Perancangan Buku Cerita Bergambar Tokoh Kumbakarna Dalam Kisah Epos Ramayana (Studi Kasus: Tokoh Kumbakarna dalam Epos Ramayana)

(1)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR TOKOH KUMBAKARNA DALAM KISAH EPOS RAMAYANA

DK 38315 TUGAS AKHIR Semester II 2013/2014

Oleh :

M. Faris Yoga Putra 51909065

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

(3)

(4)

RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : M.Faris.Yoga.P Jenis Kelamin : Laki-laki

TTL : Bandung,1 Februari 1992 Agama : Islam

Tempat Tinggal : Jl.Fokker Tgh 4 No 17

Melong Green Garden, Cimahi Selatan

No HP : 08988088503

Email : faris.yoga123@gmail.com

Pendidikan : SDN Karya Bakti 2 Cimahi Selatan SMPN 25 Bandung

SMA Angkasa Bandung

Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Pengalaman : Ekstra kulikuler Futsal smp (juara 3)

Paduan Suara SMA

Software yang dikuasasi : Adobe Ilustratror, Photoshop, Premiere Pro, InDesign. Ms Word, Ms Powerpoint.


(5)

vi DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERYATAAN ORISINALITAS ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN...1

I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Identifikasi Masalah ... 4

I.3 Rumusan Masalah ... 4

I.4 Batasan Masalah ... 4

I.5. Tujuan Penelitian ... 4

BAB II SIKAP NASIONALIS TOKOH KUMBAKARNA....5

II.1 Gambaran Umum Kumbakarna ... 5

II.2.1.1 Kumbakarna Bertapa ... 7

II.2.1.2 Kebimbangan Kumbakarna ... 8

II.2.1.3 Kumbakarna Gugur ... 9

II.2.1.4 Sifat dan Karakteristik Kumbakarna ... 10

II.2 Nilai Nasionalisme ... 10

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL....12

III.1 Strategi Perancangan ... 12

III.1.1 Target Audience ... 12


(6)

vii

III.1.3 Strategi Kreatif ... 15

III.1.4 Strategi Media ... 16

III.1.5 Strategi Distribusi ... 16

III.2 Konsep Visual ... 16

III.2.1 Format Desain ... 17

III.2.2 Tata Letak... 18

III.2.3 Tipografi ... 19

III.2.4 Ilustrasi ... 22

III.2.5 Warna ... 24

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA………......28

IV.1 Media Utama ... 28

IV.1.1 Teknis Pembuatan Buku ... 28

IV.1.2 Pembuatan Story Line ... 29

IV.2 Media Pendukung ... 30

DAFTAR PUSTAKA ... 33


(7)

v

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji serta syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya untuk menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini. Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi syarat kelulusan pada mata kuliah Tugas Akhir 2014. Dalam laporan ini judul yang diambil adalah “PERANCANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR TOKOH KUMBAKARNA DALAM KISAH EPOS RAMAYANA”. Dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penyajian materi maupun dalam pengolahan dan menganalisis data-datanya. Hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan yang dimiliki. Dalam penyusunan laporan ini tidak mungkin berjalan dengan baik dan lancar tanpa ada bimbingan dan bantuan dosen oleh karena itu ucapan terima kasih tepat untuk meyatakan segalanya.

Bandung, Agustus 2014


(8)

1

Daftar Pustaka

Buku

Aizid, Rizem. 2012. Atlas Tokoh-Tokoh Wayang. Jogjakarta: DIVA Press

Tondowidjojo, , John KRMT. 2013. Enneagram Dalam Wayang Purwa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Rajagopalachari, C.2012. Kitab Epos Ramayana. Jogjakarta: IRCiSoD

Saleh Munawan, Akh. 2012. Membangun Karakter Dengan Hati Nurani. Jakarta: Erlangga

Shindunata. 1983. Anak Bajang Menggiring Angin. Jakarta. Gramedia.

