsi, Keberlanjutan Kelembagaan, dan Efektivitas
Program CSR PT Pertamina Gas di Desa Permisan
Kabupaten Sidoarjo
: Adia Yuniarti
: I34090034

Disetujui oleh


Ir Fredian Tonny Nasdian, MS
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Soeryo Adiwibowo, MS
Ketua Departemen

Tanggal Pengesahan:_______________________________

PRAKATA
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karunia yang luar biasa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul Persepsi, Keberlanjutan Kelembagaan, dan Efektivitas Program CSR PT
Pertamina Gas di Desa Permisan Kabupaten Sidoarjo.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir Fredian Tonny Nasdian,
MS selaku dosen pembimbing yang telah memberikan banyak inspirasi, motivasi,
masukan, dan arahan yang luar biasa serta kesabaran dalam membimbing penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima Kasih kepada Bapak Dr Ir Rilus A
Kinseng, MA dan Bapak Martua Sihaloho, SP, MSi sebagai dosen penguji utama

dan dosen penguji wakil departemen SKPM yang telah berkenan menguji dan
meluluskan saya serta memberikan masukan dan saran untuk skripsi ini. Terima
kasih juga saya ucapkan kepada Bapak M Kadarisman sebagai staf CSR PT
Pertamina Gas Area Jawa Bagian Timur dari bagian Bidang Lingkungan yang
selalu menemani dan membantu penulis dalam mencari dan mengumpulkan data.
Selain itu, penulis berterima kasih kepada Bapak H Suwarno Ichsan sebagai
kepala Desa Permisan yang selalu menemani dan membantu penulis dalam
mencari data. Tidak lupa peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada orang
tua tercinta, Ayahanda Abdul Kahar (Alm), Ibunda Ruslaini, serta keluarga
tercinta atas segala bentuk doa, dukungan, dan semangat yang sangat besar
kepada penulis dalam penyelesaian skripsi. Selanjutnya, terima kasih kepada
teman-teman satu bimbingan dan seperjuangan Shofiyatul Azimi dan Gressayana
Suciari, teman-teman SKPM 46, dan Firly Waliani Rahma yang telah memberikan
dukungan dan bersedia bertukar pikiran serta pihak-pihak yang sudah mendukung,
memotivasi, dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi banyak pihak.

Bogor, Juli 2013
Adia Yuniarti


DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Masalah Penelitian
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
PENDEKATAN TEORITIS
Tinjauan Pustaka
Corporate Social Responsibility (CSR)
Partisipasi
Keberlanjutan Kelembagaan
Kerangka Pemikiran
Hipotesis Penelitian
Definisi Operasional
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu
Pendekatan Kuantitatif

Pendekatan Kualitatif
Kombinasi Pendekatan Kuantitatif dan Pendekatan Kualitatif
PROFIL DESA
Kondisi Geografis
Karakteristik Penduduk
Struktur Sosial dan Pola Kebudayaan Masyarakat
Pola-pola Adaptasi Ekologi Masyarakat
Ikhtisar
PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN
IMPLEMENTASI PROGRAM PENGHIJAUAN
Latar Belakang Corporate Social Responsibility PT Pertamina
Gas
Kebijakan, Struktur Organisasi, dan Rencana Anggaran
Pengembangan Program Corporate Sosial Responsibility PT
Pertamina Gas
Program Penghijauan
Implementasi Program Penghijauan
Kegiatan Program Penghijauan
Sosialisasi dan Pelatihan
Materi yang Disampaikan selama Program Penghijauan

Partisipasi Aktif para Stakeholders
Media Informasi dan Alat Bantu Pelaksana Program
Penghijauan
Tingkat Persepsi Masyarakat terhadap Implementasi
Program Penghijauan
Ikhtisar

viii
x
xii
1
1
4
6
6
7
7
7
12
14

16
17
18
21
21
22
24
25
27
27
29
31
33
34
37
37
38

40
41
42
44
45
46
48
50
51

EFEKTIVITAS, PARTISIPASI PROGRAM CORPORATE
SOCIAL RESPONSIBILITY PROGRAM PENGHIJAUAN DAN
KEBERLANJUTAN KELEMBAGAAN
Efektivitas Program Penghijauan
Manfaat Lingkungan Program Penghijauan
Berkelanjutan
Dekat Wilayah Operasi
Publikasi
Mendukung PROPER
Tingkat Persepsi Masyarakat terhadap Efektivitas Program
Penghijauan
Partisipasi Program Penghijauan
Tahap Perencanaan
Tahap Pelaksanaan
Tahap Evaluasi
Tingkat Partisipasi Program Penghijauan
Keberlanjutan Kelembagaan Paguyuban Kader Lingkungan
Keseimbangan Pelayanan-Peranserta
Demokrasi
Transparansi
Akuntabilitas
Jejaring Kelembagaan
Tingkat Keberlanjutan Kelembagaan
Ikhtisar
HUBUNGAN IMPLEMENTASI, EFEKTIVITAS, PARTISIPASI
PROGRAM PENGHIJAUAN DAN KEBERLANJUTAN
KELEMBAGAAN PAGUYUBAN KADER LINGKUNGAN
Hubungan Tingkat Implementasi dan Tingkat Efektivitas
Program Penghijauan
Hubungan Tingkat Partisipasi Program Penghijauan dan
Tingkat Keberlanjutan Kelembagaan
Ikhtisar
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

55

55
55
57
58
60
61
63
65
66
67
68
69
70
70
72
73
74
76
77
78
81

81
83
85
87
87
88
89
93
107

viii

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8

9

10

11

12

13

14

Pengukuran skor tingkat partisipasi
Luas wilayah Desa Permisan menurut penggunaan
lahan
Karakter ekologi Desa Permisan
Jumlah penduduk Desa Permisan Tahun 20092012
Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan
Jenis dan jumlah mata pencaharian penduduk
Desa Permisan
Rencana anggaran program CSR PT Pertamina
Gas 2013
Jumlah dan persentase warga berdasarkan tingkat
keterlibatan warga dalam kegiatan program
penghijauan di Desa Permisan, Kecamatan Jabon,
Kabupaten Sidoarjo Tahun 2013
Jumlah dan persentase warga terhadap tingkat
keterlibatan warga pada sosialisasi dan pelatihan
program penghijauan di Desa Permisan,
Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo Tahun
2013
Jumlah dan persentase penilaian warga terhadap
materi yang disampaikan selama program
penghijauan di Desa Permisan, Kecamatan Jabon,
Kabupaten Sidoarjo Tahun 2013
Jumlah dan persentase tingkat penilaian warga
terhadap partisipasi aktif para stakeholders pada
program penghijauan di Desa Permisan,
Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo Tahun
2013
Jumlah dan persentase tingkat penilaian warga
terhadap media informasi dan alat bantu pelaksana
program penghijauan di Desa Permisan,
Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo Tahun
2013
Jumlah dan persentase tingkat persepsi warga
terhadap implementasi program penghijauan di
Desa Permisan, Kecamatan Jabon, Kabupaten
Sidoarjo Tahun 2013
Jumlah dan persentase warga berdasarkan
penilaian warga terhadap manfaat lingkungan
program penghijauan di Desa Permisan,
Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo Tahun
2013

