Fungsi Anggaran Sebagai Alat Perencanaan dan Pengawasan pada PT. Perkebungan Nusantara III (Persero) Medan

(1)

1

TUGAS AKHIR

FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGAWASAN PADA PT. PERKEBUNAN

NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN

Oleh :

KHAIRANI SYAHFITRI 112102205

PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

NAMA : KHAIRANI SYAHFITRI

NIM : 112102205

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL TUGAS AKHIR : FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGAWASAN PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III

(PERSERO) MEDAN

Tanggal 2014 Dosen Pembimbing Tugas Akhir ( Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak ) NIP.19670904 199403 1 004

Tanggal 2014 Ketua Prodi Diploma III Akuntansi ( Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA) NIP.19511114 198203 1 002

Tanggal 2014 Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU (Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA)


(3)

3

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NAMA : KHAIRANI SYAHFITRI

NIM : 112102205

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL TUGAS AKHIR : FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGAWASAN PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III

(PERSERO) MEDAN

Medan, 2014


(4)

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan Hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini yang berjudul: “Fungsi Anggaran Sebagai Alat Perencanaan dan Pengawasan pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan”. Adapun tugas akhir ini dibuat oleh penulis dengan tujuan untuk melengkapi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan pada Program Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini jauh dari kesempurnaan dan masih banyak terdapat kekurangan akibat keterbatasan pengetahuan yang dimiliki penulis. Untuk itu dengan rendah hati penulis menerima segala kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan dan penyempurnaan tugas akhir ini.

Dalam penyelesaian tugas akhir ini, penulis banyak menerima bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan ketulusan hati, izinkanlah penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec,Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Rustam, M.Si,Ak, CA selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(5)

3. Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si, Ak selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak Selaku dosen pembimbing tugas akhir yang telah meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan pengajaran dan ilmu yang sangat berguna kepada penulis selama masa perkuliahan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

6. Bapak H. Jaya Bakti, SE,QIA selaku Kepala Bagian Umum PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan pengambilan data untuk tugas akhir ini.

7. Seluruh Staf dan Pegawai PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan khususnya Staf dan Pegawai Bagian Anggaran yang telah membantu penulis dalam pengambilan data yang diperlukan penulis untuk tugas akhir ini.

8. Teristimewa penulis ucapkan kepada kedua orang tua penulis. Ayahanda Acep Barky, dan Ibunda Dina Roszelly Rachman tersayang yang telah memberikan dukungan moril dan materil, serta yang telah mendidik, membimbing, mengasuh, mendukung, dan mendoakan penulis hingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

9. Kepada Teteh (Diah Maya) dan Aa’ (Wirya Abdi Kusuma) yang telah membantu dan memberikan semangat kepada penulis.


(6)

11. Terima kasih untuk sahabat yang terhebat Heramadaniati dan Yulia Pratiwi yang sebesar-besarnya penulis ucapkan untuk semua semangat dan motivasi.

12. Kepada Ayang Nadia, Anisa Hazrida EF, Dina Angraini, Nanda Putri Utami, dan Putri Filza Hidayat, yang sama-sama berjuang dalam penyelesaian tugas akhir ini.

13. Kepada seluruh teman-teman D III Akuntansi grup A, B ,C dan D Stambuk 2011, terkhusus untuk grup D.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang diberikan kepada penulis. Akhirnya dari hasil penulisan dalam bentuk tugas akhir ini, penulis berharap semoga dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Semoga kita selalu dalam bimbingan-Nya dalam menc apai cita-cita untuk kehidupan yang lebih baik dimasa depan.

Medan, Agustus 2014 Penulis


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR……….….i

DAFTAR ISI ………..………..iv

DAFTAR TABEL………...vii

DAFTAR GAMBAR……….………viii

DAFTAR LAMPIRAN………...ix

BAB I : PENDAHULUAN……….…….1

A. Latar Belakang Masalah……….……1

B. Rumusan Masalah………...……….…..2

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………..3

1. Tujuan Penelitian……….3

2. Manfaat Penelitian………...…3

D. Rencana Penulisan……….……4

1. Jadwal Survei dan Observasi.……….….4

2. Rencana Isi………..….4

BAB II: PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN………....7

A. Sejarah Ringkas PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan……….7


(8)

C. Job Description………17

D. Kegiatan Usaha………35

E. Kinerja Usaha Terkini………..36

F. Rencana Kegiatan………38

BAB III : FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGAWASAN PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)MEDAN………….….…….…40

A. Pengertian dan Penyusunan Anggaran……….…………40

B. Jenis-jenis Angggaran………..43

C. Manfaat Anggaran………51

D. Tujuan Anggaran………..51

E. Hubungan antara Anggaran dengan Perencanaan………52

F. Fungsi Anggaran sebagai Alat Perencanaan………...55

G. Hubungan antara Anggaran dengan Pengawasan…..………..59


(9)

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN………62

A. Kesimpulan………..62

B. Saran ………63


(10)

Nomor Judul Halaman I.1 Jadwal Survei dan Observasi Tugas

Akhir……….……….4


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

II.1 Logo PT Perkebunan Nusantara III (Persero)

Medan………...….…………...12 II.2 Struktur Organisasi PTPN III (Persero) Medan………...15

             

 

 

 


(12)

Nomor Judul Halaman 1 Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) Biaya

Produksi Kelapa Sawit dan Karet Tahun 2013………..…64 2 Surat Izin Riset di PT. Perkebunan Nusantara III………..…66

           


(13)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan, baik perusahaan yang berskala kecil, menengah, ataupun besar tentunya memiliki tujuan utama yang hendak dicapai, yakni untuk memperoleh laba yang maksimal pada setiap periodenya. Untuk meningkatkan laba tersebut, perusahaan melakukannya dengan cara memaksimalkan pendapatan bersih dan meminimalkan biaya.

Anggaran merupakan titik fokus dari keseluruhan proses perencanaan dan pengawasan. Untuk itu, perusahaan perlu menyusun suatu anggaran. Anggaran harus terorganisasi, rapi, jelas, komprehensif serta disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan pada saat ini. Bila perusahaan berkembang menjadi besar, maka perencanaan dan pengawasan kegiatan yang dilakukan harus seimbang dengan besarnya perusahaan tersebut. Perlunya anggaran bagi suatu perusahaan adalah untuk membantu manager dalam merencanakan kegiatan dan memonitor kinerja operasi serta laba yang dihasilkan oleh pusat pertanggungjawaban serta memotivasi karyawan agar memperbaiki kinerja dan sikap dari penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dan yang paling penting adalah untuk meningkatkan tanggung jawab dari masing-masing karyawan atas pekerjaan yang menjadi kewajibannya. Perencanaan harus menghubungkan sasaran jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Anggaran tahunan harus sesuai dengan bisnis jangka panjang.


(14)

Perencanaan juga harus saling berhubungan dengan pengawasan agar dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan. Tujuan utama perencanaan adalah memberikan proses umpan maju agar dapat memberikan arahan kepada setiap manager dalam mengambil keputusan.

Pengawasan sangatlah penting dalam proses penganggaran, karena pengawasan diperlukan untuk mengevaluasi kinerja karyawan yang memerlukan perbaikan atas setiap aktivitas yang dilakukan perusahaan, apakah telah sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Pengawasan dicapai melalui pelaporan kemajuan dan pembelajaran aktual dibandingkan dengan perencanaan yang terus menerus. Dengan demikian, apa yang menjadi tujuan perusahaan akan dapat dicapai dengan semaksimal mungkin.

Berdasarkan uraian diatas perencanaan dan pengawasan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mendukung perusahaan mencapai tujuannya. Oleh karena itu, penulis terdorong untuk mengetahui fungsi anggaran sebagai alat perencanaan dan pengawasan. Maka, melalui tugas akhir ini penulis membahas mengenai anggaran yang berfokus pada fungsi perencanaan dan pengawasan. Adapun judul dari tugas akhir ini adalah “Fungsi Anggaran Sebagai Alat Perencanaan dan Pengawasan Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah pokok yang akan dibahas oleh penulis dalam menyusun tugas akhir ini adalah :“Apakah anggaran yang disusun oleh PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) telah berfungsi


(15)

3

sebagai alat perencanaan dan pengawasan sehingga mencapai tujuan yang telah ditetapkan?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. TujuanPenelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ”Anggaran yang disusun oleh PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) telah berfungsi sebagai alat perencanaan dan pengawasan sehingga mencapai tujuan yang telah ditetapkan.”

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang sistem pengendalian internal kas yang mungkinkan berguna apabila peneliti menemukan permasalahan yang berhubungan dengan permasalahan tersebut diatas.

b. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi perusahaan agar dapat melaksanakan aktivitas dengan lebih efesien, efektif serta lebih bijaksana dalam pengambilan keputusan demi kelancaran suatu perusahaan.

c. Sebagai pengalaman yang sangat berharga bagi penulis karena dapat langsung terjun ke lapangan untuk mendapatkan data dan informasi


(16)

mengenai anggaran yang dibuat oleh PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

D. Rencana Penulisan

1. Jadwal Survei dan Observasi

Penelitian ini akan dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan di Jl. Sei Batanghari No.2 Medan.

Tabel I.1

Jadwal Survei dan Observasi Tugas Akhir

NO KEGIATAN

JUNI 2014 JULI 2014 II III IV I II III

1 Pengesahan Tugas Akhir

2 Pengajuan Judul

3 Permohonan Izin Riset

4 Pengajuan Dosen Pembimbing

5 Pengumpulan Data

6 Penyusunan Tugas Akhir

7 Bimbingan Tugas Akhir


(17)

5

2. Rencana Isi

Untuk mempermudah dalam penulisan skripsi minor ini, penulis membuat rencana isi dalam empat bab, yang masing-masing bab terdiri dari sub-sub bab yang sesuai dengan kebutuhan penulis. Secara garis besar pokok pembahasannya adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis akan menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta rencana penulisan yang terdiri dari jadwal survey dan observasi tugas akhir.

BAB II : PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (Persero) MEDAN Bab ini menguraikan tentang sejarah ringkas PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, yaitu mengenai struktur organisasi, job description, kinerja usaha terkini dan rencana kegiatan perusahaan.

BAB III : FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGAWASAN PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN

Bab ini berisikan teori yang menjelaskan tentang definisi penyusunan anggaran, jenis-jenis anggaran, hubungan anggaran sebagai alat perencanaan, fungsi anggaran sebagai alat perencanaan, hubungan anggaran sebagai alat pengawasan, fungsi anggaran sebagai alat


(18)

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan berdasarkan uraian serta saran guna meningkatkan Fungsi Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengawasan pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.


