Faktor Risiko Obesitas Sentral Pada Orang Dewasa Di Sulawesi Utara, Gorontalo Dan Dki Jakarta
FAKTOR RISIKO OBESITAS SENTRAL PADA ORANG
DEWASA DI SULAWESI UTARA, GORONTALO
DAN DKI JAKARTA
ELYA SUGIANTI
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009
ABSTRACT
ELYA SUGIANTI. Risk Factors of Central Obesity Among Adults in North
Sulawesi, Gorontalo, and Jakarta. Supervised by HARDINSYAH and NURFI
AFRIANSYAH.
Obesity is now considered as a major public health problem, affecting both
developed and developing countries. Recently, central obesity has greater health
hazards than overall obesity. The aim of this research is to analyze risk factors of
central obesity among adults in North Sulawesi, Gorontalo, and Jakarta. This
research used secondary data of Riskesdas 2007, Department of Health. The
criterias of the study location was the province that had the three highest
prevalence of central obesity. The total samples was 26 561 subjects aged 15
years. A logistic regressions was used to analyze risk factors of central obesity.
Results showed that risk factors of central obesity in North Sulawesi are aged
35,
women,
married,
divorce/widowed,
high
school,
housewife,
military/police/civil servants, private business officers, entrepreneur/private
servant, urban area, and hard inactivity. Risk factors of central obesity in
Gorontalo are aged 35, women, married, divorce/widowed, housewife,
military/police/civil servants, entrepreneur/ private servant, expenditure 20 tile,
urban area, hard inactivity, and mental disorder. Risk factors of central obesity in
Jakarta are aged 35, women, married, divorce/widowed, housewife, private
business officers, entrepreneur/private servant , expenditure fifth quintile , former
smoker, fatty food, and mental disorder. Sweet food is the factor that reduce of
central obesity in Jakarta. Women is more likely having central obesity in thirth
provinces.
Key words : risk factors, central obesity, prevalence, riskesdas
RINGKASAN
ELYA SUGIANTI. Faktor Risiko Obesitas Sentral pada Orang Dewasa di
Sulawesi Utara, Gorontalo, dan DKI Jakarta (dibimbing oleh HARDINSYAH dan
NURFI AFRIANSYAH)
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor risiko
obesitas sentral pada orang dewasa di Sulawesi Utara, Gorontalo dan DKI
Jakarta. Tujuan khusus penelitian ini adalah (1) Menganalisis hubungan antara
karakteristik demografi dan sosial-ekonomi dengan kejadian obesitas sentral, (2)
Menganalisis hubungan antara gaya hidup dengan kejadian obesitas sentral, dan
(3) Menganalisis faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian
obesitas sentral pada ketiga provinsi.
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Jenis data yang
digunakan adalah data sekunder Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 yang
dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes),
Departemen Kesehatan. Jumlah sampel awal obesitas sentral 30 150, setelah
dikurangi data yang tidak lengkap tersisa 26 561 sampel, dengan rincian:
Sulawesi Utara 8 885 sampel, Gorontalo 5 871 sampel, dan DKI Jakarta 11 805
sampel.
Data dalam penelitian ini seluruhnya merupakan data Riskesdas 2007 yang
diperoleh dalam bentuk electronic file. Data terdiri atas variabel karakteristik
demografi dan sosial-ekonomi sampel (umur, jenis kelamin, status kawin, besar
keluarga, pendidikan, pekerjaan, pengeluaran per kapita, dan tipe wilayah), gaya
hidup (kebiasaan merokok, aktivitas fisik berat, konsumsi minuman beralkohol,
konsumsi sayuran dan buah, konsumsi makanan/minuman manis, konsumsi
makanan berlemak, dan kondisi mental emosional) dan ukuran lingkar perut.
Data selanjutnya diolah menggunakan Microsoft Excell 2007 dan SPSS 15.0 for
Windows dengan analisis deskriptif menggunakan crosstab, Korelasi Spearman,
Kontingensi, dan Regresi Logistik.
Prevalensi obesitas sentral tertinggi ditemukan pada sampel berjenis
kelamin perempuan dengan umur 45-54 tahun (Sulawesi Utara dan DKI Jakarta)
dan 55-64 tahun (Gorontalo); berstatus cerai hidup/mati; besar keluarga 1-2
orang; tamat Perguruan Tinggi (Sulawesi Utara dan Gorontalo) dan tidak sekolah
(DKI Jakarta); ibu rumah tangga; pengeluaran per kapita kuintil ke-5; tinggal di
perkotaan; tidak merokok; tidak beraktivitas fisik berat; tidak mengonsumsi
minuman beralkohol; kurang mengonsumsi sayuran dan buah (Sulawesi Utara
dan Gorontalo) serta cukup mengonsumsi (DKI Jakarta); tidak pernah
mengonsumsi makanan/minuman manis; mengonsumsi makanan berlemak 3-6
kali per minggu (Sulawesi Utara), 1 kali per hari dan < 3 kali per bulan
(Gorontalo), dan tidak pernah mengonsumsi (DKI Jakarta); serta kondisi mental
emosional terganggu.
Berdasarkan analisis Korelasi Kontingensi, umur, jenis kelamin, pekerjaan,
dan tipe wilayah berhubungan nyata dengan kejadian obesitas sentral pada
ketiga provinsi. Berdasarkan analisis Korelasi Spearman, umur, pendidikan
(Sulawesi Utara dan Gorontalo), pengeluaran per kapita, konsumsi sayuran dan
buah (DKI Jakarta), konsumsi makanan berlemak (Sulawesi Utara), dan kondisi
mental emosional berhubungan nyata positif dengan kejadian obesitas sentral.
Adapun pendidikan (DKI Jakarta), besar keluarga, kebiasaan merokok,
beraktivitas
fisik
berat,
konsumsi
minuman
beralkohol,
konsumsi
makanan/minuman manis (Sulawesi Utara dan DKI Jakarta), dan konsumsi
makanan berlemak (DKI Jakarta) berhubungan nyata negatif dengan kejadian
obesitas sentral.
Faktor risiko obesitas sentral di Sulawesi Utara adalah umur 35-54 tahun
(OR=1.9), umur 55 tahun (OR=2.1), perempuan (OR=4.3), berstatus kawin
(OR=3.2), berstatus cerai (OR=2.4), tamat SMA/PT (OR=1.4), ibu rumah tangga
(OR=1.5), TNI/POLRI/PNS (OR=1.5), pegawai BUMN/swasta (OR=1.5),
wiraswasta/pedagang/jasa (OR=1.7), tinggal di perkotaan (OR=1.5), dan tidak
beraktivitas fisik berat (OR=1.2).
Faktor risiko obesitas sentral di Gorontalo adalah umur 35-54 tahun
(OR=2.3), umur
55 tahun (OR=2.8), perempuan (OR=7.1), berstatus kawin
(OR=3.1), berstatus cerai (OR=2.4), tamat SD/SMP (OR=1.3), ibu rumah tangga
(OR=1.7), wiraswasta/pedagang/jasa (OR=2.6), TNI/POLRI/PNS (OR=1.9),
pengeluaran per kapita kuintil ke-2 (OR=1.6), kuintil ke-3 (OR=1.6), kuintil ke-4
(OR=2.0), kuintil ke-5 (OR=2.3), tinggal di perkotaan (OR=1.3), tidak beraktivitas
fisik berat (OR=1.3), dan kondisi mental emosional terganggu (OR=1.2).
Faktor risiko obesitas sentral di DKI Jakarta adalah umur 35-54 tahun
(OR=2.3), umur
55 tahun (OR=2.7), perempuan (OR=4.2), bersatus kawin
(OR=2.6), berstatus cerai (OR=2.2), ibu rumah tangga (OR=1.4), pegawai
BUMN/swasta (OR=1.3), wiraswasta/pedagang/jasa (OR=1.3), pengeluaran per
kapita kuintil ke-5 (OR=1.2), pernah merokok (OR=1.3), konsumsi makanan
berlemak (OR=1.2), dan kondisi mental emosional terganggu (OR=1.1).
Sementara konsumsi makanan/minuman manis (OR=0.9) bukan merupakan
faktor risiko obesitas sentral di DKI Jakarta. Jenis kelamin perempuan
merupakan faktor risiko obesitas sentral yang paling dominan pada ketiga
provinsi.
FAKTOR RISIKO OBESITAS SENTRAL PADA ORANG
DEWASA DI SULAWESI UTARA, GORONTALO
DAN DKI JAKARTA
ELYA SUGIANTI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Gizi pada
Departemen Gizi Masyarakat
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009
Judul
: Faktor Risiko Obesitas Sentral pada Orang Dewasa di
Sulawesi Utara, Gorontalo dan DKI Jakarta
Nama
: Elya Sugianti
NIM
: I14050689
Disetujui,
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Prof.Dr.Ir. Hardinsyah, MS
Nurfi Afriansyah, SKM, MScPH
NIP. 1959 0807 198303 1 001
NIP. 1964 0424 198903 1 002
Diketahui,
Ketua Departemen Gizi Masyarakat
Dr.Ir.Evy Damayanthi, MS
NIP. 1962 1204 198903 2 002
Tanggal lulus :
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini..
Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah banyak
membantu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan, yaitu kepada :
1.
Bapak Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS dan Bapak Nurfi Afriansyah, SKM,
MScPH selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan banyak
bimbingan dan saran selama penulisan skripsi ini.
2.
Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MSi selaku dosen pemandu seminar atas
kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini.
3.
Ibu dr. Mira Dewi, MS selaku dosen penguji yang telah banyak
memberikan saran untuk perbaikan skripsi ini.
4.
Bapak Dr.Triono Soendoro, PhD dan Ibu Dr. Atmarita, MPH, PH yang
telah memberikan ijin dalam penggunaan data Riskesdas 2007
5.
Bapak dan ibu tercinta, adikku Deni serta seluruh keluarga besar di
Banyuwangi atas doa, kasih sayang, dan perhatiannya.
6.
Ibu Dr.Ir.Titik Sumarti MC, MS sekeluarga atas kasih sayang dan
dukungan yang diberikan selama ini.
7.
Soulmateku tercinta, nyunyun, terima kasih atas semua doa, dukungan,
dan perhatian yang diberikan, semoga persahabatan kita akan terus
terjalin, selamanya.
8.
Teman-teman pembahas : Deni, Kokom, Veni, teman-teman Se-PS :
Farida, Agni, Wardina, dan teman-teman GIZ 42, terima kasih atas
kritikan, dukungan dan perhatian yang diberikan. Adik-adik GIZ 43,44,45
sukses selalu untuk kalian.
9.
Teman-teman SOKAers : Nci, Fefin, Eka, Esty, Anne, Sri, dan Santi,
terima kasih atas perhatian dan dukungan yang diberikan.
10. Teman-teman alumni Smansa’05, Lare Blambangan, dan Etosers, terima
kasih atas dukungan dan semangat yang diberikan serta kepada semua
pihak yang telah banyak membantu, yang tidak dapat disebutkan satu per
satu.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, Agustus 2009
Elya Sugianti
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Banyuwangi pada tanggal 1 Juni 1986 dari Bapak
Sugianto dan Ibu Tasmiyatun. Penulis merupakan anak pertama dari dua
bersaudara.
