Analisis Tata Letak Produk Pada Pengelolaan Preferensi Pelanggan Koperasi Retail

ANALISIS TATA LETAK PRODUK PADA
PENGELOLAAN PREFERENSI PELANGGAN KOPERASI
RETAIL

FIRDAUS KARIMUDDIN
F34070008

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Tata Letak
Produk Pada Pengelolaan Preferensi Pelanggan Koperasi Retail adalah benar
karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di

bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2013
Firdaus Karimuddin
NIM F34070008

ABSTRAK
FIRDAUS KARIMUDDIN. Analisis Tata Letak Produk Pada Pengelolaan
Preferensi Pelanggan Koperasi Retail. Dibimbing oleh TAUFIK DJATNA.
Minimart merupakan salah satu industri retail. Kekurangan dari industri ini
adalah kurangnya komitmen dan kemudahan pembeli untuk beralih ke pesaing.
Untuk itu, diperlukan manajemen pelanggan atau Customer Relationship
Management (CRM). Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi tata letak
produk di koperasi retail dan menyusun perbaikan tata letak yang memenuhi
preferensi pelanggan. Penelitian ini menggunakan analisis RFM dan metode
association rules. Data transaksi per hari diperlukan untuk analisis RFM. Produk
pada data transaksi diklasifikasikan menjadi kelompok besar dan kelompok kecil.
Nama produk diubah dalam bentuk kode. Perhitungan associacion rules dilakukan
dengan menghitung nilai support, confidence dan improvement untuk kelas besar

dan kelas kecil. Penentuan nilai dari A, E, I, O, U, X dilakukan dari tiap-tiap kelas.
Peletakkan dari produk sudah dapat ditentukan dan dapat digambarkan. Hasil
identifikasi tata letak menunjukkan peletakkan produk di koperasi retail selama
sebulan tidak beraturan dan tidak mengalami perubahan. Hasil perbaikan tata letak
menunjukkan nilai support tertinggi terdapat pada kategori E (Keperluan
mencuci) -> K (Bumbu dapur), yaitu 1.2. Dengan demikian, denah peletakan
kategori E dan K berposisi mutlak berdekatan.
Kata kunci: customer relationship management, association rules, analisis RFM.

ABSTRACT
FIRDAUS KARIMUDDIN. Layout Analysis Of Product Management Koperasi
Retail Customer Preferences. Supervised by TAUFIK DJATNA.
Minimart is one of the retail industry. Disadvantages of this industry is the
lack of commitment and ease buyers to switch to a competitor. For that, we need
the customer management or Customer Relationship Management (CRM). The
purpose of this study is to identify the layout of the product in koperasi retail and
arrange layout improvements that meet customer preferences.. This study uses
RFM analysis and methods of association rules. Data transactions per day is
required for RFM analysis. Product on transaction data is classified Become large
group and small groups. Product name changed in code. Association calculation

rules is done by calculating the value of support, confidence and improvement for
large classes and small classes. Determining the value of A, E, I, O, U, X made of
each class. The placement of a product can be determined and can be described.
The identification results show the layout of the laying of the product in koperasi
retail irregular and no change for a month. Results improved layout shows the
highest support values found in category E (Purposes washing) -> K (herbs),
namely 1.2. Thus, the plan of laying a category E and K absolute positioned
adjacent.
Keywords: customer relationship management, association rules, analysis RFM.

ANALISIS TATA LETAK PRODUK PADA
PENGELOLAAN PREFERENSI PELANGGAN KOPERASI
RETAIL

FIRDAUS KARIMUDDIN
F34070008
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknologi Pertanian
pada

Departemen Teknologi Industri Pertanian

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2013
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya milik kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

Judul Skripsi : Analisis Tata Letak Produk Pada Pengelolaan Preferensi Pelanggan
Koperasi Retail

Nama
: Firdaus Karimuddin
NIM
: F34070008

Disetujui oleh

Dr. Eng. Taufik Djatna, STP, MSi
Pembimbing

Diketahui oleh

Prof. Dr. Ir. Nastiti Siswi Indrasti
Ketua Departemen

Tanggal Ujian: 24 Juli 2013

PRAKATA
Puji dan syukur dipanjatkan ke hadapan Allah SWT atas karunia-Nya
sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Penelitian dengan judul “Analisis Tata

Letak Produk Pada Pengelolaan Preferensi Pelanggan Koperasi Retail” dilakukan
dari bulan Januari sampai dengan Juli 2013.
Dengan telah selesainya penelitian hingga tersusunnya skripsi ini, penulis
ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Dr. Eng. Taufik Djatna, M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah membimbing,
memberikan kritik, saran, dan motivasi dalam penyusunan skripsi. Kemudian,
penulis ingin mengucapkan terima kasih juga kepada Bapak Suprihatin dan Ibu
Indah Yuliasih selaku dosen penguji atas kritik dan saran selama masa ujian
berlangsung. Di samping itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
kedua orang tua dan seluruh keluarga yang telah memberikan doa, kasih sayang,
dan dukungan kepada penulis. Kemudian, penulis juga tidak lupa ingin
mengucapkan terima kasih kepada seluruh teman-teman seperjuangan TIN 44,
TIN 45, TIN 46 atas semangat dan kebersamaan kita selama ini. Penulis juga
ingin berterima kasih kepada Saudara Sururi Rifa’i yang telah membantu penulis,
baik dalam memberikan semangat dan pembelajaran berharga dalam pengerjaan
skripsi. Penulis berharap semoga tulisan ini bermanfaat dan memberikan
kontribusi yang nyata terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di bidang
Teknologi Industri Pertanian Indonesia.

