Hubungan antara aktivitas fisik terhadap obesitas sentral pada orang dewasa sehat di Desa Kepuharjo Kecamatan Cangkringan Yogyakarta.

(1)

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK TERHADAP OBESITAS SENTRAL PADA ORANG DEWASA SEHAT DI DESA KEPUHARJO

KECAMATAN CANGKRINGAN YOGYAKARTA

Maria Magdalena Lita 128114009 INTISARI

Aktivitas fisik merupakan istilah umum untuk segala pergerakan tubuh karena aktivtas otot yang akan meningkatkan penggunaan energi. Aktivitas fisik danjurkan dalam program intervensi untuk pencegahan dan mengatasi obesitas pada orang dewasa. Obesitas sentral adalah penimbunan lemak dalam tubuh yang berlebihan di daerah abdomen. Pengukuran lingkar pinggang digunakan untuk mendeteksi adanya obesitas sentral. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik terhadap obesitas sentral pada orang dewasa sehat di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Subjek penelitian adalah pria dan wanita usia 40-60 tahun berjumlah 100 responden dan dipilh dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data dianalisis dengan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dan uji statistic Chi-Square untuk mengetahui hubungan antara aktivtas fisik terhadap obesitas sentral. Hasil penelitian adalah aktivitas fisik mempunyai hubungan yang tidak bermakna terhadap obesitas sentral (p=0,115) dan pada responden dengan aktivitas fisik yang rendah mempunyai kemungkinan 2,143 kali untuk mengalami obesitas sentral dibandingkan responden dengan aktivitas fisik sedang dan berat.


(2)

ABSTRACT

Physical activity is a generic term for all movement of the body due to muscle activity that will improve energy use. Physical activity is recommended in prevention and intervention programs to tackle obesity in adult. Central obesity is the accumulation of excess body fat in the abdominal area. Measurement of waist circumference is used to detect the presence of central obesity. This study aims to investigate the relationship between physical activity on central obesity in adult at Desa Kepuharjo, Cangkringan, Yogyakarta. This type of research is observational analytic with cross sectional design. The subjects were men and women aged 40-60 years amounted to 100 respondents and selected by using purposive sampling technique. Data were analyzed using the Kolmogorov-Smirnov normality test and Chi-Square statistical test to determine relationship between physical activity to central obesity. The research result is physical activity does not have a significant association with central obesity (p=0,115) and respondents with low physical activity have the possibility to 2,143 times had central obesity compared to respondents with moderate physical activity and weight.


(3)

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK TERHADAP OBESITAS SENTRAL PADA ORANG DEWASA SEHAT DI DESA KEPUHARJO

KECAMATAN CANGKRINGAN YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Maria Magdalena Lita NIM : 128114009

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

i

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK TERHADAP OBESITAS SENTRAL PADA ORANG DEWASA SEHAT DI DESA KEPUHARJO

KECAMATAN CANGKRINGAN YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Maria Magdalena Lita NIM : 128114009

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(5)

(6)

(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Karena segala jalan orang terbuka di depan mata Tuhan, dan

segala langkah orang diawasi-Nya” – Ams 5:21

“Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab ia yang memelihara kamu” – 1Ptr 5:7

Karya ini kupersembahkan kepada: Tuhan Yang Maha Penyayang Kedua Orangtua dan Adikku Teman-teman seperjuangan, dan Almamaterku


(8)

(9)

(10)

vii PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Penyayang atas bimbingan dan penyertaan-Nya yang tidak berkesudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Selama proses penyusunan skripsi ini penulis banyak memperoleh bantuan dan dorongan semangat dari berbagai pihak. Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak atas bantuan yang telah diberikan, baik waktu maupun tenaga hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus, atas berkat-Nya yang luar biasa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

2. Bapak dan Ibu yang senantiasa mencurahkan kasih sayang dan dorongan semangat terutama selama proses studi dan penyusunan skripsi ini

3. Dekan Farmasi Universitas Sanata Dharma yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian

4. dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK. selaku dosen pembimbing utama yang telah meluangkan waktunya untuk membimbng, memberikan dorongan serta saran demi terselesaikannya skripsi ini

5. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt. selaku dosen pembimbing pendamping yang selalu memberikan bimbingan, dorongan serta saran demi terselesaikannya skripsi ini


(11)

viii

6. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. dan Ibu Dita Maria Virginia, S.Farm, M.Sc., Apt. sebagai dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun

7. Pemerintah Kabupaten Sleman, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Camat Kecamatan Cangkringan, Kepala Desa dan Padukuhan setempat yang telah memberikan izin sehingga dapat dilakukannya penelitian ini

8. Segenap Masyarakat Desa Kepuharjo yang bersedia menjadi responden penelitian ini

9. Rekan-rekan satu payung penelitian: Angel, Dhea, Monica, Vena, Mita, Kristi, Novena, Siti, Fani, Lisa, Atik, dan Nuri untuk kebersamaan dan semangatnya selama proses penyusunan skripsi

10. Sahabat-sahabat terkasih atas doa, dukungan, dan dorongan semangat yang selalu diberikan

11. Segenap pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang mendukung jalannya proses penyusunan skripsi ini hingga akhir

Penulis menyadari bahwa pada proses penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Yogyakarta, 13 Januari 2016 Penulis


(12)

ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

PRAKATA ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

INTISARI ... xviii

ABSTRACT ... xix

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang ... 1

1. Rumusan masalah ... 4

2. Keaslian penelitian ... 4


(13)

x

B. Tujuan Penelitian ... 8

1. Tujuan umum ... 8

2. Tujuan khusus ... 8

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Aktivitas Fisik ... 9

B. Obesitas Sentral ... 12

C. Lingkar Pinggang ... 14

D. Landasan Teori ... 15

E. Hipotesis ... 16

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 17

B. Variabel Penelitian ... 17

1. Variabel bebas ... 17

2. Variabel tergantung ... 17

3. Variabel pengacau ... 17

C. Definisi Operasional ... 18

D. Bahan Penelitian ... 18

E. Instrumen Penelitian ... 19

F. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 20


(14)

xi

1. Observasi awal ... 21

2. Permohonan ijin dan kerjasama ... 21

3. Pembuatan informed consent dan leaflet ... 21

4. Pencarian responden ... 22

5. Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian ... 23

6. Pengolahan data ... 24

H. Analisis Data Penelitian ... 24

K. Keterbatasan Penelitian ... 25

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Karakteristik Responden Penelitian ... 26

1. Gambaran usia masyarakat di Desa Kepuharjo, Cangkringan .... 27

2. Distribusi frekuensi aktivitas fisik masyarakat di Desa Kepuharjo, Cangkringan ... 29

3. Distribusi frekuensi obesitas umum masyarakat di Desa Kepuharjo, Cangkringan ... 31

4. Distribusi frekuensi obesitas sentral masyarakat di Desa Kepuharjo, Cangkringan ... 32

5. Proporsi obesitas ... 35

B. Hubungan antara Aktivitas Fisik terhadap Obesitas ... 36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 39


(15)

xii

B. Saran ... 39

DAFTAR PUSTAKA ... 40

LAMPIRAN ... 44


(16)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel I. Cara Menghitung Skor untuk Mengkategorikan Aktivitas Fisik dengan Metode Baecke) ... 10 Tabel II. Ukuran Lingkar Pinggang untuk Orang Asia ... 14 Tabel III. Definisi Oprasional Penelitian di Desa Kepuharjo, Cangkringan .. 18 Tabel IV. Distribusi Frekuensi Usia, Aktivitas Fisik, Obesitas Umum, dan

Obesitas Sentral Masyarakat Desa Kepuharjo, Cangkringan ... 27 Tabel V. Proporsi Obesitas Umum dan Obesitas Sentral Keseluruhan Masyarakat

Desa Kepuharjo, Cangkringan ... 35 Tabel VI. Hubungan Aktivitas Fisik terhadap Obesitas Sentral ... 36


(17)

xiv

DAFTAR GAMBAR


(18)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian (BAPEDA) ... 46

Lampiran 2. Surat Izin Penelitian (Kecamatan Cangkringan) ... 47

Lampiran 3. Ethical Clearance ... 48

Lampiran 4. Form Pengukuran Antropometri ... 49

Lampiran 5. Leaflet ... 50

Lampiran 6. Informed Consent ... 51

Lampiran 7. Validasi Timbangan Berat Badan (Halaman 1) ... 52

Lampiran 8. Validasi Timbangan Berat Badan (Halaman 2) ... 53

Lampiran 9. Validasi Timbangan Tinggi Badan (Halaman 1) ... 54

Lampiran 10. Validasi Timbangan Tinggi Badan (Halaman 2) ... 55

Lampiran 11. Validasi Pita Pengukur Lingkar Pinggang (Halaman 1) ... 56

Lampiran 12. Validasi Pita Pengukur Lingkar Pinggang (Halaman 2) ... 57

Lampiran 13. Pedoman Wawancara Berdasarkan Metode Baecke (Sebelum Dilakukan Uji Pemahaman Bahasa) ... 58

Lampiran 14. Pedoman Wawancara Berdasarkan Metode Baecke (Setelah Dilakukan Uji Pemahaman Bahasa) ... 61

Lampiran 15. Panduan Wawancara Metode Beacke ... 64

Lampiran 16. Pengujian Reliabilitas Pita Pengukur ... 70

Lampiran 17. Pengujian Reliabilitas Timbangan Berat Badan dan Alat Ukur Tinggi Badan ... 70

Lampiran 18. Deskriptif dan Uji Normalitas Usia Responden ... 71

Lampiran 19. Deskriptif dan Uji Normalitas Aktivitas Fisik Responden ... 72

Lampiran 20. Deskriptif dan Uji Normalitas Lingkar Pinggang Responden ... 73


(19)

xvi

Lampiran 21. Deskriptif dan Uji Normalitas Indeks Massa Tubuh

Responden ... 74

Lampiran 22. Distribusi Usia ... 75

Lampiran 23. Distribusi Aktivitas Fisik ... 76

Lampiran 24. Distribusi Obesitas Umum ... 77

Lampiran 25. Distribusi Obesitas Sentral ... 78

Lampiran 26. Proporsi Obesitas Umum dan Obesitas Sentral ... 79

Lampiran 27. Uji Chi-Square Aktivitas Fisik ... 80


(20)

xvii INTISARI

Aktivitas fisik merupakan istilah umum untuk segala pergerakan tubuh karena aktivtas otot yang akan meningkatkan penggunaan energi. Aktivitas fisik danjurkan dalam program intervensi untuk pencegahan dan mengatasi obesitas pada orang dewasa. Obesitas sentral adalah penimbunan lemak dalam tubuh yang berlebihan di daerah abdomen. Pengukuran lingkar pinggang digunakan untuk mendeteksi adanya obesitas sentral. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik terhadap obesitas sentral pada orang dewasa sehat di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Subjek penelitian adalah pria dan wanita usia 40-60 tahun berjumlah 100 responden dan dipilh dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data dianalisis dengan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dan uji statistic Chi-Square untuk mengetahui hubungan antara aktivtas fisik terhadap obesitas sentral. Hasil penelitian adalah aktivitas fisik mempunyai hubungan yang tidak bermakna terhadap obesitas sentral (p=0,115) dan pada responden dengan aktivitas fisik yang rendah mempunyai kemungkinan 2,143 kali untuk mengalami obesitas sentral dibandingkan responden dengan aktivitas fisik sedang dan berat.