Tahun 2005 penulis lulus dari SMA Negeri I Genteng dan pada tahun yang
sama, penulis lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk
IPB (USMI). Penulis memilih mayor Ilmu Gizi, Departemen Gizi Masyarakat,
Fakultas Ekologi Manusia.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif di keorganisasian Uni
Konservasi Fauna (UKF) periode 2006/2007, Lare Blambangan periode
2006/2007, Himpunan Mahasiswa Peminat Gizi Pertanian (HIMAGITA) periode
2006/2007, Himpunan Mahasiswa Ilmu Gizi (HIMAGIZI) periode 2007/2008, dan
Forum Syiar Islam FEMA (FORSIA) periode 2007/2008. Penulis juga aktif
sebagai panitia beberapa seminar maupun acara-acara yang berlangsung di
departemen, fakultas, dan IPB.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………....viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xi
PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
Latar Belakang……………………………………………………………………..1
Tujuan ............................................................................................................ 3
Kegunaan ....................................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………………….4
Obesitas ......................................................................................................... 4
Obesitas Sentral............................................................................................. 4
Dampak Obesitas Sentral……………………………………………………6
Pengukuran Obesitas Sentral……………………………………………….6
Faktor Risiko Obesitas Sentral…………………………………………………...7
Karakteristik Demografi dan Sosial-Ekonomi .......................................... 8
Gaya Hidup............................................................................................ 12
KERANGKA PEMIKIRAN…………………………………………………………….19
METODE ............................................................................................................. 23
Desain, Tempat, dan Waktu ......................................................................... 23
Jumlah dan Cara Pengambilan Sampel………………………………………..23
Jenis dan Cara Pengumpulan Data.............................................................. 23
Pengolahan dan Analisis Data ..................................................................... 24
Asumsi dan Keterbatasan ............................................................................ 27
Batasan Operasional .................................................................................... 27
HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………………………………30
Gambaran Umum Wilayah ........................................................................... 30
Karakteristik Demografi dan Sosial-Ekonomi Sampel………………………..32
Gaya Hidup Sampel ..................................................................................... 34
Profil Obesitas Sentral berdasarkan Karakteristik Demografi
dan Sosial-Ekonomi ..................................................................................... 36
Profil Obesitas Sentral berdasarkan Gaya Hidup …………………………….39
Hubungan Karakteristik Demografi dan Sosial-Ekonomi dengan Obesitas
Sentral .......................................................................................................... 41
Hubungan Gaya Hidup dengan Obesitas Sentral……………………………..45
Faktor Risiko Obesitas Sentral ..................................................................... 50
Faktor Risiko Obesitas Sentral di Sulawesi Utara ................................ 50
Faktor Risiko Obesitas Sentral di Gorontalo……………………………...53
Faktor Risiko Obesitas Sentral di DKI Jakarta ...................................... 55
Pembahasan Umum……………………………………………………………..57
Penemuan Penting…………………………………………………………..57
Keterbatasan Penelitian…………………………………………………….60
Penelitian Lanjutan ................................................................................ 61
KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………………………………...63
Kesimpulan .................................................................................................. 63
Saran………………………………………………………………………………64
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 65
LAMPIRAN……………………………………………………………………………..72
FAKTOR RISIKO OBESITAS SENTRAL PADA ORANG
DEWASA DI SULAWESI UTARA, GORONTALO
DAN DKI JAKARTA
ELYA SUGIANTI
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009
ABSTRACT
ELYA SUGIANTI. Risk Factors of Central Obesity Among Adults in North
Sulawesi, Gorontalo, and Jakarta. Supervised by HARDINSYAH and NURFI
AFRIANSYAH.
Obesity is now considered as a major public health problem, affecting both
developed and developing countries. Recently, central obesity has greater health
hazards than overall obesity. The aim of this research is to analyze risk factors of
central obesity among adults in North Sulawesi, Gorontalo, and Jakarta. This
research used secondary data of Riskesdas 2007, Department of Health. The
criterias of the study location was the province that had the three highest
prevalence of central obesity. The total samples was 26 561 subjects aged 15
years. A logistic regressions was used to analyze risk factors of central obesity.
Results showed that risk factors of central obesity in North Sulawesi are aged
35,
women,
married,
divorce/widowed,
high
school,
housewife,
military/police/civil servants, private business officers, entrepreneur/private
servant, urban area, and hard inactivity. Risk factors of central obesity in
Gorontalo are aged 35, women, married, divorce/widowed, housewife,
military/police/civil servants, entrepreneur/ private servant, expenditure 20 tile,
urban area, hard inactivity, and mental disorder. Risk factors of central obesity in
Jakarta are aged 35, women, married, divorce/widowed, housewife, private
business officers, entrepreneur/private servant , expenditure fifth quintile , former
smoker, fatty food, and mental disorder. Sweet food is the factor that reduce of
central obesity in Jakarta. Women is more likely having central obesity in thirth
provinces.
Key words : risk factors, central obesity, prevalence, riskesdas
RINGKASAN
ELYA SUGIANTI. Faktor Risiko Obesitas Sentral pada Orang Dewasa di
Sulawesi Utara, Gorontalo, dan DKI Jakarta (dibimbing oleh HARDINSYAH dan
NURFI AFRIANSYAH)
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor risiko
obesitas sentral pada orang dewasa di Sulawesi Utara, Gorontalo dan DKI
Jakarta. Tujuan khusus penelitian ini adalah (1) Menganalisis hubungan antara
karakteristik demografi dan sosial-ekonomi dengan kejadian obesitas sentral, (2)
Menganalisis hubungan antara gaya hidup dengan kejadian obesitas sentral, dan
(3) Menganalisis faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian
obesitas sentral pada ketiga provinsi.
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Jenis data yang
digunakan adalah data sekunder Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 yang
dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes),
Departemen Kesehatan. Jumlah sampel awal obesitas sentral 30 150, setelah
dikurangi data yang tidak lengkap tersisa 26 561 sampel, dengan rincian:
Sulawesi Utara 8 885 sampel, Gorontalo 5 871 sampel, dan DKI Jakarta 11 805
sampel.
Data dalam penelitian ini seluruhnya merupakan data Riskesdas 2007 yang
diperoleh dalam bentuk electronic file. Data terdiri atas variabel karakteristik
demografi dan sosial-ekonomi sampel (umur, jenis kelamin, status kawin, besar
keluarga, pendidikan, pekerjaan, pengeluaran per kapita, dan tipe wilayah), gaya
hidup (kebiasaan merokok, aktivitas fisik berat, konsumsi minuman beralkohol,
konsumsi sayuran dan buah, konsumsi makanan/minuman manis, konsumsi
makanan berlemak, dan kondisi mental emosional) dan ukuran lingkar perut.
Data selanjutnya diolah menggunakan Microsoft Excell 2007 dan SPSS 15.0 for
Windows dengan analisis deskriptif menggunakan crosstab, Korelasi Spearman,
Kontingensi, dan Regresi Logistik.
Prevalensi obesitas sentral tertinggi ditemukan pada sampel berjenis
kelamin perempuan dengan umur 45-54 tahun (Sulawesi Utara dan DKI Jakarta)
dan 55-64 tahun (Gorontalo); berstatus cerai hidup/mati; besar keluarga 1-2
orang; tamat Perguruan Tinggi (Sulawesi Utara dan Gorontalo) dan tidak sekolah
(DKI Jakarta); ibu rumah tangga; pengeluaran per kapita kuintil ke-5; tinggal di
perkotaan; tidak merokok; tidak beraktivitas fisik berat; tidak mengonsumsi
minuman beralkohol; kurang mengonsumsi sayuran dan buah (Sulawesi Utara
dan Gorontalo) serta cukup mengonsumsi (DKI Jakarta); tidak pernah
mengonsumsi makanan/minuman manis; mengonsumsi makanan berlemak 3-6
kali per minggu (Sulawesi Utara), 1 kali per hari dan < 3 kali per bulan
(Gorontalo), dan tidak pernah mengonsumsi (DKI Jakarta); serta kondisi mental
emosional terganggu.
Berdasarkan analisis Korelasi Kontingensi, umur, jenis kelamin, pekerjaan,
dan tipe wilayah berhubungan nyata dengan kejadian obesitas sentral pada
ketiga provinsi. Berdasarkan analisis Korelasi Spearman, umur, pendidikan
(Sulawesi Utara dan Gorontalo), pengeluaran per kapita, konsumsi sayuran dan
buah (DKI Jakarta), konsumsi makanan berlemak (Sulawesi Utara), dan kondisi
mental emosional berhubungan nyata positif dengan kejadian obesitas sentral.
Adapun pendidikan (DKI Jakarta), besar keluarga, kebiasaan merokok,
beraktivitas
fisik
berat,
konsumsi
minuman
beralkohol,
konsumsi
makanan/minuman manis (Sulawesi Utara dan DKI Jakarta), dan konsumsi
makanan berlemak (DKI Jakarta) berhubungan nyata negatif dengan kejadian
obesitas sentral.
Faktor risiko obesitas sentral di Sulawesi Utara adalah umur 35-54 tahun
(OR=1.9), umur 55 tahun (OR=2.1), perempuan (OR=4.3), berstatus kawin
(OR=3.2), berstatus cerai (OR=2.4), tamat SMA/PT (OR=1.4), ibu rumah tangga
(OR=1.5), TNI/POLRI/PNS (OR=1.5), pegawai BUMN/swasta (OR=1.5),
wiraswasta/pedagang/jasa (OR=1.7), tinggal di perkotaan (OR=1.5), dan tidak
beraktivitas fisik berat (OR=1.2).
Faktor risiko obesitas sentral di Gorontalo adalah umur 35-54 tahun
(OR=2.3), umur
55 tahun (OR=2.8), perempuan (OR=7.1), berstatus kawin
(OR=3.1), berstatus cerai (OR=2.4), tamat SD/SMP (OR=1.3), ibu rumah tangga
(OR=1.7), wiraswasta/pedagang/jasa (OR=2.6), TNI/POLRI/PNS (OR=1.9),
pengeluaran per kapita kuintil ke-2 (OR=1.6), kuintil ke-3 (OR=1.6), kuintil ke-4
(OR=2.0), kuintil ke-5 (OR=2.3), tinggal di perkotaan (OR=1.3), tidak beraktivitas
fisik berat (OR=1.3), dan kondisi mental emosional terganggu (OR=1.2).
Faktor risiko obesitas sentral di DKI Jakarta adalah umur 35-54 tahun
(OR=2.3), umur
55 tahun (OR=2.7), perempuan (OR=4.2), bersatus kawin
(OR=2.6), berstatus cerai (OR=2.2), ibu rumah tangga (OR=1.4), pegawai
BUMN/swasta (OR=1.3), wiraswasta/pedagang/jasa (OR=1.3), pengeluaran per
kapita kuintil ke-5 (OR=1.2), pernah merokok (OR=1.3), konsumsi makanan
berlemak (OR=1.2), dan kondisi mental emosional terganggu (OR=1.1).
Sementara konsumsi makanan/minuman manis (OR=0.9) bukan merupakan
faktor risiko obesitas sentral di DKI Jakarta. Jenis kelamin perempuan
merupakan faktor risiko obesitas sentral yang paling dominan pada ketiga
provinsi.
FAKTOR RISIKO OBESITAS SENTRAL PADA ORANG
DEWASA DI SULAWESI UTARA, GORONTALO
DAN DKI JAKARTA
ELYA SUGIANTI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Gizi pada
Departemen Gizi Masyarakat
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009
Judul
: Faktor Risiko Obesitas Sentral pada Orang Dewasa di
Sulawesi Utara, Gorontalo dan DKI Jakarta
Nama
: Elya Sugianti
NIM
: I14050689
Disetujui,
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Prof.Dr.Ir. Hardinsyah, MS
Nurfi Afriansyah, SKM, MScPH
NIP. 1959 0807 198303 1 001
NIP. 1964 0424 198903 1 002
Diketahui,
Ketua Departemen Gizi Masyarakat
Dr.Ir.Evy Damayanthi, MS
NIP. 1962 1204 198903 2 002
Tanggal lulus :
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini..
Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah banyak
membantu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan, yaitu kepada :
1.
Bapak Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS dan Bapak Nurfi Afriansyah, SKM,
MScPH selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan banyak
bimbingan dan saran selama penulisan skripsi ini.
2.
Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MSi selaku dosen pemandu seminar atas
kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini.
3.
Ibu dr. Mira Dewi, MS selaku dosen penguji yang telah banyak
memberikan saran untuk perbaikan skripsi ini.
4.
Bapak Dr.Triono Soendoro, PhD dan Ibu Dr. Atmarita, MPH, PH yang
telah memberikan ijin dalam penggunaan data Riskesdas 2007
5.
Bapak dan ibu tercinta, adikku Deni serta seluruh keluarga besar di
Banyuwangi atas doa, kasih sayang, dan perhatiannya.
6.
Ibu Dr.Ir.Titik Sumarti MC, MS sekeluarga atas kasih sayang dan
dukungan yang diberikan selama ini.
7.
Soulmateku tercinta, nyunyun, terima kasih atas semua doa, dukungan,
dan perhatian yang diberikan, semoga persahabatan kita akan terus
terjalin, selamanya.
8.
Teman-teman pembahas : Deni, Kokom, Veni, teman-teman Se-PS :
Farida, Agni, Wardina, dan teman-teman GIZ 42, terima kasih atas
kritikan, dukungan dan perhatian yang diberikan. Adik-adik GIZ 43,44,45
sukses selalu untuk kalian.
9.
Teman-teman SOKAers : Nci, Fefin, Eka, Esty, Anne, Sri, dan Santi,
terima kasih atas perhatian dan dukungan yang diberikan.
10. Teman-teman alumni Smansa’05, Lare Blambangan, dan Etosers, terima
kasih atas dukungan dan semangat yang diberikan serta kepada semua
pihak yang telah banyak membantu, yang tidak dapat disebutkan satu per
satu.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, Agustus 2009
Elya Sugianti
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Banyuwangi pada tanggal 1 Juni 1986 dari Bapak
Sugianto dan Ibu Tasmiyatun. Penulis merupakan anak pertama dari dua
bersaudara.
