Cara penarikan aktiva tetap yang dilakukan oleh PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara dilakukan dengan cara dibuang, dijual, dan ditukar
dengan aktiva lain. 1. Dengan Cara Dibuang
Dibuang dalam hal ini lebih dimaksudkan dinonaktifkan. Hal ini dikarenakan aktiva tetap tersebut sudah tidak fungsional lagi untuk
digunakan dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan serta sudah tidak memiliki nilai residu atau nilai pasar.
2. Dengan Cara Dijual Penjualan aktiva tetap yang sudah tidak produktif lagi dapat
dilakukan secara tunai maupun secara kredit. Aktiva tetap yang sudah tidak terpakai lagi dapat dijual lagi dengan cara lelang.
3. Dengan Cara Ditukar dengan Aktiva Lain Dalam hal ini peralatan lama ditukar dengan peralatan baru yang
sama penggunaannya. Jika nilai tukar lebih besar daripada nilai buku, maka diperoleh keuntungan. Sebaliknya, jika nilai tukar lebih kecil
daripada nilai buku, berarti pertukaran tersebut mendatangkan kerugian.
B. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Widjajanto 2001 : 41 menyatakan bahwa sistem informasi akuntansi adalah ”Susunan berbagai fomulir, catatan, peralatan, termasuk komputer dan
Universitas Sumatera Utara
perlengkapannya serta alat komunikasi, tenaga pelaksananya, dan laporan yang terkoordinasikan secara erat yang didesain untuk mentransformasikan data
keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan manajemen”. Sistem Informasi Akuntansi juga berperan sebagai pengaman harta kekayaan perusahaan. Apabila
dikaitkan pengertiannya sebagai suatu sistem, sistem akan terdiri dari rangkaian input, proses, dan output. Menurut definisi, data adalah bahan baku informasi.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa informasi akuntansi disusun berdasarkan input yang berupa data akuntansi.
C. Pengertian Pengendalian Internal
Secara umum, pengendalian internal merupakan bagian dari masing- masing sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional
perusahaan atau organisasi tertentu. Perusahaan pada umumnya menggunakan Sistem Pengendalian Internal untuk mengarahkan operasi perusahaan dan
mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem. Menurut Mulyadi 2002 : 181, menyatakan bahwa, “Sistem Pengendalian
Internal adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain, yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang
pencapaian tiga golongan tujuan yakni kendala pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, efektivitas dan efisiensi operasi”.
Menurut Niswonger Warren Reeve Fees 2000:183, “Pengendalian Internal internal control merupakan kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva dari
Universitas Sumatera Utara
penyalahgunaan, memastikan bahwa informasi usaha akurat, dan memastikan bahwa perundang-undangan serta peraturan dipatuhi sebagaimana mestinya.”
Berdasarkan pengertian-pengertian pengendalian internal diatas, kita dapat memahami bahwa pengendalian internal merupakan suatu proses yang terdiri dari
kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk dilaksanakan oleh orang-orang untuk memberikan keyakinan yang memadai dalam pencapaian tujuan-tujuan tertentu
yang saling berkaitan. Dengan adanya penerapan pengendalian intern dalam setiap kegiatan operasi perusahaan, maka diharapkan tidak akan terjadi tindakan-
tindakan penyelewengan yang dapat merugikan perusahaan, misalnya penggelapan baik yang dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja.
D. Unsur-unsur Pengendalian Intern Aktiva Tetap