Bogor, Juli 2013

Firdaus Karimuddin

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN



Latar Belakang




Tujuan Penelitian



Ruang Lingkup Penelitian



TINJAUAN PUSTAKA



METODE



Prosedur Analisis Data

HASIL DAN PEMBAHASAN
SIMPULAN DAN SARAN



16 

Simpulan

16 

Saran

16 

DAFTAR PUSTAKA

17

LAMPIRAN


18

RIWAYAT HIDUP

21

DAFTAR TABEL
1
2
3
4

Kategori produk dan nama kodenya
Hasil perhitungan nilai support, confidence, dan improvement untuk
produk Ah (teh celup sariwangi)
Ketentuan nilai support tiap produk pada simbol derajat kedekatan A,
E, I, O, U
Ketentuan nilai support tiap kategori produk pada simbol derajat
kedekatan A, E, I, O, U, X


11 
12 
12 
13 

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8

Tahap perbaikan tata letak
Bagan alir analisis RFM
Bagan alir association rules mining
Contoh gambar diagram keterkaitan
Denah peletakkan produk sebelum perbaikan
Contoh diagram keterkaitan untuk produk kategori A
Diagram Keterkaitan Tiap Kategori
Denah peletakkan produk per kategori





10 
13 
14 
15 

DAFTAR LAMPIRAN

1
2
3

Kuisioner pembelian produk
Contoh data transaksi
Nilai support keterkaitan kategori A hingga Q

18 
19 
20 

20

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Minimart merupakan salah satu industri retail. Industri retail adalah
industri yang menawarkan banyak macam produk yg dibutuhkan pelanggan
dengan cara berbeda. Kekurangan dari industri ini adalah kurangnya komitmen
dan kemudahan pelanggan untuk beralih ke pesaing. Selain itu, masalah preferensi
pelanggan terhadap suatu produk juga jarang diperhatikan terutama dalam hal
perubahan tata letak produk berdasarkan daya jual produk. Hal tersebut dapat
mempengaruhi daya jual atau selling produk (Tsiptsis dan Chorianopoulos, 2009).
Menurut Muharam, S (2001a), pelanggan masa depan adalah pelanggan
yang memiliki ekpektasi yang lebih tinggi, meminta lebih banyak, menginginkan
kualitas yang lebih tinggi dan konsisten, lebih banyak pilihan, toko yang lebih
nyaman dan pelayanan yang lebih bernilai, namun dengan membayar lebih murah,
waktu lebih cepat, dengan usaha dan resiko lebih rendah. Dapat diperkirakan,
kompetisi selanjutnya, tidak hanya pada harga, namun menyangkut variable lain
yang berkaitan dengan value atas pengalaman berbelanja pelanggan.
Demi memenuhi ekspektasi pelanggan dalam tata letak produk, diperlukan
adanya manajemen pelanggan, yaitu Customer Relationship Management (CRM)
.Prinsip fokus terhadap pelanggan menjadi prinsip dasar penerapan CRM di
industri. Analisis RFM adalah pendekatan umum untuk memahami perilaku
pembelian konsumen. Dalam industri retail, dimensi RFM adalah Recency, yaitu
waktu terakhir (ter-update) customer atau pelanggan melakukan transaksi,
Frequency, yaitu jumlah produk yang dibeli oleh pelanggan, dan Monetary, yaitu
jumlah nominal penjualan yang dilakukan oleh pelanggan.
Sebagai bagian dari CRM, strategi selling harus didahului oleh analisis
yang mendalam mengenai data transaksi pelanggan. Dengan menggunakan
konsep data mining, melibatkan proses pengambilan sumber informasi dari
sebuah transaksi pelanggan yang mencakup produk apa yang mereka beli,
perilaku pembelian pelanggan, dan lain-lain. Data mining dapat membantu
mempercepat proses pengambilan keputusan secara cepat dan memungkinkan
perusahaan untuk mengelola informasi yang terkandung di dalam data transaksi
menjadi sebuah pengetahuan (knowledge). Dengan pengetahuan yang diperoleh,
perusahaan dapat meningkatkan pendapatannya dan mengurangi biaya. Pada
akhirnya di masa yang akan datang perusahaan dapat lebih kompetitif.

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi tata letak produk di koperasi
retail dan menyusun perbaikan tata letak yang memenuhi preferensi pelanggan.

2
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dari penelitian ini meliputi pengamatan data transaksi per
hari di minimart koperasi yang digunakan untuk memperoleh kaidah atau rules
dan denah peletakkan produk. Hasil dari penelitian ini hanya dipengaruhi oleh
data yang telah diolah berdasarkan data transaksi yang diperoleh.

