Peranan Sistem Informasi Akuntansi Dalam Meningkatkan Efektifitas Pengendalian Intern Pada Aktiva Tetap PT PLN ( PERSERO ) Wilayah Sumatera Utara Area Medan

(1)

TUGAS AKHIR

PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DALAM MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PENGENDALIAN

INTERN PADA AKTIVA TETAP PT PLN ( PERSERO ) WILAYAH SUMATERA

UTARA AREA MEDAN

OLEH :

NOVITA ADELINA S.M 102102181

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

NAMA : NOVITA ADELINA S.M

NIM : 102102181

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL : PERANAN SISTEM INFORMASI

AKUNTANSI DALAM MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PENGENDALIAN

INTERN PADA AKTIVA TETAP PT PLN ( PERSERO ) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN

Tanggal : Maret 2013 Dosen Pembimbing Tugas Akhir

Iskandar Muda, SE, M.Si, Ak NIP. 19760705 200212 1 002

Tanggal : Maret 2013 Ketua Program Studi DIII Akuntansi

Drs. Rustam, M.Si,Ak NIP. 131 127 370

Tanggal : aret 2013 Dekan Fakultas Ekonomi USU

Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac,Ak NIP. 19560407 198002 1 001


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NAMA : NOVITA ADELINA S.M

NIM : 102102181

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL : PERANAN SISTEM INFORMASI

AKUNTANSI DALAM MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PENGENDALIAN

INTERN PADA AKTIVA TETAP PT PLN ( PERSERO ) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN

Medan, Juni 2013

( NOVITA ADELINA S.M ) 102102181


(4)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Tak lupa shalawat beriringkan salam kita hadiahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, yang kelak kita harapkan Syafa’at nya da Yaumil Mahshar kelak, Amin ya Rabbal Alamin.

Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis telah berupaya semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan semua pihak yang memerlukannya. Namun sebagai manusia biasa penulis pasti memiliki keterbatasan dan penulis menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna dalam penulisan tugas akhir ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun

Dalam penyelesaian tugas akhir ini, penulis banyak menerima bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. BapakProf. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac,Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan saran dan masukkan kepada penulis.

3. Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si, Ak selaku sekretaris Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(5)

4. Bapak Iskandar Muda, SE, M.Si, Ak selaku dosen pembimbing telah bersedia meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing dan memberikan petunjuk kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

5. Teristimewa kepada orang tua penulis, Ayahanda Susanto dan Ibunda Tuti Endrawati, yang telah membesarkan dan memberikan kasih sayang, serta memberikan dukungan dalam penyelesaian tugas akhir ini.

6. Kepada abang dan adik saya, Oki Ramta Herianto dan Suci Suriani Muchsin yang senantiasa memberikan semangat dan dukungan yang tiada hentinya kepada saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

7. Tak luipa saya ucapkan terima kasih kepada adik sepupu saya yang selalu mendukung dalam menyelesaikan tugas akhir ini, yaitu Siti Vivi Lestari.

8. Teristimewa kepada Harry Mubaraq, yang tak lelah memberikan semangat serta senantiasa mendoakan kelancaran penyelesaian Tugas Akhir ini. Serta kepada Tria Mentari, Sweztika Indra Swari, Febrianti, Seftira Eliza, Atsarina Awanis, Tengku Siti Sonia Nizam, Novira Hardika, Youli Tessa Haloho, Wulandari, Ardi Maratin Tarigan, Yuli Saptiani serta sahabat-sahabat terbaik yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang selalu mendukung dan memberi semangat serta doa.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan semoga ALLAH SWT melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua dan membalas segala kebaikan semua pihak yang mendukung kelancaran dalam penyusunan tugas akhir ini. Akhirnya dari hasil penulisan dalam bentuk tugas akhir ini penulis berharap dapat bermanfaat bagi kita semua, semoga kita selalu dijalan yang di ridhoi oleh ALLAH SWT, amin.


(6)

Medan, Juni2013 Penulis


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Permasalahan ... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

1. Manfaat Penelitian ... 4

2. Tujuan Penelitian ... 5

D. Rencana Penulisan ... 5

1. Jadwal Survei ... 5

2. Rencana Isi ... 6

BAB II : PROFIL PT PLN ( PERSERO ) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN MEDAN ... 8

A. Sejarah Ringkas PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara Area Medan ... 8

B. Struktur Organisasi dan Personalia ... 16

C. Job Description ... 16


(8)

E. Kinerja Kegiatan Terkini ... 24

F. Rencana Kegiatan ... 24

BAB III : PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DALAM MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PENGENDALIAN INTERN PADA AKTIVA TETAP PT PLN ( PERSERO ) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN ... 25

A. Pengertian Aktiva Tetap ... 25

B. Penggolongan Aktiva Tetap ... 26

C. Cara Perolehan Aktiva Tetap ... 28

D. Penggantian Aktiva Tetap ... 30

E. Sistem Informasi Akuntansi dan Pengendalian Internal ... 31

1. Sistem Informasi akuntansi ... 31

2. Pengendalian Internal ... 35

F. Alur Dokumen Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Akuntansi Aktiva Tetap ... 36

BAB IV : PENUTUP ... 39

A. Kesimpulan ... 39

B. Saran ... 40


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1 Logo PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran 1 Gambar Struktur Organisasi PT PLN ( Persero )

Wilayah Sumatera Utara Area Medan ... 42 Lampiran 2 Daftar Aktiva Tetap PT PLN ( Persero )


(12)

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Didalam proses menciptakan manusia-manusia unggul dan berprestasi, dibutuhkan beberapa faktor untuk mendukung proses sasaran tersebut, salah satunya adanya aktiva tetap (fixed asset). Ada berbagai macam aktiva tetap di PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan seperti: gedung, tanah, mesin, peralatan, perlengkapan dan lain-lain. Aktiva tetap merupakan asset perusahaan yang sangat penting, tanpa adanya aktiva tetap, PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara Area Medan tidak dapat menjalankan kegiatan operasional rutin dengan baik.

Aktiva tetap berdasarkan wujudnya digolongkan dua kelompok yaitu : 1. aktiva berwujud (tangible asset)

2. aktiva tidak berwujud (intangible asset).

Aktiva berwujud (tangible asset) adalah aktiva yang memiliki wujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dulu yang digunakan dalam proses produksi, tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai manfaat lebih dari satu tahun.

Aktiva tidak berwujud (intangible asset) adalah aktiva berumur panjang dalam operasi perusahaan yang tidak disimpan untuk dijual dan tidak mempunyai bentuk fisik.


(13)

Untuk mengendalikan aktiva tetap tersebut diperlukan peranan Sistem Informasi Akuntansi guna meningkatkan efektifitas pengendalian intern aktiva tetap milik Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara .

Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai satu tujuan. Sistem hampir selalu terdiri dari beberapa subsistem kecil, yang masing-masing melakukan fungsi khusus yang penting untuk dan mendukung bagi sistem yang lebih besar, dan memiliki tempat yang berbeda.

Sistem informasi akuntansi terdiri dari lima komponen yaitu :

a. Orang-orang yang mengoperasikan sistem tersebut dan melaksanakan berbagai fungsi.

b. Prosedur-prosedur baik manual maupun yang terotomatisasi yang dilibatkan dalam mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas organisasi.

c. Data tentang proses-proses bisnis organisasi d. Software yang dipakai untuk memproses data.

e. Infrastruktur teknologi informasi, termasuk komputer, peralatan pendukung, dan peralatan untuk komunikasi jaringan.

Kelima komponen ini secara bersama-sama memungkinkan Sistem Informasi Akuntansi memenuhi tiga fungsi pentingnya dalam organisasi yaitu;

1. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan oleh organisasi, sumber daya yang dipengaruhi oleh aktivitas-aktivitas tersebut, dan para pelaku yang terlibat dalam berbagai aktivitas-aktivitas


(14)

tersebut, agar pihak manajemen, para pegawai, dan pihak-pihak luar yang berkepentingan dapat meninjau ulang (review) hal-hal yang telah terjadi. 2. Mengubah data menjadi Informasi yang berguna bagi pihak manajemen

untuk membuat keputusan dalam aktivitas perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.

3. Menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga aset-aset organisasi, termasuk data organisasi, untuk memastikan bahwa data tersebut tersedia saat dibutuhkan, akurat, dan handal.

Berdasarkan keterangan dan uraian di atas, maka penulis mencoba membahas lebih dalam mengenai peranan informasi akuntansi yang diterapkan pada PT. PLN ( PERSERO ) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA

MEDAN, yang selanjutnya menyusun tugas akhir yang berjudul “Peranan Sistem Informasi Akuntansi dalam Meningkatkan Efektivitas Pengendalian Intern terhadap Aktiva Tetap Milik PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan”

B.Permasalahan

Setiap perusahaan akan selalu menghadapi permasalahan dalam menjalankan kegiatan perusahaannya. Masalah yang dihadapi oleh perusahaan tersebut adalah berbeda - beda satu sama lainnya. Berdasarkan pada latar belakang diatas maka peneliti merasa tertarik untuk mengadakan serangkaian penelitian dan memaparkannya dalam tugas akhir ini yaitu ”Apakah sistem informasi akuntansi


(15)

aktiva tetap pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan sudah berjalan dengan baik?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Manfaat Penelitian

Adapun yang diharapkan dapat menjadi manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Bagi Penulis

Dapat memperdalam wawasan penulis danpengetahuanmengenai penerapan sistem informasi akuntansi dan sebagai bahan untuk membandingkan teori yang didapatkan dibangku kuliah dengan

masalah-masalah yang dihadapi perusahaan guna membantu perusahaan dalam mengolah data..

b. Bagi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan

Sebagai bahan masukan atau pertimbangan bagi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan untuk melihat sejauh mana penerapan yang telah dilakukan dalam memaksimalkan penggunaan sistem informasi akuntansinya hingga pada waktu ke depan, sehingga perusahaan dapat berkembang sesuai dengan yang diharapkan.

c. Bagi Pembaca

Sebagai informasi perbandingan didalam penelitian dan untuk memperluas wawasan dan pengetahuan bagi penulis lainnya dalam melakukan penelitian dimasa yang akan datang.


(16)

2. Tujuan Penelitian

Tujuan merupakan hasil akhir yang ingin dicapai, tanpa adanya tujuan yang jelas akan mengakibatkan suatu kegiatan yang kurang terarah. Sesuai dengan penjelasan diatas yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

a. Bagi penulis, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program Diploma III.

b. Untuk memahami lebih jauh lagi tentang teori yang didapat dalam perkuliahan dengan melihat penerapannya yang dilaksanakan oleh PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan.

c. Untuk memperluas wawasan dan pengetahuan mengenai cara yang efektif dalam penerapan sistem informasi akuntansi.

d. Untuk mengetahui bagaimana cara PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan dalam menerapkan penggunaan sistem informasi akuntansinya.

D. Rencana Penulisan 1. Jadwal survei

Tempat : PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara Area Medan Waktu : Tanggal 01 Mei 2013 s/d 07 Juni 2013.


(17)

Tabel 1.1 Jadwal Survei

2. Rencana Isi

Laporan penelitian terdiri dari empat bab, dimana setiap bab saling berkaitan. Hal ini sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pembuatan tugas akhir yang telah ditetapkan bahwa susunan tugas akhir harus praktis dan sisitematis. Oleh karena itu, laporan penelitian tugas akhir ini disusun sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada Bab ini penulis akan menguraikan bahasan mengenai Latar Belakang Masalah, Permasalahan, Tujuan dan Manfaat Penelitian dan Rencana Penulisan.

BAB II : PROFIL PT PLN ( PERSERO ) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan mengenai Sejarah Ringkas PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara Area Medan, Struktur

Kegiatan

Mei 2013

Juni 2013

I II III IV I II III IV 1. Pengajuan dosen pembimbing

2. Pengajuan Judul 3. Pengumpulan Data

4. Pengolahan dan Analisis Data 5. Penyusunan Tugas Akhir

6. Bimbingan dan Penyempurnaan Tugas Akhir


(18)

Organisasi dan Personalia, Job Description, Jaringan Kegiatan, Kinerja Kegiatan Terkini, dan Rencana Kegiatan PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara Area Medan

BAB III : PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DALAM MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PENGENDALIAN

INTERN PADA AKTIVA TETAP MILIK PT PLN ( PERSERO ) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN

Pada bab ini penulis menguraikan mengenai Pengertian Aktiva Tetap, Penggolongan Aktiva Tetap, Cara Perolehan Aktiva Tetap, Penggantian Aktiva Tetap, Sistem Informasi akuntansi dan Pengendalian Internal, dan Alur Dokumen Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Akuntansi Aktiva Tetap,

BAB IV : PENUTUP

Pada bab terakhir ini penulis akan memberikan kesimpulan dan saran terhadap hasil penelitian tentang Peranan Sistem Informasi Akuntansi Dalam Meningkatkan Efektifitas Pengendalian Intern Pada Aktiva Tetap PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara Area Medan


(19)

BAB II

PROFIL PT PLN ( PERSERO ) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN

A.

Sejarah Ringkas PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara Area

Medan

Sejarah kelistrikan di Sumatera Utara bukanlah baru. Kalau listrik mulai ada di wilayah Indonesia tahun 1893 di daerah Batavia (Jakarta sekarang), maka 30 tahun kemudian (1923) listrik mulai ada di Medan. Sentralnya dibangun di tanah pertapakan Kantor PLN Cabang Medan yang sekarang di Jl. Listrik No. 12 Medan, dibangun oleh NV NIGEM/OGEM perusahaan swasta Belanda. Kemudian menyusul pembangunan kelistrikan di Tanjung Pura dan Pangkalan Brandan (1924), Tebing Tinggi (1927), Sibolga (NV ANIWM) Brastagi dan Tarutung (1929), Tanjung Balai (1931) milik Gemeente-Kotapraja, Labuhan Bilik (1936) dan Tanjung Tiram (1937).

Masa penjajahan Jepang, Jepang hanya mengambil alih pengelolaan Perusahaan Listrik Swasta Belanda tanpa mengadakan penambahan mesin dan perluasan jaringan. Daerah kerja dibagi menjadi Perusahaan Listrik Sumatera Utara, Perusahaan Listrik Jawa dan seterusnya sesuai struktur organisasi pemerintahan tentara Jepang waktu itu.

Setelah Proklamasi RI 17 Agustus 1945, dikumandangkanlah Kesatuan Aksi Karyawan Perusahaan Listrik di seluruh penjuru tanah air untuk mengambil alih perusahaan listrik bekas milik swasta Belanda dari tangan


(20)

Jepang. Perusahaan Listrik yang sudah diambil alih itu diserahkan kepada Pemerintah RI dalam hal ini Departemen Pekerjaan Umum. Untuk mengenang peristiwa ambil alih itu, maka dengan Penetapan Pemerintah No.1 SD/45 ditetapkan tanggal 27 Oktober sebagai Hari Listrik. Sejarah memang membuktikan kemudian bahwa dalam suasana yang makin memburuk dalam hubungan Indonesia – Belanda, tanggal 3 Oktober 1953 keluar Surat Keputusan Presiden No. 163 yang memuat ketentuan Nasionalisasi Perusahaan Listrik milik swasta Belanda sebagai bagian dari perwujudan pasal 33 ayat (2) UUD 1945.

Setelah aksi ambil alih itu, sejak tahun 1955 di Medan berdiri Perusahaan Listrik Negara Distribusi Cabang Sumatera Utara (Sumatera Timur dan Tapanuli) yang mula-mula dikepalai R. Sukarno (merangkap kepala di Aceh), tahun 1959 dikepalai oleh Ahmad Syaifullah. Setelah BPU PLN berdiri dengan SK Menteri PPUT No. 16/1/20 tanggal 20 Mei 1961, maka organisasi kelistrikan dirubah. Sumatera Utara, Aceh, Sumbar, Riau menjadi PLN Eksploitasi.

Tahun 1965, BPU PLN dibubarkan dengan Peraturan Menteri PUT No. 9 /PRT/64 dan dengan Peraturan Menteri No. 1/PRT/65 ditetapkan pembagian daerah kerja PLN menjadi 15 Kesatuan daerah Eksploitasi. Sumatera Utara tetap menjadi Eksploitasi I.