19
28
28
29
30
31
39
42

44

45

46

50

50

56

ix

15 Jumlah dan persentase penilaian warga terhadap
keberlanjutan
program penghijauan di Desa
Permisan, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo
Tahun 2013
16 Jumlah dan persentase warga berdasarkan
penilaian warga terhadap dekat wilayah operasi
program penghijauan di Desa Permisan,
Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo Tahun
2013
17 Jumlah dan persentase warga berdasarkan
penilaian warga terhadap publikasi program
penghijauan di Desa Permisan, Kecamatan Jabon,
Kabupaten Sidoarjo Tahun 2013
18 Jumlah dan persentase warga berdasarkan
penilaian warga terhadap mendukung PROPER
dalam program penghijauan di Desa Permisan,
Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo Tahun
2013
19 Jumlah dan persentase tingkat persepsi warga
terhadap tingkat efektivitas program penghijauan
di Desa Permisan, Kecamatan Jabon, Kabupaten
Sidoarjo Tahun 2013
20 Jumlah dan persentase warga berdasarkan tingkat
partisipasi pada tahap perencanaan program
penghijauan di Desa Permisan, Kecamatan Jabon,
Kabupaten Sidoarjo Tahun 2013
21 Jumlah dan persentase warga berdasarkan tingkat
partisipasi pada tahap pelaksanaan program
penghijauan di Desa Permisan, Kecamatan Jabon,
Kabupaten Sidoarjo Tahun 2013
22 Jumlah dan persentase warga progam berdasarkan
tingkat partisipasi pada tahap evaluasi program
penghijauan di Desa Permisan, Kecamatan Jabon,
Kabupaten Sidoarjo Tahun 2013
23 Jumlah dan persentase warga progam berdasarkan
tingkat partisipasi pada program penghijauan di
Desa Permisan, Kecamatan Jabon, Kabupaten
Sidoarjo Tahun 2013
24 Jumlah dan persentase warga berdasarkan tingkat
keseimbangan pelayanan-peranserta di Paguyuban
Kader Lingkungan Desa Permisan, Kecamatan
Jabon, Kabupaten Sidoarjo Tahun 2013
25 Jumlah dan persentase warga berdasarkan tingkat
demokrasi di Paguyuban Kader Lingkungan Desa
Permisan, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo
Tahun 2013

58

59

61

62

64

66

67

69

69

71

72

x

26 Jumlah dan persentase warga berdasarkan tingkat
transparansi pada Paguyuban Kader Lingkungan
Desa Permisan, Kecamatan Jabon, Kabupaten
Sidoarjo Tahun 2013
27 Jumlah dan persentase berdasarkan tingkat
akuntabilitas pada Paguyuban Kader Lingkungan
Desa Permisan, Kecamatan Jabon, Kabupaten
Sidoarjo Tahun 2013
28 Jumlah dan persentase berdasarkan tingkat
jejaring kelembagaan dalam Paguyuban Kader
Lingkungan Desa Permisan, Kecamatan Jabon,
Kabupaten Sidoarjo Tahun 2013
29 Jumlah dan persentase berdasarkan tingkat
keberlanjutan kelembagaan Paguyuban Kader
Lingkungan Desa Permisan, Kecamatan Jabon,
Kabupaten Sidoarjo Tahun 2013
30 Jumlah dan persentase peserta program
penghijauan terhadap tingkat persepsi warga
terhadap implementasi program penghijauan dan
tingkat persepsi warga terhadap efektivitas
program penghijauan di Desa Permisan,
Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo Tahun
2013
31 Jumlah dan persentase peserta program
penghijauan terhadap tingkat partisipasi program
penghijauan
dan
tingkat
keberlanjutan
kelembagaan Paguyuban kader Lingkungan di
Desa Permisan, Kecamatan Jabon, Kabupaten
Sidoarjo Tahun 2013

74

75

76

78

82

84

DAFTAR GAMBAR
1
2
3

4

5

Triple Bottom Line
Subjek Inti Tanggung Jawab Sosial
Kerangka pemikiran dari persepsi terhadap
efektivitas program CSR dan keberlanjutan
kelembagaan
Persentase warga berdasarkan tingkat keterlibatan
warga dalam kegiatan dalam program penghijauan
di Desa Permisan, Kecamatan Jabon, Kabupaten
Sidoarjo Tahun 2013
Persentase tingkat penilaian warga terhadap
partisipasi aktif para stakeholders pada program
penghijauan di Desa Permisan, Kecamatan Jabon,
Kabupaten Sidoarjo Tahun 2013

8
8
17

43

47

xi

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

Persentase tingkat penilaian warga terhadap media
informasi dan alat bantu pelaksana Program
Penghijauan di Desa Permisan, Kecamatan Jabon,
Kabupaten Sidoarjo Tahun 2013
Persentase tingkat persepsi warga terhadap
implementasi
program penghijauan di Desa
Permisan, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo
Tahun 2013
Persentase penilaian warga terhadap keberlanjutan
program
penghijauan di Desa Permisan,
Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo Tahun
2013
Persentase penilaian warga terhadap dekat wilayah
operasi program penghijauan di Desa Permisan,
Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo Tahun
2013
Persentase penilaian warga terhadap mendukung
PROPER dalam Program Penghijauan di Desa
Permisan, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo
Tahun 2013
Persentase warga berdasarkan tingkat persepsi
warga terhadap efektivitas program penghijauan di
Desa Permisan, Kecamatan Jabon, Kabupaten
Sidoarjo Tahun 2013
Persentase warga berdasarkan tingkat partisipasi
pada tahap perencanaan program penghijauan di
Desa Permisan, Kecamatan Jabon, Kabupaten
Sidoarjo Tahun 2013
Persentase warga berdasarkan tingkat partisipasi
pada tahap pelaksanaan program penghijauan di
Desa Permisan, Kecamatan Jabon, Kabupaten
Sidoarjo Tahun 2013
Persentase warga progam berdasarkan tingkat
partisipasi pada program penghijauan di Desa
Permisan, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo
Tahun 2013
Persentase
warga
berdasarkan
tingkat
keseimbangan pelayanan-peranserta di Paguyuban
Kader Lingkungan Desa Permisan, Kecamatan
Jabon, Kabupaten Sidoarjo Tahun 2013
Persentase warga berdasarkan tingkat demokrasi
di Paguyuban Kader Lingkungan Desa Permisan,
Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo Tahun
2013