(21)

xviii ABSTRACT

Physical activity is a generic term for all movement of the body due to muscle activity that will improve energy use. Physical activity is recommended in prevention and intervention programs to tackle obesity in adult. Central obesity is the accumulation of excess body fat in the abdominal area. Measurement of waist circumference is used to detect the presence of central obesity. This study aims to investigate the relationship between physical activity on central obesity in adult at

Desa Kepuharjo, Cangkringan, Yogyakarta. This type of research is observational

analytic with cross sectional design. The subjects were men and women aged 40-60 years amounted to 100 respondents and selected by using purposive sampling technique. Data were analyzed using the Kolmogorov-Smirnov normality test and

Chi-Square statistical test to determine relationship between physical activity to

central obesity. The research result is physical activity does not have a significant association with central obesity (p=0,115) and respondents with low physical activity have the possibility to 2,143 times had central obesity compared to respondents with moderate physical activity and weight.


(22)

1 BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang

Aktivitas fisik merupakan istilah umum untuk segala pergerakan tubuh karena aktivitas otot yang akan meningkatkan penggunaan energi. Terdapat tiga komponen dari aktivitas fisik yaitu aktivitas yang dilakukan selama bekerja atau berhubungan dengan pekerjaan, aktivitas yang dilakukan di rumah yang merupakan bagian dari aktivitas sehari-hari, dan aktivitas yang dilakukan pada saat waktu luang atau di luar pekerjaan serta aktivitas harian termasuk di dalamnya adalah latihan fisik dan olahraga (Anugrah, Hasbullah, dan Suarnianti, 2013). Menurut Riset Kesehatan Dasar Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2013) aktivitas fisik secara teratur bermanfaat untuk mengatur berat badan serta menguatkan sistem jantung dan pembuluh darah.

Semakin banyak aktivitas fisik yang dilakukan maka semakin banyak kalori yang terbakar. Meningkatkan aktivitas fisik ini tidak perlu dengan melakukan pekerjaan-pekerjaan berat. Lakukan olahraga yang teratur, mulai dari jalan kaki sampai olahraga khusus seperti aerobic atau fitness (Garwati dan Wijayanti, 2010). Orang yang aktif secara fisik umumnya dapat hidup lebih lama dan memiliki risiko yang lebih rendah terhadap penyakit jantung, stroke, diabetes tipe 2, depresi, berbagai jenis kanker, dan obesitas (Centers for Disease Control

and Prevention, 2014).

Obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan atau abnormal pada jaringan adiposa yang dapat menyebabkan berbagai penyakit berbahaya pada


(23)

tubuh (World Health Organization, 2015). Obesitas telah muncul sebagai epidemi di seluruh dunia dan telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius di banyak negara maju dan di negara berkembang yang mengalami transisi ekonomi yang cepat. Indeks Massa Tubuh (IMT) telah banyak digunakan untuk mendefinisikan kelebihan berat badan dan obesitas pada populasi dan peningkatan indeks massa tubuh terkait dengan peningkatan risiko penyakit kronis (Xie, Ping Chou, Metz, Reynolds, Clark, Palmer, et al., 2007). Obesitas sentral menggambarkan penimbunan lemak intraabdomen yang terdiri dari jaringan lemak viseral atau intraperitoneal dan massa lemak retoperitoneal (Sudoyo, 2009). Komposisi tubuh dapat ditentukan berdasarkan ukuran lingkar pinggang (Tiala, Tanudjaja, dan Kalangi, 2013). Lingkar pinggang merupakan indikator untuk menilai lemak intraabdomen atau ukuran obesitas sentral.

Data WHO (2008) memperkirakan di dunia lebih dari 1,4 miliar orang dewasa yang berusia 20 tahun ke atas mengalami kelebihan berat badan. Jumlah tersebut lebih dari 200 juta pria dan hampir 300 juta wanita mengalami obesitas. Riset Kesehatan Dasar Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2013) memperoleh prevalensi penduduk pria dewasa (>18 tahun) obesitas pada tahun 2013 sebanyak 19,7 persen, lebih tinggi dari tahun 2007 (13,9%) dan tahun 2010 (7,8%). Prevalensi obesitas wanita dewasa (>18 tahun) 32,9 persen, naik 18,1 persen dari tahun 2007 (13,9%) dan 17,5 persen dari tahun 2010 (15,5%). Prevalensi obesitas sentral di Indonesia sebesar 7,2% pada pria dan 46,3% pada wanita (Farida, 2010). Ada 2,8 juta orang dewasa meninggal setiap tahun sebagai akibat dari kelebihan berat badan atau obesitas (WHO, 2013).


(24)

Riset Kesehatan Dasar Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2013), menyatakan secara nasional masalah kegemukan pada anak usia 5-12 tahun masih tinggi yaitu 18,8 persen, terdiri dari kategori gemuk sebanyak 10,8 persen dan kategori sangat gemuk (obesitas) sebanyak 8,8 persen. Prevalensi kegemukan pada remaja usia 13-15 tahun sebesar 10,8 persen, terdiri dari 8,3 persen kategori gemuk dan 2,5 persen kategori sangat gemuk (obesitas). Kelebihan berat badan (overweight) sering kali diidentikkan dengan kegemukan. Kelebihan berat badan dapat menjadi masalah yang cukup serius ketika menimbulkan berbagai penyakit, misalnya diabetes melitus, tekanan darah tinggi, kolesterol yang tinggi, stroke, penyakit jantung koroner, dan gangguan ginjal (Cahyono, 2008).

Prevalensi obesitas di wilayah pedesaan di Indonesia didapatkan sebesar 9,54 persen, dengan kata lain kejadian obesitas tidak hanya menjadi masalah kesehatan di wilayah perkotaan saja, namun kecenderungan peningkatan kasus obesitas di pedesaan juga perlu menjadi bahan masukan dalam membuat kebijakan dan perencanaan program gizi dan kesehatan. Program pencegahan obesitas tidak hanya menjadi prioritas program di perkotaan saja, namun juga di pedesaan (Sudikno, Herdayati, dan Besral, 2010). Masyarakat di daerah pedesaan secara umum tidak memiliki akses pemeriksaan kesehatan yang memadai baik karena kurangnya tenaga ahli maupun faktor ekonomi termasuk di Indonesia (WHO, 2008). Penelitian ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik terhadap obesitas sentral pada masyarakat dewasa sehat di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui adanya pengaruh aktivitas fisik sehari-hari yang dilakukan


(25)

masyarakat melalui panduan wawancara aktivitas fisik terhadap obesitas sentral yang diukur melalui lingkar pinggang untuk mengidentifikasi terjadinya obesitas sentral.

1. Rumusan masalah

a. Bagaimana distribusi frekuensi usia, aktivitas fisik, obesitas umum, dan obesitas sentral masyarakat Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta?

b. Apakah ada hubungan antara aktivitas fisik terhadap obesitas sentral pada orang dewasa sehat di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta?

2. Keaslian penelitian

Penelitian sejenis yang pernah dilakukan:

a. “Hubungan antara Aktivitas Fisik dengan Obesitas pada Wanita Usia

Subur Peserta Jamkesmas di Puskesmas Wawonasa Kecamatan Singkil Manado” (Novitasary, Mayulu, dan Kawengian, 2013). Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan

cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita

usia subur peserta Jamkesmas. Aktivitas fisik sebagai variabel bebasnya. Hasil penelitian berdasarkan uji statistik dengan menggunakan Chi-Square diperoleh nilai p sebesar 0,55 yakni lebih besar dibandingkan dengan α 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas pada wanita


(26)

usia subur peserta Jamkesmas di Puskesmas Wawonasa Kecamatan Singkil Manado.

b. “Socio-Demographic and Dietary Factors Associated with Excess Body Weight and Abdominal Obesity among Resettled Bhutanese

Refugee Women in Northeast Ohio, United States” (Bhatta,Assad, and

Shakya, 2014). Penelitian obesitas dan kondisi yang terkait dengan kesehatan di kalangan Bhutan. Sampel yang digunakan yaitu wanita Bhutan dengan usia 18-65 tahun. Penelitian ini meneliti faktor-faktor terkait dengan kelebihan berat badan (indeks massa tubuh ≥23 kg/m2) dan obesitas sentral (lingkar pinggang >80 cm). Membuat kuisioner dengan bahasa Nepali yang digunakan untuk mengukur faktor-faktor sosiodemografi dan pola makannya. Dalam menentukan obesitas dilakukan pengukuran berat badan, tinggi badan, dan lingkar pinggang. Rata-rata (±standar deviasi) usia responden 36,5 (±12,2) sebanyak 108 orang. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh bahwa 64,8%-69,4% wanita memiliki kelebihan berat badan dan obesitas sentral (perut). c. “Aktivitas Fisik, Stres, dan Obesitas pada Pegawai Negeri Sipil”

(Widiantini dan Tafal, 2014). Penelitian ini bertujuan mengetahui prevalensi obesitas pada Pegawai Negeri Sipil (PNS) Sekretariat Jendral Kementerian Kesehatan RI, pengaruh aktivitas fisik dan stres terhadap obesitas. Penelitian dilakukan secara potong lintang dan acak, aktivitas fisik dan stres sebagai variabel bebas. Obesitas diukur dengan hasil IMT yang dinyatakan obesitas jika IMT ≥25 kg/m2. Setelah


(27)

dikontrol melalui konsumsi makanan dan usia didapatkan hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dan stres terhadap obesitas. Kelompok yang melakukan aktivitas fisik sedang atau berat berisiko 0,4 atau 0,6 kali lebih rendah untuk mengalami obesitas.

d. “Prevalence of Daily Physical Activity and Obesity Among Students Grade 5th and 6th” (Hosseinzadeh, Niknami, and Hidarnia, 2014). Merupakan penelitian deskriptif cross-sectional yang digunakan untuk menentukan distribusi aktivitas fisik sehari-hari menurut jenis kelamin dan indeks massa tubuh relatif pada anak-anak kelebihan berat badan dan obesitas. Hasil penelitian yang diperoleh adanya perbedaan yang signifikan antara prevalensi obesitas dan kelebihan berat badan antar jenis kelamin (p=0,000).

e. “Hubungan antara Aktivitas Fisik dengan Lingkar Pinggang pada Siswa Obes Sentral” (Tiala, Tanudjaja, dan Kalangi, 2013). Obesitas disebabkan karena masukan energi melebihi penggunaannya. Aktivitas fisik ialah salah satu penggunaan energi. Cara yang sering digunakan untuk menentukan obesitas yaitu dengan mengukur lingkar pinggang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dengan lingkar pinggang pada siswa obes sentral. Metode penelitian observasional dengan desain cross sectional dilaksanakan pada Bulan November sampai Desember 2012 di SMA Katolik Santo Ignatius Malalayang Manado. Lingkar pinggang diukur dengan pita ukur OneMed. Analisis menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil dari


(28)

penelitian yang diperoleh sebanyak 61 responden mempunyai lingkar pinggang dengan obes sentral. Pada 10 responden laki-laki, lingkar pinggang paling kecil yaitu 90,2 cm dan yang paling besar 110,5 cm. Pada 51 responden perempuan, lingkar pinggang paling kecil 80,3 cm dan paling besar 99,0 cm. Hasil dari penelitian ini yaitu tidak terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan lingkar pinggang (p=0,077).