Sebagai tindak lanjut dari pembentukan PLN Ekploitasi I Sumatera Utara tersebut, maka dengan keputusan Direksi PLN No. KPTS 009/DIRPLN/66 tanggal 14 April 1966, PLN Eksploitasi I dibagi menjadi empat cabang dan satu sektor, yaitu Cabang Medan, Binjai, Sibolga, P.Siantar (Berkedudukan di Tebing Tinggi). PP No. 18 tahun 1972 mempertegas kedudukan PLN sebagai


(21)

Perusahaan Umum Listrik Negara dengan hak, wewenang dan tanggung jawab membangkitkan, menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik ke seluruh Wilayah RI. Dalam SK Menteri tersebut PLN Eksploitasi I Sumatera Utara diubah menjadi PLN Eksploitasi II Sumatera Utara.

Kemudian menyusul Peraturan Menteri PUTL No. 013/PRT/75 yang merubah PLN Eksploitasi menjadi PLN Wilayah. PLN Eksploitasi II menjadi PLN Wilayah II Sumatera Utara.

Dengan keluarnya peraturan pemerintah No. 23/1994 tanggal 16 Juni 1994 maka ditetapkan status PLN sebagi persero. Adapun yang melatarbelakangi perubahan status tersebut adalah untuk mengantisipasi kebutuhan listrik yang terus meningkat dewasa ini.

Dimana pada abad 21 nanti, PLN tidak dapat tidak harus mampu menghadapi tantangan yang ada. PLN harus mampu menggunakan tolak ukur Internasional, dan harus mampu berswadaya tinggi, dengan manajemen yang berani transparan, terbuka, desentralisasi, profit center dan cost center.

Untuk mencapai tujuan PLN meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendorong perkembangan industri pada PJPT II yang tanggung jawabnya cukup besar dan berat, kerjasama dan hubungan yang harmonis dengan instansi dan lembaga yang terkait perlu dibina dan ditingkatkan terus.

Perkembangan kelistrikan di Sumatera Utara terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang begitu pesat, hal ini ditandai dengan semakin bertambahnya jumlah pelanggan, perkembangan fasilitas kelistrikan, kemampuan pasokan listrik dan indikasi-indikasi pertumbuhan lainnya. Untuk


(22)

mengantisipasi pertumbuhan dan perkembangan kelistrikan Sumatera Utara dimasa-masa mendatang serta sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan jasa kelistrikan, maka berdasarkan Surat Keputusan Nomor 078.K/023/DIR/1996 tanggal 8 Agustus 1996 dibentuk organisasi baru bidang jasa pelayanan kelistrikan yaitu PT PLN (Persero) Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara.

Dengan pembentukan Organisasi baru PT PLN (Persero) Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara yang terpisah dari PT PLN (Persero) Wilayah II, maka fungsi-fungsi pembangkitan dan penyaluran yang sebelumnya dikelola PT PLN (Persero) Wilayah II berpisah tanggung jawab pengelolaanya ke PLN Pembangkitan dan Penyaluran Sumbagut. Sementara itu, PT PLN (Persero) Wilayah II berkonsentrasi pada distribusi dan penjualan tenaga listrik.

Pada Tahun 2003 PT PLN (Persero) Wilayah II Berubah Menjadi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara.

1. Visi Perusahaan PT PLN ( Persero )

Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.

2. Misi Perusahaan PT PLN ( Persero )

PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan memiliki beberapa misi yaitu :

1. Menjalankan bisnis kelistirikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang perusahaan.


(23)

2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi. 4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

5. Membantu usaha-usaha melalui pelayanan listrik

6. Memberikan penyediaan tenaga listrik serta pelayanan pada pelanggan atau masyarakat.

7. Memberikan pelayanan yang baik terhadap masyarakat dalam pendistribusian tenaga listrik.

8. Mengembangkan penyediaan tenaga listrik serta pelayanan.

3. Motto PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan

PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan memiliki motto “Listrik Untuk Kehidupan yang Lebih Baik”. Dengan motto tersebut PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan berharap akan mencapai kesuksesan dalam pelayanan dan pembangunan ketenagalistrikan.

4. Nilai-Nilai PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan

Nilai-nilai pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan adalah sebagai berikut:

a. Peka terhadap kebutuhan pelanggan, senantiasa berusaha untuk tetap memberikan pelayanan yang dapat memuaskan kebutuhan pelanggan secara cepat, tepat dan sesuai.


(24)

b. Menjunjung harkat dan martabat manusia dengan segala kelebihan dan kekurangannya serta mengakui dan melindungi hak-hak asasi dalam menjalankan bisnis.

c. Integritas, menjunjung tinggi nilai kejujuran, dan objektifitas dalam pengelolaan bisnis.

d. Kualitas produk, meningkatkan kualitas dan keandalan produk secara terus menerus dan. terukur serta menjaga kualitas lingkungan dalam menjalankan perusahaan.

e. Peluang untuk maju, memberikan peluang yang sama dan seluas-luasnya kepada setiap anggota perusahaan untuk berprestasi dan menduduki posisi sesuai dengan kriteria dan kompetensi jabatan yang ditentukan.

f. Inovatif, bersedia berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan sesama anggota perusahaan, menumbuhkan rasa ingin tahu serta meghargai ide dan karya inovatif.

g. Mengutamakan kepentingan perusahaan untuk mencegah terjadinya benturan kepentingan.

h. Menjamin setup keputusan yang diambil ditujukan demi kepentingan perusahaan.

i. Dalam pengambilan keputusan bisnis akan berorientasi pada upaya meningkatkan nilai investasi pemegang saham.


(25)

5. Makna Logo Perusahaan

Bentuk, warna dan makna lambang perusahaan resmi yang digunakan adalah sesuai yang tercantum pada Lampiran Surat Keputusan Direksi Perusahaan Umum Listrik Negara No. : 031/DIR/76 Tanggal : 01 Juni 1976, mengenai Pembakuan Lambang Perusahaan Umum Listrik Negara.

Gambar 2.1 : Logo PT PLN ( Persero)

Sumber : PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara Area Medan

PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan mempunyai logo sebagai identitas. Yang terdiri dari:

1. Bidang Persegi Panjang Vertikal

Menjadi bidang dasar bagi elemen-elemen lambang lainnya, melambangkan bahwa PT PLN (Persero) merupakan wadah atau organisasi yang terorganisir dengan sempurna. Berwarna kuning untuk menggambarkan pencerahan, seperti yang diharapkan PLN bahwa listrik mampu menciptakan


(26)

pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Kuning juga melambangkan semangat yang menyala-nyala yang dimiliki tiap insan yang berkarya di perusahaan ini.

2. Petir atau Kilat

Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu petir pun mengartikan kerja cepat dan tepat para insan PT PLN (Persero) dalam memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya. Warnanya yang merah melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap insan perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan zaman.

3. Tiga Gelombang

Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oteh tiga bidang usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT PLN (Persero) guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi warna biru untuk menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang tetap diperlukan dalam kehidupan manusia. Di samping itu biru juga melambangkan keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya.

Logo tersebut menandakan bahwa perusahaan ini bergerak dalam bidang penjualan dan penyediaan tenaga listrik serta pelayanan terhadap pelanggan.


(27)

B.Struktur Organisasi dan Personalia

Setiap Perusahaan pasti memiliki struktur organisasi, struktur organisasi sangat penting didalam perusahaan karena berfungsi sebagai landasan bagi seluruh fungsi yang ada dalam organisasi untuk melaksanakan tugas,wewenang dan tanggung jawab dari setiap fungsi.

Struktur organisasi pada setiap perusahaan berbeda-beda. Adapun struktur organisasi PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara Area Medan dapat dilihat pada lampiran 1.

C.

Job Description

PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan menganut struktur organisasi garis lurus staf (line staff organization) yang sesuai dengan kondisi perusahaan tersebut karena :

a) Pembagian tugas secara jelas dapat dibedakan

b) General manajer langsung memerintah dan memberikan petunjuk-petunjuk kepada kepala bagian untuk diteruskan kepada bawahannya yang sudah ditentukan berdasarkan spesialisasi tugas.