49

51

58

60

62

64

66

68

69

71

73

xii

17 Persentase warga berdasarkan tingkat transparansi
pada Paguyuban Kader Lingkungan Desa
Permisan, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo
Tahun 2013
18 Persentase
warga
berdasarkan
tingkat
akuntabilitas pada Paguyuban Kader Lingkungan
Desa Permisan, Kecamatan Jabon, Kabupaten
Sidoarjo Tahun 2013
19 Persentase warga berdasarkan tingkat jejaring
kelembagaan
dalam
Paguyuban
Kader
Lingkungan Desa Permisan, Kecamatan Jabon,
Kabupaten Sidoarjo Tahun 2013
20 Persentase
warga
berdasarkan
tingkat
keberlanjutan kelembagaan Paguyuban Kader
Lingkungan Desa Permisan, Kecamatan Jabon,
Kabupaten Sidoarjo Tahun 2013

74

75

76

78

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
7
8

Peta Lokasi
Waktu Penelitian
Kerangka Sampling
Daftar Informan
Wawancara Mendalam
Data Olah SPSS
Dokumentasi

93
94
95
97
98
102
105

i

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam
berlimpah. Sumber daya alam yang melimpah dapat memberi manfaat kepada
masyarakat untuk keberlangsungan hidup mereka. Sumber daya alam di Indonesia
umumnya dikelola oleh pemerintah maupun perusahaan-perusahaan swasta. Akan
tetapi, tidak semua proses pengelolaan sumber daya alam yang dilakukan di
Indonesia tepat guna. Hampir semua pengelolaan sumber daya alam rentan
terkena isu kerusakan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat akibat adanya
eksploitasi besar-besaran yang dilakukan untuk mengambil manfaat dari sumber
daya alam tersebut. Di Indonesia sendiri, pertambangan merupakan salah satu
sektor pembangunan yang sangat penting sehingga pengembangannya secara
berkelanjutan perlu dilakukan karena berhubungan erat dengan pendapatan
nasional dan daerah serta memberikan manfaat bagi masyarakat di sekitar
tambang.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2012 tentang Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia Triwulan III-2012 menjelaskan bahwa sektor pertambangan dan
penggalian ikut berperan pada pertumbuhan ekonomi Indonesia dan sektor
pertambangan dan penggalian sendiri mengalami pertumbuhan sebesar 0.11
persen. Secara komulatif besaran Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia hingga
triwulan III-2012 dibandingkan dengan PDB pada periode yang sama Tahun 2011
tumbuh sebesar 6.29 persen yang dipengaruhi oleh pertumbuhan semua sektor,
salah satunya sektor pertambangan dan penggalian sebesar 1.86 persen.
Djajadiningrat (2007) seperti dikutip Sumantri et al. (2008) mengungkapkan
bahwa manusia sampai saat ini masih memerlukan dukungan hasil sumber daya
pertambangan dan hasil tambang untuk mempertahankan dan meningkatkan
kesejahteraannya sehingga sektor usaha pertambangan merupakan sektor yang
strategis untuk pembangunan manusia. Pada teknis pelaksanaannya, perusahaan
pertambangan melibatkan usaha lokal dan masyarakat agar menumbuhkan
kepedulian pengelolaan lingkungan serta penguatan ekonomi masyarakat. Selain
itu, disosialisasikan kesadaran bersama untuk menjaga keutuhan ekologi dan
keanekaragaman hayati dalam aktivitas pertambangan. Namun, tidak terlepas dari
dampak terhadap lingkungan seperti pembuangan limbah tambang, pencemaran
logam berat, menurunnya tingkat kesuburan tanah, berbagai isu tentang aktivitas
pertambangan yang kurang berwawasan lingkungan, dan penurunan kualitas
lingkungan perlu diperhatikan untuk menjamin keseimbangan antara pemenuhan
kebutuhan dan kelestarian lingkungan.
Pemerintah mengeluarkan Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas untuk menanggapi isu tersebut. Undang-undang tersebut
menjelaskan bahwa setiap perusahaan diwajibkan untuk melakukan Tanggung
Jawab Sosial dan Lingkungan sebagai komitmen perseroan untuk berperan serta
dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas
kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri,
komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu, seluruh
perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan atau yang berkaitan