Tahun 2005 penulis lulus dari SMA Negeri I Genteng dan pada tahun yang
sama, penulis lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk
IPB (USMI). Penulis memilih mayor Ilmu Gizi, Departemen Gizi Masyarakat,
Fakultas Ekologi Manusia.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif di keorganisasian Uni
Konservasi Fauna (UKF) periode 2006/2007, Lare Blambangan periode
2006/2007, Himpunan Mahasiswa Peminat Gizi Pertanian (HIMAGITA) periode
2006/2007, Himpunan Mahasiswa Ilmu Gizi (HIMAGIZI) periode 2007/2008, dan
Forum Syiar Islam FEMA (FORSIA) periode 2007/2008. Penulis juga aktif
sebagai panitia beberapa seminar maupun acara-acara yang berlangsung di
departemen, fakultas, dan IPB.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………....viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xi
PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
Latar Belakang……………………………………………………………………..1
Tujuan ............................................................................................................ 3
Kegunaan ....................................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………………….4
Obesitas ......................................................................................................... 4
Obesitas Sentral............................................................................................. 4
Dampak Obesitas Sentral……………………………………………………6
Pengukuran Obesitas Sentral……………………………………………….6
Faktor Risiko Obesitas Sentral…………………………………………………...7
Karakteristik Demografi dan Sosial-Ekonomi .......................................... 8
Gaya Hidup............................................................................................ 12
KERANGKA PEMIKIRAN…………………………………………………………….19
METODE ............................................................................................................. 23
Desain, Tempat, dan Waktu ......................................................................... 23
Jumlah dan Cara Pengambilan Sampel………………………………………..23
Jenis dan Cara Pengumpulan Data.............................................................. 23
Pengolahan dan Analisis Data ..................................................................... 24
Asumsi dan Keterbatasan ............................................................................ 27
Batasan Operasional .................................................................................... 27
HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………………………………30
Gambaran Umum Wilayah ........................................................................... 30
Karakteristik Demografi dan Sosial-Ekonomi Sampel………………………..32
Gaya Hidup Sampel ..................................................................................... 34
Profil Obesitas Sentral berdasarkan Karakteristik Demografi
dan Sosial-Ekonomi ..................................................................................... 36
Profil Obesitas Sentral berdasarkan Gaya Hidup …………………………….39
Hubungan Karakteristik Demografi dan Sosial-Ekonomi dengan Obesitas
Sentral .......................................................................................................... 41
Hubungan Gaya Hidup dengan Obesitas Sentral……………………………..45
Faktor Risiko Obesitas Sentral ..................................................................... 50
Faktor Risiko Obesitas Sentral di Sulawesi Utara ................................ 50
Faktor Risiko Obesitas Sentral di Gorontalo……………………………...53
Faktor Risiko Obesitas Sentral di DKI Jakarta ...................................... 55
Pembahasan Umum……………………………………………………………..57
Penemuan Penting…………………………………………………………..57
Keterbatasan Penelitian…………………………………………………….60
Penelitian Lanjutan ................................................................................ 61
KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………………………………...63
Kesimpulan .................................................................................................. 63
Saran………………………………………………………………………………64
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 65
LAMPIRAN……………………………………………………………………………..72
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Karakteristik variabel penelitian……………………………………………………24
2. Karakteristik demografi dan sosial-ekonomi sampel……………………………33
3. Gaya hidup sampel ......................................................................................... 36
4. Sebaran sampel berdasarkan karakteristik demografi dan sosial-ekonomi
terhadap kejadian obesitas sentral………………………………………….38
5. Sebaran sampel berdasarkan gaya hidup terhadap kejadian obesitas
sentral .............................................................................................................. 40
6. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian obesitas sentral................ 49
7. Faktor risiko obesitas sentral di Sulawesi Utara .............................................. 52
8. Faktor risiko obesitas sentral di Gorontalo ...................................................... 54
9. Faktor risiko obesitas sentral di DKI Jakarta ................................................... 57
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Hasil analisis korelasi spearman dan kontingensi ........................................... 72
2. Hasil analisis regresi logistik ........................................................................... 75
3. Variabel yang diambil dari kuisioner Riskesdas 2007 ..................................... 78
4. Surat pernyataan penggunaan data ................................................................ 81
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dewasa ini obesitas telah menjadi masalah kesehatan dan gizi masyarakat
dunia, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Review atas epidemi
obesitas yang dilakukan Low, Chin dan Deurenberg-Yap (2009) memperlihatkan
bahwa prevalensi kelebihan berat (overweight) di negara maju berkisar dari
23.2% di Jepang hingga 66.3% di Amerika Serikat, sedangkan di negara
berkembang berkisar dari 13.4% di Indonesia sampai 72.5% di Saudi Arabia.
Adapun prevalensi kegemukan (obesity) di negara maju berkisar dari 2.4% di
Korea Selatan hingga 32.2% di Amerika Serikat, sedangkan di negara
berkembang berkisar dari 2.4% di Indonesia sampai 35.6% di Saudi Arabia (Low,
Chin & Deurenberg-Yap 2009).
World Health Organization (WHO) memperkirakan, di dunia ada sekitar 1.6
milyar orang dewasa berumur 15 tahun kelebihan berat dan setidak-tidaknya
sebanyak 400 juta orang dewasa gemuk (obese) pada tahun 2005, dan
diperkirakan >700 juta orang dewasa akan gemuk (obese) pada tahun 2015
(WHO 2000; Low, Chin & Deurenberg-Yap 2009). Di Indonesia, Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan bahwa 8.8% orang dewasa berumur 15
tahun kelebihan berat dan 10.3% gemuk (Balitbangkes Depkes 2008).
Kegemukan atau obesitas merupakan kondisi ketidaknormalan atau
kelebihan akumulasi lemak dalam jaringan adiposa. Berdasarkan Indeks Massa
Tubuh (IMT), obesitas dibagi menjadi tiga kategori, yakni: Obesitas I, Obesitas II
dan Obesitas III. Adapun berdasarkan distribusi lemak, obesitas dibagi menjadi
dua kategori, yaitu: obesitas sentral dan obesitas umum. Untuk penduduk barat,
seseorang dikatakan obesitas apabila IMT-nya 30 kg/m2 atau lingkar perut 102
cm pada pria dan
2
88 cm pada wanita, sedangkan untuk penduduk Asia, IMT-
nya >25 kg/m atau lingkar perut
90 cm pada pria dan
80 cm pada wanita
(WHO 2000).
Menurut WHO (2000), obesitas sentral adalah kondisi kelebihan lemak
perut atau lemak pusat. Obesitas sentral lebih berhubungan dengan risiko
kesehatan dibandingkan dengan obesitas umum (Shen et al 2006; Wittchen et al
2006). Prevalensi obesitas sentral pada penduduk barat dan timur tinggi.
Prevalensi obesitas sentral pada laki-laki AS meningkat dari 37% (periode 19992000) menjadi 42.2% (periode 2003-2004), sedangkan prevalensi obesitas
sentral pada perempuan AS meningkat dari 55.3% menjadi 61.3% pada periode
yang sama (Li et al. 2007). Pada laki-laki dan perempuan Eropa, obesitas sentral
yang didefinisikan menurut kriteria lingkar perut definisi lokal (menggunakan nilai
cut-off 90-102 cm untuk laki-laki dan 80-92 cm untuk perempuan) secara
berturut-turut adalah 21% dan 24% di Belgia, 8% dan 13% di Perancis, 23% dan
65% di Spanyol, dan 18% dan 39% di Turki (Wittchen et al 2006). Prevalensi
obesitas sentral di Yunani 36% pada laki-laki dan 43% pada perempuan
(Panagiotakos et al. 2004), China 16.1% pada laki-laki dan 37.6% pada
perempuan (Reynolds et al. 2007), Oman 49.3% (Al-Riyami&Afifi 2003). Di
Indonesia, prevalensi obesitas sentral di Kota Padang didapatkan sebesar 12.1%
pada laki-laki dan 46.3% pada perempuan (Kamso 2007), sedangkan di
Denpasar diperoleh sebesar 51.1% (Gotera et al. 2006). Riskesdas 2007
menemukan prevalensi obesitas sentral sebesar 18.8% (Balitbangkes Depkes
2008).
Obesitas sentral dapat terjadi karena adanya perubahan gaya-hidup,
seperti
tingginya
konsumsi
minuman
beralkohol
(Dorn
et
al.
2003;
Riserus&Ingelsson 2007), kebiasaan merokok (Canoy et al. 2005; Xu et al.
2007), tingginya konsumsi makanan berlemak (Garaulet et al. 2001), rendahnya
konsumsi sayuran dan buah (Drapeau et al. 2004; Newby et al. 2003), dan
rendahnya aktivitas fisik (Slentz et al. 2004; Besson et al. 2009). Selain itu,
peningkatan umur (Martins&Marinho 2003), perbedaan jenis kelamin (Dekkers et
al. 2004), dan status sosial ekonomi (Reynolds et al. 2007) diduga juga
berhubungan dengan kejadian obesitas sentral.
Peningkatan prevalensi obesitas sentral berdampak pada munculnya
berbagai
penyakit
degeneratif.
Obesitas
sentral
berhubungan
dengan
peningkatan sindrom metabolik (Shen et al. 2006), aterosklerosis (Lee et al.
2007), penyakit kardiovaskuler (Baik et al. 2000; Wildman et al. 2005), diabetes
tipe 2 (Wang et al. 2005; Krishnan et al. 2007), batu empedu (Tsai et al. 2004),
gangguan fungsi pulmonal (Chen et al. 2007), hipertensi dan dislipidemia
(Barbagallo et al. 2001).
Riskesdas 2007 merupakan pengejawantahan salah satu dari empat grand
strategy Departemen Kesehatan, yakni berfungsinya sistem informasi kesehatan
yang evidence-based melalui pengumpulan data dasar dan indikator kesehatan
(Balitbangkes Depkes 2008). Laporan Riskesdas 2007 baru memberikan
informasi tentang obesitas sentral sebatas prevalensi dan belum menyajikan
informasi tentang faktor-faktor risikonya. Riskesdas 2007 melaporkan bahwa tiga
prevalensi obesitas sentral tertinggi, yaitu di Sulawesi Utara, Gorontalo, dan DKI
Jakarta berturut-turut 31.5%, 27%, dan 27.9% (Balitbangkes Depkes 2008).
Terdapatnya jumlah sampel yang besar dan informasi yang luas pada Riskesdas
2007 serta tingginya prevalensi obesitas sentral di Sulawesi Utara, Gorontalo,
dan DKI Jakarta membuat peneliti tertarik untuk menganalisis lebih lanjut faktorfaktor risiko obesitas sentral pada ketiga provinsi tersebut.
Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor risiko
obesitas sentral pada orang dewasa di Sulawesi Utara, Gorontalo dan DKI
Jakarta.
Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk:
1. Menganalisis hubungan antara karakteristik demografi dan sosialekonomi dengan kejadian obesitas sentral pada ketiga provinsi.
2. Menganalisis hubungan antara gaya-hidup dengan kejadian obesitas
sentral pada ketiga provinsi.
3. Menganalisis faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian
obesitas sentral pada ketiga provinsi.
Kegunaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan manfaat bagi
berbagai pihak antara lain:
1. Bagi peneliti, dapat mengaplikasikan ilmu yang pernah diberikan,
meningkatkan
kemampuan
dalam
mengolah,
menganalisis
dan
menginterpretasi data.
2. Bagi wilayah terkait, dapat memberikan gambaran mengenai populasi
yang berisiko mengalami obesitas sentral sehingga dapat dijadikan acuan
dalam membuat kebijakan dan promosi kesehatan masyarakat dalam
mengontrol penyakit degeneratif.
3. Bagi masyarakat, menyadarkan akan adanya faktor risiko obesitas sentral
dan dampaknya terhadap kesehatan.
4. Bagi institusi pendidikan, dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam
melakukan penelitian lebih lanjut mengenai obesitas sentral.
TINJAUAN PUSTAKA
Obesitas
Obesitas merupakan kondisi ketidaknormalan atau kelebihan akumulasi
lemak pada jaringan adiposa. Obesitas tidak hanya berupa kondisi dengan
jumlah simpanan kelebihan lemak, namun juga distribusi lemak di seluruh tubuh.
Distribusi lemak dapat meningkatkan risiko yang berhubungan dengan berbagai
macam penyakit degeneratif (WHO 2000).
Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan indeks pengukuran sederhana
untuk kekurangan berat (underweight), kelebihan berat (overweight), dan
kegemukan/obesitas dengan membandingkan berat badan dengan tinggi badan
kuadrat. Cut off point dalam pengklasifikasian obesitas adalah IMT
30.00.
Berdasarkan IMT, obesitas dibagi menjadi tiga kategori, yakni: obesitas tingkat I
dengan IMT 30.00-34.99; obesitas tingkat II dengan IMT 35.00-39.99; dan
obesitas tingkat III dengan IMT
40.00. Cut off point obesitas di Asia Pasifik
memiliki kriteria lebih rendah daripada kriteria WHO pada umumnya. Cut off point
obesitas pada penduduk Asia Pasifik adalah IMT
25.00. Berdasarkan cut off
point obesitas pada penduduk Asia Pasifik, obesitas dibagi menjadi dua kategori,
yaitu: obesitas tingkat I dengan IMT 25.00-29.99 dan obesitas tingkat II dengan
IMT
30.00. Berdasarkan distribusi lemak, obesitas dibedakan menjadi dua
jenis, yakni obesitas sentral dan obesitas umum (WHO 2000).