(19)

BAB II

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN

A. Sejarah Ringkas

Sejarah perseroan diawali dengan proses pengambil alihan perusahaan-perusahaan perkebunan milik Belanda oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1958 yang dikenal dengan proses Nasionalisasi Perusahaan Perkebunan Asing menjadi Perseroan Perkebunan Negara (PPN). Tahun 1968, PPN direstrukturisasi menjadi beberapa kesatuan Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) yang selanjutnya pada tahun 1974 bentuk badan hukumnya diubah menjadi PT Perkebunan (Persero).

Guna meningkatkan efisiensi dan efektifitas kegiatan usaha perusahaan BUMN, Pemerintah merestrukturisasi BUMN subsektor perkebunan dengan melakukan penggabungan usaha berdasarkan wilayah eksploitasi dan perampingan struktur organisasi. Diawali dengan langkah penggabungan manajemen pada tahun 1994, 3 (tiga) BUMN Perkebunan yang terdiri dari PT Perkebunan III (Persero), PT Perkebunan IV (Persero), PT Perkebunan V (Persero) disatukan pengelolaannya ke dalam manajemen PT. Perkebunan Nusantara III (Persero). Selanjutnya melalui Peraturan Pemerintah (PP) No.8 Tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996, ketiga perseroan tersebut digabung dan diberi nama PT Perkebunan Nusantara III (Persero) yang berkedudukandi


(20)

Medan, Sumatera Utara. PT Perkebunan Nusantara III (Persero) didirikan dengan Akte Notaris Harun Kamil, SH, No.36 tanggal 11 Maret 1996 dan telah disahkan Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.C2-8331.HT.01.01.th.96 tanggal 8 Agustus 1996 yang dimuat didalam Berita Negara Republik Indonesia No.81 tahun 1996 Tambahan Berita Negara No. 8674 Tahun 1996.

Seiring dengan perubahan pola berbisnis paradigma baru PT Perkebunan Nusantara III (Persero) telah merancang program transformasi bisnis sejak bulan Agustus 2013 sebagai kata kunci dari “kinerja” PT Perkebunan Nusantara III (Persero) sedang melakukan perubahan terhadap pola target of strategic of

business as usual menjadi pola target of strategic of business. Untuk mendukung

keberhasilan program tersebut di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) secara sistematis dan berkesinambungan melakukan upaya untuk mensosialisasikan program strategic initiative melalui pemahaman dan penyebarluasan buku panduan transormasi bisnis unit. Usaha melalui instruksi langsung dari Distrik Manajer / General Manager setempat kepada jajarannya dan menginformasikan melalui majalah Nusa Tiga milik PT Perkebunan Nusantara III (Persero).

PTPN III berkedudukan di kota Medan, Sumatera Utara dengan Kantor Direksi beralamat di Jl. Sei Batang Hari No.2 Sei Sikambing, Medan. Kebun dan pabrik kelapa sawit dan karet perusahaan tersebar di beberapa lokasi di Sumatera Utara. PTPN III mengeola kebun karet seluas 37.715,50 hektar dan kebun sawit seluas 105.202,40 hektar pada bulan Mei 2014 . Perkebunan kelapa sawit dan karet menghasilkan produk utama minyak kelapa sawit .


(21)

9

Maksud dan tujuan Perusahaan yaitu turut melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan serta program pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya disub sector perkebunan dalam arti seluas-luasnya dengan tujuan memupuk keuntungan berdasarkan prinsip perusahaan yang sehat berlandaskan azas :

a. Mempertahankan dan meningkatkan sumbangan bidang perkebunan bagi pendapatan nasional melalui upaya meningkatkan produksi dan pemasaran dari berbagai jenis komditi perkebunan untuk kepentingan konsumsi dalam negeri maupun eksport sekaligus dalam rangka meningkatkan eksport nova migas.

b. Memperluas lapangan kerja dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat pada umumnya serta meningkatkan taraf hidup petani dan karyawan pada khususnya.

c. Memelihara kelestarian SDM dan lingkungan, air dan kesuburan tanah

Berikut ini adalah Susunan Dewan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 berikut :

TABEL II.2 : Susunan Dewan Direksi

Dewan Direksi 2012 2013

Direktur Utama Megananda Daryono Bagas Angkasa

Wakil Direktur Utama Kusumandaru NS -


(22)

Direktur Pemasaran dan Perencanaan Pengembangan

Nurhidayat Nurhidayat

Direktur Keuangan Erwan Pelawi Erwan Pelawi

Direktur Produksi Tengku Syahmi Johan Balaman Tarigan

Direktur SDM dan Umum

Harianto Rachmat

Prawirakusumah

Visi dan Misi Perusahaan

PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan memiliki visi dan misi yang jelas dalam menjalankan usahanya. Visi dan misi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Visi

Menjadi Perusahaan agribisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan melaksanakan tata kelola bisnis terbaik.

2. Misi

a. Mengembangkan industri hilir berbasis perkebunan secara berkesinambungan.

b. Menghasilkan produk yang berkualitas untuk pelanggan.

c. Memperlakukan karyawan sebagai aset strategik dan mengembangkannya. Memperlakukan karyawan sebagai aset strategik dan mengembangkannya secara optimal.


(23)

11

d. karyawan sebagai aset strategik dan mengembangkannya secara optimal.

e. Menjadikan perusahaan terpilih yang memberikan imbal hasil terbaik bagi para investor.

f. Menjadikan perusahaan yang paling menarik untuk bermitra bisnis. g. Memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam

pengembangan komunitas.

Tata Nilai Perusahaan

PT Perkebunan Nusantara III (Persero) memiliki komitmen untuk menjunjung tinggi integritas profesional dan melaksanakan tata nilai yang berbasis sebagai berikut:

1. Proactivity (Proaktif)

Selalu bersikap proaktif dengan penuh inisiatif dan mengevaluasi risiko yang mungkin terjadi.

2. Excellence (Terbaik)

Selalu memperlihatkan gairah keunggulan dan berusaha bekerja keras untuk hasil maksimal sesuai kompetensi.

3. Team Work (Kerjasama)

Selalu mengutamakan kerjasama tim, agar mampu menghasilkan sinergi optimal bagi perusahaan.

4. Innovation (Perubahan)

Selalu menghargai kreatifitas dan menghasilkan inovasi dalam metode dan produk baru.


(24)

Selalu bertanggung jawab atas akibat keputusan yang diambil dan tindakan yang dilakukan.

Paradigma Baru

Sadar bahwa bertanggung jawab pembangunan masa depan PTPN III ada pada seluruh karyawan, untuk itu PTPN III bertekad mewujudkan paradigma bisnis baru sebagai berikut:

1. Perubahan, perbaikan dan peningkatan metode dan kinerja adalah satu keharusan.

2. Kepuasan pelanggan menjadi prioritas utama untuk memenangkan persaingan.

3. Setiap kegiatan bisnis baru menghasilkan nilai tambah bagi perusahaan. 4. Pengembangan hubungan industrial yang egaliter berdasarkan keterbukaan,

kesetaraan dan kebhinekaan.

5. Pengembangan SDM yang terintegrasi untuk membangun kapital insani

(human) dan intelektual yang dibutuhkan perusahaan.

6. Kepemimpinan yang efektif membangun pengaruh melalui kemampuan mengajar dan membagi ilmu, membagi hubungan baik, dan menjadi panutan. 7. Penghargaan diberikan kepada karyawan berdasarkan kompetensi dan

kinerjanya.

8. Efektifitas operasional harus didukung oleh struktur organisasi yang sederhana dan dinamis.

9. Pemanfaatan teknologi sebagai perangkat untuk peningkatkan produktivitas kerja dan keunggulan kompetitif.


(25)

13

10. Keputusan bisnis diambil berdasarkan fakta dan data akurat Setiap tugas dan operasional perusahaan dilaksanakan dengan cepat tanggap, cepat tindak lanjut, tuntas, berkualitas dan penuh tanggung jawab.

11. Seluruh aktivitas perusahaan harus berorientasi pada peningkatan mutu.

Logo dan Makna Logo PT Perkebunan Nusantara III (Persero)

Logo suatu instansi sebagai ciri khas yang membedakannya dengan instansi lainnya. Pada umumnya logo PT Perkebunan Nusantara III (Persero) mempunyai makna dan arti bagi perusahaan tersebut.

Gambar II.1

Logo PT Perkebunan Nusantara III

1. Gambar duabelas helai daun kelapa sawit di sebelah kiri bola dunia dan tujuh urat pada daun karet yang berwarna hijau di sebelah kanan bola dunia melambangkan bahwa PTPN III memiliki duabelas paradigma baru dan tujuh strategi bisnis yang saling mendukung agar tercapai tujuan PTPN III, yaitu selalu menjadi perusahaan perkebunan terbaik dengan


(26)

team work yang solid dan inovatif, serta ditunjang dengan green

technology, green business dan ramah lingkungan.

2. Gambar lima garis lintang horizontal dan vertikal yang berwarna biru melingkari bola dunia melambangkan bahwa PTPN III memiliki lima tata nilai dan harus mampu mengimbangi kemajuan teknologi yang berkembang agar selalu menjadi yang terdepan dalam peningkatan usaha. 3. Gambar dua meteor yang mengelilingi bumi sehingga membentuk angka

tiga melambangkan bahwa PTPN III bergerak dinamis dengan semangat yang tinggi untuk menguasai pasar global. Meteor yang berwarna putih bermakna produksi lateks dan produk turunannya, sedangkan yang berwarna oranye bermakna produksi CPO beserta turunannya yang memancar tanpa henti untuk memenuhi kebutuhan pasar dunia.

Secara keseluruhan logo ini adalah lambang dari niat dan motivasi tinggi seluruh personal PTPN III untuk mewujudkan visi dan misi PTPN III yang telah dicanangkan bersama dengan ditunjang oleh lima tata nilai, duabelas paradigma baru dan tujuh strategi bisnis yang dimiliki PTPN III.

B. Struktur Organisasi

Pada umumnya perusahaan mempunyai struktur organisasi yang berbeda menurut kegiatan usahanya. Struktur organisasi merupakan kerangka atau bagian yang menggambarkan jaringan hubungan yang menunjukkan kedudukan, tugas dan tanggung jawab secara hirarki yang terdapat dalam perusahaan. Struktur organisasi yang baik jika dikaitkan dengan pengawasan adalah struktur organisasi yang menggambarkan secara tegas garis, wewenang dan tanggung jawab setiap


(27)

15

Tanggung jawab fungsional dalam organisasi didasarkan pada prinsip-prinsip adanya pemisahan tugas dan sekaligus diperlukan untuk mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab pengorganisasian juga akan menjadikan kegiatan dan tugas-tugas suatu perusahaan dapat dijalankan dengan baik dan teratur. Dengan kata lain organisasi berguna untuk menghindarkan terjadinya penyelewengan-penyelewengan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

Dengan demikian struktur organisasi perusahaan merupakan gambaran yang memperlihatkan susunan, fungsi departemen atau posisi mereka dalam organisasi serta bagaimana hubungannya antara satu sama lainnya disamping menunjukkan garis perintah maupun jalur jalan komunikasi formal. Sehingga dapat tercipta suatu tim kerja yang kompak dalam usaha mencapai tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan.

Berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT Perkebunan Nusantara III No. 3.08/SKPTS/15/2014 tanggal 26 Februari 2014 tentang perubahan struktur organisasi PT Perkebunan Nusantara III dalam rangka pelaksanaan pencapaian tujuan maka ditetapkanlah perubahaan struktur organisasi yang menyangkut fungsi, tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari masing-masing pengelola. Struktur organisasi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan adalah struktur organisasi garis dan staf. Struktur organisasi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut ini.


(28)

 


(29)

17

C. Job Description

Adapun uraian tugas dari struktur organisasi tersebut:

a. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

Rapat umum pemegang saham (RUPS) merupakan pimpinan tertinggi yang membawahi dewan komisaris, direktur, serta setingkat dibawahnya. Tugas dan wewenang rapat umum pemegang saham (RUPS) sebagai berikut:

1. Mengangkat dan menghentikan dewan komisaris.

2. Bertanggung jawab atas pelaksanaan dan penggunaan modal/aset perusahaan sesuai dalam mencapai tujuan.

3. Mengawasi dewan komisaris dalam melakukan tugas yang telah dibedakan kepadanya oleh pemegang saham.

b. Dewan Komisaris

1. Dewan komisaris yang terdiri dari 1 komisaris dan 4 anggota bertugas untuk mengawasi direktur utama.

2. Membantu pimpinan menginvestasikan dana perusahaan. c. Direktur Utama

Direktur utama mengambil keputusan dan pertanggung jawaban utama atas jalannya dan tercapainya tujuan perusahaan serta memelihara dan menjaga harta perusahaan. Tugas dan wewenang direktur utama sebagai berikut:

1. Melaksanakan kebijaksanaan sesuai yang diatur didalam anggaran perusahaan serta ketentuan yang di gariskan oleh rapat umum pemegang


(30)

saham (RUPS), mentri pertanian selaku kuasa umum pemegang saham dan dewan komisaris.

2. Menetapkan langkah-langkah pokok melaksanakan kebijakan perusahaan di bidang produksi teknik, pengolahan, tenaga manusia, keuangan dan pemasaran.

3. Mengkoordinasi pelaksanaan tugas para anggota direksi dan mengawasi secara umum.

4. Bersama-sama anggota direksi lainnya perusahaan di dalam dan di luar pengadilan.

5. Bertanggung jawab kepada rapat umun pemegang saham melalui dewan komisaris.

d. Direktur Produksi

Mengelola bidang tanaman, teknik dan teknologi yang berkaitan dengan fungsi tersebut di atas. Tugas dan wewenang direktur produksi sebagai berikut:

1. Menyusun perencanaan di bidang pekerjaan yang tercantum dalam kebijaksanaan direksi.

2. Melaksanakan pengaturan-pengaturan dan pengendalian dari unit-unit usaha dan sarana pendukungnya mencantum tanaman (kultur teknis) produksi, teknologi, teknik dan sebagainya.

3. Melaksanakan pemberian dan pengawasan terhadap kegiatan yang tercantum dalam kebijaksanaan direksi.


(31)

19

4. Melaksanakan rencana-rencana rehabilitas dan investasi di bidang tanaman maupun sarana pendukung produksi lainnya dari unit-unit usaha yang telah ada.

e. Direktur Keuangan

Direktur keuangan dalam melaksanakan tugasnya mengkoordinasi kepala bagian keuangan, bagian akuntansi dan bagian pelelangan. Tugas dan wewenang direktur keuangan sebagai berikut:

1. Merencanakan sumber-sumber dana yang diperoleh. 2. Mencari dan memanfaatkan dana.

3. Menganalisa laporan keuangan untuk menilai apakah perusahaan mempunyai posisi keuangan yang baik.

f. Direktur Sumber Daya Manusia/Umum

Direktur sumber daya manusia/umum tugasnya adalah mengkoordinir kepala bagian sumber daya manusia, bagian umum, bagian PKBL dan bagian hukum. Tugas dan wewenang direktur sumber daya manusia/umum sebagai berikut:

1. Menyusun rencana, mengarahkan dan mengkoordinasi bidang pengembangan sumber daya manusia dan mengadakan pengkajian sumber daya manusia.

2. Melaksanakan pengendalian dan pengawasan penyelesaian hukum dan agraria, kesempatan, kesehatan dan keamanan serta sosial umum.


(32)

g. Direktur Pemasaran dan Perencanaan Pengembangan

Direktur pemasaran dalam melaksanakan tugasnya mengkoordinir kepala bagian komersil, bagian TI/TB dan manajemen resiko, bagian perencanaan pengembangan bisnis hilir, dan bagian perencanaan dan pengembangan bisnis hulu. Tugas dan wewenang direktur perencanaan dan pengembangan sebagai berikut:

1. Melakukan hubungan dengan perusahaan lain serta menerima pesanan dari perusahaan.

2. Melakukan riset pasar dan mengumpulkan informasi pasar.

3. Mengembangkan pemasaran produksi baik dalam maupun luar negeri. h. Kepala Bagian Tanaman

Tujuan jabatan kepala bagian tanaman adalah membantu direktur produksi dalam melaksanakan fungsi manajemen terutama perencanaan, monitoring dan evaluasi dibidang tanaman yang meliputi eksploitasi dan investasi (tanaman karet, kelapa sawit, tanaman pangan dan konservasi) untuk peningkatan kinerja secara berkesinambungan dengan memberdayakan sumber daya perusahaan yang ada untuk mencapai kinerja optimal dengan tata kelola yang baik. Tugas pokok bagian tanaman adalah sebagai berikut:

1. Mengevaluasi draft kebijakan, norma standard, RJP/RKAP/RKO bidang tanaman di bagian/distrik/unit dengan mengevaluasi RJP/RKAP/RKO tahun sebelumnya agar tercapai sesuai dengan kondisi real untuk diusulkan ke direksi.


(33)

21

2. Mengevaluasi draft investasi dan eksploitasi dibidang tanaman berdasarkan perkembangan internal dan eksternal untuk diusulkan ke Direksi agar perusahaan memiliki arah yang jelas untuk dituangkan dalam Rencana Jangka Panjang (RJP).

3. Mengevaluasi perencanaan strategis perusahaan di bidang tanaman (Investasi dan Eksploitasi) jangka pendek dan jangka panjang.

4. Mengevaluasi implementasi inovasi di bidang tanaman.

i. Kepala Bagian Teknik

Tujuan jabatan kepala bagian teknik adalah membantu direktur produksi dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen terutama perencanaan, monitoring dan evaluasi di bidang teknik yang meliputi eksploitasi dan investasi mesin instalasi, sipil/ traksi dan alat berat untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi dengan tata kelola yang baik. Tugas pokok bagian teknik adalah sebagai berikut:

1. Mengevaluasi kebijakan dan norma standard RKAP (Rencana Kerja Anggaran Perusahaan) dan RKO bagian teknik sesuai instruksi kerja.

2. Menjamin dan mengevaluasi pengujian sarana dan metode baru bidang teknik.


(34)

4. Menjamin proses kalibrasi internal dan eksternal untuk peralatan/instrument kontrol unit pabrik, unit kebun dan rumah sakit.

5. Menjamin dan mengevaluasi informasi perkiraan harga, rencana kerja, spesifikasi teknis dan syarat kerja teknis.

j. Kepala Bagian Teknologi

Tujuan jabatan kepala bagian teknologi adalah membantu direktur produksi dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen untuk mengefektifkan sumber daya, sistem dan teknologi dalam pencapaian Visi, Misi dan Target Perusahaan (RKAP/RKO). Tugas pokok bagian teknologi adalah sebagai berikut:

1. Mengevaluasi usulan RKAP dan RKO Pengolahan Kelapa Sawit dan Karet dari PKS dan PPK, meliputi produksi, biaya pengolahan serta investasi (peralatan laboratorium dan pengendalian lingkungan/limbah) berdasarkan potensi, kondisi realisasi pabrik serta Kebijakan Perusahaan

2. Mengevaluasi RKAP dan RKO Bagian Teknologi berdasarkan rencana kebutuhan tenaga kerja serta pemakaian alat-alat kantor/perlengkapan lainnya yang dibutuhkan untuk operasional Bagian Teknologi.

3. Menjamin dan mengevaluasi pelaksanaan titip olah inti sawit dengan pihak ketiga.

4. Mengevaluasi kegiatan pengendalian lingkungan/limbah di kebun/unit untuk jangka pendek dan jangka panjang untuk pemenuhan dan penaatan


(35)

23

5. Mengevaluasi dan melaporkan kepada direksi perihal produksi pengolahan kelapa sawit dan karet setiap hari.

k. Kepala Bagian Sumber Daya Manusia

Tujuan jabatan kepala bagian sumber daya manusia adalah melaksanakan fungsi manajemen dalam mengelola sumber daya manusia melalui implementasi sistem-sistem SDM berbasis kompetensi atau Competency Based Human

Resources Management System (CBHRM) untuk menciptakan sumber daya

manusia sebagai Capital Intellectual. Tugas pokok bagian sumber daya manusia adalah sebagai berikut:

1. Mengevaluasi RKAP/RKO Bagian SDM secara berkala dengan memantau realisasi pemakaian anggaran guna mendapatkan gambaran yang riil tentang pemakaian biaya di Bagian SDM.

2. Mengevaluasi pelaksanaan proses assessment untuk tujuan rekrutmen, pemetaan dan promosi dengan menyusun program dan metode assessment sesuai kebutuhan agar menghasilkan data yang akurat untuk bahan pengambilan keputusan bagi manajemen.

3. Mengkoordinir dan memantau pelaksanaan pengukuran Competency Level

Index dengan menggunakan CBHRM online guna mengetahui kesesuaian

antara kompetensi individu dengan kompetensi yang dipersyaratkan oleh jabatan untuk keperluan penyusunan sistem pengembangan dan remunerasi.


(36)

4. Mengkoordinir dan memantau penyusunan program pelatihan yang disusun berdasarkan kebutuhan pelatihan bagi seluruh karyawan melalui analisa hasil

individual development plan dan mengevaluasi pelaksanaannya.