Sucipto, Mahendra. 2010. Ensiklopedia Tokoh-tokoh Wayang dan Silsilahnya. Jakarta: Narasi

Web / Internet

Arrafim.blogspot. (2013, Januari). Perkembangan psikologis pada tingkatan http://arrafim.blogspot.com/2013/01/perkembangan-psikologis-pada-tingkatan.html Diakses oleh RrafiM, Kamis, 10 Januari, 2013, Pukul 07.48AM

Businessdictionary. Definition Target Audience

http://www.businessdictionary.com/definition/target-audience.html Diakses pada 19 Februari 2013


(9)

2

Dimasmandala.wordpress. (2011, 1 Desember). Segmentasi pasar dan anasisi demografi terhadap prilaku konsumen

http://dimasmandala.wordpress.com/2011/12/01/segmentasi-pasar-dan-analisis-demografi-terhadap-perilaku-konsumen/

Diakses pada 1 Desember 2011

E-jurnal. (2013, April). Pengertian Ilustrasi

http://www.e-jurnal.com/2013/04/pengertian-ilustrasi.html Diakses pada April 2013

Filsafat.kompasiana. (2012, 16 Agustus). Kumbakarna Antara Kebenaran dan Tanah Air.

http://filsafat.kompasiana.com/2012/08/16/kumbakarna-antara-kebenaran-dan-tanah-air-485959.html

Diakses pada 16 Agustus 2012

Filsafat.kompasiana. (2013, 19 Desember). Perkembangan kognitif menurut jean piaget

http://filsafat.kompasiana.com/2013/12/19/perkembangan-kognitif-menurut-jean-piaget-1896-1980-619695.html

Diakses pada 19 Desember 2013

Gebbiearindrah.blogspot. (2010, 23 Maret). Definisi-tipografi http://gebbiearindrah.blogspot.com/2010/03/definisi-tipografi.html Diakses pada 23 Maret 2010


(10)

3

Gore-tentakel. (2011, November). Kitab Itihasa.

http://gore-tentakel.blogspot.com/2011/11/kitab-itihasa.html Diakses pada November 2011

Handikap60. (2013, Februari). Nilai-nilai yang Terkadung dalam.

http://handikap60.blogspot.com/2013/02/nilai-nilai-yang terkandung-dalam.html. Diakses pada Februari 2013

Idadwiw.wordpress. (2011, 18 Desember). Pengertian Komunikasi http://idadwiw.wordpress.com/2011/12/18/pengertian-komunikasi/ Diakses pada 18 Desember 2011

Jeremiasjena.wordpress. (2008, 20 Juni). Memahami Nasionalisme http://jeremiasjena.wordpress.com/2008/06/20/memahami-nasionalisme/ Diakses pada 20 Juni 2008

Kisahspiritualtaklekangzaman. (2012, Oktober). Skenario Kehidupan dalam Ramayana.

http://kisahspiritualtaklekangzaman.wordpress.com/page/4/ Diakses pada Oktober 2012

Kisahspiritualtaklekangzaman. Wordpress. (2013, Agustus). Wibisana Bersebrangan dengan Kepala Negara Demi Mengegakkan Dharma.

http://kisahspiritualtaklekangzaman.wordpress.com/page/10/ Diakses pada Agustus 2013


(11)

4

Lepas-lagi. (2012, 10 September). Pengertian Mitos Menurut Para Ahli. http://lepas-lagi.blogspot.com/2012/09/pengertian-mitos-menurut-para-ahli.html Diakses pada 10 September 2012

Media.kompasiana. (2009, 24 November). Kumbakarna Tak Akan Pernah Memerangi Rakyat Sendiri.

http://media.kompasiana.com/new-media/2009/11/24/kumbakarna-tak-akan-pernah-memerangi-rakyat-sendiri-28897.html

Diakses pada 24 November 2011

Muda.kompasiana. (2012, 25 September). Nusron Wahid Samakan Gus Dur dengan Kumbakarna.

http://muda.kompasiana.com/2012/09/25/nusron-wahid-samakan-gus-dur-dengan-kumbakarna-490249.html

Diakses pada 25 September 2012

My-World-ly2k blogspot. (2012, Februari). Definisi Nilai dan Norma. http://my-world-ly2k.blogspot.com/2012/02/definisi-nilai-dan-norma.html. Diakses pada Februari 2012

Okegituaja. (2013, 20 Januari). Raden Kumbakarna.

http://okegituaja.blogspot.com/2013/01/raden-kumbakarna.html. Diakses pada 20 Januari 2013

Olahraga.kompasiana. (2012, 24 Januari). Antara Raden Kumbakarna dan Wibisana.