2

dengan sumber daya alam diwajibkan untuk menyelenggarakan Corporate Social
Responsibility (CSR), yaitu suatu bentuk kepekaan, kepedulian, dan tanggung
jawab sosial perusahaan untuk ikut memberikan manfaat terhadap masyarakat dan
lingkungan dimana perusahaan itu beroperasi (Yentifa 2006). Terdapat beberapa
produk peraturan perundangan yang menyentuh tentang masalah CSR, mulai dari
UU No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN. UU ini kemudian dijabarkan lebih lanjut
oleh Peraturan Menteri Negara BUMN No. 4 Tahun 2007 yang mengatur mulai
dari besaran dana hingga tata cara pelaksanaan CSR seperti yang dijelaskan oleh
KBUMN (2010). Program CSR dalam Peraturan Menteri ini maksudnya adalah
berupa Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Kemudian, ada lagi UU No. 25
Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
Corporate Social Responsibility (CSR) yang didasari oleh konsep Triple
Bottom Line didefinisikan oleh Johnson and Johnson (2006) seperti dikutip Hadi
(2011) adalah bagaimana cara mengelola perusahaan baik sebagian maupun
secara keseluruhan memiliki dampak positif bagi dirinya dan lingkungannya. Oleh
sebab itu, perusahaan harus mampu mengelola bisnis operasinya dengan
menghasilkan produk yang berorientasi secara positif terhadap masyarakat dan
lingkungan. Triple bottom line menurut Elkington (1997) seperti dikutip Wibisono
(2007) terdiri atas 3P (profit, people, planet), yakni profit yang diburu, kontribusi
positif kepada masyarakat (people) dan peran serta dalam menjaga kelestarian
lingkungan (planet). Poin planet menjelaskan bahwa perusahaan peduli terhadap
lingkungan hidup dan keberlanjutan keragaman hayati. Hal ini diperkuat oleh isu
penting CSR yang terdapat dalam ISO 26000: 2010 Guidance on Social
responsibility yaitu lingkungan. CSR perusahaan diharapkan perhatiaan terhadap
pencegahan polusi, penggunaan sumber daya yang berkelanjutan, mitigasi dan
adaptasi terhadap perubahan iklim, proteksi lingkungan, keragaman hayati, dan
restorasi habitat. Oleh karena itu, CSR adalah sebuah gagasan dimana perusahaan
dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada triple bottom line. Triple
bottom line selain profit adalah sosial dan lingkungan, karena kondisi keuangan
saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh secara berkelanjutan
(sustainable). Isu CSR yang dikaitkan dengan isu lingkungan yang berkelanjutan
berhubungan dengan keberlanjutan kelembagaan baik itu perusahaan sendiri
maupun lembaga lokal di masyarakat.
PT Pertamina Gas adalah perusahaan yang bergerak dalam sektor midstream
dan downstream industri gas Indonesia yang didirikan pada 23 Februari 2007.
Pendirian PT Pertamina Gas untuk memenuhi ketentuan UU No. 22/2001 dan
adanya peningkatan kebutuhan komoditas gas di Indonesia sebagai alternatif
energi pengganti bahan bakar minyak yang ramah lingkungan. Perusahaan ini
merupakan anak perusahaan PT Pertamina (Persero) dalam peran usaha niaga gas,
transportasi gas, pemrosesan gas, dan distribusi gas serta bisnis lainnya yang
terkait dengan gas alam dan produk turunannya. Pada pelaksanaan kegiatan
operasional, PT Pertamina Gas senantiasa berinteraksi secara baik langsung
maupun tidak langsung dengan pihak-pihak lain atau stakeholders, terutama
masyarakat di sekitar area operasi dan di area kegiatan proyek pengembangan
usaha perusahaan untuk menjaga hubungan yang harmonis dalam melaksanakan
kegiatan operasional. Pertamina Gas memiliki komitmen tinggi terhadap
pelaksanaan program CSR dalam empat bidang utama objek program CSR-nya.
Komitmen itu adalah pencapaian efektivitas pada setiap pelaksanaan program

3

CSR di seluruh wilayah operasi perusahaan melalui lima kriteria yaitu
bermanfaat, berkelanjutan, dekat wilayah operasi, publikasi, dan mendukung
PROPER1.
Kegiatan usaha terutama di bidang energi berpotensi menimbulkan dampak
atau risiko bahaya yang dapat berakibat negatif atau fatal terhadap pekerja, aset,
dan lingkungan hidup. PT Pertamina Gas terus melakukan berbagai usaha untuk
meminimalisasi dampak-dampak tersebut. Tanggung jawab sosial perusahaan
direncanakan dan dilaksanakan sebagai salah satu wujud interaksi sosial yang
dilakukan oleh PT Pertmina Gas dan sebagai wujud tanggung jawab sosial
terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar wilayah yang terkena dampak
perusahaan serta wujud keikutsertaan terhadap pembangunan yang berkelanjutan.
Selain itu, direksi, pekerja, dan mitra kerja PT Pertamina Gas bertanggung jawab
untuk melakukan dan mentaati kebijakan CSR serta melakukan evaluasi untuk
perbaikan secara terus-menerus sehingga pada Tahun 2010-2011, PT Pertamina
Gas Area Jawa Bagian Timur mendapat predikat proper hijau menurut hasil
laporan PROPER 2011. Warna hijau diberikan kepada penanggung jawab usaha
dan/atau kegiatan yang telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang
dipersyaratkan dalam peraturan (beyond compliance) melalui pelaksanaan sistem
pengelolaan lingkungan, pemanfaatan sumber daya secara efisien melalui upaya
4R (Reduce, Reuse, Recycle, Recovery), dan melakukan upaya tanggung jawab
sosial (CSR/Comdev) dengan baik.
Tanggung jawab sosial yang sudah dilakukan PT Pertamina Gas adalah
bantuan sosial terkait pelaksanaan proyek relokasi, bantuan pembangunan
infrastruktur desa, bantuan pembangunan infrastruktur kecamatan, bantuan sosial
pengadaan air bersih, pemberian santunan kepada yayasan yatim piatu, bantuan
sosial terkait pelaksanaan proyek pematangan lahan LPG Plant, pemberian
santunan dan perbaikan infrastruktur desa, pemberian sembako, hewan qurban,
bantuan sosial terkait dengan pelaksanaan proyek pipa, bantuan-bantuan lain
terkait kegiatan organisasi profesi berupa sponsorship, dan pemanfaatan lahan
perusahaan untuk memberdayakan masyarakat. Dari beberapa program tanggung
jawab sosial tersebut beberapa diantaranya dilaksanakan di 14 desa di Kabupaten
Sidoarjo (Desa Banjarpaji, Desa Banjarsari, Desa Bligo, Desa Durungbanjar, Desa
Kedung Kerdo, Desa Klurak, Desa Penatarsewu, Desa Permisan, Desa Plumbon,
Desa Sumokali, Desa Tenggulunan, Desa Wedoklurak, Desa Kedungpeluk) untuk
program bantuan pembangunan infrastruktur desa. Sedangkan, untuk bantuan
pembangunan infrastruktur kecamatan dilakukan pada empat kecamatan di
Kabupaten Sidoarjo serta bantuan pengerasan jalan dan neonisasi di daerah yang
terkena langsung oleh proyek relokasi pipa. PT Pertamina Gas juga melakukan
beberapa program CSR di bidang lingkungan yaitu Program Binaan Budidaya
Sapi, Program Pembinaan Usaha Bandeng Asep, dan Program Penghijauan. Salah
satu program CSR PT Pertamina Gas di bidang lingkungan tersebut dilakukan di
Desa Permisan, Kabupaten Sidoarjo yaitu Program Penghijauan. Program
Penghijauan menjadi fokus pada penelitian ini. Penelitian ini dilakukan untuk
menjawab pertanyaan utama yaitu bagaimana persepsi terhadap efektivitas
implementasi program CSR Penghijauan PT Pertamina Gas dan
keberlanjutan kelembagaan?
1

PROPER adalah program penilaian peringkat kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan
hidup