5. Mengkoordinir dan memantau pengelolaan knowledge sharing yang efektif antar karyawan untuk mendukung terjadinya pemerataan knowledge karyawan bekerjasama dengan bagian terkait.

l. Kepala Bagian Umum

Tujuan jabatan kepala bagian umum adalah melaksanakan fungsi manajemen dalam rangka penyediaan fasilitas pelayanan umum meliputi pendidikan, kesehatan dan akomodasi transportasi perusahaan. Tujuan bagian umum adalah sebagai berikut:

1. Menganalisa, mengawasi dan mengevaluasi RKAP/RKO urusan umum/K3, kesehatan dan URTA secara berkala dengan memantau realisasi pemakaian anggaran guna mendapatkan gambaran yang real tentang pemakaian biaya di urusan tersebut.

2. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan sosial, keagamaan, olahraga, EBTA madrasah dan kepramukaan di kandir, kebun/unit.

3. Mengevaluasi ketersediaan dan pengadaan/perawatan alat-alat APAR,


(37)

25

4. Mengevaluasi dan mengawasi penyelenggaraan kesehatan karyawan termasuk sarana dan prasarana yang tersedia seperti rumah sakit, klinik dan lain-lain.

5. Mengevaluasi keseluruhan kinerja operasional rumah sakit, pedoman administrasi bidang kesehatan serta norma-norma dan standard pelayanan bidang kesehatan dan obat-obatan.

m. Kepala Bagian PKBL

Tujuan jabatan kepala bagian PKBL adalah melaksanakan fungsi manajemen dalam rangka penyelenggaraan PKBL sesuai Permen BUMN No. PER-05/MBU/2007 tanggal 27 April 2007 untuk mewujudkan citra perusahaan

(corporate image) yang positif pada masyarakat sekitar wilayah usaha PTPN-III

khususnya dan masyarakat Sumatera Utara pada umumnya. Tugas pokok bagian PKBL adalah sebagai berikut:

1. Mengawasi dan mengevaluasi penyusunan RKAP, RKA dan RKO bagian PKBL dengan cara melakukan koordinasi dengan bagian dan kebun/unit agar rencana kerja dan anggaran terkendali.

2. Mengevaluasi Laporan pelaksanaan PKBL setiap triwulan,semester dan tahunan dengan berpedoman pada Surat Edaran Meneg BUMN No.: SE-433/MBU/2003 untuk pencapaian kinerja.


(38)

4. Mengevaluasi penerimaan pengembalian dana kemitraan dari para mitra binaan dengan cara membandingkan piutang yang telah jatuh tempo dengan jumlah penerimaan cicilan untuk mengetahui tingkat kemacetan piutang.

5. Berupaya mengurangi risiko kemacetan pinjaman mitra binaan antara lain dengan cara mempersyaratkan adanya agunan sebagai jaminan dan mengasuransikan para mitra binaan agar pinjaman dapat dikembalikan tepat waktu.

n. Kepala Bagian Hukum

Tujuan jabatan kepala bagian hukum adalah melaksanakan fungsi manajemen dalam rangka penyelenggaraan sistem hukum, keamanan dan pertanahan guna mendukung kegiatan operasional perusahaan. Tugas pokok bagian hukum adalah sebagai berikut:

1. Mengawasi dan memastikan legalisasi terhadap surat perjanjian telah terlaksana sesuai dengan prosedur dan peraturan hukum yang berlaku.

2. Mengawasi dan memastikan inventarisasi peraturan perundang – undangan telah terlaksana dengan baik.

3. Mengawasi dan memastikan terpenuhinya kebutuhan bantuan hukum untuk kepentingan perusahaan.

4. Mengawasi dan memastikan tepat waktunya pengurusan perizinan di tingkat perusahaan.


(39)

27

5. Berupaya menumbuhkan kesadaran hukum melalui dilakukannya sosialisasi kepada seluruh karyawan pimpinan di bagian/DM/kebun/unit.

o. Kepala Bagian SPI

Tujuan jabatan kepala bagian SPI adalah melaksanakan fungsi manajemen untuk menjalankan strategi pemeriksaan dengan tujuan memastikan bahwa sistem pengendalian internal perusahaan telah memadai dan berjalan sesuai dengan ketentuan, sekaligus menjadi mitra dalam penyempurnaan kegiatan pengelolaan perusahaan dengan memberikan nilai tambah melalui rekomendasi atas hasil audit yang dilakukan. Selain itu juga berperan sebagai consultan peningkatan penerapan manajemen resiko dan prinsip-prinsip Good Coorporate Governance. Tugas pokok bagian SPI adalah sebagai berikut:

1. Mengevaluasi dan mengajukan program kerja audit tahunan yang telah disusun kepada direktur utama untuk mendapat persetujuan dan menyampaikan kepada Meneg BUMN dengan tembusan kepada dewan komisaris.

2. Mengevaluasi program pelaksanaan audit rutin.

3. Mengevaluasi laporan hasil audit rutin dan menyampaikan kepada direktur Utama, Komite Audit dan Auditee.

4. Mengevaluasi dan menyetujui program dan pelaksanaan audit khusus/investigasi sesuai penugasan dari direktur utama.


(40)

5. Menyetujui laporan hasil audit khusus/investigasi dan menyampaikan kepada direktur utama.

p. Kepala Bagian Keuangan

Tujuan jabatan kepala bagian keuangan adalah membantu direktur keuangan dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen sesuai dengan visi & misi perusahaan yang berkaitan dengan penyusunan dan evaluasi RKAP / RKO, memberdayakan sumber daya keuangan, serta mencari sumber pendanaan eksternal yang kompetitif dan ekuitas secara optimal guna mewujudkan kinerja keuangan perusahaan. Tugas pokok bagian keuangan sebagai berikut:

1. Mengevaluasi draft penyusunan RKAP dan RKO bagian keuangan kepada direksi, dengan cara melakukan koordinasi antar bagian dan kebun/unit.

2. Mengevaluasi keuangan perusahaan secara cost effectivenes untuk menjaga kondisi keuangan perusahaan yang sehat.

3. Menyetujui dan memenuhi uang kerja kebun/unit dengan cara screening uang kerja yang diajukan kebun/unit sesuai kebutuhan.

4. Menindaklanjuti permintaan pembayaran yang diajukan oleh bagian terkait dengan cara mengevaluasi skala prioritas untuk menjaga keseimbangan cashflow.

5. Mengevaluasi pengusulan penutupan asuransi terhadap aset perusahaan dengan cara inventarisasi asset yang berisiko tinggi untuk meminimalisir


(41)

29

q. Kepala Bagian Akuntansi

Tujuan jabatan kepala bagian akuntansi adalah membantu direktur keuangan dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan perusahaan serta memberdayakan aktiva, kewajiban dan ekuitas secara optimal guna mewujudkan kinerja keuangan perusahaan yang sehat. Tugas pokok bagian akuntansi sebagai berikut:

1. Mengevaluasi usulan RKAP dan RKO bagian akuntansi untuk diteruskan ke direksi.

2. Mengevaluasi penyusunan dan penerbitan laporan manajemen, laporan keuangan konsolidasian interim dan tahunan dengan cara mereview proses akuntansi untuk disampaikan kepada pemegang saham dan stakeholder lainnya.

3. Mengevaluasi laporan dari DM/kebun/unit mengenai keakuratan serta kebenaran penyajian laporan manajemen untuk bahan pengambilan keputusan manajemen.

4. Menjamin dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan/proses akuntansi dengan cara mengevaluasi aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban sesuai dengan PSAK.

5. Menjamin dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan verifikasi dengan cara memeriksa aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban.


(42)

r. Kepala Bagian Pelelangan

Tujuan jabatan kepala bagian pelelangan adalah membantu direktur pemasaran dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam proses pelelangan/seleksi pengadaan barang dan jasa serta memberdayakan sumber daya secara optimal. Tugas pokok bagian pelelangan sebagai berikut:

1. Mengevaluasi rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP) untuk kebutuhan operasional bagian pelelangan dan selanjutnya diajukan ke bagian keuangan.

2. Membuat kesepakatan karya, melakukan bimbingan karya dan membuat penilaian karya karyawan pimpinan/pelaksana di bagian pelelangan dan selanjutnya dikirim ke bagian SDM untuk proses persetujuan dan penetapan direksi lebih lanjut.

3. Mengevaluasi kebutuhan barang dan bahan yang diperlukan untuk kelancaran operasional bagian pelelangan.

4. Memberikan saran dan pendapat kepada direksi terhadap proses pelelangan/seleksi dilingkungan perusahaan agar diperoleh alternatif sistem yang efektif dan efisien.

5. Memberikan data/informasi yang dibutuhkan oleh Auditor untuk keperluan audit, baik internal maupun eksternal sehingga auditor memperoleh bukti audit yang valid dengan tujuan audit.


(43)

31

s. Bagian Komersil

Tujuan bagian komersil adalah membantu Direktur Pemasaran dalam melaksanakan fungsi-fungsi managemen sesuai dengan visi & misi perusahaan yang berkaitan dengan Penjualan dan Pengadaan Barang & Jasa secara maksimal sehingga tercapai kepuasan pelanggan , optimalisasi harga, minimalisasi stock, penagihan pembayaran yang efektif dan peningkatan arus kas masuk dengan tata kelola yang baik. Tugas pokok bagian komersil sebagai berikut:

1. Mengevaluasi rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP) & RKO bagian komersil dan sasaran mutu dan monitoring strategic planning dan RJP bagian komersil.

2. Mengevaluasi dan mernjamin program dan strategi penjualan, kebijakan pemasaran yang berdasarkan informasi dan analisa pasar.

3. Mengevaluasi dan menjamin penjualan komoditi termasuk produk datim yang dijual melalui PT. KPBN dan bursa berjangka Jakarta.

4. Mengevaluasi harga Idea price penjualan CPO CSPO, CPO Non CSPO dan limbah padat/eks rekening. 300 dan penjualan CPO CSPO dan CPO non CSPO melalui bursa berjangka Jakarta.

5. Mengevaluasi dan mengajukan penjualan aktiva non produktif melalui kantor lelang negara.


(44)

t. Kepala Bagian TI & Transformasi Bisnis/CMR dan Manajemen Risiko

Tujuan jabatan kepala bagian TI & transformasi bisnis/CMR dan manajemen risiko adalah melaksanakan fungsi manajemen dalam mengimplementasikan PTB perusahaan termasuk teknologi informasi melalui upaya strategi (strategic

initiative) Sistem Manajemen PTPN III serta Manajemen Resiko. Tugas pokok

bagian TI & Transformasi Bisnis/CMR dan Manajemen Resiko sebagai berikut:

1. Mengevaluasi rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP) dengan cara mengevaluasi kinerja dan membandingkan pencapaian RKAP tahun sebelumnya untuk menetapkan program dan rencana kerja.

2. Mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian direksi dalam pelaksanaan Transformasi Bisnis dengan cara membadingkan KPI dengan target agar program yang telah disusun dapat tercapai.

3. Merencanakan, menyusun program dan action plan dari Strategic Initiative PTB dan manajemen resiko dengan cara mereview pencapaiannya agar strategic target dapat tercapai.

4. Menyusun KPI tingkat perusahaan berdasarkan pencapaian KPI tahun sebelumnya melalui monitoring dan evaluasi sehingga terciptanya KPI yang objektif.

5. Menganalisa dan mengevaluasi program dan action plan dari Strategic

Initiative PTB dan manajemen risiko melalui rapat dan forum grup diskusi


(45)

33

v. Kepala Bagian Pengembangan

Tujuan jabatan kepala bagian pengembangan adalah melaksanakan fungsi manajemen dalam upaya mengembangkan dan meningkatkan kinerja operasional pengembangan bisnis dan industri yang berbasis perkebunan sehingga mampu memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Tugas pokok bagian pengembangan sebagai berikut:

1. Merencanakan program, target yang akan dicapai, ditindaklanjuti dan evaluasi serta identifikasi kebutuhan sumberdaya untuk pengembangan bisnis dan industri.

2. Memberikan alternatif skala prioritas terhadap potensi perluasan areal dan pembangunan pabrik yang merupakan pelaksanaan pengembangan bisnis dan industri.

3. Melakukan survei dan kajian terhadap rencana pengembangan bisnis dan industri termasuk pembangunan kebun plasma di sekitar unit usaha perusahaan.

4. Merencanakan dan menyusun kebutuhan dan sumberdaya dalam melaksanakan pengembangan areal, bisnis dan industri.

5. Memantau pelaksanaan pengembangan areal, bisnis dan industri.


(46)

Tujuan jabatan kepala bagian sekretariat perusahaan adalah Membantu Direksi dalam melaksanakan fungsi manajemen terkait bidang tugas penyelenggaraan kegiatan kesekretariatan perusahaan dan memfasilitasi kegiatan Direksi dengan

stakeholders, yang berhubungan dengan pengaturan arus informasi antara

perusahaan dengan stakeholders. Tugas pokok bagian sekretariat perusahaan sebagai berikut:

1. Mengevaluasi RKAP/RKO dan RJP agar target kinerja yang ditentukan dapat dicapai.

2. Menjamin dan mengawasi dalam pelaksanaan prosedur pemakaian uang kerja bagian sekretariat perusahaan, kantor penghubung Jakarta termasuk uang kerja dewan komisaris agar tercipta cost efectiveness.

3. Menjamin terbentuknya citra perusahaan (Corporate Image) yang positif dan hubungan baik dengan stakeholders agar citra perusahaan dapat meningkat.

4. Mengevaluasi pelayanan pada stakeholders atas setiap informasi yang dibutuhkan yang berkaitan dengan kondisi perusahaan agar diperoleh informasi yang benar dan akurat.

5. Menjamin dokumentasi data-data dan dokumen yang terkait dengan aktivitas perusahaan yang merupakan hasil evaluasi bagian teknis terkait dan melakukan updating setiap bulannya sehingga diperoleh data yang akurat.


(47)

35

D. Kegiatan Usaha

PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan bergerak dalam bidang usaha perkebunan dengan komoditi utama kelapa sawit dan karet. Perusahaan melakukan pengolahan hasil tanaman dari kebun sendiri, kebun plasma maupun dari pihak-pihak lain menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Pengolahan komoditi dan produk dihasilkan di dalam negeri dan hasilnya dipasarkan di dalam negeri maupun diekspor ke luar negeri. Adapun komoditi dan produk yang diolah PT Perkebunan Nusantara III ( Persero) Medan berupa komoditi kelapa sawit diolah menjadi minyak sawit (CPO) dan inti sawit. Untuk mendukung pemasaran komoditi yang dihasilkan, seluruh BUMN perkebunan di Indonesia telah membentuk PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT. KPBN) yang berkedudukan di Jakarta-Indonesia. PT. KPBN dibentuk untuk menjadi pusat pemasaran komoditi utama PTPN.

PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan menjadikan minyak sawit dan inti sawit sebagai komoditi utama yang memberikan kontribusi besar bagi pendapatan perusahaan. PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan menggunakan penjualan dengan istilah pendapatan. Mutu produk minyak dan inti sawit yang dihasilkan perusahaan sudah dikenal di pasar lokal dan internasional dengan pasokan yang tepat waktu kepada pembeli.

1. Kelapa Sawit – Minyak Sawit dan Inti Sawit

PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) menjadikan minyak dan inti sawit sebagai komoditi yang memberikan kontribusi besar bagi pendapatan perusahaan.


(48)

Mutu produk minyak dan inti sawit yang dihasilkan perusahaan sudah dikenal di pasar lokal dan internasional dengan pasokan yang tepat waktu kepada pembeli.

2. Karet – Lateks, Crumb Rubber dan Rubber Smoke Sheet

Di seantero dunia, Sumatera dikenal sebagai penghasil karet bermutu tinggi, lebih dari 54.000 hektar lahan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) diusahakan untuk menghasilkan karet berkualitas terbaik di dunia. Mutu produk RSS-1, SIR-1-, SIR-20 dan lateks pekat mampu menembus pasar internasional, disejumlah pabrik ban terbesar seperti Bridgestone, Good Year, Firestone,

Hankook dan lainnya.

3. Industri Hilir Karet – Rubber Threads, Rubber Dockfender, Rubber Article, Rubber Cownat, Conveyor Belt, Rubber Karlet dan Resin

Pabrik industri hilir karet didirikan pada tahun 1965 untuk mengantisipasi perubahan fluktuasi pada karet alam dan persaingan kuat karet sintesis PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) sekarang ini memiliki 3 fasilitas pengolahan yang disebut dengan Rubber Threads, Rubber Dockfender, Rubber Article,

Rubber Cownaf, Coveyor Belt, Rubber Karlet dan Resin adalah produk utama

pabrik-pabrik tersebut. Produk perusahaan telah menerima Indonesian Industries

Standard (SII) Certificate, International Quality Certificate ISO 9001: 2000 dan

ISO 14001 1996, TUV dan OCOTEX.

E. Kinerja Usaha Terkini

Kinerja perusahaan tahunan tahun 2013 berdaskan Nomor Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor:KEP-100/MBU/2002


(49)

37

tanggal 04 Juni 2002 dan Keputusan RUPS PT Perkebunan Nusantara III (Persero) tentang Pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun Buku 2013, tanggal 17 Januari 2013 dan Surat Persetujuan Revisi RKAP Nomor:S-634/MBU/2013 tanggal 09 Oktober 2013 adalah sehat – AA (double A) dengan rincian:

a. Nilai skor aspek keuangan 61,50 b. Nilai skor aspek operasional 13,00 c. Nilai skor aspek administrasi 15,00

Total nilai skor 89,50

Berdasarkan hasil penilaian diatas, tingkat kesehatan perusahaan untuk tahun 2013 dikategorikan sehat AA (double A) dengan total nilai skor 89,50.

1. Laporan posisi keuangan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) dan entitas anak (konsolidasi) per 31 Desember 2013 ditutup dengan total aset dan liabilitas/ekuitas sebesar Rp 11.016,57 milyar, dibanding RKAP-P per 31 Desember 2013 sebesar Rp 12.093,48 milyar berada dibawah Rp 1.076,91 milyar atau 8,90% dan dibanding pe 31 Desember 2012 sebesar Rp 10.208,93 milyar mengalami peningkatan sebesar Rp 807,64 milyar atau 7,91%.

2. Jumlah penerimaan penjualan (termasuk anak perusahaan) dalam tahun 2013 mencapai Rp 5.732.518 juta dan laba PT Perkebunan Nusantara III dan entitas anak (konsolidasi) sebelum PPh sebesar Rp 601.188 juta dan laba setelah PPh sebesar Rp 367.304 juta.


(50)

3. Pencapaian laba komoditi karet dan kelapa sawit tahun 2013 memberikan kontribusi masing-masing sebesar 6,45% dan 93,55% terhadap total laba (rugi) konsolidasi sebelum PPh.

4. Penerimaan devisa dari penjualan produksi tahun 2013 sebesar USD$ 71.318.020,81 atau setara Rp 735.873.128.093.

5. Penerimaan negara dari pasal 29 (kini) atas laba operasional tahun 2013 sebesar Rp 55.924 juta dari dividen atas pembagian laba tahun 2012 sesuai keputusan RUPS dan Surat Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor:S-756/MBU/2013 tanggal 20 Desember 2013 sebesar Rp 311.818 juta. 6. Disamping perusahaan memperoleh keuntungan, juga memperluas lapangan

kerja dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat serta meningkatkan taraf hidup karyawan dan petani.

F. Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan tertuang dalam strategi usaha tahun 2013 dan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP). Strategi usaha 2013, yaitu:

1. Menjalin dan mengembangkan hubungan sinergi yang efektif dengan mitra strategik untuk mewujudkan peluang bisnis.

2. Melaksanakan manajemen berorientasi pasar, sensitif terhadap kecenderungan industri dan pergerakan pasar, mencermati pesaing.


(51)

39

4. Melaksanakan keunggulan operasional agar perusahaan menjadi cost effective.

5. Membangun budaya kerja yang kondusif dengan melaksanakan tata nilai dan paradigma baru.

Rencana Jangka Panjang (RJP) PT Perkebunan Nusantara III (Persero) tahun 2010-2014 (sebelum RUPS) disusun selain untuk memenuhi permintaan pemegang saham, sesuai Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No:KEP-102/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002, juga merupakan rencana strategis perusahaan, misalnya pada laporan posisi keuangan.


(52)

FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGAWASAN PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

MEDAN

A. Pengertian dan Penyusunan Anggaran 1. Pengertian Anggaran

Anggaran merupakan salah satu alat bantu bagi manajemen dalam melaksanakan fungsinya terutama dalam perencanaan dan pengendalian. Nilai suatu anggaran tergantung pada perencanaan dan pengendalian anggaran, apabila terjadi penyimpangan atas pelaksanaan anggaran dikarenakan terlalu tinggi dalam penetapannya, maka diperlukan cara untuk mengendalikannya yaitu dengan cara meninjau kembali hasil penetapan anggaran sebelumnya sehingga pada saat pelaksanaan dapat terwujud dengan baik serta dijadikan sebagai masukan bagi perusahaan dalam melaksanakan perencanaan dan pengendalian anggaran tersebut sehingga pada periode yang akan datang dapat dijadikan sebagai perbaikan yang positif. Anggaran juga merupakan alat bantu bagi perusahaan dalam mencapai tujuan utamanya yaitu memperoleh laba dengan memproduksi barang atau jasa untuk dijual kepada konsumen sehingga perusahaan memperoleh penghasilan yang optimal. Anggaran atau lebih sering disebut sebagai “budget” mempunyai definisi yang beragam , namun apabila dicermat


(53)

41

dicermati lebih teliti masing-masing definisi tersebut mempunyai definisi yang sama.