TINJAUAN PUSTAKA
Industri Retail
Berbicara tentang retail, berarti berbicara tentang industri yang dinamis
dimana terdapat hubungan dinamika antara manusia dengan barang yang diolah
melalui ketatnya rentetan proses produksi dan panjangnya jalur distribusi
(Anonim, 2013). Industri retail adalah industri yang menawarkan banyak macam
produk yg dibutuhkan pelanggan dengan cara berbeda. Kekurangan dari industri
ini adalah kurangnya komitmen dan kemudahan pembeli untuk beralih ke pesaing.
Untuk itu, diperlukan adanya manajemen pelanggan atau Customer Relationship
Management (CRM) (Tsiptsis dan Chorianopoulos, 2009).
Customer Relationship Management (CRM)
Pemasaran secara historis telah mengalami berbagai pergeseran dalam
penekanan dari produksi melalui penjualan dengan orientasi pemasaran. Namun,
berbagai orientasi telah gagal untuk melibatkan pelanggan dalam hubungan
bermakna saling menguntungkan bagi organisasi dan pelanggan. Dengan segala
bentuk pergeseran, masih menunjukkan pendekatan transaksional mewarisi dalam
pemasaran tradisional (Kubil dan Doku, 2010).
Coltman (2006) menunjukkan bahwa dalam strategi dan literatur pemasaran,
sarjana telah lama menyarankan bahwa strategi berpusat pelanggan adalah dasar
untuk keunggulan kompetitif. Program manajemen hubungan pelanggan (CRM)
semakin sering digunakan oleh organisasi untuk mendukung jenis pemahaman
pelanggan dan antardepartemen keterhubungan yang diperlukan untuk secara
efektif melaksanakan strategi pelanggan.
Customer Relationship Management (CRM) dapat didefinisikan sebagai
integrasi dari strategi penjualan, pemasaran, dan pelayanan yang terkoordinasi.
CRM menyimpan informasi pelanggan dan merekam seluruh kontak yang terjadi
antara pelanggan dan perusahaan, serta membuat profil pelanggan untuk staf
perusahaan yang memerlukan informasi tentang pelanggan tersebut (Tsiptsis dan
Chorianopoulos, 2009).
Selain itu, Injazz et al. (2003) juga mengemukakan bahwa Customer
relationship management (CRM) adalah kombinasi dari manusia, proses dan
teknologi yang berusaha untuk memahami pelanggan perusahaan. Ini adalah
pendekatan terpadu untuk mengelola hubungan dengan berfokus pada retensi
pelanggan dan pengembangan hubungan. CRM telah berkembang dari kemajuan
teknologi informasi dan perubahan organisasi dalam proses customer-centric.

3
Perusahaan yang berhasil menerapkan CRM akan menuai hasilnya dalam loyalitas
pelanggan dan profitabilitas jangka panjang. Namun, keberhasilan pelaksanaan
sulit dipahami bagi banyak perusahaan, terutama karena mereka tidak mengerti
bahwa CRM mengharuskan memperluas perusahaan, lintas fungsional, berfokus
pada pelanggan proses bisnis re-engineering. Meskipun sebagian besar dari CRM
adalah teknologi, menjadikan teknologi CRM sebagai satu-satunya solusi adalah
cenderung gagal. Mengelola implementasi CRM yang sukses memerlukan
pendekatan terpadu dan seimbang untuk teknologi, proses, dan orang-orang.
Kegiatan CRM dalam perusahaan pada dasarnya bertujuan supaya
perusahaan dapat mengenali pelanggan secara lebih detail dan melayani mereka
sesuai dengan kebutuhannya. Prinsip fokus terhadap pelanggan menjadi prinsip
dasar penerapan CRM di perusahaan. CRM sendiri memiliki arti sebuah proses
bisnis atau kegiatan marketing yang mengelola seluruh aspek dari daur hidup
pelanggan, mulai acquisition, fulfillment, sampai retention. Strategi komprehensif
perusahaan terhadap penerapan CRM ini membuat setiap proses dari daur hidup
pelanggan dapat dimanfaatkan dengan optimal (Danardatu, 2007).
Analisis RFM
Analisis RFM (Recency, Frequency, and Monetary) adalah pendekatan umum
untuk memahami perilaku pembelian konsumen. Analisis RFM digunakan untuk
mengelompokkan pelanggan berdasarkan analisis transaksi terhadap waktu
pembelian, frekuensi, dan nilai nominal pembelian. Tahapan melakukan analisis
RFM adalah sebagai berikut:
1. Pengambilan data (Data acquisition)
Tahap ini adalah tahap pengambilan data untuk input pada analisis RFM. Pada
Penelitian ini, data transaksi dari empat bulan terakhir yang telah diambil,
diperiksa, dan disiapkan untuk operasi selanjutnya.
2. Seleksi Pelanggan yang disegmentasi (Selection Of The Population To Be
Segmented)
Hanya pelanggan yang masih aktif, yang disegmentasi menggunakan analisis
RFM.
3. Persiapan data dan perhitungan pengukuran dari Recency, Frequency, dan
Monetary (Data preparation And Computation Of The R, F, and M
Measurements)
Pengelompokkan berdasarkan tanggal terakhir transaksi, jumlah rata-rata
transaksi pembelian bulanan, nilai pembelian bulanan (mendefinisikan
komponen monetary).
4. Pembuatan RFM cells melalui binning (Development Of The RFM Cells
Through Binning)
Pelanggan telah dikelompokkan berdasarkan Analisis RFM menjadi 5 grup.
(Tsiptsis dan Chorianopoulos, 2009).
Dalam industri retail, dimensi RFM adalah Recency, yaitu waktu terakhir
(ter-update) pelanggan melakukan transaksi, Frequency yaitu jumlah produk yang