Penelitian sejenis yang pernah dilakukan dalam uraian di atas mempunyai persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu aktivitas fisik sebagai variabel bebasnya dan obesitas sentral sebagai variabel tergantungnya, sedangkan perbedaan dengan penelitian ini yaitu karakteristik responden, jumlah responden, waktu dan tempat penelitian. Penelitian ini dilakukan pada populasi orang dewasa sehat usia 40-60 tahun di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta.

3. Manfaat

a. Manfaat teoritis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pengaruh aktivitas fisik terhadap obesitas sentral pada orang dewasa sehat di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta.

b. Manfaat praktis. Distribusi frekuensi usia, aktivitas fisik, obesitas umum, dan obesitas sentral menjadi bagian untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik terhadap terjadinya obesitas sentral.


(29)

B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum

Mengetahui distribusi frekuensi usia, aktivitas fisik, obesitas umum, dan obesitas sentral masyarakat Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta.

2. Tujuan khusus

Mengetahui distribusi frekuensi usia, aktivitas fisik, obesitas umum, dan obesitas sentral untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik terhadap obesitas sentral pada orang dewasa sehat di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta.


(30)

9 BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA A. Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang meningkatkan pengeluaran tenaga dan energi (pembakaran kalori). Aktivitas fisik secara teratur telah lama dianggap sebagai komponen penting dari gaya hidup sehat (Russell, 2005). Terdapat tiga komponen dari aktivitas fisik yaitu aktivitas yang dilakukan selama bekerja atau berhubungan dengan pekerjaan, aktivitas yang dilakukan di rumah yang merupakan bagian dari aktivitas sehari-hari, dan aktivitas yang dilakukan pada saat waktu luang atau di luar pekerjaan serta aktivitas harian termasuk di dalamnya adalah latihan fisik dan olahraga (Anugrah, 2013).

Aktivitas fisik dapat digolongkan menjadi tiga tingkatan yaitu kegiatan ringan, sedang, dan berat. Kegiatan ringan yaitu hanya memerlukan sedikit tenaga dan biasanya tidak menyebabkan perubahan dalam pernapasan atau ketahanan, contoh: berjalan kaki, menyapu lantai, mencuci baju/piring, mencuci kendaraan, berdandan, duduk, dan menonton televisi. Kegiatan sedang yaitu membutuhkan tenaga intens atau terus menerus dan gerakan otot dengan kelenturan, contoh: berlari kecil, tenis meja, berenang, bersepeda, dan jalan cepat. Kegiatan berat yaitu biasanya berhubungan dengan olahraga, membutuhkan kekuatan dan berkeringat, contoh: berlari, bermain sepak bola, aerobik, bela diri (misal karate, taekwondo, pencak silat) (Nurmalina, 2011).

Aktivitas fisik merupakan komponen penting dari intervensi untuk mencegah kenaikan berat badan. Aktivitas fisik juga penting untuk menjaga berat


(31)

badan tetap normal. Aktivitas fisik dapat memberikan dampak positif yang berhubungan dengan kesehatan lainnya. Oleh karena itu, aktivitas fisik dianjurkan dalam program intervensi untuk pencegahan dan mengatasi kelebihan berat badan juga obesitas pada orang dewasa (Jakicic and Roger, 2013).

Beberapa penelitian menyatakan adanya hubungan antara gaya hidup yang kurang bergerak (seperti menonton televisi) dengan obesitas, dimana yang lainnya menyatakan bahwa jumlah total aktivitas fisik atau durasi dan beratnya aktivitas fisik yang dilakukan merupakan faktor terjadinya obesitas (Anugrah, 2013). Selama aktivitas fisik, otot membutuhkan energi di luar metabolisme untuk bergerak. Banyaknya energi yang dibutuhkan bergantung pada seberapa banyak otot yang bergerak, berapa lama dan seberapa berat pekerjaan yang dilakukan. Seseorang yang gemuk menggunakan lebih banyak energi untuk melakukan suatu pekerjaan daripada orang yang kurus, karena orang gemuk membutuhkan usaha lebih besar untuk menggerakkan badan (Almatsier, 2004).

Tabel I. Cara Menghitung Skor untuk Mengkategorikan Aktivitas Fisik dengan Metode Baecke (cit., Anggraeni, 2008)

No Aktivitas

Fisik Skala Tingkat Rumus

1. Indeks Kerja (IK) Tidak pernah Jarang Kadang Sering Sangat sering

1.Ringan yaitu supir, guru, pensiunan, pedagang menetap, IRT (Ibu Rumah Tangga)

2.Sedang yaitu buruh pabrik 3.Berat yaitu buruh

bangunan, petani, pedagang keliling, olahragawan

Ket: Lihat kuesioner terlampir (halaman 60)

IK= ((6 - poin No.2) + jumlah poin dari 6 pertanyaan lainnya)/7


(32)

2. Indeks Olahraga (IO) Tidak pernah Jarang Kadang Sering Sangat sering

1.Ringan yaitu golf, memancing,

peregangan tubuh 2.Sedang yaitu bulu

tangkis, bersepeda, tenis,senam,

jogging, renang, voli

3.Berat yaitu basket, sepak bola

Intensitas: 1.Ringan: 0,76 2.Sedang: 1,26 3.Berat : 1,76 Waktu:

< 1 jam/minggu: 0,5 1-2 jam/minggu: 1,5 2-3 jam/minggu: 2,5 3-4 jam/minggu: 3,5 < 4 jam/minggu: 4,5 Proporsi:

<1 bulan/tahun: 0,04 1-2bulan/tahun: 0,17 2-3bulan/tahun: 0,42 3-4bulan/tahun:0,67 <4bulan/tahun: 0,93 Responden yang tidak melakukan olahraga diberi nilai 0.

IS= poin No. 9 x poin No. 10 x poin No. 11

3. Indeks Waktu Luang (IWL) Tidak pernah Jarang Kadang Sering Sangat sering

1= < 5 menit 2= 5-15 menit 3= 16-30 menit 4= 31-45 menit 5= > 45 menit

IWL= ((poin No. 12) + jumlah poin 3 pertanyaan lainnya) /4 Aktivitas fisik= IK+ IO + IWL

Aktivitas fisik dikategorikan menjadi aktivitas fisik ringan, sedang, dan berat. Aktivitas fisik ringan bila skor <5,6, aktivitas sedang bila skor 5,6–7,9, dan aktivitas fisik berat bila skor >7,9 sesuai metode Baecke (Widiantini dan Tafal, 2014).


(33)

B. Obesitas Sentral

Kelebihan berat badan dan obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak abnormal atau berlebihan yang menimbulkan risiko bagi kesehatan. Kelebihan berat badan dan obesitas merupakan faktor risiko utama untuk sejumlah penyakit kronis, termasuk diabetes, penyakit jantung dan kanker. Setelah dianggap bahwa obesitas hanya terjadi di negara-negara berpenghasilan tinggi, kelebihan berat badan dan obesitas sekarang meningkat di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah (WHO, 2015).

Terdapat dua tipe obesitas yaitu obesitas sentral dan perifer. Pada obesitas sentral terjadi penimbunan lemak dalam tubuh melebihi nilai normal di daerah abdomen, sedangkan obesitas perifer adalah penimbunan lemak di daerah

gluteofemoral. Kelebihan lemak disimpan dalam bentuk trigliserid di jaringan

lemak, selain itu gaya hidup modern, tingginya asupan kalori, rendahnya aktivitas fisik juga merupakan akibat dari meningkatnya obesitas sentral. Obesitas sentral dapat diketahui melalui indikator rasio lingkar pinggang dan panggul (Djausal, 2015). Obesitas sentral adalah timbunan lemak di rongga perut yang meliputi dinding luar usus dan bukan berupa timbunan lemak di bawah kulit perut. Lemak rongga perut ini selain jumlahnya paling tebal, juga terjadi paling awal dalam proses kegemukan. Obesitas meningkat di seluruh dunia sejalan dengan kebiasaan makan berlebihan tanpa diimbangi dengan pengeluaran kalori/tenaga fisik yang setara. Akibatnya, kelebihan kalori itu disimpan sebagai timbunan lemak, khususnya lemak sentral (perut). Hal ini sering terjadi pada masyarakat modern yang cenderung sangat kurang melakukan kegiatan fisik (Cahyono, 2008).


(34)

Kelebihan berat badan dan obesitas merupakan risiko terbesar kelima untuk kematian global. Ada 2,8 juta orang dewasa meninggal setiap tahun sebagai akibat dari kelebihan berat badan atau obesitas. Kegemukan dan obesitas terkait dengan faktor penyebab kematian terbesar yang terjadi diseluruh dunia (WHO,2013). Obesitas memiliki dampak negatif terhadap berbagai masalah kesehatan yang dialami wanita. Kelebihan berat badan atau obesitas dapat meningkatkan risiko terkena penyakit diabetes pada wanita, sehingga obesitas menjadi masalah umum di masyarakat dan juga memiliki dampak yang besar pada berbagai masalah kesehatan wanita. Saran ataupun nasihat diperlukan untuk masalah tersebut yaitu pentingnya mengendalikan berat badan dengan cara menjaga pola makan sehari-hari (Kulie, Slattengren, Redmer, Counts, Eglash, and Schrager, 2011).