Wewenang dari puncak pimpinan dilimpahkan sepenuhnya kepada bawahannya dalam bidang pekerjaan sepanjang yang menyangkut bidang kerjanya.

Berdasarkan Keputusan General Manager PT PLN (Persero) Wilyah Sumatera Utara Nomor 019.K/GM. WSU/2008 Tanggal 3 Juni 2008 Tentang


(28)

Uraian Fungsi dan Tugas Pokok Pada Organisasi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara terdiri dari :

1. Manajer Area Cabang

Mengelola dan melaksanakan kegiatan penjualan tenaga listrik, pelayanan pelanggan, pengoperasian dan pemeliharaan jaringan distribusi tenaga listrik di wilayah kerjanya secara efisien sesuai tata kelola perusahaan yang baik

berdasarkan kebijakan Kantor Induk untuk menghasilkan pendapatan perusahaan yang didukung dengan pelayanan, tingkat mutu dan keandalan pasokan yang baik untuk memenuhi kebutuhan pelanggan , serta melakukan pembinaan dan

pemberdayaan Unit Asuhan dibawahnya.

2. Bagian Jaringan

Mengkordinasikan perencanaan, pengoperasian dan pemeliharaan sarana pendistribusian tenaga listrik yang efektif,efisien dengan mutu serta keandalan yang baik dan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik. Melaksanakan pengoperasian sistem pendistribusian tenaga listrik dan penertiban penggunaan jaringan distibusi tenaga listrik kepada pelanggan.

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana di jelaskan diatas, Bagian Jaringan mempunyai fungsi:

a. Merencanakan pengembangan sistem pendistribusian tenaga listrik untuk meningkatkan mutu dan keandalan pendistribusian tenaga listrik

b. Merencanakan pengoperasian dan pemeliharaan jaringan distribusi tenaga listrik


(29)

c. Merencanakan dan melaksanakan pembangunan sarana pendistribusian tenaga listrik dan bangunan sipil

d. Merencanakan kebutuhan material untuk pengoperasian dan pemeliharaan sarana pendistribusian tenaga listrik

e. Mengoperasikan dan melaksanakan pemeliharaan system pendistribusian tenaga listrik

f. Melaksanakan pelayanan gangguan pendistribusian tenaga listrik g. Menyusun RAO/UAI bagian distribusi

h. Mengkaji dan mengevaluasi mutu dan keandalan pendistribusian tenaga listrik yang menunjang tingkat mutu pelayanan

i. Melaksanakan kegiatan pengawasan dan pemeriksaan gardu serta jaringan distribusi jaringan listrik

j. Melaksanakan kegiatan pengaturan operasional system pendistribusian tenaga listrik

k. Melaksanakan pelayanan / penanggulangan gangguan jaringan tenaga rendah,gardu distribusi, alat pengukur dan pembatas (APP) rangkaian ke pelanggan

l. Melaksanakan penyusunan sasaran opersai pemeriksaan (P2TL) APP pelanggan

m. Melaksanakan pembuatan berita acara pemeriksaan dan penyimpanan dokumen serta bukti penyalahgunaan jaringan listri pada pelanggan

n. Melaksanakan pengawasan pemeliharaan sarana pendistribusian tenaga listrik


(30)

o. Melakukan pengawasan pekerjaan pemasangan JTM & JTR serta peralatan jaringan listrik

p. Mengawasi pekerjaan pemeliharaan distribusi yang dilakukan oleh pihak ketiga

3. Bagian Transaksi Energi

Mengkoordinasikan pengoperasian / pemeliharaan peralatan pengukuran, proteksi dan mengawasi pengoperasian / pemeliharaan AMR untuk meningkatkan keandalan penyaluran tenaga listrik yang efektif & efesien kepada masyarakat pelanggan.

Bertanggung jawab atas tersusunnya rencana pemasaran yang menjamin tercapainya target pendapatan penjualan tenaga listrik yang

berorientasi kepada kebutuhan pelanggan, serta kesediaan standar pelaksanaan kerja dan tercapainya interaksi kerja yang baik antar unit-unit pelaksana dan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana butir 2 diatas, bagian transaksi energi memiliki tugas :

a. Merencanakan jadwal pemeliharaan proteksi dan pengukuran

b. Mengawasi pelaksanaan pemeliharaan system proteksi dan pengukuran c. Mengkordinir pengoperasian & pemeliharaan perangkat AMR

d. Mengawasi kegiatan peneraan KWh meter dan pemeliharaan peralatan tera

e. Menghitung arus gangguan dan merencanakan koordinasi setting relay proteksi


(31)

f. Memonitor unjuk kerja system proteksi dan pengukuran

g. Merencanakan pengembangan system proteksi dengan konfigurasi loop-scheme

h. Membuat SOP pekerjaan pemasangan / pemeliharaan system proteksi & pengukuran

i. Mengawasi pelaksanaan pemasangan / pemeliharaan APP pelanggan khususnya pelanggan > 66 KVA

j. Mengevaluasi hasil pembacaan KWh terima dari G.induk, Pembangkit yang menjadi energi terima di unit Cabang

k. Mengevaluasi dan analisa data DLPDyang ditampilkan dari hasil pembacaan AMR

l. Membuat data asset / inventaris peralatan pengukuran dan proteksi di unit cabang

m. Menyusun RAO / UAI bagian pengukuran dan proteksi

n. Menyusun rancangan kebijakan dan strategi pemasaran yang berorientasi pada pelanggan

o. Menyusun dan mengendalikan anggaran rutin investasi perluasan jaringan

p. Melaksanakan riset pasar dan menyusun data potensi pasar q. Mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan pelanggan r. Menyusun segmentasi pelanggan

s. Menyusun rencana penjualan energi dan pendapatan t. Melaksanakan survei kepuasan pelanggan


(32)

u. Menyusun strategi peningkatan pelayanan pelanggan v. Menyusun standar dan produk pelayanan

w. Menyusun dan mengevaluasi tingkat mutu pelayanan x. Membuat pedoman SPJBTL untuk pelanggan

y. Mengevaluasi perkembangan Captive Power

z. Menghitung biaya subtitusi tenaga listrik pada sisi konsumen

4. Bagian Pelayanan dan Administrasi

Melaksanakan upaya pencapaian pendapatan, penyelamatan pendapatan dari penjualan tenaga listrik, dan melaksanakan kebijakan penjualan tenaga listrik serta menerapkan tata kelola perusahaan yang baik. Melaksanakan kegiatan inventarisasi, pembukuan dan penagihan rekening listrik ke pelannggan yang menunggak

Mengkoordinasikan penyelenggaraan pengelola anggaran,keuangan, perpajakan dan asuransi sesuai dengan prinsip manajemen dan membuat laporan keuangan dan akuntansi akurat dan tepat waktu. Bertanggung jawab melaksanakan administrasi tata usaha keuangan pengusahaan, sarana

penyediaan tenaga listrik dan pelaporan penggunaan setiap pos anggaran. Melaksanakan kegiatan administrasi tata usaha langganan meliputi pelayanan pelanggan, administrasi pelanggan, penagihan dan kegiatan pemutusan dan penyambungan.

Untuk melaksanakan tugas pokok bagian pelayanan dan administrasi mempunyai tugas:


(33)

a. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan bagian niaga dan pelayanan pelanggan

b. Mengendalikan kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan pelanggan sesuai kebijakan manajemen

c. Menyusun RAO/UAI bagian niaga dan pelayanan secara berkala

d. Mengkaji laporan-laporan yang berkaitan dengan kegiatan pelayanan pelanggan

e. Melaksanakan inventarisasi piutang listrik f. Melakukan pembukuan piutang listrik

g. Melaksanakan kegiatan penangihan rekening listrik h. Melaksanakan kegiatan pengawasan piutang listrik

i. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas-tugas di lingkungan bagian keuangan

j. Mengendalikan kegiatan yang berkaitan dalam pengelolaan keuangan k. Mengkoordinasikan usulan RAO/UAI sesuai kebutuhan unit

pelaksanaan

l. Menyusun laporan laporan yang berkaitan dengan kegiatan pengelolaan keuangan.

m. Memberikan informasi tentang BP dan UJL kepada calon pelanggan n. Mengelola data pelanggan meliputi jumlah, jenis tarif, dan

penggolongan rekening listrik

o. Mengelola DIL dalam rangka pengusahaan penjualan tenaga listrik p. Melakukan perhitungan pemakaian rekening listrik


(34)

q. Mengevaluasi Kwh meter yang terpakai akibat pemakaian ilegal sebagai dasar penurunan susut jaringan

r. Melaksanakan penjualan rekening listrik berdasarkan rekenining bercetak

s. Melaksanakan forum komunikasi dengan pelanggan t. Melaksanakan kegiatan penagihan rekening listrik u. Melaksanakan kegiatan pengawasan piutang listrik

v. Melaksanakan pengawasan atas pendapatan dari hasil penjualan rekening listrik.