4

Masalah Penelitian
Desa Permisan adalah salah satu desa binaan PT Pertamina Gas yang
menerima program CSR dari perusahaan di bidang lingkungan yaitu penghijauan.
Desa yang terletak di Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur dirasa
tepat untuk menerima program penghijauan oleh perusahaan. Oleh karena itu,
pertanyaan penelitian yang ingin dijawab adalah bagaimana profil Desa
Permisan, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur sebagai
lokasi tempat pelaksanaan implementasi program CSR Penghijauan?
Program Penghijauan adalah salah satu program CSR dari PT Pertamina Gas
di bidang lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan. Program penghijauan ini
dirasa perlu dilakukan sebagai upaya pelestarian lingkungan dan untuk mencegah
dan mengurangi dampak negatif akibat kegiatan perusahaan. Perusahaan
pertambangan seperti PT Pertamina Gas menyadari akan adanya konsekuensi
yang harus dipikul akibat dari pemanfaatan sumber daya alam yang diperlukan
sebagai bahan baku produksi. Perusahaan berkewajiban mengembalikan alam
agar tetap nyaman setelah mengambil manfaat yang berasal dari alam. Inilah
alasan utama perusahaan saat merancang program CSR di bidang lingkungan.
Program CSR di area pertambangan berupa Program Penghijauan. Program
tersebut diharapkan dapat membuat lingkungan disekitarnya menjadi lebih
nyaman dan asri. Oleh karena itu, pertanyaan penelitian yang ingin dijawab
selanjutnya adalah bagaimana program CSR Penghijauan yang dilakukan
oleh PT Pertamina Gas dan persepsi masyarakat terhadap implementasi
program yang dilakukan oleh PT Pertamina Gas?
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan suatu tindakan tanggung
jawab perusahaan untuk menanggulangi masalah yang ada di lingkungan sekitar
perusahaan baik masalah sosial dan masalah lingkungan. Maraknya isu tentang
masalah sosial dan kerusakan lingkungan karena adanya perusahaan yang ingin
mengeksploitasi sumber daya alam. Oleh sebab itu, CSR sangat diperlukan oleh
suatu perusahaan untuk mengatasi masalah tersebut. Salah satu isu CSR adalah
lingkungan. PT Pertamina Gas adalah salah satu perusahaan di Indonesia yang
mempunyai program CSR di bidang lingkungan. Pada setiap kegiatan CSR,
perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas
program. Tingkat efektivitas dapat diukur dengan membandingkan antara rencana
yang telah ditentukan dengan hasil nyata yang telah diwujudkan. Oleh karena itu,
pertanyaan penelitian selanjutnya yang ingin di jawab adalah bagaimana
persepsi masyarakat terhadap efektivitas implementasi program CSR
Penghijauan yang dilakukan oleh PT Pertamina Gas?
Pelaksanaan program CSR tidak lepas dari partisipasi masyarakat. Partisipasi
masyarakat dibagi dalam tiga tahapan yaitu pada saat perencanaan program,
pelaksanaan program, dan evaluasi program. Setiap tahapan memiliki jenis
aktivitas yang berbeda-beda. Arnstein (1969) mengemukakan delapan tingkatan
partisipasi dalam tangga partisipasi. Delapan tingkatan tangga partisipasi tersebut
terdiri atas tingkat partisipasi paling rendah sampai tingkat partisipasi paling
tinggi yaitu: (1) manipulasi (manipulation); (2) terapi (therapy); (3) informasi
(informing); (4) konsultasi (Consultation); (5) menenangkan (placation); (6)
kemitraan (partnership); (7) delegasi kewenangan (delegated power); dan (8)

5

kontrol warga negara (citizen control). Partisipasi sangat penting dalam
pelaksanaan program. Oleh karena itu, pertanyaan penelitian yang akan dibahas
selanjutnya adalah bagaimana tingkat partisipasi masyarakat dalam program
CSR Penghijauan PT Pertamina Gas?
Keberlanjutan kelembagaan berasal dari gagasan pembangunan berkelanjutan
(sustainable development). Salah satu hasil dari KTT Bumi (Earth Summit) di Rio
de Jeneiro, Brasil adalah agenda 21. Agenda 21 yang diterbitkan oleh UNSD
(United Nations Sustainable Development) menyebutkan bahwa selain kepala
pemerintahan dunia, lembaga PBB, dan lembaga international lainnya serta
segenap lapisan masyarakat perlu memahami mengenai pembangunan
berkelanjutan. Terdapat Sembilan kelompok utama (major groups), yang
diharapkan berpartisipasi dalam program yaitu Lembaga Swadaya Masyarakat,
pemuda, buruh, petani dan nelayan, pemerintah (local government),
bisnis/industri, perempuan, ilmuan, dan pemuka adat. Adanya hasil agenda 21
menunjukkan bahwa lembaga tidak dapat diabaikan begitu saja karena
kelembagaan memiliki peran penting dalam pengambilan keputusan dan penentu
kebijakan. Program CSR berbasis triple bottom line dilakukan untuk mendukung
pembangunan berkelanjutan. Sedangkan, keberlanjutan kelembagaan itu dianggap
penting dalam pembangunan berkelanjutan dan dalam pelaksanaan program CSR
pasti bekerja sama dengan lembaga lokal di wilayah berlangsungnya program.
Oleh karena itu, pertanyaan penelitian lainnya yang ingin dijawab adalah
bagaimana keberlanjutan kelembagaan Paguyuban Kader Lingkungan
masyarakat Desa Permisan karena adanya Program Penghijauan?
Perusahaan akan mempunyai target-target sendiri untuk melihat suksesnya
program CSR yang mereka lakukan. Tolak ukur keberhasilan program CSR
sangat beragam. Perusahaan dapat mengatakan bahwa pelaksanaan implementasi
program CSR mereka berhasil apabila program CSR tersebut telah mencapai hasil
seperti apa yang mereka inginkan. Efektivitas adalah pengukuran yang dapat
dilakukan untuk melihat tercapainya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Oleh karena itu, pertanyaan penelitian lainnya yang ingin dijawab adalah
bagaimana hubungan persepsi masyarakat terhadap implementasi program
CSR dengan persepsi masyarakat terhadap efektivitas implementasi
program CSR Penghijauan yang dilakukan oleh PT Pertamina Gas?
Program CSR yang dilakukan PT Pertamina Gas di bidang lingkungan tidak
lepas dari partisipasi masyarakat desa dan merupakan salah satu program yang
berhubungan erat dengan sustainable development. Terdapat tiga pilar utama
dalam pelaksanaan implementasi program CSR yaitu the triple bottom line (profit,
people, planet). Pembangunan berkelanjutan itu sendiri memiliki tiga tujuan
utama yaitu tujuan ekonomi, tujuan ekologi, dan tujuan sosial. Hal ini yang
menjadikan program CSR dapat mendukung adanya sustainable development.
Kelembagan memiliki peran penting dalam konsep pembangunan berkelanjutan.
Mereka memfasilitasi dalam pengambilan keputusan dan mengkoordinasi
kegiatan manusia. Isu lingkungan pada pembangunan berkelanjutan akan
berpengaruh pada keberlanjutan kelembagaan. Oleh karena itu, pertanyaan
penelitian lainnya yang ingin dijawab adalah bagaimana hubungan partisipasi
dalam implementasi program CSR Penghijauan PT Pertamina Gas dalam
mewujudkan keberlanjutan kelembagaan Paguyuban Kader Lingkungan
masyarakat Desa Permisan?