Obesitas yang menjadi epidemi di beberapa negara maju dan negara-negara berkembang sebenarnya dapat dianggap sebagai akibat kemajuan di bidang ekonomi, sosial, dan teknologi dalam beberapa dekade terakhir. Bahan makanan tersedia berlimpah dengan harga yang relatif murah. Makanan dengan kandungan kalori yang tinggi tersedia di banyak gerai-gerai makanan cepat saji di kota-kota besar. Teknologi yang memberikan kemudahan dan penggunaan alat-alat elektronik telah menjadi gaya hidup sehari-hari yang mengakibatkan kurangnya aktivitas fisik. Namun selain faktor perilaku dan lingkungan tersebut, faktor genetik juga ikut berperan pada timbulnya obesitas. Obesitas, khususnya obesitas sentral (abdominal), berasosiasi dengan sejumlah gangguan metabolisme (Mustamin, 2010).


(35)

C. Lingkar Pinggang

Pengukuran lingkar pinggang dapat digunakan untuk menghitung atau memprediksi seberapa besar timbunan lemak pada abdomen. Timbunan lemak pada daerah abdomen merupakan salah satu penanda terjadinya obesitas sentral. Cara pengukuran lingkar pinggang yang tepat dapat dilakukan pada titik tengah antara tulang rusuk terakhir dangan iliac crest. Pita pengukur harus menempel pada kulit, namun tidak sampai menekan.

Menurut International Diabetes Federation (2006), pada orang Asia mempunyai perbedaan ukuran lingkar pinggang pada pria dan wanita sebagai kategori obesitas sentral. Kriteria lingkar pinggang tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel II. Ukuran Lingkar Pinggang untuk Orang Asia (International Diabetes Federation, 2006)

Jenis Kelamin Lingkar Pinggang Kategori

Pria ≥90 cm Obesitas sentral

Wanita ≥80 cm Obesitas sentral

Penelitian Klein (2007) menyatakan bahwa lingkar pinggang merupakan metode yang menunjukkan korelasi paling baik dengan risiko penyakit dan mencerminkan adanya perubahan pada jaringan adiposa abdominal. Penelitian Sudoyo (2009) menyatakan bahwa obesitas yang digambarkan dengan indeks massa tubuh tidak begitu sensitif dalam menggambarkan gangguan metabolik yang terjadi, obesitas sentral yang digambarkan oleh lingkar pinggang lebih sensitif dalam memprediksi gangguan metabolik.


(36)

D. Landasan Teori

Aktivitas fisik merupakan istilah umum untuk segala pergerakan tubuh karena aktivitas otot yang akan meningkatkan penggunaan energi. Obesitas merupakan kondisi ketidaknormalan atau kelebihan akumulasi lemak dalam jaringan adiposa, karena bertambahnya ukuran dan jumlah sel jaringan adiposa yang dapat menyebabkan gangguan metabolisme. Pada obesitas sentral terjadi penimbunan lemak dalam tubuh melebihi nilai normal di daerah abdomen. Beberapa penelitian mengatakan adanya hubungan antara gaya hidup yang kurang bergerak (seperti menonton televisi) dengan obesitas, dimana yang lainnya mengatakan bahwa jumlah total aktivitas fisik atau durasi dan beratnya aktivitas fisik yang dilakukan merupakan faktor terjadinya obesitas (Anugrah, 2013).

Aktivitas fisik diketahui berperan penting untuk mencegah obesitas dan memegang peranan terhadap distribusi lemak tubuh melalui penggunaan lemak dari daerah perut (Tiala dkk., 2013). Pengukuran lingkar pinggang dapat digunakan untuk menghitung atau memprediksi seberapa besar timbunan lemak pada abdomen. Timbunan lemak pada daerah abdomen merupakan salah satu penanda terjadinya obesitas sentral.

Penelitian oleh Tiala dkk. (2013), Novitasary dkk. (2013), dan Mustamin (2010) memperoleh hasil penelitian yaitu tidak ada hubungan antara aktivitas fisik terhadap obesitas sentral. Penelitian oleh Harikedua dan Tando (2012), Trisna dan Hamid (2009), Veghari et al. (2010), dan Griz et al. (2010) memperoleh hasil penelitian yaitu adanya hubungan antara aktivitas fisik terhadap obesitas sentral, sehingga peneliti melakukan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara


(37)

aktivitas fisik terhadap obesitas sentral pada orang dewasa sehat di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta sebagai pengembangan dari penelitian terdahulu tentang aktivitas fisik dan obesitas sentral.

E. Hipotesis

Adanya hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik terhadap obesitas sentral pada orang dewasa sehat di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta


(38)

17 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Rancangan penelitian cross sectional adalah rancangan penelitian yang mempelajari mengenai adanya hubungan antara faktor risiko dan faktor efek. Faktor risiko adalah fenomena yang mengakibatkan terjadinya efek, sedangkan faktor efek adalah akibat dari faktor risiko. Pada rancangan penelitan cross sectional, pengambilan sampel atau data hanya dilakukan sekali pada satu waktu tertentu. Artinya subjek penelitian hanya diteliti satu kali saja tanpa adanya tindak lanjut atau pengulangan pengukuran (Notoatmodjo, 2010).

B. Variabel Penelitian 1. Variabel bebas

Aktivitas fisik 2. Variabel tergantung

Obesitas sentral (kategori obesitas sentral jika lingkar pinggang ≥90 cm pada pria dan ≥80 cm pada wanita)

3. Variabel pengacau

a. Variabel pengacau terkendali: usia (40-60 tahun)


(39)

C. Definisi Oprasional Tabel III. Definisi Oprasional Penelitian di Desa Kepuharjo

Variabel Definisi Oprasional Cara Pengukuran Skala Penilaian Usia Responden penelitian adalah

penduduk dewasa berusia 40-60 tahun di Desa Kepuharjo yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi penelitian.

Nominal 1 = 40-50 tahun 2 = 51-60 tahun

Jenis Kelamin

Responden penelitian ini adalah penduduk dewasa pria dan wanita

Nominal 1 = pria 2 = wanita Aktivitas

Fisik

Aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang meningkatkan pengeluaran tenaga dan energi. Melakukan aktivitas fisik yang dibagi dalam indeks kerja, olahraga, dan waktu luang (Anggraeni, 2008).

Ordinal 1 = Aktivitas fisik ringan (skor <5,6)

2 = Aktivitas fisik sedang (skor 5,6-7,9)

3 = Aktivitas fisik berat (skor >7,9)

Indeks Massa Tubuh (IMT)

IMT ≥ 25 kg/m2 merupakan kategori obesitas. IMT dihitung dengan menggunakan rumus:

(Widiantini, 2014).

Ordinal 1 = Obesitas

(IMT≥25kg/m2) 2 = Tidak Obesitas

(IMT<25kg/m2) Obesitas

Sentral

Obesitas sentral merupakan penimbunan lemak yang berlebihan pada daerah abdomen. Obesitas sentral dapat diukur dengan pengukuran lingkar pinggang (IDF, 2006).

Ordinal 1 = Obesitas bila LP

≥90 cm (pria) dan ≥ 80 cm (wanita)

2 = Tidak obesitas bila LP <90 cm (pria) dan <80 cm (wanita) D. Bahan Penelitian

Responden dalam penelitian adalah orang dewasa sehat di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi yaitu orang dewasa sehat, pria dan wanita berusia


(40)

40-60 tahun yang bersedia ikut bekerja sama dalam penelitian dan menandatangani informed consent. Kriteria eksklusi yaitu orang dewasa yang memiliki kecacatan fisik sehingga tidak dapat melakukan aktivitas.

Subjek penelitian dipilih menggunakan non probability sampling dengan teknik purposive sampling. Pengambilan sampel secara non probability sampling artinya setiap anggota populasi tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Pada purposive sampling, responden dipilih berdasarkan pertimbangan subjektif peneliti yaitu bahwa responden tersebut dapat memberikan informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian (Sastroasmoro dan Ismael, 2010).

Besar sampel ditentukan oleh rumus berikut:

n = besar sampel minimal N = besar populasi

Z = nilai sebaran normal baku (tingkat kepercayaan 95%=1,96) P = proporsi kejadian (50%=0,05)

d = besar penyimpangan 0,1

(Murti, 2010) E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah alat tulis, informed consent,


(41)

badan, pengukur tinggi badan, dan pita pengukur merk Butterfly® untuk mengukur lingkar pinggang responden. Pengukuran lingkar pinggang dapat dilakukan pada bagian atas pusar secara horizontal mengelilingi abdomen. Pita pengukur harus menempel pada kulit namun tidak sampai menekan. Hasil pengukuran dinyatakan dalam sentimeter (cm).

Panduan wawancara terstruktur oleh peneliti digunakan untuk melihat aktivitas fisik responden, dilakukan wawancara karena banyak responden yang memiliki kesulitan membaca dan menulis. Wawancara terstruktur adalah suatu percakapan langsung dengan tujuan-tujuan tertentu dengan menggunakan format tanya jawab yang terencana. Wawancara terstruktur dalam penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis dan setiap responden diberikan pertanyaan yang sama saat wawancara.

F. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta. Pengambilan data dilakukan selama 3 hari dengan perincian waktu sebagai berikut:

1. 30 Mei 2015 bertempat di Balai Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta pada pukul 08.00-12.00.

2. 18 Juni 2015 bertempat di Balai Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta pada pukul 14.00-17.00.

3. 20 Juni 2015 bertempat di Gedung Serba Guna Hunian Tetap (Huntap) Pagerjurang, Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta pada pukul 14.00-17.00.


(42)

G. Tata Cara Penelitian 1. Observasi awal

Pada observasi awal dilakukan pencarian informasi mengenai jumlah penduduk pria dan wanita di Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta yang berusia 40–60 tahun dan menentukan desa yang akan digunakan sebagai tempat pengambilan sampel sesuai yang dibutuhkan dalam penelitian.