4
dibeli oleh pelanggan, dan Monetary yaitu jumlah nominal penjualan yang
dilakukan oleh pelanggan (Tsiptsis dan Chorianopoulos, 2009).
Association Rules Mining
Association rules mining atau penggalian aturan asosiasi adalah salah satu
teknik data mining untuk mengidentifiksi item-item manakah yang seringkali
dibeli secara bersamaan oleh pengunjung (Dedy dan Sani, 2010). Association
rules atau aturan asosiasi menekankan asosiasi yang kuat dalam data. Aturan
diberikan dengan dua metrik (Support dan Confidence) yang memungkinkan
untuk mengevaluasi kekuatan dari aturan (R. Agrawl, T. Imielinski dan A. Swami,
1993).
Menurut Adhitama(2010), Teknik ini mencari kemungkinan kombinasi
yang sering muncul (frequent) dari suatu item set (sekumpulan item). Ada dua
langkah dalam algoritma ini, yaitu melakukan perhitungan untuk menemukan
frequent item set dan mencari kaidah asosiasi (rules) dari sekumpulan frequent
item set tadi. Dalam menggunakan metode ini, terdapat tiga kriteria ukuran yaitu :
1) Support : ukuran yang menunjukkan tingkat dominasi item set dari keseluruhan
transaksi (misalkan dari seluruh transaksi yang ada, seberapa besar kemungkinan
item A dan item B dibeli secara bersamaan). Rumus perhitungan support dapat
dilihat pada Persamaan 1.
 
J
 
   U 
S  ,
.....................................................................
J

     J

 

2) Confidence (probability) : ukuran yang menyatakan hubungan antara dua item
secara conditional (misalkan seberapa sering item A dibeli, jika pelanggan
membeli item B). Rumus perhitungan confidence dapat dilihat pada Persamaan 2.


   

 

 

,

.......................................................................... (2)

3) Improvement (importance) : ukuran yang menyatakan besarnya kemungkinan
dua item dapat dibeli secara bersamaan. Rumus perhitungan improvement dapat
dilihat pada Persamaan 3.


,

     

 

,

 

.................................................................. (3)

Tata Letak Fasilitas Industri
Tata letak (layout) atau pengaturan dari fasilitas produksi dan area kerja
yang ada adalah suatu masalah yang sering dijumpai dalam dunia industri. Kita
tidak dapat menghindarinya sekalipun cuma sekadar mengatur peralatan atau
mesin di dalam bangunan yang ada serta dalam ruang lingkup kecil serta
sederhana (Sritomo, 2003).
Dalam perancangan tata letak, analisis aliran material lebih cenderung untuk
mendapatkan atau mengetahui biaya dari pemindahan material, jadi dalam hal ini

5
lebih bersifat kuantitatif. Sedang analisis yang lebih bersifat kualitatif dalam
perancangan tata letak dapat digunakan apa yang dinamakan Activity Relationship
Chart (ARC). Pada ARC terdapat variabel untuk menggantikan angka-angka yang
bersifat kuantitatif. Variabel tersebut berupa suatu simbol-simbol yang
melambangkan derajat keterdekatan antara departemen satu dengan departemen
lainnya. Simbol-simbol yang digunakan untuk menunjukkan derajat keterkaitan
aktivitas adalah sebagai berikut :
A= Mutlak perlu
E= Sangat penting
I= Penting
O= Cukup atau biasa
U= Tidak penting
X = Tidak dikehendaki
Metode ini menghubungkan aktivitas-aktivitas secara berpasangan sehingga
semua aktivitas akan diketahui tingkat hubungannya. Hubungan aktivitas dalam
suatu organisasi atau perusahaan bisa ditinjau dari sisi hubungan keterkaitan
secara organisasi; keterkaitan aliran (aliran material, peralatan, manusianya,
informasi maupun aliran keuangan); keterkaitan lingkungan (keamanan dan
keselamatan, temperatur, kebisingan, penerangan dan sebagainya); dan juga
keterkaitan proses. Setiap kegiatan atau aktifitas tersebut saling berhubungan
antara satu dengan lainnya ditinjau dari beberapa kriteria, maka dalam
perencanaan tata letak pabrik harus dilakukan penganalisaan yang optimal.
(Purnomo, 2004).

METODE
Kerangka Kerja Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan dua tahapan, yaitu tahap identifikasi tata
letak dan tahap perbaikan tata letak. Tahap identifikasi dilakukan untuk
memperoleh data transaksi dan denah tata letak produk selama satu bulan. Selain
itu, tahap identifikasi ini juga untuk mengidentikasi apakah ada perubahan tata
letak pada produk. Perubahan tata letak produk tersebut baik terjadi seminggu
sekali, dua minggu sekali, tiga minggu sekali maupun sebulan sekali. Tahap
perbaikan tata letak dilakukan untuk memperoleh denah tata letak baru yang
sesuai dengan data transaksi selama satu bulan. Tahap perbaikan tata letak ini pun
dilakukan untuk memahami prefensi pelanggan sehingga pelanggan dapat dengan
mudah mengambil produk yang mereka inginkan. Dengan demikian, ekspektasi
pelanggan pun tercapai. Pencapaian ini dapat menjadikan pelanggan loyal
terhadap koperasi retail dan otomatis pendapatan koperasi retail pun dapat
meningkat karena dapat memenuhi ekspektasi dari pelanggannya.