D. Jaringan Kegiatan

PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasaan pelanggan, anggota perusahaan, dan pemilik modal. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan membawahi 9 (sembilan) rayon yaitu:

1. Rayon Medan Kota 2. Rayon Medan Baru 3. Rayon Medan Selatan 4. Rayon Medan Timur


(35)

5. Rayon Sunggal 6. Rayon Helvetia 7. Rayon Labuhan 8. Rayon Belawan 9. Rayon Johor

E. Kinerja KegiatanTerkini

Pada tahun 2011 ini PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan memiliki beberapa buah proyek yang harus dikerjakan baik proyek yang telah berjalan ataupun proyek yang baru berjalan.

Adapun proyek-proyek tersebut antara lain:

a. Penyelesaian pekerjaan Gardu Induk 150 Kv Perbaungan b. Pekerjaan transmission line 150 kV Sei Rotan - Belawan, c. Pekerjaan transmission Line 150 kV Lamhotma - Labuhan, d. Pekerjaan Gardu Induk 150 kV Lamhotma,

e. Pekerjaan Transmission Line 150 kV Labuhan,

f. Pekerjaan Transmission Line 150 kV Labuhan - Belawan,

F. Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan pada tahun 2014 adalah meningkatkan jumlah pasokan listrik, menjalin kerja sama dengan instansi-instansi dan memberikan pelayanan yang lebih baik lagi kepada konsumen.


(36)

BAB III

PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DALAM MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PENGENDALIAN

INTERN PADA AKTIVA TETAP PT PLN ( PERSERO ) WILAYAH SUMATERA

UTARA AREA MEDAN A. Pengertian Aktiva Tetap

Aktiva tetap merupakan aktiva operasional yang digunakan perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasinya yang menjadi hak milik perusahaan dan dipergunakan secara terus-menerus dalam kegiatan normal perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa.

Menurut Mulyadi (2002 : 192) Aktiva tetap atau plant assets adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan

perusahaan, bukan untuk dijual kembali.

Menurut Soemarso (2003 : 20) aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang (1) Masa manfaatnya lebih dari satu tahun; (2) Digunakan dalam kegiatan

perusahaan ; (3) Dimiliki untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan serta; (4) Nilainya cukup besar.

Ikatan Akuntan Indonesia (2007 : 58) berpendapat bahwa “Aktiva tetap adalah aktiva tetap berwujud yang diperoleh dengan membangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan, dan mempunyai manfaat lebih dari satu tahun”


(37)

Dari penjelasan dan defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa aktiva tetap memiliki karakteristik (1) Mempunyai bentuk fisik; (2) Digunakan secara efektif dalam kegiatan normal perusahan; (3) Dimiliki tidak sebagai investasi dan tidak untuk dijual; (4) memiliki masa manfaat relative permanen (lebih dari satu periode akuntansi/lebih dari satu tahun); (5) Memberi manfaat dimasa yang akan datang.

B. Penggolongan Aktiva Tetap

Aktiva tetap dapat digolongkan dalam dua sudut. Kedua sudut tersebut adalah sudut substansi dan sudut disusutkan atau tidak disusutkan.

1. Aktiva tetap berdasarkan wujudnya dogolongkan kepada dua kelompok yaitu: a. Aktiva berwujud (tangible asset) adalah aktiva yang memiliki wujud

yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dulu yang digunakan dalam proses produksi, tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai manfaat lebih dari satu tahun.

b. Aktiva tidak berwujud (intangible asset) adalah aktiva berumur panjang dalam operasi perusahaan yang tidak disimpan untuk dijual dan tidak mempunya bentuk fisik.

2. Dari sudut disusutkan atau tidak disusutkan, aktiva tetap dibagi menjadi dua yaitu :

a. Aktiva tetap yang disusutkan (depreciated plant asset) contohnya, bangunan, perlengkapan, mesin, dan lain-lain.


(38)

b. Aktiva tetap yang tidak ( undepreciated plant asset) disusutkan contohnya tanah.

Pada PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara Area Medan, aktiva tetap dikelompokkan secara khusus, semua aktiva tetap yang dimiliki dicatat dan dipergunakan sebagai mana mestinya. Fungsi dikelompokkannya aktiva-aktiva tetap ini ialah untuk memperlihatkan sejauh mana aktiva tetap telah digunakan dan untuk mengetahui nilai manfaat dari aktiva tersebut untuk dilakukan tindakan selanjutnya, apakah masih layak aktiva tetap untuk dipergunakan. Semua aktiva tetap yang dimiliki PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara Area Medan merupakan harta kekayaan milik PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara Area Medan

C. Cara Perolehan Aktiva Tetap

Menurut Warren, et.all ( 2005 : 10 ) Aktiva tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara yaitu : pembelian tunai, pembayaran yang ditangguhkan, sewa guna usaha, aktiva tetap yang diperoleh secara pertukaran, perolehan dengan penerbitan efek, konstruksi sendiri, perolehan melalui sumbangan, perolehan aktiva dengan biaya restorasi yang signifikan pada saat penghentian aktiva, akuisi suatu perusahaan secara keseluruhan, dan aktiva yang diperoleh tidak secara tertentu.

Menurut Kusnadi, et.all (2001:12) Aktiva tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara yaitu :

1. Pembelian Tunai

Aktiva tetap yang dibeli dengan tunai dicatat sebesar uang yang dikeluarkan untuk pembelian ditambah dengan biaya-biaya sehubungan dengan pembelian


(39)

aktiva, dikurangi potongan harga yang diberikan baik karena pembelian dalam jumlah besar maupun karena pembayaran dipercepat.

2. Pembelian secara kredit jangka panjang.

Aktiva tetap diperoleh dari pembelian angsuran, maka dalam hal harga

perolehan tidak termasuk bunga, dalam kontrak pembelian dapat menyebutkan bahwa pembelian akan dilakukan dalam beberapa kali angsuran ditambah dengan pembayaran bunga.

3. Pembelian dengan surat berharga.

Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara ditukar dengan saham obligasi perusahaan, dicatat dalam buku besar, harga pasar saham atau obligasi tidak diketahui, harga perolehan aktiva tetap ditentukan sebesar harga pasar aset tersebut. Harga pasar surat berharga dan aktiva tetap yang ditukar tidak diketahui, dalam keadaan seperti ini, nilai pertukaran ditentukan oleh keputusan pimpinan perusahaan.

4. Aktiva tetap yang diperoleh dari hadiah / donasi.

Jika aktiva tetap diperoleh dengan cara dihadiahkan maka transaksi ini disebut

nonreciprocal transfer (transfer yang tidak memerlukan umpan balik). Aset ini harus dicatat sebesar harga pasar berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh pihak perusahaan penilai yang independen.

5. Aktiva tetap yang dibangun sendiri.

Dalam pembuatan aktiva, semua biya yang langsung (biaya variabel), yaitu bahan dan upah langsung serta overhead pabrik digunakan untuk


(40)

6. Aktiva tetap yang diperoleh secara pertukaran.

Aktiva tetap menurut cara ini diperoleh dengan cara menukarkan aktiva tetap yang kita miliki dengan aktiva tetap lainnya yang dimiliki pihak lain.

Pada PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara Area Medan, perolehan aktiva tetap diperoleh dengan cara :

a. Pembelian Tunai.