2. Permohonan izin dan kerjasama

Permohonan izin ditujukan kepada Bapeda Kabupaten Sleman sebagai izin dilakukannya penelitian. Permohonan izin selanjutnya ditujukan kepada Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta untuk memperoleh Ethical Clearance. Permohonan izin dilakukan untuk memenuhi etika penelitian menggunakan sampel manusia dan hasil penelitian dapat dipublikasikan. Partisipasi subjek penelitian bersifat sukarela dengan terlebih dahulu menandatangani informed consent. Identitas subjek penelitian akan dijamin kerahasiaannya pada publikasi hasil penelitian. 3. Pembuatan informed consent dan leaflet

a. Informed consent. Informed consent digunakan sebagai bukti tertulis

mengenai persetujuan dan kesediaan responden untuk dapat mengikuti penelitian ini. Pembuatan informed consent ini sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Pada pengisian informed consent, responden yang bersedia ikut serta


(43)

dalam penelitian diminta untuk menuliskan nama, alamat rumah, usia, jenis kelamin, dan tanda tangan.

b. Leaflet. Pembuatan leaflet bertujuan untuk membantu responden dalam

memahami gambaran mengenai penelitian ini. Konten atau isi dari

leaflet ini antara lain tujuan penelitian, manfaat penelitian yang

diterima responden melalui pengukuran antropometri meliputi pengukuran lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang panggul, body fat

percentage, dan body mass index, serta pemeriksaan laboratorium yang

meliputi rasio lipid, dan HbA1c. 4. Pencarian responden

Waktu pencarian responden dilakukan setelah mendapat izin dari Bapeda Kabupaten Sleman dan selanjutnya mendapatkan izin dari kepala padukuhan Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta. Selain perizinan, pencarian responden dilakukan setelah penentuan padukuhan yang akan digunakan dalam penelitian. Padukuhan yang digunakan dalam penelitian adalah Padukuhan Kaliadem, Padukuhan Kepuh, Padukuhan Pagerjurang, Padukuhan Petung, dan Padukuhan Batur. Padukuhan yang dipilih mempunyai jumlah penduduk berusia 40-60 tahun lebih banyak dibandingkan padukuhan lainnya.

Terdapat cukup banyak jumlah penduduk yang memenuhi kriteria penelitian yaitu berusia 40-60 tahun akan tetapi hanya 100 responden yang resmi menjadi responden penelitian. Hal ini dikarenakan terdapat calon responden yang tidak bersedia ikut dalam penelitian karena alasan tertentu. Calon responden yang bersedia untuk mengikuti penelitian ini kemudian mengisi informed consent


(44)

sebagai bukti kesediaannya untuk ikut serta dalam penelitian. Responden yang sudah mengisi informed consent kemudan diberi informasi mengenai tempat dan waktu pelaksanaan penelitian.

Gambar 1. Skema Pencarian Responden 5. Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2011), suatu alat kesehatan dianggap baik bila memenuhi nilai CV (Coefficient of Variation) ≤5% dengan melakukan pengukuran instrumen sebanyak 5 kali. Instrumen kesehatan yang divalidasi pada peneltian ini adalah timbangan berat badan, pengukur tinggi badan, dan pita pengukur merk Butterfly®. Pengukuran validitas dilakukan pada dua alat ukur yang berbeda. Validitas adalah ukuran yang menunjukkan kesahihan

Jumlah penduduk Desa Kepuharjo yaitu 3551 orang

Padukuhan yang dipilih yaitu Kaliadem , Kepuh, Pagerjurang, Petung, dan

Batur

Diperoleh besar sampel minimal 94 orang

100 responden dipilih sesuai kriteria inklusi dan eksklusi

50 reponden wanita 50 reponden


(45)

suatu alat pengukuran atau suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2010).

Suatu alat kesehatan dapat dikatakan baik apabila memenuhi nilai koefisien variansi sebesar ≤5% dengan melakukan pengukuran reliabilitas sebanyak 5 kali. Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan (Notoatmodjo, 2010). Panduan wawancara yang digunakan dalam penelitian diberikan kepada dua pakar sebagai uji pemahaman bahasa dan melakukan uji coba pemahaman bahasa kepada 30 penduduk dewasa Padukuhan Manggong, Kecamatan Cangkringan yang tidak menjadi target responden penelitian.

6. Pengolahan data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan komputer. Data yang diperoleh kemudian dikelompokkan sesuai kategori yang dibutuhkan dan selanjutnya data dianalisis secara statistik menggunakan SPSS 16.

H. Analisis Data Penelitian

Data yang diperoleh diolah secara statistik dengan komputer. Data aktivitas fisik dikategorikan menjadi aktivitas fisik ringan bila skor <5,6, aktivitas sedang bila skor 5,6–7,9, dan aktivitas fisik berat bila skor >7,9 sesuai metode

Baecke (Widiantini dan Tafal, 2014).

Data diolah dengan cara univariat dan bivariat. Analisis univariat digunakan untuk mendiskripsikan distribusi frekuensi jenis kelamin, usia, dan jumlah subjek berdasarkan tingkat aktivitas fisik, obesitas umum, dan obesitas


(46)

sentral. Dilakukan uji normalitas data untuk melihat distribusi normal data. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirov karena sampel >50 responden. Suatu data dikatakan normal bila nilai signifikansi >0,05. Data dapat diasumsikan terdistribusi normal dengan banyaknya sampel diatas 30 jika hasil dari uji normalitas menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi normal (Harinaldi, 2005). Analisis bivariat dilakukan untuk menganalisa hubungan variabel bebas dengan variabel tergantung menggunakan uji statistik Chi-Square.

Uji signifikansi antara data yang diobservasi dengan data yang diharapkan dilakukan dalam batas kepercayaan (α=0,05) yang artinya apabila diperoleh nilai p <0,05 berarti ada hubungan yang bermakna antara variabel bebas dengan variabel tergantung, dan bila nilai p >0,05 berarti ada hubungan yang tidak bermakna (Dahlan, 2013). Mengetahui besarnya kekuatan hubungan pada penelitian digunakan ukuran Odds Ratio (OR).

I. Keterbatasan Penelitian

Kesulitan dalam penelitian ini adalah pengambilan data yang dilakukan pada pagi dan siang hari, hal ini menyebabkan pada saat dilakukan wawancara terkait aktivitas fisik sehari-hari, responden tidak nyaman karena terburu-buru untuk bekerja sehingga untuk perolehan data dari hasil wawancara bisa saja bukan keadaan sebenarnya.


(47)

26 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAAN

A. Profil Karakteristik Responden Penelitian

Penelitian ini melibatkan masyarakat dewasa sehat pria dan wanita di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta dengan rentang usia 40-60 tahun. Penelitian dilakukan di 5 padukuhan yaitu Padukuhan Kaliadem, Padukuhan Kepuh, Padukuhan Pagerjurang, Padukuhan Petung, Padukuhan Batur, yang mewakili Desa Kepuharjo karena tempat tinggal warga tidak jauh dari tempat pengambilan data. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan non

probability sampling, sehingga diperoleh responden penelitian sebanyak 100

orang.

Penelitian sebelumnya pernah dilakukan oleh Mustamin (2010) dengan menggunakan jumlah subjek pada penelitian berjumlah 36 orang. Penelitian Mustamin (2010) mendistribusikan subjek berdasarkan karakteristiknya masing-masing yaitu aspek umur, berat badan, tinggi badan, lingkar pinggang dan tingkat obesitas. Profil karakteristik 100 responden kemudian dianalisis secara statistik yaitu meliputi jenis kelamin, usia, aktivitas fisik, indeks massa tubuh, dan lingkar pinggang. Dilakukan uji Chi-Square untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik terhadap obesitas sentral. Analisis statistik perlu dilakukan untuk mengetahui karakteristik data yang diperoleh.


(48)

Tabel IV. Distribusi Frekuensi Usia, Aktivitas Fisik, Obesitas Umum, dan Obesitas Sentral Masyarakat Desa Kepuharjo, Cangkringan Variabel Pria (n=50)

n (%) Wanita (n=50) n (%) Total (n=100) n (%) p* Usia 40-50 tahun 51-60 tahun 29 (29) 21 (21) 49 (49) 1 (1) 78 (78)

22 (22) 0,000 Aktivitas Fisik Ringan Sedang Berat 8 (8) 32 (32) 10 (10) 14 (14) 28 (28) 8 (8) 22 (22) 60 (60) 18 (18) 0,346 Obesitas Umum

(IMT ≥25 kg/m2 ) Obesitas Tidak Obesitas 22 (22) 28 (28) 25 (25) 25 (25) 47 (47) 53 (53) 0,548 Obesitas Sentral Obesitas Tidak Obesitas 12 (12) 38 (38) 28 (28) 22 (22) 40 (40) 60 (60) 0,001 *batas nilai kemaknaan p <0,05

1. Gambaran usia masyarakat di Desa Kepuharjo, Cangkringan

Responden penelitian dikelompokkan dalam rentang usia 40-50 tahun dan 51-60 tahun. Berdasarkan data pada Tabel IV, hasil penelitian dari 100 responden menunjukan bahwa sebagian besar responden berusia 40-50 tahun, yaitu sebanyak 78 orang (78%). Responden berusia 51-60 tahun lebih sedikit yaitu sebanyak 22 orang (22%). Penelitian ini tidak berbeda jauh dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Novitasary, Mayulu dan Kawengian (2013) di Puskesmas Wawonasa Kecamatan Singkil, Manado yaitu didapakan lebih banyak responden dengan usia 30-49 tahun sebagai prediksi obesitas. Penelitian lain oleh Trisna dan Hamid (2009) di Kecamatan Lubuk Sikaping, Padang diperoleh prevalensi obesitas sentral pada responden 49,7%, dimana 55,8% terjadi pada kelompok usia 40-50 tahun. Widiantini dan Tafal (2013) menemukan pula bahwa subjek dengan


(49)

usia 30-49 tahun berisiko 2,3 kali lebih besar untuk mengalami obesitas daripada yang berusia kurang dari 30 tahun. Subjek dengan usia 50-64 tahun berisiko 2,5 kali lebih besar untuk mengalami obesitas dibandingkan dengan usia kurang dari 30 tahun.

Kelompok usia 40-50 tahun diperoleh sebanyak 29% pada pria dan 49% pada wanita. Hal ini menunjukkan bahwa pada kelompok wanita usia 40-50 tahun lebih banyak dibandingkan pada pria. Hasil penelitian ini serupa dengan penelitian Ticoalu dkk. (2015) diperoleh bahwa wanita pada usia 46-50 tahun lebih banyak presentasenya (33,5%). Kelompok usia 51-60 tahun sebanyak 21% pada pria dan 1% pada wanita. Perolehan hasil dari distribusi usia pada penelitian ini menunjukkan bahwa pada kelompok usia 40-50 tahun dan usia 51-60 tahun mempunyai hubungan yang bermakna terhadap jenis kelamin (p=0,000).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah responden wanita sama dengan jumlah responden pria, dimana jumlah responden wanita sebanyak 50 orang (50%), dan responden pria berjumlah 50 orang (50%). Dalam penelitian banyak responden yang antusias untuk mengikuti kegiatan akan tetapi responden yang memenuhi kriteria inklusi dan bersedia mengikuti penelitan berjumlah 100 orang. Total responden dalam penelitian lebih banyak pada responden dengan rentang usia 40-50 tahun dibandingkan jumlah responden dengan rentang usia 51-60 tahun. Hal ini disebabkan masyarakat dengan usia 51-60 tahun di Desa Kepuharjo yang besedia berpartisipasi mengikuti penelitian hanya sedikit.