6

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dirumuskan sebagai berikut:
1. Menggambarkan profil Desa Permisan, Kecamatan Jabon, Kabupaten
Sidoarjo, Jawa Timur sebagai lokasi tempat pelaksanaan implementasi
program CSR Penghijauan.
2. Menggambarkan dan menganalisis program CSR Penghijauan yang
dilakukan oleh PT Pertamina Gas dan persepsi masyarakat terhadap
implementasi program yang dilakukan oleh PT Pertamina Gas.
3. Menganalisis persepsi masyarakat terhadap efektivitas implementasi
program CSR Penghijauan yang dilakukan oleh PT Pertamina Gas.
4. Menganalisis tingkat partisipasi masyarakat dalam program CSR
Penghijauan PT Pertamina Gas.
5. Menganalisis keberlanjutan kelembagaan Paguyuban Kader Lingkungan
masyarakat Desa Permisan karena adanya Program Penghijauan.
6. Menganalisis hubungan persepsi masyarakat terhadap implementasi
program CSR dengan persepsi masyarakat terhadap efektivitas
implementasi program CSR Penghijauan yang dilakukan oleh PT
Pertamina Gas.
7. Menganalisis hubungan partisipasi dalam implementasi program CSR
Penghijauan PT Pertamina Gas dalam mewujudkan keberlanjutan
kelembagaan Paguyuban Kader Lingkungan Desa Permisan.

Kegunaan Penelitian
Penelitian ini memiliki kegunaan sebagai berikut:
1. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi
dan kajian untuk penelitian selanjutnya mengenai Efektivitas
Implementasi Program CSR dan Keberlanjutan Kelembagaan.
2. Bagi masyarakat, dapat memberikan pemahaman tentang bagaimana peran
PT Pertamina Gas dalam aktivitas CSR sebagai bentuk kepedulian
terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar.
3. Bagi perusahaan, sebagai sarana evaluasi mengenai bentuk tanggung
jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan dan masyarakat.
4. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan dalam penetapan kebijakan pelaksanaan CSR perusahaan.

7

PENDEKATAN TEORITIS
Tinjauan Pustaka
Corporate Social Responsibility
Munculnya konsep tanggung jawab sosial berawal dari pendapat Bowen
mengenai kerangka dasar tentang tanggung jawab sosial (social responsibility)
yang berdasar pada dua premis utama yaitu: (1) perusahaan bisa mewujud dalam
masyarakat karena adanya dukungan dari masyarakat, dalam hal ini perusahaan
memiliki kontrak sosial (social contract) yang berisi sejumlah hak dan kewajiban
yang akan mengalami perubahan sejalan dengan perubahan masyarakat; (2)
pelaku bisnis bertindak sebagai agen moral dalam masyarakat. Perusahaan harus
berperilaku sesuai dengan nilai-nilai masyarakat (Solihin 2009). Sehingga
Johnson and Johnson (2006) seperti dikutip Hadi (2011) mendefinisikan tanggung
jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) adalah bagaimana cara
mengelola perusahaan baik sebagian maupun secara keseluruhan memiliki
dampak positif bagi dirinya dan lingkungannya. Oleh sebab itu, perusahaan harus
mampu mengelola bisnis operasinya dengan menghasilkan produk yang
berorientasi secara positif terhadap masyarakat dan lingkungan.
Solihin (2009) menjelaskan bahwa pada awalnya konsep Corporate Social
Responsibility (CSR) masih dipengaruhi oleh prinsip derma dan perwalian, yang
hanya menjadikan CSR sebagai kewajiban belaka tanpa adanya usaha untuk
merespon tekanan atau masalah dari masyarakat terhadap perusahaan sehingga
muncul konsep baru yaitu Corporate Social Performance (CSP). Munculnya
konsep CSP juga dipengaruhi karena munculnya perusahaan-perusahaan
multinasional yang ingin mengukur dampak program CSR terhadap masyarakat
dan perusahaannya. Seiring adanya konsep pembangunan berkelanjutan
(sustainability development), CSR juga mengalami perubahan yaitu bukan saja
dilakukan untuk menjamin adanya pengembalian kepada para pemangku
kepentingan tetapi juga harus memberikan perhatian terhadap berbagai hal yang
dianggap penting bagi masyarakat yakni dampak operasi perusahaan terhadap
ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan secara konseptual berdasar
pada tiga prinsip yang dikenal sebagai „Triple Bottom Line’. Konsep
pembangunan berkelanjutan yang juga mendasari konsep CSR tersebut menurut
Elkington (1997) seperti dikutip Wibisono (2007) meliputi 3P yaitu: (1) Profit.
Perusahaan tetap harus berorientasi untuk mencari keuntungan ekonomi yang
memungkinkan untuk terus beroperasi dan berkembang; (2) People. Perusahaan
harus memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan manusia, beberapa perusahaan
mengembangkan program tanggung jawab sosial perusahaan seperti pemberian
beasiswa bagi pelajar disekitar perusahaan, pendirian sarana pendidikan dan
kesehatan, penguatan kapasitas ekonomi lokal dan bahkan ada perusahaan yang
merancang berbagai skema perlindungan sosial bagi warga masyarakat; (3)
Planet. Perusahaan peduli terhadap lingkungan hidup dan berkelanjutan
keragaman hayati.