Obesitas Sentral
Obesitas sentral merupakan kondisi kelebihan lemak yang terpusat pada
daerah perut (intra-abdominal fat). Beberapa penelitian sebelumnya menemukan
bahwa peningkatan risiko kesehatan lebih berhubungan dengan obesitas sentral
dibandingkan dengan obesitas umum. Wildman et al. (2004) menemukan, lakilaki dan perempuan yang mengalami obesitas sentral mempunyai tekanan darah
sistol dan diastol, kolesterol total, kolesterol LDL, dan triasilgliserol rata-rata
tinggi, serta kolesterol HDL rendah.
Lofgren et al. (2004) menemukan bahwa ukuran lingkar perut (waist
circumference) berhubungan dengan kadar insulin, leptin, tekanan darah diastol,
trigliserida plasma, dan apolipoprotein-C. Perempuan dengan lingkar perut > 88
cm memiliki konsentrasi leptin, tekanan darah diastol, trigliserida plasma, dan
apolipoprotein-C lebih tinggi. Adapun Gotera et al. (2006) menemukan, orang
lansia berpenyakit jantung koroner dengan obesitas sentral mempunyai tekanan
darah, gula darah, kolesterol total, kolesterol LDL dan trigliserida rata-rata lebih
tinggi, serta kolesterol HDL dan adiponektin lebih rendah.
Menurut WHO (2000), jaringan lemak visceral (intra-abdominal fat) memiliki
sel per unit massa lebih banyak, aliran darah lebih tinggi, reseptor glucocorticoid
(kortisol) dan androgen (testosterone) lebih banyak dan katecholamine lebih
besar dibandingkan dengan jaringan lemak bawah kulit (subcutaneous adipose).
Von-Eyben et al. (2003) menemukan bahwa jaringan lemak intra-abdominal
berhubungan linier dengan enam faktor risiko metabolik, seperti tekanan darah
sistol, tekanan darah diastol, glukosa darah, kolesterol HDL, trigliserida serum,
dan plasminogen activator inhibitor 1 (PAI-1) plasma.
Jaringan
adiposa
disadari
sebagai
organ
endokrin
penting
yang
menghasilkan beberapa hormon protein. Namun, tingginya akumulasi lemak,
terutama pada daerah perut (intra-abdominal fat) memicu jaringan adiposa
menghasilkan hormon dalam jumlah yang tidak normal, seperti tingginya sekresi
insulin, tingginya level testoteron dan androstenedion bebas, rendahnya level
progesteron pada perempuan dan testoteron pada laki-laki, tingginya produksi
kortisol, dan rendahnya level hormon pertumbuhan. Ketidaknormalan produksi
hormon ini diduga meningkatkan risiko kesehatan (WHO 2000).
Lemak visceral adalah komponen lemak tubuh penting sebagai faktor risiko
metabolik (Wildman et al. 2004). Review yang dilakukan Klein et al. (2007)
memperlihatkan hubungan obesitas sentral dengan kardiometabolik. Klein et al.
(2007) menyatakan, mekanisme biologi hubungan antara obesitas sentral
dengan kardiometabolik belum diketahui secara pasti. Namun, terdapat
beberapa hipotesis yang dapat ditegakkan. Pertama, keterbatasan kemampuan
jaringan lemak subcutaneous dalam menyimpan kelebihan energi menyebabkan
akumulasi lemak yang berakibat pada disfungsi metabolik pada beberapa organ.
Kedua, terjadinya lipolisis pada jaringan adiposa omental dan mesenteric yang
melepaskan asam lemak bebas. Hal ini dapat menginduksi resistensi insulin dan
menyediakan substrat untuk sintesis lipoprotein dan simpanan lipid. Jaringan
adiposa omental dan mesenteric juga memproduksi protein dan hormon spesifik,
seperti adipokin inflamatori, angiotensinogen, dan kortisol (dibangkitkan oleh
aktivitas lokal 11-hydroxysteroid dehydrogenase). Ketiga, predisposisi gen yang
secara bebas menyebabkan penyakit kardiometabolik.
Dampak Obesitas Sentral
Dampak obesitas sentral lebih tinggi risikonya terhadap kesehatan
dibandingkan dengan obesitas umum (de Pablos-Velasco et al. 2002). Beberapa
penelitian sebelumnya menemukan tingginya dampak obesitas sentral terhadap
risiko kesehatan. Obesitas sentral berdampak terhadap peningkatan risiko
kematian (Zhang et al. 2007; Pischon et al. 2008; Bigaard et al. 2003). Wildman
et al. (2005) menemukan, obesitas sentral meningkatkan risiko hipertensi,
dislipidemia, diabetes, dan sindrom metabolik pada laki-laki dan perempuan.
Obesitas sentral juga berhubungan dengan penyakit kardiovaskuler dan
penyakit jantung koroner (Baik et al. 2000; Sonmez et al. 2004; Wildman et al.
2005). Gotera et al. (2006) menyatakan, dampak obesitas sentral terhadap
penyakit jantung koroner berkaitan dengan dua mekanisme, yaitu mekanisme
langsung melalui efek metabolik protein yang disekresikan oleh jaringan lemak
seperti interleukin (IL) 1, IL 6, TNF-
adiponektin dan masih banyak protein
lainnya terhadap endotel pembuluh darah, dan efek tidak langsung akibat faktorfaktor lain yang muncul sebagai risiko penyakit kardiovaskuler akibat dari
obesitas sentral tersebut.
Obesitas sentral lebih berhubungan dengan sindrom metabolik (Shen et al.
2006; Griesemer 2008). Obesitas sentral dapat digunakan sebagai prediktor
risiko diabetes tipe dua (Wang et al. 2005; Krisnan et al. 2007) dan batu empedu
(Tsai et al. 2004). WHO (2000) menyatakan, obesitas meningkatkan risiko
terjadinya
penyakit degeneratif
seperti
penyakit
kardiovaskuler,
sindrom
metabolik, gangguan toleransi glukosa, diabetes tipe 2, hipertensi, batu empedu,
dislipidemia, susah napas, sleep apnoea, hyperuricaemia, gout, ketidaknormalan
produksi
hormon,
polysistic
ovary
syndrome,
ketidaksuburan,
masalah
psikososial, dan beberapa tipe kanker.
Pengukuran Obesitas Sentral
Pengukuran sederhana yang dapat digunakan untuk mendeteksi obesitas
sentral, yaitu: lingkar perut, rasio pinggang panggul (waist hip ratio), WCR (waist
chest ratio), dan WHtR (waist to-height-ratio). Pengukuran lingkar perut
merupakan suatu parameter yang menyediakan perkiraan ukuran lemak tubuh
yang mengumpul di perut. Pengukuran lingkar perut menyediakan pengukuran
distribusi lemak yang tidak dapat menggunakan pengukuran IMT (Klein et al.
2007). IMT tidak dapat membedakan antara berat yang berhubungan dengan
otot dan lemak (WHO 2000). Lingkar perut lebih akurat untuk mencerminkan
obesitas sentral (Sonmez et al. 2003).
Lingkar perut dapat digunakan sebagai indikator pelengkap untuk
mendeteksi
risiko
kesehatan
pada
berat
normal
dan
kelebihan
berat
(Wannamethee et al. 2005). Diagnosis menggunakan IMT lebih lemah jika
dibandingkan dengan lingkar perut dan WHtR. Lingkar perut merupakan
pengukuran yang lebih mudah daripada WHtR (Sonmez et al. 2003). Wang et al.
(2005) menemukan bahwa lingkar perut lebih baik dalam mengukur obesitas
sentral daripada WHtR sebagai prediksi risiko diabetes tipe 2. Pengukuran
menggunakan lingkar perut lebih cocok sebagai prediktor kematian pada usia
lebih dari 65 tahun dibandingkan dengan IMT (Baik et al. 2000). Visscher et al.
(2001) menemukan bahwa pengukuran lingkar perut pada laki-laki yang tidak
pernah merokok dapat mendeteksi lebih akurat individu yang berisiko tinggi
terhadap kematian daripada pengukuran IMT. Lingkar perut lebih kuat sebagai
prediktor CHD (Lofgren et al. 2004) dan hipoadiponektinemia (Gotera et al. 2006)
daripada IMT.
Kriteria obesitas sentral adalah lingkar perut
102 cm pada laki-laki dan
88 cm pada perempuan. Adapun kriteria obesitas sentral di wilayah Asia Pasifik
adalah lingkar perut 90 cm pada laki-laki dan 80 cm pada perempuan (WHO
2000). Ko dan Tang (2007) menemukan cut off point pre-obesitas sentral untuk
penduduk China adalah lingkar perut 84-90 cm pada laki-laki dan 74-80 cm pada
perempuan. Cut off point pre-obesitas sentral setara dengan IMT (23-25) dan
berdampak pada peningkatan risiko kesakitan. Penelitian sebelumnya di China,
menemukan bahwa cut off point lingkar perut dan IMT yang rendah dapat
digunakan untuk mengidentifikasi tingginya risiko CVD di China, yakni dengan
lingkar perut 80 cm dan IMT 24 (Wildman et al. 2004). Cut off point lingkar perut
untuk mendiagnosis sindrom metabolik populasi perkotaan di Irak adalah 99 cm
pada laki-laki dan 97 cm pada perempuan (Mansour et al. 2007).
Faktor Risiko Obesitas sentral
Penyebab utama masalah obesitas adalah lingkungan dan perubahan
perilaku. Peningkatan proporsi lemak dan peningkatan densitas energi dalam
diet, penurunan level aktivitas fisik dan peningkatan perilaku sedentary,
merupakan faktor utama yang dapat meningkatkan berat badan pada populasi.
Genetik, faktor biologi dan faktor individu lain seperti penghentian merokok, jenis
kelamin, dan umur saling berinteraksi memengaruhi peningkatan berat badan
(WHO 2000).
Faktor risiko yang diduga berhubungan dengan obesitas sentral dalam
penelitian ini adalah karakteristik demografi dan sosial-ekonomi (umur, jenis
kelamin, status kawin, besar keluarga, pendidikan, pekerjaan, pengeluaran per
kapita, dan tipe wilayah) dan gaya-hidup (kebiasaan merokok, aktivitas fisik,
perilaku konsumsi makanan/minuman, dan stres).
Karakteristik Demografi dan Sosial-Ekonomi
Umur
Umur merupakan faktor risiko obesitas sentral yang tidak dapat diubah.
Seiring dengan bertambahnya umur, prevalensi obesitas sentral mengalami
peningkatan (Martins&Marinho 2003; Erem et al 2004). Peningkatan umur akan
meningkatkan kandungan lemak tubuh total, terutama distribusi lemak pusat
(Chang et al. 2000; Demerath et al. 2007). Aekplakorn et al. (2007) menemukan
bahwa prevalensi obesitas sentral meningkat sampai dengan umur 44 tahun dan
menurun kembali pada umur 45-54 tahun.
Prevalensi obesitas sentral ditemukan lebih tinggi pada sampel dengan
umur lebih tua (Janghorbani et al. 2007). Pada umur lebih tua terjadi penurunan
massa otot dan perubahan beberapa jenis hormon yang memicu penumpukan
lemak perut. Kantachuvessiri et al. (2005) menyatakan bahwa pada umur 40-59
tahun seseorang cenderung obesitas dibandingkan dengan umur yang lebih
muda. Hal ini diduga karena lambatnya metabolisme, kurangnya aktivitas fisik,
dan frekuensi konsumsi pangan yang lebih sering. Selain itu, orang tua biasanya
tidak begitu memperhatikan ukuran tubuhnya.
Jenis Kelamin
Prevalensi obesitas umum dan obesitas sentral lebih tinggi pada
perempuan
dibandingkan
dengan
laki-laki
(Al-Riyami&Afifi
2003;
Martins&Marinho 2003; Gutierrez-Fisac et al. 2004; Yoon et al. 2006). Obesitas
sentral lebih umum dijumpai pada perempuan (Sonmez et al. 2003; PablosVelasco et al. 2002). Tingginya prevalensi obesitas pada perempuan
menunjukkan bahwa kelebihan lemak pusat lebih banyak terdapat pada
perempuan (Misra et al. 2001). Janghorbani et al. (2007) menyatakan bahwa
tingginya prevalensi obesitas sentral pada perempuan dibandingkan dengan laki-
laki karena adanya perbedaan tingkat aktivitas fisik dan asupan energi pada lakilaki dan perempuan.