(50)

2. Distribusi frekuensi aktivitas fisik masyarakat Desa Kepuharjo, Cangkringan

Aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Kepuharjo berbeda-beda. Pekerjaan atau rutinitas yang dilakukan setiap responden berbeda. Akan tetapi kebanyakan pekerjaan sehari-hari yang dilakukan penduduk Desa Cangkringan yaitu sebagai petani. Pada penelitian ini kategori aktivitas fisik digolongkan menjadi aktivitas fisik ringan, sedang, dan berat. Kategori aktivitas fisik ini mempermudah untuk melihat aktivitas responden sehari-harinya sebagai prediktor obesitas sentral. Ketika aktivitas fisik yang dilakukan cukup itu berarti terdapat keseimbangan antara kalori yang masuk dalam tubuh dari makanan dengan aktivitas yang dilakukan.

Ketika aktivitas fisik kurang, maka tidak terdapat keseimbangan antara kalori yang masuk dalam tubuh dengan aktivitas yang dilakukan sehingga hal ini dapat memicu terjadinya kelebihan berat badan. Hasil aktivitas fisik ringan responden termasuk aktivitas fisik yang kurang dan untuk aktivitas fisik yang sedang dan berat termasuk aktivitas fisik yang cukup karena terdapat keseimbangan antara kalori yang masuk dalam tubuh dari makanan dengan aktivitas yang dilakukan (Trisna dan Hamid, 2009).

Berdasarkan Tabel IV variabel aktivitas fisik, kategori aktivitas fisik ringan diperoleh sebanyak 22%. Aktivitas fisik ringan yang diperoleh pada responden wanita sebanyak 14% sedangkan pada pria sebanyak 8%. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sudikno, Herdayati, dan Besral (2010) menurut jenis kelamin bahwa presentase aktivitas fisik kurang pada wanita lebih banyak


(51)

(62,47%) dibandingkan dengan laki-laki (58,48%). Penelitian oleh Novitasary dkk. (2013) menyatakan aktivitas ringan mempunyai peluang yang lebih besar mengalami obesitas, contohnya yaitu pada orang yang lebih menghabiskan waktu luangnya dengan membaca atau menonton televisi dan pada orang yang lebih memilih menggunakan kendaraan seperti motor, mobil dan lainnya dalam melakukan aktivitas sehari-hari daripada berjalan kaki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang tidak bermakna antara aktivitas fisik terhadap responden pria maupun wanita (p=0,346).

Aktivitas fisik diperoleh melalui indeks pekerjaan, indeks olahraga, dan indeks pada saat waktu luang. Indeks pekerjaan kategori ringan misalnya saja supir, guru, pensiunan, pedagang menetap, dan ibu rumah tangga. Kategori aktivitas fisik ringan pada responden wanita diperoleh dari adanya responden yang tidak bekerja sedangkan untuk kategori aktivitas fisik pada responden pria dalam pekerjaan yaitu sebagai guru atau sudah pensiunan. Kategori aktivitas fisik sedang dan aktivitas fisik berat yang diperoleh yaitu sebanyak 60% dan 18%. Data penelitian ini diperoleh bahwa sebagian besar responden melakukan aktivitas fisik sedang atau aktivitas fisik yang tidak terlalu berat. Aktivitas fisik sedang dan berat pada responden penelitian yaitu aktivitas yang pekerjaannya cukup mengeluarkan energi seperti buruh pabrik, buruh bangunan, pedagang, dan petani.


(52)

3. Distribusi frekuensi obesitas umum masyarakat Desa Kepuharjo, Cangkringan

Gambaran distribusi frekuensi obesitas umum pada penelitian ini diperoleh dari hasil Indeks Massa Tubuh (IMT) responden penelitian. Cut off point IMT untuk orang Indonesia kategori obesitas adalah ≥25 kg/m2 (Widiantini dan Tafal, 2014). Hasil Tabel IV variabel obesitas umum menunjukkan bahwa pada responden wanita yang mengalami obesitas sebanyak 25% dan pada pria 22%. Terlihat bahwa obesitas lebih banyak dalami oleh wanita dibandingkan pria. Hal ini juga ditemukan pada penelitian oleh Sukdino, Herdayati, dan Besral (2010) bahwa presentase obesitas pada responden wanita (16,7%) lebih tinggi daripada responden pria (7,82%). Widiantini dan Tafal (2014) pada hasil penelitiannya menyatakan kejadian obesitas cenderung lebih tinggi pada perempuan (51,4) dan pria (45,5). Nurzakiah, Achadi, dan Sartika (2010) dalam penelitian menemukan bahwa prevalensi obesitas lebih banyak dialami pada subjek wanita (24,92%) dibandingkan pada subjek pria (15,88%). Presentase obesitas pada responden wanita lebih tinggi daripada pria. Responden wanita memiliki risiko obesitas sebesar 2,362 kali (Cl 95%: 2,301-2,425) dibandingkan dengan responden pria.

Obesitas menjadi masalah serius di banyak negara berkembang. Saat ini terdapat bukti bahwa prevalensi kelebihan berat badan dan obesitas meningkat sangat tajam diseluruh dunia yang mencapai tingkat membahayakan (Novitasary dkk. 2010). Di Indonesia, persoalan obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan. Kecenderungan terjadinya obesitas berhubungan erat dengan pola makan. Berbagai faktor berperan dalam timbulnya obesitas, tetapi yang paling


(53)

penting adalah ketidakseimbangan antara masukan makanan dan aktivitas fisik (Misnadiarly cit.,Isnaini, 2012). Perubahan gaya hidup modern dan aktivitas fisik saat ini cenderung menurun di masyarakat termasuk masyarakat pedesaan (Sudikno dkk., 2010).

Hasil penelitian menunjukkan total responden dengan obesitas 47% dan tidak obesitas sebanyak 53%. Distribusi frekuensi obesitas umum menunjukkan bahwa obesitas umum mempunyai hubungan yang tidak bermakna terhadap jenis kelamin pria maupun wanita (p=0,548). Masyarakat di Desa Kepuharjo, Cangkringan sebagian besar pekerjaannya adalah petani sehingga lebih banyak bergerak dalam menjalani pekerjaannya di ladang ataupun di sawah. Hal ini menjadikan aktivitas bergerak yang dilakukan mampu membakar kalori dengan baik sesuai dengan asupan makanan yang telah dikonsumsi, sehingga terjadi keseimbangan antara kalori yang masuk dalam tubuh dengan energi yang dikeluarkan. Oleh karena itu, obesitas di Desa Kepuharjo, Cangkringan tidak banyak terjadi.

4. Distribusi frekuensi obesitas sentral masyarakat Desa Kepuharjo, Cangkringan

Obesitas sentral adalah kondisi kelebihan lemak perut (lemak pusat) yang terjadi akibat aktivitas fisik sehingga akumulasi lemak lebih banyak terjadi di bagian perut. Obesitas sentral juga meningkatkan risiko terjadinya penyakit degeneratif (Ticoalu, Wongkar, dan Pasiak, 2015). Menurut Wulandari (cit.Mustamin,2010) pada obesitas khususnya obesitas sentral (abdominal),


(54)

berasosiasi dengan sejumlah gangguan metabolisme dan penyakit dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi antara lain: resistensi insulin, diabetes melitus, hipertensi, hyperlipidemia, aterosklerosis, penyakit hati dan kandung empedu, bahkan beberapa jenis kanker.

Data pada Tabel IV variabel obesitas sentral menunjukkan bahwa 40% responden mengalami obesitas sentral, sedangkan 60% responden tidak mengalami obesitas sentral. Responden wanita (28%) di Desa Kepuharjo, Cangkringan lebih banyak mengalami obesitas sentral dibandingkan responden pria (12%). Menurut Himpunan Studi Obesitas Indonesia (HISOBI) (cit., Trisna

dan Hamid, 2009) prevalensi obesitas umum 11,02% pada wanita dan 9,16% pada pria. Sementara itu ditemukan juga prevalensi obesitas sentral pada pria sebesar 41,2% dan pada wanita sebesar 53,3% dimana penderita obesitas sentral ini berisiko lebih tinggi untuk mengalami sindroma metabolik yang merupakan faktor risiko penyakit degeneratif.

Salah satu indikator pengukuran obesitas sentral yaitu pengukuran lingkar pinggang (Ticoalu dkk., 2015). Obesitas sentral dapat diketahui melalui indikator rasio lingkar pinggang dan panggul (Djausal, 2015). Pada penelitian ini digunakan pengukuran lingkar pinggang pada responden sebagai indikator obesitas sentral. Menurut Ticoalu dkk.(2015) secara klinis penentuan obesitas sentral dapat dilakukan dengan menentukan lingkar pinggang karena kelebihan lemak abdominal terkait erat dengan faktor risiko penyakit degeneratif. Cut off point lingkar pinggang yang digunakan dalam penelitian yaitu pria ≥ 90 cm dan wanita


(55)

≥80 cm (IDF, 2006). Cut off point yang sama juga digunakan pada penelitian sebelumnya oleh Harikedua dan Tando (2012) pada tokoh agama di Kota Manado. Trisna dan Hamid (2009) dalam penelitiannya menyatakan pula bahwa obesitas sentral diketahui dengan pengukuran lingkar pinggang dan batasan lingkar pinggang untuk obesitas sentral di Asia termasuk Indonesia adalah pria ≥90 cm dan wanita ≥80 cm.

Hasil penelitian pada responden yang tidak mengalami obesitas sentral sebanyak 60% yaitu pada responden pria 38% dan pada responden wanita 22%. Jumlah responden tidak obesitas sentral (60%) lebih banyak dibandingkan responden dengan obesitas sentral (40%). Hasil penelitian bahwa responden tidak obesitas lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang mengalami obesitas juga diperoleh pada penelitian Trisna dan Hamid (2009) dengan presentase obesitas sentral 49,7% dan tidak obesitas sentral 50,3%. Responden wanita dalam penelitian cukup banyak yang tidak bekerja atau bekerja sebagai ibu rumah tangga, sehingga pada wanita kurangnya aktivitas fisik sangat mempengaruhi kesehatannya. Aktivitas yang kurang namun makanan lebih banyak yang masuk, maka menyebabkan penimbunan lemak dan kurangnya olahraga yang menyebabkan tingginya risiko obesitas sentral.