Pembelian aktiva tetap diatas Rp15.000.000. dilakukan dengan cara penawaran harga kepada pihak perusahaan ataupun distributor langsung, sedangkan pembelian aktiva tetap diatas Rp 50.000.000 dilakukan dengan cara tender.

b. Hadiah atau Hibah

Hadiah atau hibah diberikan oleh pihak ketiga yaitu Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara.

c. Di Bangun Sendiri

Aktiva tetap yang dimiliki PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara Area Medan ada juga yang di bangun sendiri, seperti gedung yang dimiliki PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara Area Medan Sekarang ini yang biayanya diperoleh dari perusahaan sendiri.

d. Pertukaran atau Relokasi

Aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan ini juga ada yang di dapat dari pertukaran yang dilakukan antarunit.


(41)

D. Penggantian Aktiva Tetap

Aktiva tetap yang tidak lagi berguna bisa dibuang, dijual, atau ditukar tambah dengan aktiva tetap lainnya. Penggantian aktiva tetap bisaanya dimulai dari manajer departemen (pemakai) yang mengakui kebutuhan untuk mendapatkan aktiva tetap yang baru setelah menjual aktiva yang lama. Prosedur otorisasi dan persetujuan yang terlibat dalam transaksi ini akan bergantung pada biaya aktiva tersebut. Dalam keputusan ini, manajer departemen sering kali memiliki otorisasi umum untuk menyetujui pembelian aktiva tetap yang tidak mahal. Namun demikian, untuk pengeluaran modal di atas batas materialitas yang ditetapkan, manajer tersebut harus mencari persetujuan eksplisit.

Penggantian aktiva juga dapat dilakukan dengan pertukaran. Perusahaan menukar peralatan yang lama dengan yang baru, yang memiliki kegunaan sama. Dalam kasus semacam ini, pembeli menerima peralatan lama yang dimaksud dari penjual. Jumlah ini, yang dinamakan dengan nilai tukar tambah (trade-in allowance) mungkin lebih tinggi atau lebih rendah daripada nilai buku peralatan lama, yang mengakibatkan keuntungan dan kerugian pertukaran. Jumlah yang terutang dapat dibayarkan secara tunai atau suatu kewajiban dicatat. Selisih ini bisaanya dinamakan dengan sisa yang terutang (boot), yang merupakan nama pajaknya.

Pada PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara Area Medan aktiva tetap yang sudah tidak bermanfaat lagi maka akan dijual atau dilelang, Aktiva-aktiva yang tidak bermanfaat tersebut akan dihapus dari daftar Aktiva-aktiva di buku PT


(42)

PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara area Medan dan digantikan dengan aktiva lain.

E. Sistem Informasi Akuntansi dan Pengendalian Internal 1. Sistem informasi akuntansi

Akuntansi merupakan alat penting bagi pihak perusahaan untuk melaksanakan beberapa tahapan dari mekanisme sistem informasi. Informasi sangat penting bagi manajemen baik dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun pengendalian. Sementara Sistem Informasi Akuntansi memiliki pengertian masing-masing yang terdiri dari tiga elemen yaitu : sistem, informasi, dan

akuntansi. Dimana setiap kata memiliki arti sendiri, dan apabila digabungkan akan menghasilkan sebuah definisi yang baru. Ketiga elemen tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

Suatu sistem dapat dijelaskan yaitu kumpulan elemen-eleman atau sumberdaya yang saling berkaitan secara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu dan bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu

Menurut Hall(2001 : 5)“Sistem merupakan sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama (common purpose).”

Sistem terdiri dari sub-subsistem, yang terdiri dari subsistem-subsistem yang lebih kecil lagi atau modul-modul dan seterusnya sampai komponen terkecil. Sistem akuntansi misalnya yang terdiri dari subsistem akuntansi penjualan,

subsistem akuntansi pembelian, subsistem akuntansi biaya, subsistem akuntansi penggajian dan sebagainya. Selanjutnya sistem penjualan terdiri dari subsistem


(43)

pelayanan pesanan, subsistem penagihan, dan subsistem penerimaan kas dari piutang. Subsistem-subsistem dalam suatu sistem tidak berdiri lepas sendiri-sendiri, melainkan saling berinteraksi serta saling berhubungan membentuk satu kesatuan terpadu sehingga tujuan atau sasaran sistem tersebut dapat tercapai. Pada sistem akuntansi tujuan tersebut antara lain adalah menyajikan laporan akuntansi keuangan dan laporan akuntansi manajemen. Subsistem adalah bagian dari sistem, dan interaksi yang berkaitan sehingga dicapai suatu kesatuan atau terintegrasi.

Hal diatas menjelaskan bahwa sistem itu sendiri bukanlah seperangkat unsur yang tersusun secara tidak teratur, tetapi terdiri dari unsur-unsur yang saling mengisi satu sama lainnya. Dan sistem itu sendiri juga mencakup tiga kegiatan sebagai berikut :

1. Masukan atau Input.

2. Pengolahan atau Processing. 3. Hasil dari pengolahan atau Output.

Informasi berasal dari data. Data adalah fakta tentang peristiwa atau kenyataan lain yang mendukung suatu pengetahuan untuk dijadikan dasar guna penyusunan keterangan, pembuatan kesimpulan atau penetapan keputusan. Informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang sesuai dengan keinginan si penerima.

Menurut MC.Leod (2000 : 12) “ Informasi adalah data yang telah diproses, atau data yang sudah lebih memiliki arti tertentu bagi kebutuhan penggunanya”.


(44)

Informasi sangat berguna bagi pihak manajemen dalam proses pengambilan keputusan, maka dari informasi yang berguna harus memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut:

1. Akurat, Informasi harus terbebas dari adanya kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan para penggunanya.

2. Relevan, Informasi yang relevan harus memberikan arti dan mempunyai manfaat dengan bisa meningkatkan nilai dari suatu kepastian atau mengurangi ketidakpastian.

3. Tepat Waktu ( Timely ), Informasi yang disajikan tepat pada saat dibutuhkan dan informasi yang datang pada si penerima tidak boleh terlambat karena dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan .

4. Lengkap ( Complete ), Informasi yang disajikan harus lengkap, termasuk didalamnya semua data yang relevan.

5. Dimengerti ( Understandable ), Informasi yang disajikan hendaknya dalam bentuk yang mudah dimengerti oleh si pembuat keputusan.

6. Verifiable, Informasi yang dihasilkan tidak bias, menyebabkan perbedaan dalam memahaminya.

7. Accessible, Informasi dikatakan accessible bila tersedia pada saat diperlukan dalam format yang sesuai dengan kepentingannya.

Dalam hal ini sistem informasi dapat didefinisikan sebagai sebagai kumpulan eleman-elemen/ sumberdaya dan jaringan prosedur yang saling

berkaitan secara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan bertujuan untuk mengolah data menjadi informasi.


(45)

Unsur-unsur sistem informasi adalah sebagai berikut :

a. Peralatan antara lain adalah komputer dan komunikasi maupun peralatan kantor lainnya ( hardware )

b. Prosedur, tata kerja ketentuan-ketentuan peraturan, termasuk sistem operasi

(operating system/ system software) dan aplikasi komputerisasi

program-program komputer ( application software )

c. Tenaga Kerja, pelaksana operasional ( operator ), pimpinan pada bidang tugasnya masing-masing staf yang merupakan pengguna sistem ( Knowledge Based Professional Staff ), termasuk teknisi komputer dan analisis informal.

Menurut Soemarso SR, (2003 : 3) Akuntansi adalah suatu disiplin yang menyediakan informasi yang penting sehingga memungkinkan adanya

pelaksanaan dan penilaian jalannya perusahaan secara efisien. Akuntansi juga dapat didefenisikan sebagai proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut “.

Dari uraian diatas maka pengertian Sistem informasi akuntansi merupakan struktur yang menyatu dalam suatu entitas, yang menggunakan sumber daya fisik dan komponen lain, untuk merubah data transaksi keuangan/akuntansi menjadi informasi akuntansi dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi para pengguna atau pemakainya.