6
Prosedur Analisis Data
Tahap identifikasi tata letak
Pada tahap ini, identifikasi tata letak dilakukan dengan melakukan
pengamatan secara langsung. Pengamatan yang dilakukan adalah mengamati
proses terjadinya transaksi, mendata produk-produk yang terjual selama transaksi
tersebut berlangsung, dan memperoleh denah tata letak. Pengamatan ini dilakukan
selama satu bulan. Pengamatan proses transaksi dan mendata produk-produk yang
terjual dilakukan dari koperasi retail ini buka hingga tutup. Pengamatan
memperoleh denah tata letak dilakukan jika karyawan dari koperasi retail tersebut
berencana mengubah ulang tata letak produk-produk.
Tahap perbaikan tata letak
Pada tahap ini, analisis data transaksi dilakukan dengan analisis RFM dan
associacion rules sehingga menghasilkan kaidah atau rules untuk penempatan
produk. Tahapan dari perbaikan tata letak dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 1. Tahap perbaikan tata letak

7
Data Transaksi
Data transaksi yang diperlukan adalah data transaksi yang terjadi selama
satu bulan. Pengambilan data transaksi ini dilakukan dari koperasi retail tersebut
buka hingga tutup. Data transaksi ini meliputi tanggal dan waktu pembelian serta
produk-produk yang terbeli.
Analisis Data
Data dianalisis dengan dua tahapan, yaitu dengan analisis RFM dan
association rules mining. Analisis RFM ini dilakukan untuk mengklasifikasi data
transaksi produk menjadi kriteria-kriteria yang telah ditentukan dan telah diubah
dalam bentuk kode berupa huruf. Association rules mining dilakukan untuk
memperoleh kaidah atau rules dalam penentuan denah peletakkan produk-produk.
1. Analisis RFM
Pada analisis RFM, data transaksi diklasifikasi berdasarkan kriteria-kriteria
yang telah ditentukan, seperti produk kategori makanan, minuman, sabun
mandi maupun cuci piring, parfum, pakaian dan ATK (Alat Tulis Kantor).
Kemudian, kategori-kategori tersebut diubah dalam bentuk kode, seperti
kode A untuk kategori Penyegar. Bagan alir analisis RFM dapat dilihat pada
gambar 2.

Gambar 2. Bagan alir analisis RFM.

8
2. Association rules mining
Teknik association rules mining dapat dilakukan setelah pengkodean data
selesai. Kemudian, data produk tersebut dibentuk menjadi item set
(sekumpulan item) untuk melihat berapa banyak produk tersebut dibeli
secara bersamaan dengan produk lain, seperti produk Aa dengan Ab. Setelah
itu, perhitungan support untuk tiap item set dapat dilakukan sesuai pada
persamaan 1. Nilai confidence dapat dihitung setelah mendapatkan nilai
support. Kegunaan nilai confidence adalah untuk melihat hubungan antara
dua item, seperti seberapa sering item A dibeli jika pelanggan membeli item
B. Rumus perhitungan nilai confidence sesuai pada persamaan 2. Nilai
improvement (importance) dapat dilakukan setelah mendapatkan nilai
confidence. Kegunaan nilai improvement (importance) adalah untuk
menyatakan besarnya kemungkinan dua item dapat dibeli secara bersamaan.
Rumus perhitungan improvement sesuai pada persamaan 3. Bagan alir
association rules mining terdapat pada gambar 3.

Gambar 3. Bagan alir association rules mining

9
Data Layout
Pada data layout, penentuan nilai A, E, I, O, U, X dilakukan
berdasarkan tiap-tiap kelas atau kategori. Kegunaan nilai A, E, I, O, U,
X adalah untuk menentukan kedekatan dari peletakkan produk
berdasarkan kelas. Nilai A, E, I, O, U, X ditentukan dari besarnya nilai
support yang diperoleh. Contohnya seperti nilai A yang
mengindikasikan bahwa antara dua produk tersebut mutlak untuk
didekatkan sehingga nilai yang diperlukan juga harus yang tertinggi.
Dengan demikian, nilai A diperoleh dengan produk yang nilai support
tertinggi. Kemudian untuk menentukan kedekatan berdasarkan produk
pangan dengan produk non-pangan, nilai support dikalikan dengan
faktor pembatas. Perhitungannya adalah sebagai berikut:
Kategori produk pangan – produk pangan: S 

,

Kategori produk pangan – produk non-pangan: S 

Kategori produk non-pangan – non-pangan: S 

,

,

x   …………….(4)

x  .5………(5)

x  ……………(6)

Dengan diperolehnya nilai support yang telah dikalikan dengan faktor
pembatas sesuai persamaan 4, 5, dan 6, diagram keterkaitan dapat dibuat
seperti contoh pada gambar 4 di bawah ini.

Gambar 4. Contoh gambar diagram keterkaitan (Tompkins et al., 2002)

HASIL DAN PEMBAHASAN
Tahap identifikasi tata letak
Pada tahap ini, data transaksi dan denah tata letak produk selama satu bulan
telah diperoleh. Data transaksi diperoleh melalui pengamatan langsung di tempat
selama koperasi retail tersebut beroperasi. Denah tata letak produk diperoleh
diperoleh jika karyawan koperasi retail tersebut ingin mengubah tata letak produk-

10
produk. Akan tetapi, tata letak produk dalam satu bulan tidak ada perubahan
sedikitpun. Hal ini dikarenakan koperasi tersebut melakukan peletakkan barang
karena dibayar lebih oleh perusahaan pemasok untuk meletakkan produkproduknya di tempat yang strategis. Selain itu, koperasi tersebut juga tidak ada
kesadaran untuk meningkatkan daya jual berdasarkan preferensi pelanggan
terutama dalam hal tata letak. Dengan demikian, tahap perbaikan tata letak pun
sudah dapat dilakukan. Gambar di bawah ini adalah denah tata letak sebelum
diperbaiki.