(56)

5. Proporsi obesitas masyarakat Desa Kepuharjo, Cangkringan

Tabel V. Proporsi Obesitas Umum dan Obesitas Sentral Keseluruhan Masyarakat Desa Kepuharjo, Cangkringan

Obesitas Umum Obesitas Sentral OR 95% CI p*

Obesitas n (%) Tidak obesitas n (%)

Obesitas n (%)

Tidak Obesitas n (%)

26 (26) 21 (21) 3,449 1,491-7,979 0,003 14 (14) 39 (39)

*terdapat hubungan yang bermakna (p<0,05)

Pada Tabel V dapat diketahui bahwa proporsi responden yang mengalami obesitas umum dan juga obesitas sentral yaitu 26%, proporsi responden tidak obesitas umum tetapi mengalami obesitas sentral yaitu 14%, proporsi responden obesitas umum tetapi tidak mengalami obesitas sentral yaitu 21%, dan proporsi responden yang tidak mengalami obesitas yaitu 39%. Presentase proporsi paling tinggi yaitu responden yang tidak mengalami obesitas, sedangkan untuk responden yang mengalami obesitas umum dan juga obesitas sentral lebih sedikit. Hasil data yang diperoleh menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara obesitas umum terhadap obesitas sentral dengan hasil signifikansi <0,05 (p=0,003). Obesitas umum berpengaruh terhadap terjadinya obesitas sentral, yang berarti dari hasil penelitian ini responden dengan obesitas umum mempunyai kemungkinan 3,449 kali mengalami obesitas sentral dibandingkan responden responden yang tidak obesitas umum.


(57)

B. Hubungan antara Aktivitas Fisik terhadap Obesitas Sentral Analisis yang dilakukan untuk menganalisa hubungan variabel bebas (aktivitas fisik) terhadap variabel tergantung (obesitas sentral) menggunakan uji statistik Chi-Square.

Tabel VI. Hubungan Aktifitas Fisik terhadap Obesitas Sentral Obesitas Sentral Aktivitas Fisik Obesitas n (%) Tidak Obesitas n (%) Total

n (%) OR 95% CI p*

Kurang 12 (12) 10 (10) 22 (22) 2,143 0,822-5,587 0,115 Cukup 28 (28) 50 (50) 78 (78)

Total 40 (40) 60 (60) 100 (100) *terdapat hubungan yang tidak bermakna (p>0,05)

Berdasarkan Tabel VI diperoleh hasil penelitian bahwa terdapat hubungan yang tidak bermakna antara aktivitas fisik terhadap obesitas sentral (p=0,115). Hal ini sejalan dengan penelitian Novitasary dkk. (2013) bahwa pada penelitiannya tidak ada hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik terhadap obesitas sentral dengan didapatkan responden lebih banyak melakukan aktivitas sedang (55,8%) dan sedikit pada responden yang melakukan aktivitas ringan (18,2%), dimana didapatkan hasil bahwa lebih banyak dari responden yang tidak obesitas (58,4%).

Penelitian oleh Mustamin (2010) menunjukkan dari 36 subjek terdapat 97,2% yang memiliki aktivitas sedang dan hanya 2,8% aktivitas ringan, hasil uji statistik menunjukkan bahwa aktivitas fisik tidak memberikan pengaruh terhadap kejadian obesitas sentral. Aktivitas fisik mampu menurunkan ukuran lingkar pinggang karena berkaitan erat dengan penurunan presentase lemak tubuh


(58)

terutama lemak viseral. Gaya hidup tidak aktif dan tingkat aktivitas yang rendah merupakan salah satu faktor utama terjadinya obesitas (Tiala dkk., 2013).

Hasil proporsi Tabel IV variabel aktivitas fisik dengan kategori ringan, sedang, dan berat pada uji statistik untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik terhadap obesitas dikategorikan menjadi aktivitas fisik kurang dan cukup. Aktivitas fisik kurang yaitu ketika responden melakukan aktivitas fisik ringan, itu berarti tidak terdapat keseimbangan antara kalori yang masuk dalam tubuh dengan aktivitas yang dilakukan. Aktivitas fisik kategori cukup yaitu aktivitas fisik sedang dan berat yang dilakukan responden, yang berarti terdapat keseimbangan antara kalori yang masuk dalam tubuh dengan aktivitas yang dilakukan. Hasil pada penelitian ini terdapat lebih banyak responden tidak mengalami obesitas sentral dengan aktivitas fisik cukup (50%), dibandingkan responden yang obesitas sentral dengan aktivitas fisik cukup (28%). Responden obesitas sentral dengan aktivitas fisik kurang yaitu 12% sedangkan responden yang tidak obesitas sentral lebih sedikit yaitu 10%.

Pekerjaan mayoritas masyarakat di Desa Kepuharjo adalah petani sehingga aktivitas fisik yang dilakukan responden cukup seimbang dengan pengeluaran energi dalam tubuh. Bentuk tubuh seseorang yang jenis pekerjaannya tidak banyak mengeluarkan energi akan berbeda dengan orang yang pekerjaannya selalu menggunakan otot atau banyak melakukan aktivitas fisik. Dengan kata lain penggunaan energi bervariasi pada tingkat aktivitas fisik dan pekerjaan yang berbeda.


(59)

Aktivitas fisik akan membakar energi dalam tubuh, dengan demikian jika asupan kalori dalam tubuh berlebihan dan tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang seimbang dan cukup maka akan menyebabkan tubuh mengalami kegemukan (Sudikno dkk., 2010). Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan obesitas karena ketidakseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran energi (Djausal, 2015). Aktivitas fisik yang kurang merupakan faktor risiko utama kegemukan dan obesitas (Widiantini dan Tafal, 2014). Dari hasil analisa diperoleh nilai OR=2,143 dengan CI 95% 0,822-5,587. Artinya reponden dengan aktivitas fisik yang kurang mempunyai kemungkinan 2,143 kali untuk mengalami obesitas sentral dibandingkan responden dengan aktivitas fisik cukup.


(60)

39 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Hasil penelitian diperoleh bahwa distribusi frekuensi usia kelompok 40-50 tahun sebanyak 78% dan kelompok usia 51-60 tahun sebanyak 22%, aktivitas fisik responden yang kurang dan cukup sebanyak 22% dan 78%, responden yang mengalami obesitas umum sebanyak 47% dan tidak mengalami obesitas umum sebanyak 53%, serta responden yang mengalami obesitas sentral sebanyak 40% dan yang tidak obesitas sentral sebanyak 60%.

Proporsi responden yang mengalami obesitas umum dan juga obesitas sentral yaitu 26%, proporsi responden tidak obesitas umum tetapi mengalami obesitas sentral yaitu 14%, proporsi responden obesitas umum tetapi tidak mengalami obesitas sentral yaitu 21%, dan proporsi responden yang tidak mengalami obesitas yaitu 39%. Responden dengan obesitas umum mempunyai kemungkinan 3,449 kali mengalami obesitas sentral dibandingkan responden responden yang tidak obesitas umum.

Hasil hubungan antara aktivitas fisik terhadap obesitas sentral menunjukkan bahwa pada aktivitas fisik mempunyai hubungan yang tidak bermakna terhadap obesitas sentral (p=0,115).


(61)

B. Saran

Pengambilan data dalam penelitian selanjutnya dapat dilakukan pada sore hari setelah responden bekerja sehingga pada saat dilakukan pengambilan data melalui wawancara, responden tidak terburu-buru dalam menjawab pertanyaan. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan pada kelompok populasi yang lain, seperti pada remaja atau anak-anak terkait dengan hubungan aktivitas fisik terhadap obesitas sentral.


(62)

41

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S., 2004, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Gramedia, Jakarta, hal.132-150. Anggraeni, F., 2008, Hubungan antara Gaya Hidup dengan Status Kesehatan

Lansia Binaan Puskesmas Pekayon Jaya Kota Bekasi Tahun 2008,

Skripsi, 57-60. Universitas Indonesia, Jakarta.

Anugrah, Hasbullah, S., dan Auamianti, 2013, Hubungan Obesitas, Aktivitas fsik, dan Kebiasaan Merokok dengan Penyakit Diabetes Melitus Tipe 2 pada Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar, STIKES Nani Hasanuddin Makassar, 1 (6), 6.

Baecke JAH Burema J Frijters ER, A Short Questionnaire for the Measurement of Habitual Physical Activty in Epidemiological Studies, Am J Clin Nutr. 1982; 36: 936-942.

Bhatta, M.P., Assad, L., and Shakya, S., 2014, Socio-Deemographic and Dietary Factor Associated with Excess Body Weight and Abdominal Obesity among Resettled Bhutanese Refugee Women in Northeast Ohio, United States, International Journal of Environmental Research and Public

Health, 11, 6639-6652.

Cahyono, J.B., 2008, Gaya Hidup dan Penyakit Modern, Kanisius, Yogyakarta, hal. 31, 67.

Centers for Disease Control and Prevention, 2014, State Indicator Report on

Physical Activity, p. 3.

Dahlan, M.S., 2012, Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan, Deskriptif,

Bivariat, dan Multivariat Dilengkapi Aplikasi dengan Menggunakan SPSS, Edisi 5, Salemba Medika, Jakarta. hal. 62-75, 170-175.

Djausal, A.N., 2015, Effect of Central Obesity As Risk Factor of Metabolic Syndrome, J Majority, 4 (3), hal. 20,21.

Farida, 2010, Hubungan Diabetes Melitus dengan Obesitas Berdasarkan Indeks Massa Tubuh dan Lingkar Pinggang, Buletin Penelitian Kesehatan, 38 (1): 32-42.

Fiktor, F.P., dan Ariwibowo, M., 2007, Praktis Belajar Biologi, PT. Visindo Media Persada, Jakarta, hal. 121.

Garwati, A., dan Wijayanti, I., 2010, Goodbye Lemak: 3 Langkah Mudah


(63)

Griz, L.H.M., Viegas, M., Barros, M., Griz, A.L., and Freese, E., 2010, Prevalence of Central Obesity in a Large Sample of Adolescents from Public Schools in Recife Brazil, Arq Bras Endocrinol Metab, 54 (7), 609,610.

Hosseinzadeh, K., Niknami, S., Hidarnia, A., 2014, Prevalence of Daily Phsical Activity and Obesity Among Students Grade 5th and 6th, Biotech Health

Sci.2014 August; 1 (2): e22084.

Harikedua, V.T., dan Tando, N.M., 2012, Aktivitas Fisik dan Pola Makan dengan Obesitas Sentral pada Tokoh Agama di Kota Manado, Gizido, 4 (1), 289-298.

Harinaldi, 2005, Prinsip-Prinsip Statistik Untuk Teknik dan Sains, Penerbit Erlangga, Jakarta, hal. 119.

International Diabetes Federation, 2006, The IDF Consensus Worldwide

Definition of the Metabolic Syndrome,

https://www.idf.org/webdata/docs/IDF_Meta_def_final.pdf, diakses pada tanggal 14 Desember 2015.