8

Sosial

3P
Lingkungan
Ekonomi (profit)
Sumber: Elkington (1997) dalam Wibisono (2007) seperti dikutip Hadi (2011)

Gambar 1 Triple Bottom Lines
ISO (2010) mengemukakan terdapat tujuh subjek inti tanggung jawab sosial
dalam ISO 26000: 2010 Guidance on Social Responsibility yaitu: (1) tata kelola
organisasi; (2) HAM; (3) praktik ketenagakerjaan; (4) lingkungan; (5) praktik
operasi yang adil; (6) isu-isu konsumen; (7) pelibatan dan pengembangan
masyarakat. Isu lingkungan CSR diharapkan perhatiaan terhadap pencegahan
polusi, penggunaan sumber daya yang berkelanjutan, mitigasi dan adaptasi
terhadap perubahan iklim, dan proteksi lingkungan, keragaman hayati dan
restorasi habitat.

Sumber: ISO (2010)

Gambar 2 Subjek inti Tanggung Jawab Sosial
Pada akhirnya dalam kaitannya
mendefinisikan CSR sebagai:

dengan

lingkungan,

ISO

26000

“Responsibility of an organization for the impacts of its decisions and activities
on society and the environment, through transparent and ethical behaviour that
contributes to sustainable development, health and the welfare of society; takes
into account the expectations of stakeholders; is in compliance with applicable

9

law and consistent with international norms of behaviour; and is integrated
throughout the organization and practiced in its relationships.”

Secara singkatnya CSR juga didefinisikan sebagai upaya manajemen yang
dijalankan oleh entitas bisnis berdasar keseimbangan pilar ekonomi, sosial dan
lingkungan, dengan meminimumkan dan mengkompensasi dampak negatif serta
memaksimumkan dampak positif di setiap pilar (Jalal 2010).
Implementasi tanggung jawab sosial (social responsibiity) merupakan tahap
aplikasi program social responsibility sebagaimana telah direncanakan
sebelumnya. Penerapan tanggung jawab sosial membutuhkan iklim organisasi
yang saling percaya dan kondusif sehingga memunculkan motivasi dan komitmen
karyawan pelaksana (Hadi 2011). Wibisono (2007) mengungkapkan bahwa dalam
memulai implementasi pada dasarnya terdapat tiga pertanyaan yang harus dijawab
yaitu: (1) siapa orang yang akan menjalankan; (2) apa yang harus dilakukan; (3)
bagaimana cara melakukan sekaligus alat apa yang diperlukan. Kemudian dalam
manajemen populer, pertanyaan-pertanyaan tersebut diterjemahkan menjadi:
1. Pengorganisasi (organizing) sumber daya yang diperlukan;
2. Penyusunan (staffing) untuk menempatkan orang sesuai dengan jenis tugas
atau pekerjaan yang harus dikerjakannya;
3. Pengarahan (directing) yang terkait dengan bagaimana cara melakukan
tindakan;
4. Pengawasan atau koreksi (controlling) terhadap pelaksanaan;
5. Pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana; dan
6. Penilaian (evaluating) untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan.
Tahap implementasi terdiri atas tiga langkah utama yang terdiri atas
sosialisasi, pelaksanaan, dan internalisasi (Wibisono 2007). Sosialisasi diperlukan
untuk mengenalkan kepada komponen perusahaan mengenai berbagai aspek yang
terkait dengan implementasi CSR. Tujuan utama sosialisasi ini adalah agar
program CSR mendapat dukungan penuh dari seluruh komponen perusahaan.
Pelaksanaan program dilakukan berdasar pada pedoman CSR dan roadmap yang
telah disusun. Internalisasi adalah tahap jangka panjang yang mencangkup upayaupaya memperkenalkan CSR di dalam proses bisnis perusahaan. Selanjutnya,
Hadi (2011) mengatakan ada beberapa pendekatan yang dapat dijadikan pijakan
dalam mengimplementasikan praktik tanggung jawab sosial, antara lain:
1. Program dengan sentralisasi: program aplikasi tanggung jawab sosial
terpusat di perusahaan. Perusahaan yang merencanakan, menentukan jenis
program, merumuskan strategi perusahaan, dan sekaligus sebagai yang
melaksanakan program yang telah direncanakan. Program sentralistik
dapat dilakukan dengan bekerjasama dengan pihak lain, seperti: event
organizer, LSM, pemerintah setempat, institusi pendidikan dan lainnya
selama memiliki visi, misi, dan tujuan yang sama dan di bawah koordinasi
perusahaan;
2. Program dengan desentralisasi: perusahaan berperan sebagai pendukung
kegiatan (supporting media). Perencanaan, strategi, tujuan dan target
termasuk pelaksanaan ditentukan oleh pihak lain selaku mitra. Perusahaan
berposisi sebagai supporting, baik dana, sponsor maupun material; dan
3. Mixed Type: program ini menggunakan pola memadukan antara
sentralistik dan desentralistik, sehingga cocok bagi program-program
community development. Program community development mendudukkan

10

inisiatif, pendanaan maupun pelaksanaan kegiatan dilakukan secara
partisipatoris dengan beneficiaries.
Mekanisme pelaksanaan program atau kegiatan CSR dapat dilakukan sebagai
berikut menurut Wibisono (2007):
1. Bottom Up Process
Program berdasar pada permintaan beneficiaries, yang kemudian
dilakukan evaluasi oleh perusahaan.
2. Top Down Process
Program berdasar pada survei/pemeriksaan seksama oleh perusahaan, yang
disepakati oleh beneficiaries.
3. Partisipatif
Program dirancang bersama antara perusahaan dan beneficiaries.
Ada empat model atau pola tanggung jawab sosial perusahaan (TSP) yang
umumnya diterapkan di Indonesia menurut Saidi dan Abidin dalam Suharto
(2007) seperti dikutip Sa‟ adah (2010), yaitu:
1. Keterlibatan langsung: perusahaan menjalankan program TSP secara
langsung dengan menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial atau
menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara. Untuk
menjalankan tugas ini sebuah perusahaan biasanya menugaskan salah satu
pejabat seniornya, seperti corporate secretary atau public affair manager
atau menjadi bagian dan tugas pejabat public relation;
2. Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan: perusahaan mendirikan
yayasan sendiri di bawah perusahaan atau grupnya. Model ini merupakan
adopsi dari model yang lazim diterapkan di perusahaan-perusahaan di
negara maju. Biasanya perusahaan menyediakan dana awal, dana rutin
atau dana abadi yang dapat digunakan secara teratur bagi kegiatan
yayasan;
3. Bermitra dengan pihak lain: perusahaan menyelenggarakan TSP melalui
kerja sama dengan lembaga sosial atau organisasi non pemerintah, instansi
pemerintah, universitas atau media massa baik dalam mengelola dana
maupun melaksanakan kegiatan sosialnya; dan
4. Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorium: perusahaan turut
mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga sosial yang
didirikan untuk tujuan sosial tertentu. Dibandingkan dengan model
lainnya, pola ini lebih berorientasi pada pemberian hibah perusahaan yang
bersifat hibah pembangunan. Pihak konsorsium atau lembaga semacam itu
yang dipercayai oleh perusahaan-perusahaan yang mendukung secara
proaktif mencari mitra kerja sama dan kalangan lembaga operasional dan
kemudian mengembangkan program yang disepakati bersama.
Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan konsep penting dalam kegiatan
perusahaan untuk senantiasa berhubungan dengan masyarakat dan stakeholder
lainnya. Wibisono (2007) menjelaskan perusahaan yang telah berhasil dalam
menerapkan CSR menggunakan tahap-tahap sebagai berikut:
1. Tahap perencanaan
Pada tahap perencanaan terdiri atas tiga langkah utama, yaitu Awareness
Building, CSR Assessement, dan CSR Manual Building. Pada tahap
Awareness Building, merupakan langkah awal dalam membangun
kesadaran dan arti penting CSR dan komitmen manajemen yang dilakukan