Gambar 5. Denah peletakkan produk sebelum perbaikan

Tahap perbaikan tata letak
Pada analisis RFM, data transaksi yang terjadi selama satu bulan
dikategorikan atau diklasifikasikan berdasarkan kebutuhan. Pada penelitian ini,
berdasarkan transaksi yang terjadi perhari, terdapat 17 kategori produk yang
telah diubah dalam bentuk kode dan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

11
Tabel 1. Jumlah produk dan kode produk sesuai kategori produk
Kategori Produk

Kode

Penyegar
Keperluan Mandi
Susu
Minuman
Keperluan Cuci
Makanan Ringan
Sembako
Es krim dan agar-agar
Roti
Obat-obatan
Bumbu dapur
Mie
Tisu dan pembalut
Parfum,Lotion,bedak
ATK
Lain-lain
Pakaian

A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
P
Q

Jumlah
produk
16
9
11
39
4
35
5
4
4
6
4
3
3
7
2
8
1

Kode sesuai
abjad
Aa hingga Ap
Ba hingga Bi
Ca hingga Ck
Da hingga Dam
Ea hingga Ed
Fa hingga Fai
Ga hingga Ge
Ha hingga Hd
Ia hingga Id
Ja hingga Jf
Ka hingga Kd
La hingga Lc
Ma hingga Mc
Na hingga Ng
Oa dan Ob
Pa hingga Pi
Qa

Teknik association rules mining dapat dilakukan setelah kategori produk
dan masing-masing produk diklasifikasikan. Kemudian, data produk tersebut
dibuat menjadi item set (sekumpulan item) untuk melihat berapa banyak produk
tersebut dibeli secara bersamaan dengan produk lain, seperti produk Ah ( teh
celup Sariwangi) dengan Ai (teh celup Sosro). Nilai support tertinggi adalah
produk Ah (teh celup Sariwangi) -> Al (kopi kapal api bubuk) dan Ao
(Silverqueen) -> Ap (Kinderjoy) dengan nilai 0.5. Berdasarkan nilai support
tersebut, pembeli untuk membeli produk Ah (teh celup Sariwangi) -> Al (kopi
kapal api bubuk) dan Ao (Silverqueen) -> Ap (Kinderjoy) secara bersamaan
cukup tinggi.
Nilai confidence dapat dihitung setelah mendapatkan nilai support.
Kegunaan nilai confidence adalah untuk melihat hubungan antara dua item, seperti
seberapa sering item A dibeli jika pelanggan membeli item B. Nilai confidence
tertinggi adalah produk Ah (teh celup Sariwangi) -> Al (kopi kapal api bubuk)
dan Ao (Silverqueen) -> Ap (Kinderjoy) dengan nilai 0.0048. Berdasarkan nilai
confidence tersebut, kecenderungan pembeli jika membeli produk Ah (teh celup
Sariwangi)juga membeli Al (kopi kapal api bubuk) dan jika membeli produk Ao
( Silverqueen) juga membeli Ap (Kinderjoy) cukup tinggi.
Nilai improvement (importance) dapat dilakukan setelah mendapatkan nilai
confidence. Kegunaan nilai improvement (importance) adalah untuk menyatakan
besarnya kemungkinan dua item dapat dibeli secara bersamaan. Nilai
improvement/ importance tertinggi adalah produk Ah (teh celup Sariwangi) -> Al
(kopi kapal api bubuk) dan Ao (Silverqueen) -> Ap (Kinderjoy) dengan nilai
4.446 x 10-7. Berdasarkan nilai improvement/ importance tersebut, besarnya
kemungkinan pembeli untuk membeli produk Ah (teh celup Sariwangi) -> Al
(kopi kapal api bubuk) dan Ao (Silverqueen) -> Ap (Kinderjoy) secara bersamaan
cukup tinggi. Berikut adalah contoh tabel hasil perhitungan nilai support,
confidence, dan improvement untuk produk Ah (teh celup sariwangi).

12

Tabel 2. Hasil perhitungan nilai support, confidence, dan improvement
untuk produk Ah (teh celup sariwangi)
Hubungan
dua produk
Ah -> Ai
Ah -> Aj
Ah -> Ak
Ah -> Al
Ah -> Am
Ah -> An
Ah -> Ao
Ah -> Ap

Jumlah
0
0
0
1
0
0
0
0

Support

Confidence

Improvement

0
0
0
0.5
0
0
0
0

0
0
0
0.00480769
0
0
0
0

0
0
0
4.46646E-07
0
0
0
0

Dengan didapatkannya nilai support untuk tiap keterkaitan produk, nilai A,
E, I, O, U, X sudah dapat ditentukan. Namun dalam penentuan kedekatan
peletakan produk, nilai X tidak disertakan karena semua produk dalam tiap
kategori harus dalam satu tempat. Jadi, yang ditentukan hanya nilai A, E, I, O, U
saja. Berdasarkan nilai support pada tiap produk, nilai A, E, I, O, U adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.1 Ketentuan nilai support tiap produk pada simbol derajat
kedekatan A, E, I, O, U
Simbol derajat kedekatan
A
E
I
O
U

Nilai support
> 0.04
0.03 – 0.04
0.02 – 0.03
0.01 – 0.02
< 0.01

Dengan ditentukannya nilai dari A, E, I, O, U dan nilai support yang telah
dikalikan dengan faktor pembatas sesuai pada persamaan 4, 5, dan 6 maka
diagram ketekaitan sudah dapat digambarkan, contoh diagram keterkaitan adalah
seperti pada gambar di bawah ini.