Demerath et al. (2007) menemukan, lemak perut lebih tinggi pada
perempuan yang lebih tua daripada laki-laki muda. Jaringan adiposa meningkat
dengan bertambahnya umur, perempuan cenderung lebih berisiko obesitas
sentral, terutama setelah menopause. Perempuan postmenopause memiliki
persentase lemak perut, kolesterol total, dan trigliserida yang tinggi. Seiring
dengan bertambahnya umur dan efek me
DEWASA DI SULAWESI UTARA, GORONTALO
DAN DKI JAKARTA
ELYA SUGIANTI
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009
ABSTRACT
ELYA SUGIANTI. Risk Factors of Central Obesity Among Adults in North
Sulawesi, Gorontalo, and Jakarta. Supervised by HARDINSYAH and NURFI
AFRIANSYAH.
Obesity is now considered as a major public health problem, affecting both
developed and developing countries. Recently, central obesity has greater health
hazards than overall obesity. The aim of this research is to analyze risk factors of
central obesity among adults in North Sulawesi, Gorontalo, and Jakarta. This
research used secondary data of Riskesdas 2007, Department of Health. The
criterias of the study location was the province that had the three highest
prevalence of central obesity. The total samples was 26 561 subjects aged 15
years. A logistic regressions was used to analyze risk factors of central obesity.
Results showed that risk factors of central obesity in North Sulawesi are aged
35,
women,
married,
divorce/widowed,
high
school,
housewife,
military/police/civil servants, private business officers, entrepreneur/private
servant, urban area, and hard inactivity. Risk factors of central obesity in
Gorontalo are aged 35, women, married, divorce/widowed, housewife,
military/police/civil servants, entrepreneur/ private servant, expenditure 20 tile,
urban area, hard inactivity, and mental disorder. Risk factors of central obesity in
Jakarta are aged 35, women, married, divorce/widowed, housewife, private
business officers, entrepreneur/private servant , expenditure fifth quintile , former
smoker, fatty food, and mental disorder. Sweet food is the factor that reduce of
central obesity in Jakarta. Women is more likely having central obesity in thirth
provinces.
Key words : risk factors, central obesity, prevalence, riskesdas
RINGKASAN
ELYA SUGIANTI. Faktor Risiko Obesitas Sentral pada Orang Dewasa di
Sulawesi Utara, Gorontalo, dan DKI Jakarta (dibimbing oleh HARDINSYAH dan
NURFI AFRIANSYAH)
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor risiko
obesitas sentral pada orang dewasa di Sulawesi Utara, Gorontalo dan DKI
Jakarta. Tujuan khusus penelitian ini adalah (1) Menganalisis hubungan antara
karakteristik demografi dan sosial-ekonomi dengan kejadian obesitas sentral, (2)
Menganalisis hubungan antara gaya hidup dengan kejadian obesitas sentral, dan
(3) Menganalisis faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian
obesitas sentral pada ketiga provinsi.
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Jenis data yang
digunakan adalah data sekunder Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 yang
dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes),
Departemen Kesehatan. Jumlah sampel awal obesitas sentral 30 150, setelah
dikurangi data yang tidak lengkap tersisa 26 561 sampel, dengan rincian:
Sulawesi Utara 8 885 sampel, Gorontalo 5 871 sampel, dan DKI Jakarta 11 805
sampel.
Data dalam penelitian ini seluruhnya merupakan data Riskesdas 2007 yang
diperoleh dalam bentuk electronic file. Data terdiri atas variabel karakteristik
demografi dan sosial-ekonomi sampel (umur, jenis kelamin, status kawin, besar
keluarga, pendidikan, pekerjaan, pengeluaran per kapita, dan tipe wilayah), gaya
hidup (kebiasaan merokok, aktivitas fisik berat, konsumsi minuman beralkohol,
konsumsi sayuran dan buah, konsumsi makanan/minuman manis, konsumsi
makanan berlemak, dan kondisi mental emosional) dan ukuran lingkar perut.
Data selanjutnya diolah menggunakan Microsoft Excell 2007 dan SPSS 15.0 for
Windows dengan analisis deskriptif menggunakan crosstab, Korelasi Spearman,
Kontingensi, dan Regresi Logistik.
Prevalensi obesitas sentral tertinggi ditemukan pada sampel berjenis
kelamin perempuan dengan umur 45-54 tahun (Sulawesi Utara dan DKI Jakarta)
dan 55-64 tahun (Gorontalo); berstatus cerai hidup/mati; besar keluarga 1-2
orang; tamat Perguruan Tinggi (Sulawesi Utara dan Gorontalo) dan tidak sekolah
(DKI Jakarta); ibu rumah tangga; pengeluaran per kapita kuintil ke-5; tinggal di
perkotaan; tidak merokok; tidak beraktivitas fisik berat; tidak mengonsumsi
minuman beralkohol; kurang mengonsumsi sayuran dan buah (Sulawesi Utara
dan Gorontalo) serta cukup mengonsumsi (DKI Jakarta); tidak pernah
mengonsumsi makanan/minuman manis; mengonsumsi makanan berlemak 3-6
kali per minggu (Sulawesi Utara), 1 kali per hari dan < 3 kali per bulan
(Gorontalo), dan tidak pernah mengonsumsi (DKI Jakarta); serta kondisi mental
emosional terganggu.
Berdasarkan analisis Korelasi Kontingensi, umur, jenis kelamin, pekerjaan,
dan tipe wilayah berhubungan nyata dengan kejadian obesitas sentral pada
ketiga provinsi. Berdasarkan analisis Korelasi Spearman, umur, pendidikan
(Sulawesi Utara dan Gorontalo), pengeluaran per kapita, konsumsi sayuran dan
buah (DKI Jakarta), konsumsi makanan berlemak (Sulawesi Utara), dan kondisi
mental emosional berhubungan nyata positif dengan kejadian obesitas sentral.
Adapun pendidikan (DKI Jakarta), besar keluarga, kebiasaan merokok,
beraktivitas
fisik
berat,
konsumsi
minuman
beralkohol,
konsumsi
makanan/minuman manis (Sulawesi Utara dan DKI Jakarta), dan konsumsi
makanan berlemak (DKI Jakarta) berhubungan nyata negatif dengan kejadian
obesitas sentral.
Faktor risiko obesitas sentral di Sulawesi Utara adalah umur 35-54 tahun
(OR=1.9), umur 55 tahun (OR=2.1), perempuan (OR=4.3), berstatus kawin
(OR=3.2), berstatus cerai (OR=2.4), tamat SMA/PT (OR=1.4), ibu rumah tangga
(OR=1.5), TNI/POLRI/PNS (OR=1.5), pegawai BUMN/swasta (OR=1.5),
wiraswasta/pedagang/jasa (OR=1.7), tinggal di perkotaan (OR=1.5), dan tidak
beraktivitas fisik berat (OR=1.2).
Faktor risiko obesitas sentral di Gorontalo adalah umur 35-54 tahun
(OR=2.3), umur
55 tahun (OR=2.8), perempuan (OR=7.1), berstatus kawin
(OR=3.1), berstatus cerai (OR=2.4), tamat SD/SMP (OR=1.3), ibu rumah tangga
(OR=1.7), wiraswasta/pedagang/jasa (OR=2.6), TNI/POLRI/PNS (OR=1.9),
pengeluaran per kapita kuintil ke-2 (OR=1.6), kuintil ke-3 (OR=1.6), kuintil ke-4
(OR=2.0), kuintil ke-5 (OR=2.3), tinggal di perkotaan (OR=1.3), tidak beraktivitas
fisik berat (OR=1.3), dan kondisi mental emosional terganggu (OR=1.2).
Faktor risiko obesitas sentral di DKI Jakarta adalah umur 35-54 tahun
(OR=2.3), umur
55 tahun (OR=2.7), perempuan (OR=4.2), bersatus kawin
(OR=2.6), berstatus cerai (OR=2.2), ibu rumah tangga (OR=1.4), pegawai
BUMN/swasta (OR=1.3), wiraswasta/pedagang/jasa (OR=1.3), pengeluaran per
kapita kuintil ke-5 (OR=1.2), pernah merokok (OR=1.3), konsumsi makanan
berlemak (OR=1.2), dan kondisi mental emosional terganggu (OR=1.1).
Sementara konsumsi makanan/minuman manis (OR=0.9) bukan merupakan
faktor risiko obesitas sentral di DKI Jakarta. Jenis kelamin perempuan
merupakan faktor risiko obesitas sentral yang paling dominan pada ketiga
provinsi.
FAKTOR RISIKO OBESITAS SENTRAL PADA ORANG
DEWASA DI SULAWESI UTARA, GORONTALO
DAN DKI JAKARTA
ELYA SUGIANTI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Gizi pada
Departemen Gizi Masyarakat
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009
Judul
: Faktor Risiko Obesitas Sentral pada Orang Dewasa di
Sulawesi Utara, Gorontalo dan DKI Jakarta
Nama
: Elya Sugianti
NIM
: I14050689
Disetujui,
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Prof.Dr.Ir. Hardinsyah, MS
Nurfi Afriansyah, SKM, MScPH
NIP. 1959 0807 198303 1 001
NIP. 1964 0424 198903 1 002
Diketahui,
Ketua Departemen Gizi Masyarakat
Dr.Ir.Evy Damayanthi, MS
NIP. 1962 1204 198903 2 002
Tanggal lulus :
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini..
Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah banyak
membantu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan, yaitu kepada :
1.
Bapak Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS dan Bapak Nurfi Afriansyah, SKM,
MScPH selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan banyak
bimbingan dan saran selama penulisan skripsi ini.
2.
Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MSi selaku dosen pemandu seminar atas
kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini.
3.
Ibu dr. Mira Dewi, MS selaku dosen penguji yang telah banyak
memberikan saran untuk perbaikan skripsi ini.
4.
Bapak Dr.Triono Soendoro, PhD dan Ibu Dr. Atmarita, MPH, PH yang
telah memberikan ijin dalam penggunaan data Riskesdas 2007
5.
Bapak dan ibu tercinta, adikku Deni serta seluruh keluarga besar di
Banyuwangi atas doa, kasih sayang, dan perhatiannya.
6.
Ibu Dr.Ir.Titik Sumarti MC, MS sekeluarga atas kasih sayang dan
dukungan yang diberikan selama ini.
7.
Soulmateku tercinta, nyunyun, terima kasih atas semua doa, dukungan,
dan perhatian yang diberikan, semoga persahabatan kita akan terus
terjalin, selamanya.
8.
Teman-teman pembahas : Deni, Kokom, Veni, teman-teman Se-PS :
Farida, Agni, Wardina, dan teman-teman GIZ 42, terima kasih atas
kritikan, dukungan dan perhatian yang diberikan. Adik-adik GIZ 43,44,45
sukses selalu untuk kalian.
9.
Teman-teman SOKAers : Nci, Fefin, Eka, Esty, Anne, Sri, dan Santi,
terima kasih atas perhatian dan dukungan yang diberikan.
10. Teman-teman alumni Smansa’05, Lare Blambangan, dan Etosers, terima
kasih atas dukungan dan semangat yang diberikan serta kepada semua
pihak yang telah banyak membantu, yang tidak dapat disebutkan satu per
satu.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, Agustus 2009
Elya Sugianti
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Banyuwangi pada tanggal 1 Juni 1986 dari Bapak
Sugianto dan Ibu Tasmiyatun. Penulis merupakan anak pertama dari dua
bersaudara.
Tahun 2005 penulis lulus dari SMA Negeri I Genteng dan pada tahun yang
sama, penulis lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk
IPB (USMI). Penulis memilih mayor Ilmu Gizi, Departemen Gizi Masyarakat,
Fakultas Ekologi Manusia.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif di keorganisasian Uni
Konservasi Fauna (UKF) periode 2006/2007, Lare Blambangan periode
2006/2007, Himpunan Mahasiswa Peminat Gizi Pertanian (HIMAGITA) periode
2006/2007, Himpunan Mahasiswa Ilmu Gizi (HIMAGIZI) periode 2007/2008, dan
Forum Syiar Islam FEMA (FORSIA) periode 2007/2008. Penulis juga aktif
sebagai panitia beberapa seminar maupun acara-acara yang berlangsung di
departemen, fakultas, dan IPB.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………....viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xi
PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
Latar Belakang……………………………………………………………………..1
Tujuan ............................................................................................................ 3
Kegunaan ....................................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………………….4
Obesitas ......................................................................................................... 4
Obesitas Sentral............................................................................................. 4
Dampak Obesitas Sentral……………………………………………………6
Pengukuran Obesitas Sentral……………………………………………….6
Faktor Risiko Obesitas Sentral…………………………………………………...7
Karakteristik Demografi dan Sosial-Ekonomi .......................................... 8
Gaya Hidup............................................................................................ 12
KERANGKA PEMIKIRAN…………………………………………………………….19
METODE ............................................................................................................. 23
Desain, Tempat, dan Waktu ......................................................................... 23
Jumlah dan Cara Pengambilan Sampel………………………………………..23
Jenis dan Cara Pengumpulan Data.............................................................. 23
Pengolahan dan Analisis Data ..................................................................... 24
Asumsi dan Keterbatasan ............................................................................ 27
Batasan Operasional .................................................................................... 27
HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………………………………30
Gambaran Umum Wilayah ........................................................................... 30
Karakteristik Demografi dan Sosial-Ekonomi Sampel………………………..32
Gaya Hidup Sampel ..................................................................................... 34
Profil Obesitas Sentral berdasarkan Karakteristik Demografi
dan Sosial-Ekonomi ..................................................................................... 36
Profil Obesitas Sentral berdasarkan Gaya Hidup …………………………….39
Hubungan Karakteristik Demografi dan Sosial-Ekonomi dengan Obesitas
Sentral .......................................................................................................... 41
Hubungan Gaya Hidup dengan Obesitas Sentral……………………………..45
Faktor Risiko Obesitas Sentral ..................................................................... 50
Faktor Risiko Obesitas Sentral di Sulawesi Utara ................................ 50
Faktor Risiko Obesitas Sentral di Gorontalo……………………………...53
Faktor Risiko Obesitas Sentral di DKI Jakarta ...................................... 55
Pembahasan Umum……………………………………………………………..57
Penemuan Penting…………………………………………………………..57
Keterbatasan Penelitian…………………………………………………….60
Penelitian Lanjutan ................................................................................ 61
KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………………………………...63
Kesimpulan .................................................................................................. 63
Saran………………………………………………………………………………64
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 65
LAMPIRAN……………………………………………………………………………..72
FAKTOR RISIKO OBESITAS SENTRAL PADA ORANG
DEWASA DI SULAWESI UTARA, GORONTALO
DAN DKI JAKARTA
ELYA SUGIANTI
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009
ABSTRACT
ELYA SUGIANTI. Risk Factors of Central Obesity Among Adults in North
Sulawesi, Gorontalo, and Jakarta. Supervised by HARDINSYAH and NURFI
AFRIANSYAH.