Menurut Prawironegoro dan Purwanto (2010 : 1), “anggaran merupakan rencana kerja yang dituangkan dalam angka–angka keuangan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Sedangkan, penganggaran merupakan proses penyusunan anggaran, yang dimulai dari pembuatan panitia, pengumpulan dan pengklasifikasian data, pengajuan rencana kerja fisik dan keuangan tiap–tiap divisi, penyusunan secara menyeluruh, dan pengajuan kepada pimpinan puncak untuk disetujui dan dilaksanakan. Dengan demikian, penganggaran mempunyai makna lebih luas daripada anggaran karena mencakup anggaran itu sendiri.”

Dari pendapat para ahli dapat diketahui bahwa anggaran merupakan suatu rencana manajeman mengenai perolehan dan penggunaan sumber-sumber daya perusahaan yang dinyatakan secara formal dan terperinci dalam bentuk kuantitatif pada suatu periode tertentu. Dalam anggaran juga terdapat tindakan antisipasi untuk menyesuaikan keadaan di masa yang akan datang dengan rencana yang telah ditetapkan, karena itu anggaran juga dipakai sebagai alat koodrinasi dan impelmentasi rencana awal dengan aktivitas yang sedang berlangsung.


(54)

Penyusunan anggaran adalah proses pengoperasian rencana dalam bentuk pengkuantifikasian, biasanya dalam unit moneter, untuk kurun waktu tertentu. Proses penyusunan anggaran seperti :

1. Menerbitkan pedoman penyusunan anggaran oleh staf anggaran yang disetujui manajer puncak.

2. Membuat proposal anggaran permulaan oleh masing-masing manajer pusat pertanggung jawaban.

3. Negosisasi, yaitu mendiskusikan anggaran yang diusulkan.

4. Slack, yaitu perbedaan karena menurunkan tingkat penjualan atau

menaikan biaya.

5. Review dan persetujuan oleh CEO/Dewan Direktur.

6. Revisi anggaran, baik secara sistematis maupun kondisi khusus. Dalam penyusunan anggaran, penaksiran yang dipakai belum tentu dengan keadaan yang sebenarnya. Seringkali keadaan yang digunakan sebagai dasar penyusunan anggaran mengalami perkembangan yang jauh berbeda daripada yang direncanakan. Karena menyusun anggaran melibatkan banyak pihak, maka secara potensial dapat menimbulkan persoalan-persoalan hubungan kerja (Human Relation) yang dapat menghambat proses pelaksanaan anggaran. Penganggaran tidak dapat terlepas dari penilaian subjektif pembuatan kebijakan (Decision Maker) terutama pada saat data dan informasi tidak lengkap dan tidak cukup.

Anggaran yang disusun barulah merupakan rancangan anggaran. Rancangan anggaran inilah yang diserahkan kepada pimpinan tertinggi


(55)

43

perusahaan untuk disahkan serta ditetapkan sebagai anggaran yang sah sebelum diselesaikan oleh pimpinan tertinggi perusahaan, mungkin masih bisa diadakannya pembahasan-pembahasan diantara pimpinan tertinggi perusahaan dengan pihak yang diserahi tugas menyusun rancangan anggaran tersebut. Setelah disahkan oleh pimpinan tertinggi perusahaan, maka rancangan anggaran tersebut akan dijadikannya sebagian pedoman kerja, alat pengkoordinasian kerja dan alat pengawasan kerja.

B. Jenis-jenis Anggaran

Dalam suatu perusahaan yang telah berjalan dengan baik dan mapan lazimnya diterapkan suatu anggaran dalam bentuk paket, artinya anggaran tersebut disusun dengan lengkap menyangkut rencana untuk keseluruhan, sehingga meliputi anggaran untuk beberapa bagian perusahaan.

Menurut Nafarin (2007 : 31), jenis-jenis anggaran dapat dilihat dari beberapa sudut pandang sebagai berikut:

1. Menurut dasar penyusunan, anggaran terdiri dari :

a. Anggaran variabel adalah anggaran yang disusun berdasarkan interval (kisar), kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat-tingkat aktivitas (kegiatan) yang berbeda.

b. Anggaran tetap adalah anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu.


(56)

a. Anggaran periodik adalah anggaran yang disusun untuk suatu periode tertentu, pada umumnya periodenya satu tahun yang disusun setiap akhir periode anggaran.

b. Anggaran kontinyu adalah anggaran yang dibuat untuk mengadakan perbaikan anggaran yang pernah dibuat misalnya tiap bulan diadakan perbaikan sehingga anggaran yang dibuat setahun mengalami perubahan.

3. Menurut jangka waktu, anggaran terdiri dari :

a. Anggaran jangka pendek (anggaran taktis) adalah anggaran yang dibuat dalam jangka waktu paling lama sampai satu tahun. Anggaran untuk keperluan modal kerja merupakan anggaran jangka pendek. b. Anggaran jangka panjang (anggaran strategis) adalah anggaran yang

dibuat dengan jangka waktu lebih dari satu tahun. Anggaran yang dibuat untuk keperluan investasi barang modal merupakan anggaran jangka panjang yang disebut anggaran modal (capital budget). Anggaran jangka panjang tidak harus berupa anggaran modal. Anggaran jangka panjang diperlukan sebagai dasar penyusunan anggaran jangka pendek.

4. Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari: a. Anggaran Operasional


(57)

45

Kedua anggaran ini bila digabungkan disebut anggaran induk (master

budget). Anggaran induk adalah suatu jaringan kerja yang berisi berbagai macam

anggaran yang terpisah namun saling berhubungan dan saling berkaitan satu sama lain. Anggaran induk yang mengkonsolidasikan rencana keseluruhan perusahaan untuk jangka pendek, biasanya disusun atas dasar tahunan. Anggaran tahunan dipecah lagi menjadi anggaran triwulan dan anggaran triwulan dipecah lagi menjadi anggaran-anggaran bulanan.

Sedangkan jenis anggaran pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan , terdiri dari :

1. Anggaran Operasional adalah anggaran untuk menyusun anggaran untuk menyusun anggaran rugi laba. Anggaran operasional terdiri dari:

a. Anggaran Penjualan

Anggaran Penjualan Anggaran Penjualan ( sales budget ), adalah proyeksi yang disetujui oleh komite anggaran, yang menjelaskan penjualan yang diharapkan dalam satuan unit dan uang. Oleh karena anggaran penjualan adalah dasar bagi semua anggaran operasional lainnya sebagian besar dari anggaran keuangan, maka anggaran penjualan yang seakurat mungkin sangatlah penting. Prediksi penjualan hanyalah perkiraan awal. Prediksi penjualan diberikan pada komite anggaran untuk mempertimbangkan. Komite anggaran dapat merevisinya sesuai dengan keadaan. Sebagai contoh, jika komite anggaran memutuskan bahwa perkiraan terlalu pesimistis dan tidak sejalan dengan


(58)

tindakan tertentu untuk meningkatkan penjualan ats tingkat prediksi seperti meningkatkan kegiatan promosi dan merekrut tenaga penjual tambahan.

Sedangkan Menurut Haruman dan Rahayu (2007:45) pengertian anggaran penjualan adalah sebagai berikut : ”Anggaran Penjualan ialah budget yang direncanakan secara lebih terperinci penjualan perusahaan selama periode yang akan datang yang di dalamnya meliputi rencana tentang jenis (kualitas) barang yang akan di jual, jumlah (kuantitas), harga barang, waktu penjualan serta tempat atau daerah penjualannya.”

Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa anggaran penjualan merupakan dasar penyusunan anggaran lainnya dan umumnya disusun terlebih dahulu sebelum menyusun anggaran lainnya. Oleh karena itu, anggaran penjualan sering disebut dengan anggaran kunci. Berhasil tidaknya sebuah perusahaan bergantung pada keberhasilan bagian penjualan dalam meningkatkan penjualannya. Penjualan merupakan ujung tombak dalam mencapai tujuan perusahaan mencari laba secara maksimal. Kesalahan dalam penyusunan anggaran penjualan mengakibatkan kesalahan pada anggaran yang lain.

b. Anggaran Biaya Pabrik :

1. Anggaran Biaya Bahan Baku

Anggaran Biaya Bahan Baku Langsung (direct materials purchases


(59)

47

periode, jumlahnya tergantung pada perkiraan penggunaan bahan baku dalam produksi dan persediaan bahan mentah yang dibutuhkan perusahaan. Perusahaan perlu mempersiapkan suatu anggaran pembelian bahan baku langsung yang terpisah untuk masing-masing bahan mentah yang digunakan.

2. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung

Anggaran Tenaga Kerja Langsung (direct labor budget), menunjukkan total jam tenaga kerja langsung yang dibutuhkan dan biaya yang berhubungan dengan jumlah unit dalam anggaran produksi. Sama halnya dengannya bahan baku langsung, anggaran jam tenaga kerja langsung ditentukan oleh hubungan antara tenaga kerja dan outputnya. Dengan menggunakan tenaga kerja langsung yang digunakan untuk tiap unit dan unit yang akan diproduksi berdasarkan anggaran produksi.

3. Anggaran Biaya Overhead Pabrik

Anggaran overhead (overhead budget) menunjukkan biaya yang diharapkan dari semua komponen produksi tidak langsung. Tidak seperti bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung, dalam komponen overhead tidak terdapat hubungan input-output yang telah tersedia untuk diidentifikasi. Sebaliknya, terdapat serangkaian aktivitas dan penggerak yang terkait. Pengalaman dari masa lalu dapat digunakan sebagai panduan untuk menentukan bagaimana aktivitas


(60)

individual yang akan berbeda diindentifikasi (sebagai contoh, perlengkapan dan utilitas), dan jumlah yang diharapkan akan dihabiskan pada tiap komponen per unit aktivitas, diperkirakan. Tarif-tarif individual yang dihasilkan kemudian ditotal untuk memperoleh suatu tarif overhead variabel. Sebagai contoh, anggaplah bahwa dua kesatuan biaya overhead dibuat, satu untuk overhead aktivitas berubah sesuai dengan jam tenaga kerja langsung, dan satunya untuk semua aktivitas lainnya, yang bersifat tetap.

c. Anggaran Beban Usaha

Beban Usaha meliputi seluruh pos-pos pembiayaan langsung dan tak langsung untuk mendukung kegiatan produksi.

d. Anggaran Laporan Laba Rugi

Anggaran Laba Rugi dengan selesainya laporan harga pokok penjualan yang dianggarkan dan anggaran beban penjualan dan administrasi. Laba operasional (operational income), tidak sama dengan laba bersih (net

income) perusahaan. Untuk mendapatkan penghasilan bersih, beban

bunga dan pajak harus dikurangkan dari laba bersih. Utang pajak tergantung pada hukum pajak yang berlaku. Laba operasional

(operational income), tidak sama dengan laba bersih (net income)

perusahaan. Untuk mendapatkan penghasilan bersih, beban bunga dan pajak harus dikurangkan dari laba bersih.