Pada PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara Area Medan bentuk sistem informasi akuntansi yang digunakan adalah sistem informasi akuntansi berbasis komputer. Data-data dan informasi yang dibutuhkan perusahaan


(46)

diperoleh dengan mudah dan disimpan dengan aman yang merupakan fasilitas dari software-software komputer yang mendukung pengoperasian sistem informasi akuntansi.

2. Pengendalian Internal

Menurut Romney dan Steinbart (2006 : 229) edisi 9, pengendalian internal (internal control) adalah rencana organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan untuk menjaga aset, memberikan informasi yang akurat dan andal, mendorong dan memperbaiki efisiensi jalannya organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah ditetapkan.

Struktur pengendalian interanal (internal control structure) terdiri dari kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk memberikan tingkat jaminan yang wajar atas pencapaian tujuan tertentu organisasi. Pengendalian internal melaksanakan tiga fungsi penting, yaitu : pengendalian untuk pencegahan (preventive control), pengendalian untuk pemeriksaan (detective control), dan pengendalian kolektif (corrective control).

Unsur-unsur pengendalian intern aktiva tetap yaitu organisasi dan sistem otorisasi.

1. Organisasi, struktur organisasi yang baik adalah struktur organisasi yang melakukan pemisahan fungsi, berikut diuraikan organisasi sebagai unsur pengendalian intern antara lain :

a. Fungsi pemakai harus terpakai dari fungsi akuntansi aktiva tetap, untuk mengawasi aktiva tetap dan pemakaiannya, fungsi yang mencatat


(47)

semua data yang bersangkutan dengan aktiva tetap harus dipisah dari fungsi pemakai aktiva tetap,

b. Transaksi perolehan, penjualan, penghentian pemakaian aktiva tetap harus dilaksanakan oleh lebih dari unit organisasi yang bekerja secara independen, untuk menciptakan pengecekan intern dalam setiap transaksi yang mengubah aktiva tetap,unit organisasi dibentuk sedemikian rupa sehingga tidak ada satupun transaksi yang mengubah aktiva tetap yang dilaksanakan secara penuh hanya oleh satu unit organisasi saja.

2. Sistem otorisasi, sistem otorisasi dirancang untuk memudahkan pengendalian intern terhadap anggaran pengadaan aktiva tetap.

Pada PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara Area Medan

pengendalian internal aktiva tetap dilakukan dengan Sistem Informasi Akuntansi yang sudah dirancang khusus oleh PT PLN ( Persero ) Pusat.

F. Alur Dokumen Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Akuntansi Aktiva Tetap

Berikut diuraikan alir dokumen jaringan prosedur yang membentuk sistem akuntansi aktiva tetap antara lain :

1. Sistem pembelian aktiva tetap,

Jika membutuhkan sebuah aktiva yang harus dibeli maka user ( pengguna yang memohon pembelian aktiva ) harus meminta/mengajukan proposal


(48)

permohonan tersebut telah disetujui oleh ASMAN Jaringan, maka user harus mengajukan pembelian kepada manajer area agar permohonan disetujui. Jenis aktiva yang akan dibeli akan mempengaruhi sejauh mana persetujuan tersebut dilanjutkan, apakah hanya sampai kepada manajer area atau bahkan ke manajer wilayah. Selanjutnya yang dilakukan adalah langkah pembelian. Setelah aktiva tetap diterima oleh fungsi penerimaan, aktiva tetap kemudian diserahkan ke fungsi aktiva tetap untuk ditempatkan ke tangan fungsi yang mengajukan permintaan otorisasi aktiva tetap,

2. Sistem perolehan aktiva tetap melalui pembangunan sendiri.

Sistem ini dirancang untuk mencatat harga pokok aktiva tetap yang diperoleh perusahaan dari pembangunan yang dilaksanakan sendiri oleh perusahaan. Work order merupakan dokumen yang digunakan untuk

mengumpulkan biaya konstruksi. Jika aktiva tetap selesai dibangun maka bukti memorial yang dilampiri dengan surat perintah kerja dipakai sebagai dokumen sumber untuk mencatat harga pokok aktiva tetap tersebut kedalam kartu aktiva tetap dan jurnal umum,

3. Sistem pengeluaran belanja

Sistem ini dirancang untuk mencatat tambahan harga pokok aktiva tetap dengan adanya pengeluaran modal. Setiap pengeluaran modal memerlukan

dokumen surat permintaan otorisasi reparasidari kasub perlengkapan. Pelaksanaan surat permintaan otorisasi reparasi dilaksanakan berdasarkan dokumen surat perintah kerja. Pencatatan biaya biaya yang terjadi untuk work order dilakukan menurut nomor surat perintah kerja yang bersangkutan, sehingga dapat dihitung


(49)

besarnya pengeluaran belanja untuk surat perintah kerja tertentu, dan dapat dihitung tambahan harga pokok aktiva yang bersangkutan,

4. Sistem penghentian pemakaian aktiva tetap.

Sistem ini dirancang untuk mencatat pengurangan harga pokok dan akumulasi penyusutan aktiva tetap yang dihentikan pemakaiannya serta laba rugi yang timbul sebagai akibat penghentian pemakaian aktiva tetap tersebut.

Dokumen yang digunakan sebagai dasar pencatatan penghentian pemakaian aktiva tetap adalah bukti memorial yang dilampiri dengan dokumen pendukung berupa surat permintaan penghentian dan transfer aktiva tetap,

5. Sistem revaluasi aktiva tetap.

Sistem ini dirancang untuk mencatat transaksi penilaian kembali aktiva tetap. Dokumen sumber yang dipakai sebagai dasar pencatatan adalah bukti memorial.

6. Sistem pencatatan depresiasi aktiva tetap.

Sistem ini dirancang untuk mencatat biaya depresiasi aktiva tetap.


(50)

BAB IV PENUTUP

Dalam bab terakhir ini,penulis mengemukakan beberapa kesimpulan dan saran dari pembahasan bab-bab terdahulu tentang bagaimana penerapan Sistem Informasi Akuntansi pada PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara Area Medan. Adapun kesimpulan dan saran akan dikemukankan sebagai berikut:

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil penulis berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan.

1. Sistem informasi akuntansi merupakan struktur yang menyatu dalam suatu entitas, yang menggunakan sumber daya fisik dan komponen lain, untuk merubah data transaksi keuangan/akuntansi menjadi informasi akuntansi dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi para pengguna atau pemakainya.

2. Peranan Sistem Informasi Akuntansi dalam meningkatkan efektifitas pengendalian intern pada aktiva tetap PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara Area Medan sangatlah penting, ini dapat dilihat dari penggunaan Sistem Informasi Akuntansi dalam sistem pembelian aktiva tetap, sistem perolehan aktiva tetap melalui pembangunan sendiri, sistem pengeluaran belanja, sistem penghentian pemakaian aktiva tetap, sistem revaluasi aktiva tetap, dan sistem pencatatan depresiasi aktiva tetap.


(51)

3. Efektivitas pengendalian intern dalam mengelola aset sudah baik dengan adanya dokumen-dokumen, pemilihan pegawai yang berpendidikan, jujur dan profesional dalam melakukan pekerjaannya.

B. Saran

Saran yang penulis sampaikan dibawah ini berdasarka kesimpulan yang telah dibuat pada bagian sebelumnya. Saran-saran yang mungkin bermanfaat bagi kepentingan PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara Area Medan dimasa yang akan datang adalah sebagai berikut :

1. Sistem informasi akuntansi berbasis komputer pada PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara Area Medan perlu lebih ditingkatkan lagi. Beberapa dokumen yang masih diproses secara manual sudah seharusnya diubah dengan memproses data menggunakan komputer.

2. Sebaiknya aktivitas-aktivitas pengendalian aktiva tetap yang dilakukan oleh PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara Area Medan dengan cara penjagaan aset melalui cara pencatatan yang lebih memadai agar lebih ditingkatkan. Kegiatan ini harus dilakukan secara terus-menerus agar terjaganya aktiva-aktiva tetap tersebut secara aman.


(52)

DAFTAR PUSTAKA

Hall, James A. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Buku 2, Edisi ke- 1, Terjemahan Amir Abadi Jusuf, Salemba Empat, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Edisi Revisi, Salemba Empat, Jakarta.