Obesity is now considered as a major public health problem, affecting both
developed and developing countries. Recently, central obesity has greater health
hazards than overall obesity. The aim of this research is to analyze risk factors of
central obesity among adults in North Sulawesi, Gorontalo, and Jakarta. This
research used secondary data of Riskesdas 2007, Department of Health. The
criterias of the study location was the province that had the three highest
prevalence of central obesity. The total samples was 26 561 subjects aged 15
years. A logistic regressions was used to analyze risk factors of central obesity.
Results showed that risk factors of central obesity in North Sulawesi are aged
35,
women,
married,
divorce/widowed,
high
school,
housewife,
military/police/civil servants, private business officers, entrepreneur/private
servant, urban area, and hard inactivity. Risk factors of central obesity in
Gorontalo are aged 35, women, married, divorce/widowed, housewife,
military/police/civil servants, entrepreneur/ private servant, expenditure 20 tile,
urban area, hard inactivity, and mental disorder. Risk factors of central obesity in
Jakarta are aged 35, women, married, divorce/widowed, housewife, private
business officers, entrepreneur/private servant , expenditure fifth quintile , former
smoker, fatty food, and mental disorder. Sweet food is the factor that reduce of
central obesity in Jakarta. Women is more likely having central obesity in thirth
provinces.
Key words : risk factors, central obesity, prevalence, riskesdas
RINGKASAN
ELYA SUGIANTI. Faktor Risiko Obesitas Sentral pada Orang Dewasa di
Sulawesi Utara, Gorontalo, dan DKI Jakarta (dibimbing oleh HARDINSYAH dan
NURFI AFRIANSYAH)
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor risiko
obesitas sentral pada orang dewasa di Sulawesi Utara, Gorontalo dan DKI
Jakarta. Tujuan khusus penelitian ini adalah (1) Menganalisis hubungan antara
karakteristik demografi dan sosial-ekonomi dengan kejadian obesitas sentral, (2)
Menganalisis hubungan antara gaya hidup dengan kejadian obesitas sentral, dan
(3) Menganalisis faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian
obesitas sentral pada ketiga provinsi.
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Jenis data yang
digunakan adalah data sekunder Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 yang
dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes),
Departemen Kesehatan. Jumlah sampel awal obesitas sentral 30 150, setelah
dikurangi data yang tidak lengkap tersisa 26 561 sampel, dengan rincian:
Sulawesi Utara 8 885 sampel, Gorontalo 5 871 sampel, dan DKI Jakarta 11 805
sampel.
Data dalam penelitian ini seluruhnya merupakan data Riskesdas 2007 yang
diperoleh dalam bentuk electronic file. Data terdiri atas variabel karakteristik
demografi dan sosial-ekonomi sampel (umur, jenis kelamin, status kawin, besar
keluarga, pendidikan, pekerjaan, pengeluaran per kapita, dan tipe wilayah), gaya
hidup (kebiasaan merokok, aktivitas fisik berat, konsumsi minuman beralkohol,
konsumsi sayuran dan buah, konsumsi makanan/minuman manis, konsumsi
makanan berlemak, dan kondisi mental emosional) dan ukuran lingkar perut.
Data selanjutnya diolah menggunakan Microsoft Excell 2007 dan SPSS 15.0 for
Windows dengan analisis deskriptif menggunakan crosstab, Korelasi Spearman,
Kontingensi, dan Regresi Logistik.
Prevalensi obesitas sentral tertinggi ditemukan pada sampel berjenis
kelamin perempuan dengan umur 45-54 tahun (Sulawesi Utara dan DKI Jakarta)
dan 55-64 tahun (Gorontalo); berstatus cerai hidup/mati; besar keluarga 1-2
orang; tamat Perguruan Tinggi (Sulawesi Utara dan Gorontalo) dan tidak sekolah
(DKI Jakarta); ibu rumah tangga; pengeluaran per kapita kuintil ke-5; tinggal di
perkotaan; tidak merokok; tidak beraktivitas fisik berat; tidak mengonsumsi
minuman beralkohol; kurang mengonsumsi sayuran dan buah (Sulawesi Utara
dan Gorontalo) serta cukup mengonsumsi (DKI Jakarta); tidak pernah
mengonsumsi makanan/minuman manis; mengonsumsi makanan berlemak 3-6
kali per minggu (Sulawesi Utara), 1 kali per hari dan < 3 kali per bulan
(Gorontalo), dan tidak pernah mengonsumsi (DKI Jakarta); serta kondisi mental
emosional terganggu.
Berdasarkan analisis Korelasi Kontingensi, umur, jenis kelamin, pekerjaan,
dan tipe wilayah berhubungan nyata dengan kejadian obesitas sentral pada
ketiga provinsi. Berdasarkan analisis Korelasi Spearman, umur, pendidikan
(Sulawesi Utara dan Gorontalo), pengeluaran per kapita, konsumsi sayuran dan
buah (DKI Jakarta), konsumsi makanan berlemak (Sulawesi Utara), dan kondisi
mental emosional berhubungan nyata positif dengan kejadian obesitas sentral.
Adapun pendidikan (DKI Jakarta), besar keluarga, kebiasaan merokok,
beraktivitas
fisik
berat,
konsumsi
minuman
beralkohol,
konsumsi
makanan/minuman manis (Sulawesi Utara dan DKI Jakarta), dan konsumsi
makanan berlemak (DKI Jakarta) berhubungan nyata negatif dengan kejadian
obesitas sentral.
Faktor risiko obesitas sentral di Sulawesi Utara adalah umur 35-54 tahun
(OR=1.9), umur 55 tahun (OR=2.1), perempuan (OR=4.3), berstatus kawin
(OR=3.2), berstatus cerai (OR=2.4), tamat SMA/PT (OR=1.4), ibu rumah tangga
(OR=1.5), TNI/POLRI/PNS (OR=1.5), pegawai BUMN/swasta (OR=1.5),
wiraswasta/pedagang/jasa (OR=1.7), tinggal di perkotaan (OR=1.5), dan tidak
beraktivitas fisik berat (OR=1.2).
Faktor risiko obesitas sentral di Gorontalo adalah umur 35-54 tahun
(OR=2.3), umur
55 tahun (OR=2.8), perempuan (OR=7.1), berstatus kawin
(OR=3.1), berstatus cerai (OR=2.4), tamat SD/SMP (OR=1.3), ibu rumah tangga
(OR=1.7), wiraswasta/pedagang/jasa (OR=2.6), TNI/POLRI/PNS (OR=1.9),
pengeluaran per kapita kuintil ke-2 (OR=1.6), kuintil ke-3 (OR=1.6), kuintil ke-4
(OR=2.0), kuintil ke-5 (OR=2.3), tinggal di perkotaan (OR=1.3), tidak beraktivitas
fisik berat (OR=1.3), dan kondisi mental emosional terganggu (OR=1.2).
Faktor risiko obesitas sentral di DKI Jakarta adalah umur 35-54 tahun
(OR=2.3), umur
55 tahun (OR=2.7), perempuan (OR=4.2), bersatus kawin
(OR=2.6), berstatus cerai (OR=2.2), ibu rumah tangga (OR=1.4), pegawai
BUMN/swasta (OR=1.3), wiraswasta/pedagang/jasa (OR=1.3), pengeluaran per
kapita kuintil ke-5 (OR=1.2), pernah merokok (OR=1.3), konsumsi makanan
berlemak (OR=1.2), dan kondisi mental emosional terganggu (OR=1.1).
Sementara konsumsi makanan/minuman manis (OR=0.9) bukan merupakan
faktor risiko obesitas sentral di DKI Jakarta. Jenis kelamin perempuan
merupakan faktor risiko obesitas sentral yang paling dominan pada ketiga
provinsi.
FAKTOR RISIKO OBESITAS SENTRAL PADA ORANG
DEWASA DI SULAWESI UTARA, GORONTALO
DAN DKI JAKARTA
ELYA SUGIANTI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Gizi pada
Departemen Gizi Masyarakat
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009
Judul
: Faktor Risiko Obesitas Sentral pada Orang Dewasa di
Sulawesi Utara, Gorontalo dan DKI Jakarta
Nama
: Elya Sugianti
NIM
: I14050689
Disetujui,
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Prof.Dr.Ir. Hardinsyah, MS
Nurfi Afriansyah, SKM, MScPH
NIP. 1959 0807 198303 1 001
NIP. 1964 0424 198903 1 002
Diketahui,
Ketua Departemen Gizi Masyarakat
Dr.Ir.Evy Damayanthi, MS
NIP. 1962 1204 198903 2 002
Tanggal lulus :
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini..
Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah banyak
membantu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan, yaitu kepada :
1.
Bapak Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS dan Bapak Nurfi Afriansyah, SKM,
MScPH selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan banyak
bimbingan dan saran selama penulisan skripsi ini.
2.
Ibu Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MSi selaku dosen pemandu seminar atas
kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini.
3.
Ibu dr. Mira Dewi, MS selaku dosen penguji yang telah banyak
memberikan saran untuk perbaikan skripsi ini.
4.
Bapak Dr.Triono Soendoro, PhD dan Ibu Dr. Atmarita, MPH, PH yang
telah memberikan ijin dalam penggunaan data Riskesdas 2007
5.
Bapak dan ibu tercinta, adikku Deni serta seluruh keluarga besar di
Banyuwangi atas doa, kasih sayang, dan perhatiannya.
6.
Ibu Dr.Ir.Titik Sumarti MC, MS sekeluarga atas kasih sayang dan
dukungan yang diberikan selama ini.
7.
Soulmateku tercinta, nyunyun, terima kasih atas semua doa, dukungan,
dan perhatian yang diberikan, semoga persahabatan kita akan terus
terjalin, selamanya.
8.
Teman-teman pembahas : Deni, Kokom, Veni, teman-teman Se-PS :
Farida, Agni, Wardina, dan teman-teman GIZ 42, terima kasih atas
kritikan, dukungan dan perhatian yang diberikan. Adik-adik GIZ 43,44,45
sukses selalu untuk kalian.
9.
Teman-teman SOKAers : Nci, Fefin, Eka, Esty, Anne, Sri, dan Santi,
terima kasih atas perhatian dan dukungan yang diberikan.
10. Teman-teman alumni Smansa’05, Lare Blambangan, dan Etosers, terima
kasih atas dukungan dan semangat yang diberikan serta kepada semua
pihak yang telah banyak membantu, yang tidak dapat disebutkan satu per
satu.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, Agustus 2009
Elya Sugianti
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Banyuwangi pada tanggal 1 Juni 1986 dari Bapak
Sugianto dan Ibu Tasmiyatun. Penulis merupakan anak pertama dari dua
bersaudara.