Isnaini, Sartono, A., Winaryati, E., 2012, Hubungan Pengetahuan Obesitas dengan Rasio Lingkar Pinggang Panggul pada Ibu Rumah Tangga di Desa Pepe Krajan Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan, Jurnal Gizi

Universitas Muhammadiyah Semarang, 1 (1), 2.

Jakicic, J.M., and Rogers, R.J., 2013, Research Digest: The Importance of Physical Actvity for Losing Weight, Maintaining Weight, and Preventing Weight Gain, President’s Council on Fitness, Sport & Nutrition, Series 14 (2). 1,2.

Klein, S., Allison, DB., Heymsfield, S.B., Kelley, D.E., Leibel, R.L., Nonas, C., et

al., 2007, Waist Circumference and Cardiometabolic Rsk: a Consensus

Statement from Shaping America’s Health: Association for Weight Management and Obesity Prevention; NAASO, the Obesity Society; the American Society for Nutrition; and the Amenican Diabetes Association,

The American Journal of Clinical Nutrition, 85(5), 1197-1201.

Kulie, T., Slattengren, A. Redmer, J., Counts, H., Eglash, A., and Schrager, S., 2011, Obesity and Women’s Health: An Evidence-Based Review,

JABFM, Departement of Family Medicine, University of Wisconsin, Madison, p. 75.

Kwiterrovich, P.O., 2012, The John Hopkins Texbook of Dyslipidema, Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia, p. 277.


(64)

Misnadiarly, 2007, Obesitas Sebagai Faktor Resiko Beberapa Penyakit, Pustaka Obor Popular, Jakarta, hal.6, 9.

Murti, 2010, Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan

Kualitatif di Bidang Kesehatan, Edisi Kedua, Universitas Gajah Mada

Press, Yogyakarta, hal. 53.

Mustamin., 2010, Asupan Energi dan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Obesitas Sentral pada Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Ujung Pandang Baru Kecamatan Tallo Kota Makassar, Media Gizi Pangan, 10 (2), 60-63. Notoatmojo, S., 2010, Jenis dan Rancangan Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta,

hal. 37-38.

Novitasary, M.D., Mayulu, N., Kawengian, S., 2013, Hubungan antara Aktivitas Fisik dengan Obesitas pada Wanita Usia Subur Peserta Jamkesmas di Puskesmas Wawonasa Kecamatan Singkil Manado, Jurnal e-Biomedik

(eBM), 1 (2), 1040-1046.

Nurmalina, R., 2011, Pencegahan dan Manajemen Obesitas, Elex Media Komputindo, Bandung.

Nurzakiah, Achadi, E., Sartika, R.A.D., 2010, Faktor Resiko Obesitas pada Orang Dewasa Urban dan Rural, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, 5 (1), 29-34.

Riset Kesehatan dasar Kementerian Kesehatan RI, 2013, Riset Kesehatan Dasar

2013, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian

Kesehatan RI, Jakarta, hal.223-226.

Russell R. P., 2005, Physical Activity and Public Health, A Recommendation from

the Centers for Disease Control and Prevention and the American College of Sports Medicine

Sastroasmoro, S., dan Ismael, S., 2010, Dasar-dasar Metodologi Penelitian

Klinis.

Sudikno., Herdayati, M., dan Besral., 2010, Hubungan Aktivitas Fisik dengan Obesitas pada Orang Dewasa di Indonesia, Gizi Indon, 33(1):37-49. Sudoyo, A.W., 2009, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III Edisi IV, FKUI,

Jakarta, hal. 1919-1925.

Tiala, M.E.A.R.P., Tanudjaja, G.N., and Kalangi, S.J.R., 2013, Hubungan antara Aktivitas Fisik dengan Lingkar Pinggang pada Siswa Obes Sentral,Jurnal e-Biomedik (eBM), 1 (1), 455-460.


(65)

Ticoalu, M.A.C., Wongker, D., Pasiak, T.F., 2015, Angka Kejadian Obesitas Sentral pada Wanita di Desa Tumaluntung, Jurnal e-Biomedik, 3 (1), 528-530.

Trisna, I., dan Hamid, S., 2009, Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Obesitas Sentral pada Wanita Dewasa (30-50 Tahun) di Kecamatan Lubuk Sikaping Tahun 2008, Jurnal Kesehatan Masyarakat, 3 (2), 68-71.

Veghari, G., Sedaghat, M., and Joshaghani, H., 2010, The Prevalence and Associated Factors of Central Obesity in Northern Iran, Iranian

Cardiovascular Research Journal, 4 (4), 165-168

Widiantini, W., dan Tafal, Z., 2014, Aktivitas Fisik, Stres, dan Obesitas pada Pegawai Negeri Sipil, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, 8 (7), 330-336.

World Health Organization, 2008, WHO Country Cooperation Strategy

2007-2011,http://www.who.int/countryfocus/cooperation_strategy/ccs_idn_en.

pdf, diakses pada tanggal 5 Mei 2015.

World Health Organization, 2013, Obesity and Overweight,WHO,http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs311/en/,

diakses pada tanggal 2 Mei 2015.

World Health Organization, 2013, Waist Circumference and Waist-Hip Ratio:

Report of A WHO Expert Consultation, WHO Geneva, pp.5-15, 20, 27.

World Health Organization, 2015, Obesity, WHO, http://www.who.int/topics/obesity/en/, diakses pada tanggal 2 Mei 2015. World Health Organization, 2015, Physical Activity, WHO,

http://www.who.int/topics/physical_activity/en/, diakses pada tanggal 2 Mei 2015.

Xie, B., Ping Chou, C., Metz, D.S., Reynolds, K., Clark, F., Palmer, P.H., et al., 2007, Socio-demographic and Economic Correlates of Overweight Status in Chinese Adolescents, American Journal of Health Behavior, 31(4), 339.


(66)

45


(67)

Lampiran I. Surat Izin Penelitian (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah)


(68)

(69)

(70)

(71)

(72)

(73)

(74)

(75)

(76)

(77)

(78)

(79)

Lampiran 13. Pedoman Wawancara Berdasarkan Metode Baecke (Sebelum Dilakukan Uji Pemahaman Bahasa

PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DENGAN OBESITAS SENTRAL PADA MASYARAKAT DI KECAMATAN

CANGKRINGAN YOGYAKARTA

Salam Sejahtera. Saya Maria Magdalena Lita dari Fakultas Farmasi Sanata Dharma. Saya sedang melakukan penelitian tentang hungungan obesitas dengan aktivitas fisik pada masyarakat. Penelitian ini dilakukan untuk menyusun skripsi. Tidak ada jawaban yang benar/salah. Identitas Bapak/Ibu akan dirahasiakan. Dengan ini saya mengucapkan terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu unutk menjadi responden dalam penelitian ini.

Nama Responden :

Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan

Umur : tahun

Tanggal lahir :

Alamat :

Indeks kerja

1. Apakah pekerjaan Bapak/Ibu ?

2. Apakah selama bekerja Bapak/Ibu sambil duduk? a. Tidak pernah

b. Jarang

c. Kadang-kadang d. Sering

e. Sangat sering

3. Selama bekerja apakah Bapak/Ibu sambil berdiri? a. Tidak pernah

b. Jarang

c. Kadang-kadang d. Sering

e. Sangat sering

4. Selama bekerja apakah Bapak/Ibu sambil berjalan? a. Tidak pernah

b. Jarang


(80)

d. Sering

e. Sangat sering

5. Selama bekerja apakah Bapak/Ibu mengangkat beban berat? a. Tidak pernah

b. Jarang

c. Kadang-kadang d. Sering

e. Sangat sering

6. Apakah setelah bekerja Bapak/Ibu merasa lelah? 1 = Tidak pernah

2 = Jarang

3 = Kadang-kadang 4 = Sering

5 = Sangat sering

7. Apakah setelah bekerja Bapak/Ibu berkeringat? 1 = Tidak pernah

2 = Jarang

3 = Kadang-kadang 4 = Sering

5 = Sangat sering Aktivitas olahraga

8. Apakah Bapak/Ibu biasa berolahraga? Jenis olahraga apa yang sering Bapak/Ibu lakukan?

0 = Tidak (lanjut ke nomor 13) 1 = Ya

9. Jenis olahraga apa yang sering Bapak/Ibu lakukan? 10.Berapa jam dalam 1 minggu?

1 = < 1 jam 2 = 1-2 jam 3 = 2-3 jam 4 = 3-4 jam 5 = > 4jam

11.Berapa bulan dalam 1 tahun? 1 = < 1 bulan

2 = 1-3 bulan 3 = 4-6 bulan 4 = 7-9 bulan 5 = > 9 bulan


(81)

Aktivitas pada waktu luang

12.Pada waktu luang apakah Bapak/Ibu menonton TV? 1 = Tidak pernah

2 = Jarang

3 = Kadang-kadang 4 = Sering

5 = Sangat sering

13.Pada waktu luang apakah Bapak/Ibu berjalan-jalan (jalan kaki)? 1 = Tidak pernah

2 = Jarang

3 = Kadang-kadang 4 = Sering

5 = Sangat sering

14.Pada waktu luang apakah Bapak/Ibu bersepeda? 1 = Tidak pernah

2 = Jarang

3 = Kadang-kadang 4 = Sering

5 = Sangat sering

15.Berapa menit Bapak/Ibu berjalan kaki atau bersepeda setiap hari dari dan ke tempat kerja/belanja?

1 < 5 menit 2 5 – 15 menit 3 16 – 30 menit 4 31 – 45 menit 5 > 45 menit


(1)

(2)

(3)

Lampiran 28. Foto Persiapan dan Pengambilan Data

Persiapan pengambilan data


(4)

Penandatanganan Informed Consent


(5)

Pengukuran tinggi badan


(6)

BIOGRAFI PENULIS

Penulis bernama lengkap Maria Magdalena Lita, lahir di Bangunrejo, 6 Maret 1993. Penulis merupakan anak pertama dari 2 bersaudara pasangan Hendricus Edy dan Chatarina Suparti. Penulis menempuh jenjang pendidikan dimulai dari TK Fransiskus Kalirejo (1999-2000), kemudian bersekolah di SD Fransiskus Kalirejo (2000-2006), selanjutnya SMP Fransiskus Bandar Lampung (2006-2009), dan SMA Fransiskus Bandar Lampung (2009-2012). Selama masa SMP dan SMA penulis aktif dalam organisasi OSIS. Pada tahun 2012 penulis melanjutkan kuliah di Universitas Sanata Dharma prodi Farmasi. Selama menjalani perkuliahan, penulis telah mengikuti kegiatan PKM-M yang berjudul “Makan Bakpia Madiun” tahun 2014 dan penulis juga aktif mengikuti kegiatan kepanitiaan kampus serta mengikuti seminar.