(61)

49

1. Anggaran Keuangan adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca. Anggaran keuangan terdiri dari :

a. Anggaran Kas

Pengetahuan akan arus kas adalah hal penting untuk mengelola bisnis. Sering kali bisnis sukses dalam memproduksi dan menjual suatu produk, tetapi akhirnya gagal karena kesalahan dalam mengatur arus kas masuk dan keluar. Dengan mengetahui kapan kemungkinan terjadinya kekurangan dan kelebihan kas, seorang manajer dapat merencanakan untuk meminjam uang tunai ketika diperlukan, dan membayar kembali pinjaman selama periode kelebihan kas. Petugas bank bagian peminjaman menggunakan anggaran kas perusahaan untuk mendokumentasikan kebutuhan atas uang tunai, dan juga mengenai kemampuan untuk membayar kembali. Oleh karena arus kas adalah darah kehidupan bagi suatu organisasi, anggaran kas adalah salah satu anggaran paling penting dalam anggaran induk.

b. Anggaran Piutang

Anggaran Piutang adalah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang sejumlah piutang perusahaan beserta perubahan-perubahanya dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang. Anggaran piutang menunjukan besarnya piutang dari transaksi-transaksi penjualan secara kredit yang dilakukan perusahaan. Anggaran tersebut menerangkan mengenai jumlah piutang yang


(62)

tertagih dari waktu ke waktu, serta menunjukan pula sisa piutang yang belum tertagih dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang. c. Anggaran Persediaan

Anggaran persediaan merupakan anggaran yang merencanakan secara terperinci berapa nilai persediaan pada periode yang akan dating. Pada perusahaan manufaktur persediaan yang ada terdiri dari 3 jenis, yakni persediaan material, persediaan barang setengah jadi dan persediaan barang jadi.

d. Anggaran Utang

Anggaran utang (payable budget) ialah anggaran yang merencanakan secara sistematis dan lebih terperinci tentang jumlah utang beserta perubahannya dari waktu ke waktu (bulan ke bulan) selama periode tertentu yang akan datang. Dari pengertian tersebut dapatlah diketahui bahwa budget utang selain menunjukan jumlah utang perusahaan pada suatu saat tertentu, juga menunjukan perubahanya (mutasinya), baik berupa tambahan utang baru, maupun pengurangan utang sebagai akibat adanya pelunasan oleh perusahaan (sebagai pihak debitur). e. Anggaran Neraca

Anggaran yang menunjukkan implikasi berbagai macam anggaran pada elemen-elemen neraca, aktiva, utang dan modal tahun yang akan datang. Neraca yang dianggarkan tergantung pada informasi yang terkandung dalam neraca saat ini dan yang berada dalam anggaran lain di anggaran induk.


(63)

51

C. Manfaat Anggaran

Manfaat anggaran menurut Nafarin (2007 : 19), diantaranya :

a. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan pegawai.

b. Dapat memotivasi pegawai.

c. Menimbulkan tanggung jawab tertentu pada karyawan. d. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu. e. Sumber daya (seperti tenaga kerja, peralatan dan dana) dapat

dimanfaatkan seefisien mungkin. f. Alat pendidikan bagi para manajer.

D. Tujuan Anggaran

1. Untuk menyatakan harapan sasaran perusahaan secara jelas dan formal, sehingga bisa menghindari kerancuan dan memberikan arah terhadap apa yang hendak dicapai manajeman.

2. Untuk mengkomunikasikan harapan manajeman kepada pihak-pihak terkait sehingga anggaran dimengerti, didukung dan dilaksanakan. 3. Untuk menyediakan rencana terinci mengenai aktivitas dengan maksud

mengurangi ketidakpastian dan memberikan pengarahan yang jelas bagi individu dan kelompok dalam upaya menccapai tujuan perusahaan.


(64)

4. Untuk mengkordinasi cara atau metode yang akan ditempuh dalam rangka memaksimalkan sumber daya.

5. Untuk menyediakan alat pengukur dan mengendalikan kinerja individu dan kelompok, menyediakan informasi yang mendasari perlu tidaknya tindakan koreksi.

Sedangkan, Sedangkan tujuan dari pembuatan anggaran menurut Nafarin (2007:19) yaitu :

a. Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan investasi dana.

b. Mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan. c. Merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana,

sehingga dapat mempermudah pengawasan.

d. Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal.

e. Menyempurnakan rencana yang telah disusun kerena dengan anggaran menjadi lebih jelas dan nyata terlihat.

f. Menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan dengan keuangan.

E. Hubungan antara Anggaran dengan Perencanaan

Kegiatan-kegiatan dari manajeman selama setahun dibimbing oleh RKAP (Rencana Kerja Anggaran Perusahaan). Rencana-rencana tersebut dilaksanakan


(65)

53

tidak mengizinkan seperti keadaan cuaca yang tidak normal, tidak tersedianya barang-barang atau alat-alat yang diperlukan atau terlambat diterimanya dana yang diperlukan untuk membuayai proyek-proyek investasi yang sangat besar. Seperti yang telah dikemukakan bahwa dalam RKAP itu dibentangkan rencana-rencana pimpinan selama setahun. Rencana itu diperinci baik mengenai fisik yang harus dilaksanakan maupun mengenai pembiayaannya. Hal ini menjadi sangat penting agar RKAP dapat dipergunakan sesuai dengan tujuannya, yaitu dapat dipergunakan sebagai alat pengukur dari pelaksana. Oleh karena itu, RKAP dipergunakan sebagai alat ukur dimana diperbandingkan kemajuan-kemanjuan dari masing-masing kegiatan.

Menurut Adisaputro dan Yunita (2007:5), “Perencanaan berarti kegiatan menetapkan tujuan organisasi dan memilih cara yang terbaik untuk mencapai tujuan tersebut dan mengarahkan kegiatan operasi.” Proses perencanaan, baik perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang, adalah komponen yang paling penting dari keseluruhan sistem. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sebelum perusahaan melakukan operasinya, pimpinan dari perusahaan tersebut harus lebih dahulu merumuskan kegiatan - kegiatan apa yang akan dilaksanakan di masa datang dan hasil yang akan dicapai dari kegiatan - kegiatan tersebut, serta bagaimana melaksanakannya. Dengan adanya rencana tersebut, maka aktifitas akan dapat terlaksana dengan baik. Sehubungan dengan itu, perencanaan yang disusun oleh Badan Pengelola Keuangan Daerah meliputi kegiatan - kegiatan operasional, tujuan dari kegiatan tersebut, dan berapa jumlah anggaran yang disediakan.


(66)

Hubungan anggaran dengan perencanaan merupakan suatu penentuan terlebih dahulu atau penentuan di muka, tentang sesuatu aktivitas atau kegiatan yang akan dilakukan di waktu yang akan datang Alasan yang mendorong untuk menyusun rencana, antara lain :

a. Waktu yang akan datang penuh ketidakpastian.

b. Waktu yang akan datang penuh dengan berbagai alternatif. c. Rencana sebagai pedoman, alat koordinasi dan pengawasan.

Anggaran sebagai alat perencanaan memiliki karakteristik tertentu yang membedakannya dengan jenis perencanaan lainnya. Menurut Mulyadi (2001 : 513) karakteristik yang terdapat dalam suatu anggaran adalah sebagai berikut :

1. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain keuangan.

2. Anggaran disusun untuk jangka waktu satu tahun.

3. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen, yang berarti bahwa para manajer setuju untuk menerima tanggung jawab untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam anggaran.

4. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi dari penyusun anggaran.

5. Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah di bawah kondisi tertentu.

6. Secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan dengan anggaran dan selisihnya dianalisis dan dijelaskan.”


(67)

55

Selain itu, menurut Mulyadi (2001 : 513) suatu anggaran yang baik memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Anggaran disusun berdasarkan program.

2. Anggaran disusun berdasarkan karakteristik pusat pertanggungjawaban yang dibentuk dalam organisasi perusahaan.

3. Anggaran berfungsi sebagai alat perencanaan dan alat pengendalian.”

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa suatu perencanaan bisa disebut sebagai anggaran apabila perencanaan dinyatakan dalam satuan moneter dan non-moneter, memiliki jangka waktu tertentu, berisi komitmen pelaksana untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan, adanya proses review dan persetujuan dari pihak yang berwenang, hanya dapat diubah pada kondisi tertentu dan digunakan untuk melakukan evaluasi secara berkala terhadap kinerja para manajer.

F. Fungsi Anggaran sebagai Alat Perencanaan

Umumnya perusahaan perkebunan terpaksa memperbandingkan hasil-hasil yang diperoleh beberapa perusahaan perkebunan untuk mengetahui keadaan yang menyimpang dari semestinya. Laporan manajeman memberikan perbandingan-perbandingan antara hasil yang telah dicapai dengan yang direncanakan, karena itu pimpinan dapat dengan mudah mengetahui perbedaan-perbedaan yang berarti perlu dianalisa. Dalam menganalisa perbedaan-perbedaan yang hasilnya akan digunakan untuk menentukan sesuatu tindakan, harus diteliti dengan cermat.


(68)

Yang perlu dianalisa adalah perbedaan-perbedaan, satu perbedaan baru dianggap penting sehingga memerlukan penganalisaan. Jika jumlah uangnya besar, maka suatu perbedaan sebanyak 20% sampai 30% dari biaya. Mungkin tidak berarti sama sekali karena hanya menyangkut puluhan ribu rupiah, lain halnya dengan suatu varian sebesar 5% yang menyangkut ratusan ribu sampai jutaan rupiah. Jika ada varian-varian, maka harus dianalisa unsur-unsur jumlah dan harga untuk mengetahui apakah ini yang menimbulkan perbedaan-perbedaan itu. Sebagai contoh satu varians dalam jumlah harga barang-barang dapat ditimbulkan oleh jumlah penggunaannya dan juga oleh harganya. Biasanya dapat diminta pertanggung jawaban dari administrator atau asisten afdeling jika jumlah pemakaian melebihi jumlah yang ditentukan. Tetapi, mungkin juga varian-varian harga itu disebabkan dari kesalahan ketika membeli barang-barang yang diluar kekuasaan dari afdeling yang menggunakannya. Karena itu tujuan dari penganalisaan varian-varian itu ada dua yaitu untuk mengetahui dimana letaknya dan apa yang menyebabkannya.