13

Gambar 6. Contoh diagram keterkaitan untuk produk kategori A
Kemudian diagram keterkaitan untuk tiap kategori, nilai support tertinggi terdapat
pada kategori E (keperluan cuci)-> Q (bumbu dapur), yaitu 1.2. Penentuan nilai A,
E, I, O, U, X pada tiap kategori berbeda dengan nilai A, E, I, O, U, X pada tiap
produk. Oleh karena itu, nilai A, E, I, O, U, X pada tiap kategori adalah sebagai
berikut:
Tabel 2.2 Ketentuan nilai support tiap kategori produk pada simbol derajat
kedekatan A, E, I, O, U
Simbol derajat kedekatan
A
E
I
O
U
X

Nilai
support
> 0.8
0.6 – 0.8
0.4 – 0.6
0.2 – 0.4
0 – 0.2
0

14
Dengan diperolehnya nilai support untuk tiap kategori, diagram keterkaitan pun
sudah dapat digambarkan. Gambar diagram keterkaitan dari tiap kategori ada pada
gambar di bawah ini.

Gambar 7. Diagram keterkaitan tiap kategori
Dengan tergambarkanya diagram keterkaitan untuk tiap kategori, denah
untuk peletakkan produk per kategori pun sudah dapat digambarkan. Hasilnya ada
pada gambar di bawah ini.

15

Gambar 8. Denah peletakkan produk per kategori
Pada gambar tersebut, kategori E (keperluan cuci) dan K (bumbu dapur)
berposisi mutlak berdekatan karena memiliki nilai support tertinggi, yaitu 1.2.
Posisi kategori A (penyegar) berpindah menjadi posisi paling dekat dengan kasir
menggeser kategori D (minuman) di sebelahnya. Kategori L (mie) mengisi posisi
kategori A diikuti dengan kategori P (lain-lain) yang berposisi disebelahnya.
Kemudian, kategori B (keperluan mandi), N (parfum, lotion dan bedak), J (roti),
dan I (obat-obatan) berturut-turut mundur. Kategori G (sembako) tidak berpindah
posisi, namun posisi kategori F (makanan ringan) yang luas bertukar tempat
dengan kategori F yang sempit diikuti dengan kategori H (es krim dan agar-agar).
Posisi kategori Q (pakaian) tidak berpindah posisi juga, namun kategori K
menjadi berada di sebelah kategori C (susu). Kemudian, kategori M (tisu dan
pembalut) bertukar posisi dengan kategori O (ATK) diikuti dengan kategori E
yang berada disebelahnya.

16

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Hasil identifikasi tata letak menunjukkan bahwa peletakkan produk di
koperasi retail selama sebulan tidak beraturan dan tidak mengalami perubahan,
seperti kategori produk pangan didekatkan dengan produk non-pangan.
Contohnya adalah kedekatan antara produk pakaian dengan susu. Hal ini
dikarenakan tidak adanya kesadaran dari koperasi retail tersebut akan pentingnya
perubahan tata letak produk.
Hasil perbaikan tata letak menunjukkan nilai support tertinggi terdapat pada
kategori E (Keperluan mencuci) -> K (Bumbu dapur), yaitu 1.2. Dengan demikian,
denah peletakan kategori E dan K berposisi mutlak berdekatan. Kemudian,
berdasarkan nilai support tersebut, kategori Q (pakaian) sudah tidak bersebelahan
dengan kategori C (susu) karena sudah dipisah oleh kategori K (bumbu dapur).
Posisi kategori A (penyegar) berpindah ke ruas kiri menjadi posisi paling dekat
dengan kasir menggeser kategori D (minuman) disebelahnya. Kategori L (mie)
mengisi posisi kategori A diikuti dengan kategori P (lain-lain) yang berposisi
disebelahnya. Kemudian, peletakkan pada ruas kanan diisi berturut-turut kategori
B (keperluan mandi), N (parfum, lotion dan bedak), J (roti), dan I (obat-obatan).
Kategori G (sembako) tidak berpindah posisi, namun posisi kategori F (makanan
ringan) yang luas bertukar tempat dengan kategori F yang sempit diikuti dengan
kategori H (es krim dan agar-agar). Posisi kategori Q (pakaian) tidak berpindah
posisi juga, namun kategori K menjadi berada di sebelah kategori C (susu).
Kemudian, kategori M (tisu dan pembalut) bertukar posisi dengan kategori O
(ATK) diikuti dengan kategori E yang berada disebelahnya.

Saran
Karena penelitian ini berdasarkan data historis, pengujian terhadap
preferensi pelanggan tidak dilakukan. Untuk penelitian selanjutnya, akan lebih
baik jika mengkomunikasikan kepada koperasi retail tersebut bahwa perubahan
tata letak ini penting untuk dilakukan. Kemudian, tingkah laku pelanggan dalam
pembelian tiap bulannya tidak selalu sama atau cenderung musiman. Oleh karena
itu, untuk peletakkan produk perlu diperhatikan pertisi waktunya sehingga dapat
menyesuaikan pembelian produk pada bulan tertentu.