Kusnadi.et.all. 2001. Intermediate Accounting. Buku 1, Edisi 15, Salemba Empat, Jakarta.

Marshall B, Romney & Paul John Steinbart. 2006. Sistem Informasi Akuntansi.

Terjemahan Deny Arnos Kwary & Dewi Fitriasari, Edisi Sembilan, Salemba Empat , Jakarta.

Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi ke-6, Jilid I, Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi. 2002. Sistem Akuntansi. Edisi ketiga, Cetakan ketiga, Salemba Empat, Jakarta.

Soemarso. 2003. Akuntansi Suatu Pengantar, Buku I, Salemba Empat, Jakarta.

Warren.et.all. 2005. Pengantar Akuntansi. Buku 1. Edisi ke-21. Terjemahan Aria


(1)

semua data yang bersangkutan dengan aktiva tetap harus dipisah dari fungsi pemakai aktiva tetap,

b. Transaksi perolehan, penjualan, penghentian pemakaian aktiva tetap harus dilaksanakan oleh lebih dari unit organisasi yang bekerja secara independen, untuk menciptakan pengecekan intern dalam setiap transaksi yang mengubah aktiva tetap,unit organisasi dibentuk sedemikian rupa sehingga tidak ada satupun transaksi yang mengubah aktiva tetap yang dilaksanakan secara penuh hanya oleh satu unit organisasi saja.

2. Sistem otorisasi, sistem otorisasi dirancang untuk memudahkan pengendalian intern terhadap anggaran pengadaan aktiva tetap.

Pada PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara Area Medan

pengendalian internal aktiva tetap dilakukan dengan Sistem Informasi Akuntansi yang sudah dirancang khusus oleh PT PLN ( Persero ) Pusat.

F. Alur Dokumen Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Akuntansi Aktiva Tetap

Berikut diuraikan alir dokumen jaringan prosedur yang membentuk sistem akuntansi aktiva tetap antara lain :

1. Sistem pembelian aktiva tetap,

Jika membutuhkan sebuah aktiva yang harus dibeli maka user ( pengguna yang memohon pembelian aktiva ) harus meminta/mengajukan proposal


(2)

permohonan tersebut telah disetujui oleh ASMAN Jaringan, maka user harus mengajukan pembelian kepada manajer area agar permohonan disetujui. Jenis aktiva yang akan dibeli akan mempengaruhi sejauh mana persetujuan tersebut dilanjutkan, apakah hanya sampai kepada manajer area atau bahkan ke manajer wilayah. Selanjutnya yang dilakukan adalah langkah pembelian. Setelah aktiva tetap diterima oleh fungsi penerimaan, aktiva tetap kemudian diserahkan ke fungsi aktiva tetap untuk ditempatkan ke tangan fungsi yang mengajukan permintaan otorisasi aktiva tetap,

2. Sistem perolehan aktiva tetap melalui pembangunan sendiri.

Sistem ini dirancang untuk mencatat harga pokok aktiva tetap yang diperoleh perusahaan dari pembangunan yang dilaksanakan sendiri oleh perusahaan. Work order merupakan dokumen yang digunakan untuk

mengumpulkan biaya konstruksi. Jika aktiva tetap selesai dibangun maka bukti memorial yang dilampiri dengan surat perintah kerja dipakai sebagai dokumen sumber untuk mencatat harga pokok aktiva tetap tersebut kedalam kartu aktiva tetap dan jurnal umum,

3. Sistem pengeluaran belanja

Sistem ini dirancang untuk mencatat tambahan harga pokok aktiva tetap dengan adanya pengeluaran modal. Setiap pengeluaran modal memerlukan

dokumen surat permintaan otorisasi reparasidari kasub perlengkapan. Pelaksanaan surat permintaan otorisasi reparasi dilaksanakan berdasarkan dokumen surat perintah kerja. Pencatatan biaya biaya yang terjadi untuk work order dilakukan menurut nomor surat perintah kerja yang bersangkutan, sehingga dapat dihitung


(3)

besarnya pengeluaran belanja untuk surat perintah kerja tertentu, dan dapat dihitung tambahan harga pokok aktiva yang bersangkutan,

4. Sistem penghentian pemakaian aktiva tetap.

Sistem ini dirancang untuk mencatat pengurangan harga pokok dan akumulasi penyusutan aktiva tetap yang dihentikan pemakaiannya serta laba rugi yang timbul sebagai akibat penghentian pemakaian aktiva tetap tersebut.

Dokumen yang digunakan sebagai dasar pencatatan penghentian pemakaian aktiva tetap adalah bukti memorial yang dilampiri dengan dokumen pendukung berupa surat permintaan penghentian dan transfer aktiva tetap,

5. Sistem revaluasi aktiva tetap.

Sistem ini dirancang untuk mencatat transaksi penilaian kembali aktiva tetap. Dokumen sumber yang dipakai sebagai dasar pencatatan adalah bukti memorial.

6. Sistem pencatatan depresiasi aktiva tetap.

Sistem ini dirancang untuk mencatat biaya depresiasi aktiva tetap.


(4)

BAB IV PENUTUP

Dalam bab terakhir ini,penulis mengemukakan beberapa kesimpulan dan saran dari pembahasan bab-bab terdahulu tentang bagaimana penerapan Sistem Informasi Akuntansi pada PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara Area Medan. Adapun kesimpulan dan saran akan dikemukankan sebagai berikut:

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil penulis berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan.

1. Sistem informasi akuntansi merupakan struktur yang menyatu dalam suatu entitas, yang menggunakan sumber daya fisik dan komponen lain, untuk merubah data transaksi keuangan/akuntansi menjadi informasi akuntansi dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi para pengguna atau pemakainya.

2. Peranan Sistem Informasi Akuntansi dalam meningkatkan efektifitas pengendalian intern pada aktiva tetap PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara Area Medan sangatlah penting, ini dapat dilihat dari penggunaan Sistem Informasi Akuntansi dalam sistem pembelian aktiva tetap, sistem perolehan aktiva tetap melalui pembangunan sendiri, sistem pengeluaran belanja, sistem penghentian pemakaian aktiva tetap, sistem revaluasi aktiva tetap, dan sistem pencatatan depresiasi aktiva tetap.


(5)

3. Efektivitas pengendalian intern dalam mengelola aset sudah baik dengan adanya dokumen-dokumen, pemilihan pegawai yang berpendidikan, jujur dan profesional dalam melakukan pekerjaannya.

B. Saran

Saran yang penulis sampaikan dibawah ini berdasarka kesimpulan yang telah dibuat pada bagian sebelumnya. Saran-saran yang mungkin bermanfaat bagi kepentingan PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara Area Medan dimasa yang akan datang adalah sebagai berikut :

1. Sistem informasi akuntansi berbasis komputer pada PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara Area Medan perlu lebih ditingkatkan lagi. Beberapa dokumen yang masih diproses secara manual sudah seharusnya diubah dengan memproses data menggunakan komputer.

2. Sebaiknya aktivitas-aktivitas pengendalian aktiva tetap yang dilakukan oleh PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara Area Medan dengan cara penjagaan aset melalui cara pencatatan yang lebih memadai agar lebih ditingkatkan. Kegiatan ini harus dilakukan secara terus-menerus agar terjaganya aktiva-aktiva tetap tersebut secara aman.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Hall, James A. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Buku 2, Edisi ke- 1, Terjemahan Amir Abadi Jusuf, Salemba Empat, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Edisi Revisi, Salemba Empat, Jakarta.

Kusnadi.et.all. 2001. Intermediate Accounting. Buku 1, Edisi 15, Salemba Empat, Jakarta.

Marshall B, Romney & Paul John Steinbart. 2006. Sistem Informasi Akuntansi.

Terjemahan Deny Arnos Kwary & Dewi Fitriasari, Edisi Sembilan, Salemba Empat , Jakarta.

Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi ke-6, Jilid I, Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi. 2002. Sistem Akuntansi. Edisi ketiga, Cetakan ketiga, Salemba Empat, Jakarta.

Soemarso. 2003. Akuntansi Suatu Pengantar, Buku I, Salemba Empat, Jakarta. Warren.et.all. 2005. Pengantar Akuntansi. Buku 1. Edisi ke-21. Terjemahan Aria