Tahun 2005 penulis lulus dari SMA Negeri I Genteng dan pada tahun yang
sama, penulis lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk
IPB (USMI). Penulis memilih mayor Ilmu Gizi, Departemen Gizi Masyarakat,
Fakultas Ekologi Manusia.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif di keorganisasian Uni
Konservasi Fauna (UKF) periode 2006/2007, Lare Blambangan periode
2006/2007, Himpunan Mahasiswa Peminat Gizi Pertanian (HIMAGITA) periode
2006/2007, Himpunan Mahasiswa Ilmu Gizi (HIMAGIZI) periode 2007/2008, dan
Forum Syiar Islam FEMA (FORSIA) periode 2007/2008. Penulis juga aktif
sebagai panitia beberapa seminar maupun acara-acara yang berlangsung di
departemen, fakultas, dan IPB.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………....viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xi
PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
Latar Belakang……………………………………………………………………..1
Tujuan ............................................................................................................ 3
Kegunaan ....................................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………………….4
Obesitas ......................................................................................................... 4
Obesitas Sentral............................................................................................. 4
Dampak Obesitas Sentral……………………………………………………6
Pengukuran Obesitas Sentral……………………………………………….6
Faktor Risiko Obesitas Sentral…………………………………………………...7
Karakteristik Demografi dan Sosial-Ekonomi .......................................... 8
Gaya Hidup............................................................................................ 12
KERANGKA PEMIKIRAN…………………………………………………………….19
METODE ............................................................................................................. 23
Desain, Tempat, dan Waktu ......................................................................... 23
Jumlah dan Cara Pengambilan Sampel………………………………………..23
Jenis dan Cara Pengumpulan Data.............................................................. 23
Pengolahan dan Analisis Data ..................................................................... 24
Asumsi dan Keterbatasan ............................................................................ 27
Batasan Operasional .................................................................................... 27
HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………………………………30
Gambaran Umum Wilayah ........................................................................... 30
Karakteristik Demografi dan Sosial-Ekonomi Sampel………………………..32
Gaya Hidup Sampel ..................................................................................... 34
Profil Obesitas Sentral berdasarkan Karakteristik Demografi
dan Sosial-Ekonomi ..................................................................................... 36
Profil Obesitas Sentral berdasarkan Gaya Hidup …………………………….39
Hubungan Karakteristik Demografi dan Sosial-Ekonomi dengan Obesitas
Sentral .......................................................................................................... 41
Hubungan Gaya Hidup dengan Obesitas Sentral……………………………..45
Faktor Risiko Obesitas Sentral ..................................................................... 50
Faktor Risiko Obesitas Sentral di Sulawesi Utara ................................ 50
Faktor Risiko Obesitas Sentral di Gorontalo……………………………...53
Faktor Risiko Obesitas Sentral di DKI Jakarta ...................................... 55
Pembahasan Umum……………………………………………………………..57
Penemuan Penting…………………………………………………………..57
Keterbatasan Penelitian…………………………………………………….60
Penelitian Lanjutan ................................................................................ 61
KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………………………………...63
Kesimpulan .................................................................................................. 63
Saran………………………………………………………………………………64
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 65
LAMPIRAN……………………………………………………………………………..72
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Karakteristik variabel penelitian……………………………………………………24
2. Karakteristik demografi dan sosial-ekonomi sampel……………………………33
3. Gaya hidup sampel ......................................................................................... 36
4. Sebaran sampel berdasarkan karakteristik demografi dan sosial-ekonomi
terhadap kejadian obesitas sentral………………………………………….38
5. Sebaran sampel berdasarkan gaya hidup terhadap kejadian obesitas
sentral .............................................................................................................. 40
6. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian obesitas sentral................ 49
7. Faktor risiko obesitas sentral di Sulawesi Utara .............................................. 52
8. Faktor risiko obesitas sentral di Gorontalo ...................................................... 54
9. Faktor risiko obesitas sentral di DKI Jakarta ................................................... 57
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Hasil analisis korelasi spearman dan kontingensi ........................................... 72
2. Hasil analisis regresi logistik ........................................................................... 75
3. Variabel yang diambil dari kuisioner Riskesdas 2007 ..................................... 78
4. Surat pernyataan penggunaan data ................................................................ 81
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dewasa ini obesitas telah menjadi masalah kesehatan dan gizi masyarakat
dunia, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Review atas epidemi
obesitas yang dilakukan Low, Chin dan Deurenberg-Yap (2009) memperlihatkan
bahwa prevalensi kelebihan berat (overweight) di negara maju berkisar dari
23.2% di Jepang hingga 66.3% di Amerika Serikat, sedangkan di negara
berkembang berkisar dari 13.4% di Indonesia sampai 72.5% di Saudi Arabia.
Adapun prevalensi kegemukan (obesity) di negara maju berkisar dari 2.4% di
Korea Selatan hingga 32.2% di Amerika Serikat, sedangkan di negara
berkembang berkisar dari 2.4% di Indonesia sampai 35.6% di Saudi Arabia (Low,
Chin & Deurenberg-Yap 2009).
World Health Organization (WHO) memperkirakan, di dunia ada sekitar 1.6
milyar orang dewasa berumur 15 tahun kelebihan berat dan setidak-tidaknya
sebanyak 400 juta orang dewasa gemuk (obese) pada tahun 2005, dan
diperkirakan >700 juta orang dewasa akan gemuk (obese) pada tahun 2015
(WHO 2000; Low, Chin & Deurenberg-Yap 2009). Di Indonesia, Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan bahwa 8.8% orang dewasa berumur 15
tahun kelebihan berat dan 10.3% gemuk (Balitbangkes Depkes 2008).
Kegemukan atau obesitas merupakan kondisi ketidaknormalan atau
kelebihan akumulasi lemak dalam jaringan adiposa. Berdasarkan Indeks Massa
Tubuh (IMT), obesitas dibagi menjadi tiga kategori, yakni: Obesitas I, Obesitas II
dan Obesitas III. Adapun berdasarkan distribusi lemak, obesitas dibagi menjadi
dua kategori, yaitu: obesitas sentral dan obesitas umum. Untuk penduduk barat,
seseorang dikatakan obesitas apabila IMT-nya 30 kg/m2 atau lingkar perut 102
cm pada pria dan
2
88 cm pada wanita, sedangkan untuk penduduk Asia, IMT-
nya >25 kg/m atau lingkar perut
90 cm pada pria dan
80 cm pada wanita
(WHO 2000).
Menurut WHO (2000), obesitas sentral adalah kondisi kelebihan lemak
perut atau lemak pusat. Obesitas sentral lebih berhubungan dengan risiko
kesehatan dibandingkan dengan obesitas umum (Shen et al 2006; Wittchen et al
2006). Prevalensi obesitas sentral pada penduduk barat dan timur tinggi.
Prevalensi obesitas sentral pada laki-laki AS meningkat dari 37% (periode 19992000) menjadi 42.2% (periode 2003-2004), sedangkan prevalensi obesitas
sentral pada perempuan AS meningkat dari 55.3% menjadi 61.3% pada periode
yang sama (Li et al. 2007). Pada laki-laki dan perempuan Eropa, obesitas sentral
yang didefinisikan menurut kriteria lingkar perut definisi lokal (menggunakan nilai
cut-off 90-102 cm untuk laki-laki dan 80-92 cm untuk perempuan) secara
berturut-turut adalah 21% dan 24% di Belgia, 8% dan 13% di Perancis, 23% dan
65% di Spanyol, dan 18% dan 39% di Turki (Wittchen et al 2006). Prevalensi
obesitas sentral di Yunani 36% pada laki-laki dan 43% pada perempuan
(Panagiotakos et al. 2004), China 16.1% pada laki-laki dan 37.6% pada
perempuan (Reynolds et al. 2007), Oman 49.3% (Al-Riyami&Afifi 2003). Di
Indonesia, prevalensi obesitas sentral di Kota Padang didapatkan sebesar 12.1%
pada laki-laki dan 46.3% pada perempuan (Kamso 2007), sedangkan di
Denpasar diperoleh sebesar 51.1% (Gotera et al. 2006). Riskesdas 2007
menemukan prevalensi obesitas sentral sebesar 18.8% (Balitbangkes Depkes
2008).
Obesitas sentral dapat terjadi karena adanya perubahan gaya-hidup,
seperti
tingginya
konsumsi
minuman
beralkohol
(Dorn
et
al.
2003;
Riserus&Ingelsson 2007), kebiasaan merokok (Canoy et al. 2005; Xu et al.
2007), tingginya konsumsi makanan berlemak (Garaulet et al. 2001), rendahnya
konsumsi sayuran dan buah (Drapeau et al. 2004; Newby et al. 2003), dan
rendahnya aktivitas fisik (Slentz et al. 2004; Besson et al. 2009). Selain itu,
peningkatan umur (Martins&Marinho 2003), perbedaan jenis kelamin (Dekkers et
al. 2004), dan status sosial ekonomi (Reynolds et al. 2007) diduga juga
berhubungan dengan kejadian obesitas sentral.
Peningkatan prevalensi obesitas sentral berdampak pada munculnya
berbagai
penyakit
degeneratif.
Obesitas
sentral
berhubungan
dengan
peningkatan sindrom metabolik (Shen et al. 2006), aterosklerosis (Lee et al.
2007), penyakit kardiovaskuler (Baik et al. 2000; Wildman et al. 2005), diabetes
tipe 2 (Wang et al. 2005; Krishnan et al. 2007), batu empedu (Tsai et al. 2004),
gangguan fungsi pulmonal (Chen et al. 2007), hipertensi dan dislipidemia
(Barbagallo et al. 2001).
Riskesdas 2007 merupakan pengejawantahan salah satu dari empat grand
strategy Departemen Kesehatan, yakni berfungsinya sistem informasi kesehatan
yang evidence-based melalui pengumpulan data dasar dan indikator kesehatan
(Balitbangkes Depkes 2008). Laporan Riskesdas 2007 baru memberikan
informasi tentang obesitas sentral sebatas prevalensi dan belum menyajikan
informasi tentang faktor-faktor risikonya. Riskesdas 2007 melaporkan bahwa tiga
prevalensi obesitas sentral tertinggi, yaitu di Sulawesi Utara, Gorontalo, dan DKI
Jakarta berturut-turut 31.5%, 27%, dan 27.9% (Balitbangkes Depkes 2008).
Terdapatnya jumlah sampel yang besar dan informasi yang luas pada Riskesdas
2007 serta tingginya prevalensi obesitas sentral di Sulawesi Utara, Gorontalo,
dan DKI Jakarta membuat peneliti tertarik untuk menganalisis lebih lanjut faktorfaktor risiko obesitas sentral pada ketiga provinsi tersebut.
Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor risiko
obesitas sentral pada orang dewasa di Sulawesi Utara, Gorontalo dan DKI
Jakarta.
Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk:
1. Menganalisis hubungan antara karakteristik demografi dan sosialekonomi dengan kejadian obesitas sentral pada ketiga provinsi.
2. Menganalisis hubungan antara gaya-hidup dengan kejadian obesitas
sentral pada ketiga provinsi.
3. Menganalisis faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian
obesitas sentral pada ketiga provinsi.
Kegunaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan manfaat bagi
berbagai pihak antara lain:
1. Bagi peneliti, dapat mengaplikasikan ilmu yang pernah diberikan,
meningkatkan
kemampuan
dalam
mengolah,
menganalisis
dan
menginterpretasi data.
2. Bagi wilayah terkait, dapat memberikan gambaran mengenai populasi
yang berisiko mengalami obesitas sentral sehingga dapat dijadikan acuan
dalam membuat kebijakan dan promosi kesehatan masyarakat dalam
mengontrol penyakit degeneratif.
3. Bagi masyarakat, menyadarkan akan adanya faktor risiko obesitas sentral
dan dampaknya terhadap kesehatan.
4. Bagi institusi pendidikan, dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam
melakukan penelitian lebih lanjut mengenai obesitas sentral.
TINJAUAN PUSTAKA
Obesitas
Obesitas merupakan kondisi ketidaknormalan atau kelebihan akumulasi
lemak pada jaringan adiposa. Obesitas tidak hanya berupa kondisi dengan
jumlah simpanan kelebihan lemak, namun juga distribusi lemak di seluruh tubuh.
Distribusi lemak dapat meningkatkan risiko yang berhubungan dengan berbagai
macam penyakit degeneratif (WHO 2000).
Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan indeks pengukuran sederhana
untuk kekurangan berat (underweight), kelebihan berat (overweight), dan
kegemukan/obesitas dengan membandingkan berat badan dengan tinggi badan
kuadrat. Cut off point dalam pengklasifikasian obesitas adalah IMT
30.00.
Berdasarkan IMT, obesitas dibagi menjadi tiga kategori, yakni: obesitas tingkat I
dengan IMT 30.00-34.99; obesitas tingkat II dengan IMT 35.00-39.99; dan
obesitas tingkat III dengan IMT
40.00. Cut off point obesitas di Asia Pasifik
memiliki kriteria lebih rendah daripada kriteria WHO pada umumnya. Cut off point
obesitas pada penduduk Asia Pasifik adalah IMT
25.00. Berdasarkan cut off
point obesitas pada penduduk Asia Pasifik, obesitas dibagi menjadi dua kategori,
yaitu: obesitas tingkat I dengan IMT 25.00-29.99 dan obesitas tingkat II dengan
IMT
30.00. Berdasarkan distribusi lemak, obesitas dibedakan menjadi dua
jenis, yakni obesitas sentral dan obesitas umum (WHO 2000).