17

DAFTAR PUSTAKA
Adhitama B. 2010. Determining the sales strategy using the association rules in
the context of CRM. Ilmu Komputer. Palembang (ID): UNSRI.
Anonim. 2013. Industri Retail [internet]. [diunduh 2010 Mei 20]. Tersedia pada
http://sayasukakomputer.wordpress.com/2010/10/26/analisis-industri-retaildi-indonesia/.
Apple JM. 1990. Tata Letak Pabrik Dan Pemindahan Bahan, edisisi ketiga.
Bandung (ID): ITB.
Coltman TR. 2006. Where Are the Benefits in CRM Technology Investment?,
Proceedings of 39th Annual Hawaii International Conference on System
Science (HICS 06), 4-7.
Danardatu AH. 2007. Pengenalan Customer Relationship. Yogyakarta: Andi.
Injazz JC, Karen P. 2003. Understanding Customer Relationship Management
(CRM): People, process and technology. Business Process Management
Journal, 9, 5, 672- 688.
Tompkins JA, White JA, Bozer YA, Tanchoco JMA. 2002. Facilities Planning –
Third Edition. John Wiley & Sons.
Kubil BA, Doku AK. 2010. Towards a successful customer relationship
management: A conceptual framework. African Journal of Marketing
Management, 2, 3, (March 2010), pp. 037-043, ISSN 2180-2777.
Muharam, S (2001a). Trend Industri Retail Indonesia di Mienium Baru : Evolusi
Format Retail di Indonesia [internet]. [diunduh 2013 Juli 7]. Tersedia pada
www.smfranchise.
Purnomo, H. 2004. Perencanaan dan Perancangan Fasilitas. Graha Ilmu.
Yogyakarta.
Agrawl R, Imielinski T, Swami A. Mining association rules between sets of items
in large databases, In Proc of ACM SIGMOD Confrence on Management
of Data Washington D.C May 1993.
Tsiptsis, Chorianopoulus. 2009. Data Mining Techniques in CRM Inside
Customer Segmentation. West Sussex: Wiley.
Wiggjosoebroto S. 2003. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan,edisi ketiga.
Guna Widya.

18
Lampiran 1: Kuesioner pembelian produk

Analisis Tata Letak Produk Pada Pengelolaan
Preferensi Pelanggan Koperasi Retail

RAHASIA

MOHON MENJAWAB DAFTAR PERTANYAAN DENGAN
MENGISI JAWABAN PADA LEMBAR INI. SEMUA DATA DAN
INFORMASI YANG DIBERIKAN AKAN DIJAGA
KERAHASIAANYA

A. Karakteristik Responden
Isilah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan pribadi Anda :
1. Nama :.......................................................................................................
2. Usia
:.......................................................................................................
3. No. telepon/ HP
:....................................................................................
4. Alamat :.......................................................................................................
RT :...... RW :....... Kode Pos :............ Propinsi :...................
B. Karakteristik Pembelian Produk
Produk yang dibeli selama sebulan:………......................................................
………………………………………………………………………………...
Produk yang dibeli selama seminggu:...............................................................
………………………………………………………………………………...
Produk yang dibeli selama sehari:.....................................................................
………………………………………………………………………………...

Terimakasih atas partisipasi dan kerjasama Anda dalam mengisi
kuesioner ini ! ☺

19
mpiran 2: Coontoh data trransaksi
Lam

20

Lampiran 3: Nilai support keterkaitan kategori A hingga Q

A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
P
Q

A ->

B ->

C ->

D ->

E ->

F ->

G ->

H ->

0.043
0.140
0.021
0.507
0.029
0.063
0.106
0.063
0.106
0.215
0.082
0.063
0.070
0.257
0.037
0.507

0.196
0.077
0.535
0.085
0.091
0.162
0.119
0.162
0.271
0.138
0.091
0.098
0.285
0.065
0.535

0.130
0.562
0.139
0.118
0.215
0.172
0.215
0.325
0.191
0.118
0.125
0.312
0.091
0.562

0.502
0.020
0.058
0.096
0.053
0.096
0.025
0.072
0.058
0.065
0.252
0.032
0.502

1.014
0.555
1.090
1.047
1.090
1.2
1.067
0.556
0.562
0.75
0.529
1

0.062
0.105
0.061
0.105
0.214
0.080
0.062
0.069
0.257
0.036
0.507

0.202
0.138
0.138
0.290
0.267
0.089
0.118
0.312
0.279
0.529

0.138
0.181
0.290
0.157
0.101
0.107
0.295
0.074
0.545

I ->

0.138
0.247
0.114
0.079
0.086
0.273
0.053
0.523

J ->

K ->

L ->

M ->

N ->

O ->

P ->

0.291
0.157
0.101
0.107
0.295
0.074
0.545

0.267
0.156
0.162
0.35
0.129
0.6

0.889
0.095
0.283
0.062
0.533

0.118
0.305
0.084
0.556

0.312
0.091
0.562

0.27
0.75

1.05

21

RIW
WAYAT HIDUP

Firdauus Karimuddin. Lahir di Siigli, dari ayahh Ir.H. Karim
muddin,
MM. dan ibu Hj. Saudah
h Budiman, sebagai
s
putra pertama darii tujuh
bersaudara. Penulis
P
menam
matkan SMA
A dari SMAN 4 Depok dan
n pada
tahun 2007 diterima
d
di IP
PB melalui jallur Undangan Seleksi Mahasiswa
IPB (USMI). Selama mengikuti
m
perrkuliahan, peenulis aktif dalam
kegiatan orgganisasi seperrti, Koperasi Mahasiswa periode 2007
7-2008
sebagai Angggota dan Hiimpunan Mahhasiswa Teknnologi Industrri IPB
(Himalogin IPB)
I
sebagai Anggota
A
perioode 2008-20099, sebagai Sek
kretaris
Bagian Invenntaris periodee 2009-2010, dan sebagai Ketua Deparrtemen
Kewirausahaaan periode 2010-2011. Pada tahuun 2010 penulis
p
melaksanakaan Praktik Lap
pangan di PT. Indofood Sukkses Makmur (ISM)
Bogasari Floour Mill Divission untuk meempelajari Cusstomer Reatioonship Managgement.