Banyak perusahaan menerapkan sistem anggaran dalam kegiatan operasionalnya karena anggaran memiliki beberapa fungsi yang sangat bermanfaat bagi organisasi. Menurut Supriyono (2006 : 42) anggaran memiliki enam fungsi sebagai berikut :

1. Fungsi Perencanaan. 2. Fungsi Koordinasi. 3. Fungsi Komunikasi.


(69)

57

5. Fungsi Pengendalian. 6. Fungsi Pendidikan.

Enam fungsi anggaran menurut pendapat Supriyono tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Fungsi Perencanaan.

Anggaran berfungsi sebagai alat perencanaan jangka pendek dan merupakan kesanggupan manajer pusat pertanggungjawaban untuk melaksanakan program atau bagian dari program dalam jangka pendek, umumnya satu tahun.

2. Fungsi Koordinasi.

Anggaran berfungsi sebagai alat mengkoordinasikan rencana dan tindakan berbagai unit atau segmen yang ada dalam organisasi agar dapat bekerja secara selaras kearah pencapaian tujuan.

3. Fungsi Komunikasi.

Dalam penyusunan anggaran, berbagai unit dan tingkatan organisasi berkomunikasi dan berperan dalam proses anggaran. Selanjutnya, setiap orang yang bertanggung jawab terhadap anggaran harus dinilai mengenai prestasinya melalui laporan pengendalian periodik.

4. Fungsi Motivasi.

Anggaran berfungsi sebagai alat memotivasi para pelaksanan didalam melaksanakan tugas– tugas atau mencapai tujuan.


(70)

Anggaran dapat berfungsi sebagai alat pengendalian, karena anggaran yang telah disetujui merupakan komitmen dari para pelaksana yang ikut berperan serta dalam penyusunan anggaran tersebut.

6. Fungsi Pendidikan.

Anggaran berfungsi juga sebagai alat untuk mendidik para manajer mengenai bagaimana bekerja secara terperinci pada pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya dan sekaligus menghubungkan dengan pusat pertanggungjawaban lain didalam organisasi yang bersangkutan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa anggaran selain berfungsi sebagai alat perencanaan juga berfungsi sebagai alat koordinasi rencana dan tindakan unit organisasi, alat komunikasi berbagai unit dan tingkatan organisasi, alat motivasi manajemen terhadap bawahan, alat pengendalian bagi kinerja manajer, dan berfungsi sebagai alat untuk mendidik para manajer mengenai pekerjaan di pusat pertanggungjawaban. Anggaran juga diharapkan dapat memberikan berfungsi bagi manajemen sebagai perencanaan mengenai apa yang akan dilakukan dimasa yang akan datang, sehingga manajemen dapat memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang ada dan mengurangi ancaman-ancaman yang datang baik dari luar maupun dari dalam organisasi. Selain itu, anggaran juga mempunyai manfaat sebagai alat pengendalian, karena kinerja yang dicapai, dilaporkan kepada atasan dan dibandingkan dengan anggaran, sehingga bila terjadi penyimpangan dapat ditelusuri penyebabnya dan dapat segera diambil


(71)

59

manajer dapat memperoleh informasi yang berguna dalam penetapan anggaran untuk periode berikutnya.

G. Hubungan antara Anggaran dengan Pengawasan

Anggaran memerlukan serangkaian standar prestasi atau target yang bisa dibandingkan dengan realisasinya sehingga pelaksanaan setiap aktivitas dapat dinilai kinerjanya. Dalam menentukan standar acuanya, diperlukan pemahaman yang realistis dan analisis yang seksama terhadap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Penentuan standar yang sembarangan tanpa didasari oleh pengetahuan dapat menimbulkan lebih banyak masalah daripada manfaaat. Anggaran yang disusun dengan baik menerapkan standar yang relevan akan memberikan pedoman bagi perusahaan dalam menentuan langkah-langkah yang harus ditempuh agar pekerjaan bisa diselesaikan dengan cara yang baik, artinya menggunakan sumber-sumber daya perusahaan yang dianggap paling menguntungkan. Terhadap penyimpangan yang munkin terjadi dalam operasionalnya perlu dilakukan evaluasi yang dapat menjadi masukkan berharga bagi penyusunan anggaran berikutnya.

Pengawasan anggaran diarahkan kepada tercipatanya tertib anggaran, agar anggaran perusahaan dapat berfungsi sebagai alat pengukur. RKAP yang telah disahkan oleh RUPS harus dipedomani dan ditaati dalam pelaksanaannya dan apabila ternyata dalam realisasi ada pekerjaan yang sangat dibutuhkan tetapi tidak dianggarkan dal ini harus dibuat usulan mutasi anggaran dan tercantum dalam


(1)

hasil-hasil yang sebenarnya diperoleh (realisasi) dengan anggaran sehingga dapat ditentukan sebab-sebab atau alasan mengapa terjadi perbedaan-perbedaan dan dapat diambil tindakan untuk mengadakan perbaikan terhadap yang merugikan perusahaan.

H. Fungsi Anggaran sebagai Alat Pengawasan

Fungsi Anggaran merupakan salah satu cara mengadakan pengawasan dalam perusahaan. Pengawasan itu merupakan usaha-usaha yang ditempuh agar rencana yang telah disusun sebelumnya dapat dicapai. Dengan demikian pengawasan adalah mengevaluasi prestasi kerja dan tindakan perbaikan apabila perlu. Aspek pengawasan yaitu dengan membandingkan antara prestasi dengan yang dianggarkan, apakah dapat ditemukan efisiensi atau apakah para manajer pelaksana telah bekerja dengan baik dalam mengelola perusahaan. Tujuan pengawasan itu bukanlah mencari kesalahan akan tetapi mencegah dan memperbaiki kesalahan. Sering terjadi fungsi pengawasan itu disalah artikan yaitu mencari kesalahan orang lain atau sebagai alat menjatuhkan hukuman atas suatu kesalahan yang dibuat pada hal tujuan pengawasan itu untuk menjamin tercapainya tujuan-tujuan dan rencana perusahaan.

Anggaran merupakan alat pengawasan atau pengendali (controlling). Pengawasan berarti mengevaluasi (menilai) terhadap pelaksanaan pekerjaan, dengan cara: Membandingkan realisasi dengan rencana (anggarannya) melakukan tindakan perbaikan bila dipandang perlu (atau bila terdapat penyimpangan yang


(2)

61

merugikan). Kegunaan dalam fungsi pengawasan terhadap anggaran menurut PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan adalah:

a. Rencana untuk mengadakan tindakan. b. Alat untuk mengelola perusahaan. c. Petinjuk perlunya diambil tindakan.

d. Bahan untuk menganalisa perbedaan-perbedaan. e. Bahan untuk mengambil tindakan korektif

Fungsi pengawasan menurut Nafarin (2007: 28-30) :

Anggaran merupakan alat pengawasan (controlling), pengawasan berarti mengevaluasi (menilai) terhadap pelaksanaan pekerjaan dengan cara :

a. Membandingkan realisasi dengan rencana (anggaran). b. Melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang perlu.


(3)

Pada bab ini penulis akan memaparkan beberapa kesimpulan dari pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya, selain itu penulis juga memberikan beberapa saran yang mungkin bermanfaat demi kebaikan dan kemajuan organisasi.

1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, yaitu sebagai berikut :

a. Struktur organisasi yang terdapat pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan adalah struktur organisai yang berbentuk garis. Struktur organisasi ini menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pada setiap hubungan dianta fungsi dan bagian pada posisi ataupun orang-orang yang bertugas, bertanggung jawab dan mendukung tujuan perusahaan.

b. Dalam penyusunan anggaran, PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan menggunakan data dan informasi yang bersumber dari pengalaman dan juga data aktual dari tahun sebelumnya.

c. Fungsi anggaran sebagai alat perencanaan benar-benar berfungsi dengan baik, karena PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan melakukan banyak pertimbangan dan analisa dalam penyusunan


(4)

63

d. Peranan utama anggaran sebagai alat pengawasan di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan adalah untuk mengontrol seluruh kegiatan yang dilakukan organisasi agar apa yang telah ditargetkan dapat tercapai, selain itu juga dapat menemukan penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi agar dapat segera dilakukan tindakan revisi.

2. Saran

Berikut ini adalah beberapa saran yang dapat penulis berikan untuk kebaikan dan kemajuan berikan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan :

a. Struktur Organisasi yang sudah ada hendaknya tetap dipertahankan karena dengan ditempatkannya karyawan yang berbeda pada masing-masing jabatan maka setiap kegiatan kerja yang dilakukan tidak akan tumpang tindih dengan kegiatan lainnya.

b. Sebaiknya anggaran yang telah dibuat perusahaan terbuka bagi seluruh karyawan, sehingga pegawai juga termotivasi untuk mencapai target yang telah dianggarkan.

c. Analisa yang digunakan dalam memperoleh pendapatan untuk penyusunan anggaran sebaiknya dilakukan secara seksama, sehingga setiap kegiatan dapat berjalan dengan baik dan perubahan yang terjadi


(5)

dapat ditangani dengan cepat dan tepat oleh PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

d. Perbedaan antara anggaran dengan realisasi harus terus diawasi dan setiap penyimpangan yang terjadi dianalisis guna memahami penyebabnya dan dapat mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan untuk memperbaikinya.


(6)

65

DAFTAR PUSTAKA

Adisaputro, Gunawan dan Yunita Anggraini. Anggaran Bisnis. Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2007.

Haruman, Tendi dan Sri Rahayu. Penyusunan Anggaran Perusahaan. Edisi Kedua. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007.

Mulyadi. Akuntansi Manajeman: konsep, manfaat, dan rekayasa. Edisi ketiga. Cetakan ketiga.STIE-YKPN: Salemba Empat, 2001.

Nafarin, M. Penganggaran Perusahaan. Edisi Tiga. Jakarta: Salemba Empat, 2007.

Prawironegoro, Darsono dan Ari Purwanto. Penganggaran Perusahaan. Edisi Pertama. Jilid 1.Jakarta: Mitra Wacana Media, 2008.

Prawironegoro, Darsono dan Ari Purwanto. Penganggaran Perusahaan. Jakarta: Mitra Wacana Media, 2010.

Santoso, Gempur. 2005. Metodologi Penelitian, Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher

Supriyono, R.A. Akuntansi Biaya: Perencanaan dan Pengendalian Biaya serta Pembuatan Keputusan. Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE, 2006.