Obesitas Sentral
Obesitas sentral merupakan kondisi kelebihan lemak yang terpusat pada
daerah perut (intra-abdominal fat). Beberapa penelitian sebelumnya menemukan
bahwa peningkatan risiko kesehatan lebih berhubungan dengan obesitas sentral
dibandingkan dengan obesitas umum. Wildman et al. (2004) menemukan, lakilaki dan perempuan yang mengalami obesitas sentral mempunyai tekanan darah
sistol dan diastol, kolesterol total, kolesterol LDL, dan triasilgliserol rata-rata
tinggi, serta kolesterol HDL rendah.
Lofgren et al. (2004) menemukan bahwa ukuran lingkar perut (waist
circumference) berhubungan dengan kadar insulin, leptin, tekanan darah diastol,
trigliserida plasma, dan apolipoprotein-C. Perempuan dengan lingkar perut > 88
cm memiliki konsentrasi leptin, tekanan darah diastol, trigliserida plasma, dan
apolipoprotein-C lebih tinggi. Adapun Gotera et al. (2006) menemukan, orang
lansia berpenyakit jantung koroner dengan obesitas sentral mempunyai tekanan
darah, gula darah, kolesterol total, kolesterol LDL dan trigliserida rata-rata lebih
tinggi, serta kolesterol HDL dan adiponektin lebih rendah.
Menurut WHO (2000), jaringan lemak visceral (intra-abdominal fat) memiliki
sel per unit massa lebih banyak, aliran darah lebih tinggi, reseptor glucocorticoid
(kortisol) dan androgen (testosterone) lebih banyak dan katecholamine lebih
besar dibandingkan dengan jaringan lemak bawah kulit (subcutaneous adipose).
Von-Eyben et al. (2003) menemukan bahwa jaringan lemak intra-abdominal
berhubungan linier dengan enam faktor risiko metabolik, seperti tekanan darah
sistol, tekanan darah diastol, glukosa darah, kolesterol HDL, trigliserida serum,
dan plasminogen activator inhibitor 1 (PAI-1) plasma.
Jaringan
adiposa
disadari
sebagai
organ
endokrin
penting
yang
menghasilkan beberapa hormon protein. Namun, tingginya akumulasi lemak,
terutama pada daerah perut (intra-abdominal fat) memicu jaringan adiposa
menghasilkan hormon dalam jumlah yang tidak normal, seperti tingginya sekresi
insulin, tingginya level testoteron dan androstenedion bebas, rendahnya level
progesteron pada perempuan dan testoteron pada laki-laki, tingginya produksi
kortisol, dan rendahnya level hormon pertumbuhan. Ketidaknormalan produksi
hormon ini diduga meningkatkan risiko kesehatan (WHO 2000).
Lemak visceral adalah komponen lemak tubuh penting sebagai faktor risiko
metabolik (Wildman et al. 2004). Review yang dilakukan Klein et al. (2007)
memperlihatkan hubungan obesitas sentral dengan kardiometabolik. Klein et al.
(2007) menyatakan, mekanisme biologi hubungan antara obesitas sentral
dengan kardiometabolik belum diketahui secara pasti. Namun, terdapat
beberapa hipotesis yang dapat ditegakkan. Pertama, keterbatasan kemampuan
jaringan lemak subcutaneous dalam menyimpan kelebihan energi menyebabkan
akumulasi lemak yang berakibat pada disfungsi metabolik pada beberapa organ.
Kedua, terjadinya lipolisis pada jaringan adiposa omental dan mesenteric yang
melepaskan asam lemak bebas. Hal ini dapat menginduksi resistensi insulin dan
menyediakan substrat untuk sintesis lipoprotein dan simpanan lipid. Jaringan
adiposa omental dan mesenteric juga memproduksi protein dan hormon spesifik,
seperti adipokin inflamatori, angiotensinogen, dan kortisol (dibangkitkan oleh
aktivitas lokal 11-hydroxysteroid dehydrogenase). Ketiga, predisposisi gen yang
secara bebas menyebabkan penyakit kardiometabolik.
Dampak Obesitas Sentral
Dampak obesitas sentral lebih tinggi risikonya terhadap kesehatan
dibandingkan dengan obesitas umum (de Pablos-Velasco et al. 2002). Beberapa
penelitian sebelumnya menemukan tingginya dampak obesitas sentral terhadap
risiko kesehatan. Obesitas sentral berdampak terhadap peningkatan risiko
kematian (Zhang et al. 2007; Pischon et al. 2008; Bigaard et al. 2003). Wildman
et al. (2005) menemukan, obesitas sentral meningkatkan risiko hipertensi,
dislipidemia, diabetes, dan sindrom metabolik pada laki-laki dan perempuan.
Obesitas sentral juga berhubungan dengan penyakit kardiovaskuler dan
penyakit jantung koroner (Baik et al. 2000; Sonmez et al. 2004; Wildman et al.
2005). Gotera et al. (2006) menyatakan, dampak obesitas sentral terhadap
penyakit jantung koroner berkaitan dengan dua mekanisme, yaitu mekanisme
langsung melalui efek metabolik protein yang disekresikan oleh jaringan lemak
seperti interleukin (IL) 1, IL 6, TNF-
adiponektin dan masih banyak protein
lainnya terhadap endotel pembuluh darah, dan efek tidak langsung akibat faktorfaktor lain yang muncul sebagai risiko penyakit kardiovaskuler akibat dari
obesitas sentral tersebut.
Obesitas sentral lebih berhubungan dengan sindrom metabolik (Shen et al.
2006; Griesemer 2008). Obesitas sentral dapat digunakan sebagai prediktor
risiko diabetes tipe dua (Wang et al. 2005; Krisnan et al. 2007) dan batu empedu
(Tsai et al. 2004). WHO (2000) menyatakan, obesitas meningkatkan risiko
terjadinya
penyakit degeneratif
seperti
penyakit
kardiovaskuler,
sindrom
metabolik, gangguan toleransi glukosa, diabetes tipe 2, hipertensi, batu empedu,
dislipidemia, susah napas, sleep apnoea, hyperuricaemia, gout, ketidaknormalan
produksi
hormon,
polysistic
ovary
syndrome,
ketidaksuburan,
masalah
psikososial, dan beberapa tipe kanker.
Pengukuran Obesitas Sentral
Pengukuran sederhana yang dapat digunakan untuk mendeteksi obesitas
sentral, yaitu: lingkar perut, rasio pinggang panggul (waist hip ratio), WCR (waist
chest ratio), dan WHtR (waist to-height-ratio). Pengukuran lingkar perut
merupakan suatu parameter yang menyediakan perkiraan ukuran lemak tubuh
yang mengumpul di perut. Pengukuran lingkar perut menyediakan pengukuran
distribusi lemak yang tidak dapat menggunakan pengukuran IMT (Klein et al.
2007). IMT tidak dapat membedakan antara berat yang berhubungan dengan
otot dan lemak (WHO 2000). Lingkar perut lebih akurat untuk mencerminkan
obesitas sentral (Sonmez et al. 2003).
Lingkar perut dapat digunakan sebagai indikator pelengkap untuk
mendeteksi
risiko
kesehatan
pada
berat
normal
dan
kelebihan
berat
(Wannamethee et al. 2005). Diagnosis menggunakan IMT lebih lemah jika
dibandingkan dengan lingkar perut dan WHtR. Lingkar perut merupakan
pengukuran yang lebih mudah daripada WHtR (Sonmez et al. 2003). Wang et al.
(2005) menemukan bahwa lingkar perut lebih baik dalam mengukur obesitas
sentral daripada WHtR sebagai prediksi risiko diabetes tipe 2. Pengukuran
menggunakan lingkar perut lebih cocok sebagai prediktor kematian pada usia
lebih dari 65 tahun dibandingkan dengan IMT (Baik et al. 2000). Visscher et al.
(2001) menemukan bahwa pengukuran lingkar perut pada laki-laki yang tidak
pernah merokok dapat mendeteksi lebih akurat individu yang berisiko tinggi
terhadap kematian daripada pengukuran IMT. Lingkar perut lebih kuat sebagai
prediktor CHD (Lofgren et al. 2004) dan hipoadiponektinemia (Gotera et al. 2006)
daripada IMT.
Kriteria obesitas sentral adalah lingkar perut
102 cm pada laki-laki dan
88 cm pada perempuan. Adapun kriteria obesitas sentral di wilayah Asia Pasifik
adalah lingkar perut 90 cm pada laki-laki dan 80 cm pada perempuan (WHO
2000). Ko dan Tang (2007) menemukan cut off point pre-obesitas sentral untuk
penduduk China adalah lingkar perut 84-90 cm pada laki-laki dan 74-80 cm pada
perempuan. Cut off point pre-obesitas sentral setara dengan IMT (23-25) dan
berdampak pada peningkatan risiko kesakitan. Penelitian sebelumnya di China,
menemukan bahwa cut off point lingkar perut dan IMT yang rendah dapat
digunakan untuk mengidentifikasi tingginya risiko CVD di China, yakni dengan
lingkar perut 80 cm dan IMT 24 (Wildman et al. 2004). Cut off point lingkar perut
untuk mendiagnosis sindrom metabolik populasi perkotaan di Irak adalah 99 cm
pada laki-laki dan 97 cm pada perempuan (Mansour et al. 2007).
Faktor Risiko Obesitas sentral
Penyebab utama masalah obesitas adalah lingkungan dan perubahan
perilaku. Peningkatan proporsi lemak dan peningkatan densitas energi dalam
diet, penurunan level aktivitas fisik dan peningkatan perilaku sedentary,
merupakan faktor utama yang dapat meningkatkan berat badan pada populasi.
Genetik, faktor biologi dan faktor individu lain seperti penghentian merokok, jenis
kelamin, dan umur saling berinteraksi memengaruhi peningkatan berat badan
(WHO 2000).
Faktor risiko yang diduga berhubungan dengan obesitas sentral dalam
penelitian ini adalah karakteristik demografi dan sosial-ekonomi (umur, jenis
kelamin, status kawin, besar keluarga, pendidikan, pekerjaan, pengeluaran per
kapita, dan tipe wilayah) dan gaya-hidup (kebiasaan merokok, aktivitas fisik,
perilaku konsumsi makanan/minuman, dan stres).
Karakteristik Demografi dan Sosial-Ekonomi
Umur
Umur merupakan faktor risiko obesitas sentral yang tidak dapat diubah.
Seiring dengan bertambahnya umur, prevalensi obesitas sentral mengalami
peningkatan (Martins&Marinho 2003; Erem et al 2004). Peningkatan umur akan
meningkatkan kandungan lemak tubuh total, terutama distribusi lemak pusat
(Chang et al. 2000; Demerath et al. 2007). Aekplakorn et al. (2007) menemukan
bahwa prevalensi obesitas sentral meningkat sampai dengan umur 44 tahun dan
menurun kembali pada umur 45-54 tahun.
Prevalensi obesitas sentral ditemukan lebih tinggi pada sampel dengan
umur lebih tua (Janghorbani et al. 2007). Pada umur lebih tua terjadi penurunan
massa otot dan perubahan beberapa jenis hormon yang memicu penumpukan
lemak perut. Kantachuvessiri et al. (2005) menyatakan bahwa pada umur 40-59
tahun seseorang cenderung obesitas dibandingkan dengan umur yang lebih
muda. Hal ini diduga karena lambatnya metabolisme, kurangnya aktivitas fisik,
dan frekuensi konsumsi pangan yang lebih sering. Selain itu, orang tua biasanya
tidak begitu memperhatikan ukuran tubuhnya.
Jenis Kelamin
Prevalensi obesitas umum dan obesitas sentral lebih tinggi pada
perempuan
dibandingkan
dengan
laki-laki
(Al-Riyami&Afifi
2003;
Martins&Marinho 2003; Gutierrez-Fisac et al. 2004; Yoon et al. 2006). Obesitas
sentral lebih umum dijumpai pada perempuan (Sonmez et al. 2003; PablosVelasco et al. 2002). Tingginya prevalensi obesitas pada perempuan
menunjukkan bahwa kelebihan lemak pusat lebih banyak terdapat pada
perempuan (Misra et al. 2001). Janghorbani et al. (2007) menyatakan bahwa
tingginya prevalensi obesitas sentral pada perempuan dibandingkan dengan laki-
laki karena adanya perbedaan tingkat aktivitas fisik dan asupan energi pada lakilaki dan perempuan.
Demerath et al. (2007) menemukan, lemak perut lebih tinggi pada
perempuan yang lebih tua daripada laki-laki muda. Jaringan adiposa meningkat
dengan bertambahnya umur, perempuan cenderung lebih berisiko obesitas
sentral, terutama setelah menopause. Perempuan postmenopause memiliki
persentase lemak perut, kolesterol total, dan trigliserida yang tinggi. Seiring
dengan bertambahnya umur dan efek me