11

melalui seminar, lokakarya, diskusi kelompok, dan lain-lain. CSR
assessement yaitu memetakan kondisi perusahaan dan mengidentifikasi
aspek yang perlu mendapatkan prioritas perhatian dan langkah-langkah
yang tepat untuk membangun struktur perusahaan yang kondusif bagi
penerapan CSR secara efektif. Selanjutnya CSR Manual, yaitu melakukan
bencmarking, menggali dari referensi atau bagi perusahaan yang
menginginkan langkah instant, dilakukan dengan meminta bantuan tenaga
ahli independen dari luar perusahaan. Langkah ini diharapkan dapat
memberikan kejelasan pola pikir dan pola tindak seluruh elemen
perusahaan guna tercapainya pelaksanaan program yang terpadu, efektif,
dan efisien.
2. Tahap implementasi
Pada tahap ini dirumuskan beberapa pertanyaan, seperti pengorganisasian
sumber daya yang diperlukan, penyusunan untuk menempatkan orang
yang sesuai dengan tugas, pengarahan terkait dengan melakukan tindakan,
pengawasan atau koreksi terhadap pelaksanaan, pelaksanaan pekerjaan
sesuai dengan rencana, dan bagaimana penilaian untuk mengetahui tingkat
pencapaian tujuan.
3. Tahap evaluasi
Pada tahap ini langkah yang dilakukan setelah program CSR
diimplementasikan. Tahap ini perlu dilakukan secara konsisten dari waktu
ke waktu untuk mengukur sejauh mana efektivitas penerapan CSR.
4. Pelaporan
Pelaporan diperlukan untuk membangun sistem informasi baik untuk
keperluan proses pengambilan keputusan maupun informasi material dan
relevan mengenai perusahaan.
Perusahaan dalam melakukan program CSR dapat memilih alternatif
pengelolaan, yaitu: self managing atau outsourcing (Wibisono 2007). Self
managing adalah cara kelola perusahaan yang melaksanakan sendiri kegiatankegiatan CSR-nya dengan menugaskan beberapa karyawannya untuk menangani
program CSR. Sedangkan, outsourcing adalah cara kelola perusahaan dengan
meminta bantuan kepada pihak ketiga yang mempunyai kemampuan untuk
melakukan kegiatan yang diperintahkan oleh perusahaan. Pola perusahaan dalam
melakukan kegiatan CSR secara self managing umumnya menggunakan pola
keterlibatan langsung, melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan.
Perusahaan yang melakukan sendiri kegiatannya dapat langsung membentuk
sendiri unit pengelola pada struktur perusahaan atau menugaskan corporate
secretary/public affair manager/biro humas. Sedangkan, pola umum yang dipakai
bila melakukan outsourcing adalah bermitra dengan pihak lain, bergabung dengan
atau mendukung kegiatan bersama baik yang bersifat jangka pendek atau jangka
panjang. Implementasi CSR yang terus-menerus dilakukan perusahaan akan
menghasilkan suatu ekosistem yang menguntungkan di lingkungan perusahaan
baik di dalam maupun di luar perusahaan.

12

Partisipasi
Konsep partisipasi berasal dari bahasa Inggris „participation‟ yang berarti
turut ambil bagian. Nasdian (2006) mengartikan partisipasi sebagai proses aktif
dan inisiatif yang diambil oleh warga komunitas itu sendiri, dibimbing oleh cara
mereka sendiri dengan menggunakan sarana dan proses (lembaga dan mekanisme)
dimana mereka dapat menegaskan kontrol secara efektif. Selanjutnya, Sumarto
(2009) mengartikan partisipasi warga adalah proses ketika warga, sebagai
individu, maupun kelompok sosial dan organisasi, mengambil peran dalam proses
perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan kebijakan-kebijakan yang langsung
mempengaruhi kehidupan mereka. Partisipasi masyarakat terbagi menjadi empat
tahap menurut Uphoff et al.(1979), yaitu:
1. Tahap perencanaan: ditandai dengan keterlibatan masyarakat dalam
kegiatan-kegiatan yang merencanakan program pemberdayaan yang akan
dilaksanakan di desa, serta menyusun rencana kerjanya;
2. Tahap pelaksanaan: merupakan tahap terpenting dalam pemberdayaan,
sebab inti dari pemberdayaan adalah pelaksanaannya. Wujud nyata
partisipasi pada tahap ini dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu partisipasi
dalam bentuk sumbangan pemikiran, bentuk sumbangan materi, dan
bentuk keterlibatan sebagai anggota proyek;
3. Tahap menikmati hasil: dapat dijadikan indikator keberhasilan partisipasi
masyarakat pada tahap perencanaan dan pelaksanaan program. Selain itu,
dengan melihat posisi masyarakat sebagai subjek pemberdayaan, maka
semakin besar manfaat program dirasakan, berarti program tersebut
berhasil mengenai sasaran; dan
4. Tahap evaluasi: dianggap penting sebab partisipasi masyarakat pada tahap
ini dianggap sebagai umpan balik yang dapat memberi masukan demi
perbaikan pelaksanaan program selanjutnya.
Arnstein (1969) mengemukakan delapan tangga atau tingkatan partisipasi
dalam makalahnya yang berjudul “A Ladder of Citizen Participation” dalam
Journal of The American Planning Association. Delapan tingkatan tersebut
diuraikan sebagai berikut:
1. Manipulasi (Manipulation): dengan