(12)

5

http://olahraga.kompasiana.com/bola/2012/01/24/antara-rd-kumbakarna-dan-wibisana-433512.html. Diakses pada 24 Januari 2012

Rah-toem. (2013, September). Itihasa Ramayana Isi Singkat Sapta

http://rah-toem.blogspot.com/2013/09/itihasa-ramayana-isi-singkat-sapta.html Diakses pada September 2013

Ramaayana.wordpress. (2013, 1 Juli). Sinopsis Ramaya. http://ramaayana.wordpress.com/2013/07/01/sinopsis-ramayana/ Diakses pada 1 Juli 2013

Referensimakalah. (2012, Januari). Definisi pendekatan

http://www.referensimakalah.com/2012/01/definisi-pendekatan_7827.html Diakses pada Januari 2012

Reniyuliani1.blogspot. (2014, 19 Januari). Ciri – Ciri Kejiwaan dan Psikologi Remaja

http://reniyuliani1.blogspot.com/ Diakses pada Minggu 19 Januari 2014

Rumchia.blogspot. (2010, Oktober). Macam-macam nasionalisme http://rumchia.blogspot.com/2010/10/macam-macam-nasionalisme.html Diakses pada 27 Oktober 2010

Slideshare. (2013, 28 September). Makalah Pancasila Sebagai Ideologi Negara. http://www.slideshare.net/septianraha/makalah-pancasila-sebagai-ideologi-negara#. Diakses pada 28 September 2013


(13)

6

http://sulistiya-pratama.blogspot.com/2012/03/epos-ramayana.html. Diakses pada Maret 2012

Sosbud.kompasiana. (2013, 11 Agustus). Kumbakarna dari Alengka Rela Mati Demi Ibu Pertiwi.

http://sosbud.kompasiana.com/2013/08/11/kumbhakarna-dari-alengka-rela-mati-demi-ibu-pertiwi-583343.html

Diakses pada 11 Agustus 2013

Sulistiya-pratama. (2012, Maret). Epos Ramayana

http://sulistiya-pratama.blogspot.com/2012/03/epos-ramayana.html Diakses pada Maret 2012

THERESIA SETIANA. (2010). Perancangan buku ilustrasi legenda Dewi Sri. Jurnal online tersedia di http://dewey.petra.ac.id/ Universitas Kristen Petra 2010

Wayangpedia. (2012, September). Tokoh tripama 2 kumbakarna http://www.wayangpedia.com/tokoh-tripama-2-kumbakarna.html diakses pada 17 September 2012

Widjanarkof. (2011, Oktober). Arti Makna Tokoh Kumbakarna Dalam.

http://widjanarkof.blogspot.com/2011/10/arti-makna-tokoh-kumbakarna-dalam.html Diakses pada Oktober 2011

Yohiepedia.blogspot. (2013, April). Pengertian dan definisi warna

http://yoghiepedia.blogspot.com/2013/04/pengertian-dan-definisi-warna-serta.html Diakses pada kamis 11 April 2013


(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Mitologi sangat erat kaitannya dengan sejarah atau segala sesuatu yang terjadi pada masa lampau. Biasanya terdapat pada cerita rakyat atau juga pada legenda yang berada di suatu tempat. Mitologi ini sangatlah dipercaya akan kebenarannya oleh masyarakatnya itu sendiri, mitologi dapat mengandung kisah makhluk supranatural seperti dewa, setan, dan makhluk lainnya, dan biasanya juga mitologi ini dapat mengandung kejadian luar biasa seperti kutukan atau keajaiban. Biasanya latar pada legenda adalah masa-masa pada saat manusia sudah ada dan dikaitkan dengan sejarah, kisah para dewa dan asal mula suatu tempat.

Dalam wikipedia.org (2013) Indonesia biasanya dipenuhi oleh nilai-nilai dan petuah kehidupan. Sebagai mitologi, sangatlah umum kalau diceritakan dari mulut ke mulut. Mengenai proses penyampaiannya, sudah pasti akan ada beberapa versi dari satu mitologi. Umumnya mitologi Indonesia memuat kisah keadaan awal dunia, kisah dewa-dewi dan makhluk supranatural, dan kisah asal mula sesuatu. Dengan Indonesia sebagai pusat perdagangan dimasa lalu, pedagang Buddha dan Hindu ikut menyebarkan agamanya. Dalam perdagangan dan penyebaran agama inilah Indonesia mengadaptasi budaya asing. Bukti pengaruh tersebut dapat dilihat hingga masa kini, baik dari istilah maupun cerita. Beberapa istilah di Indonesia, seperti batara, dewa, bidadari, raksasa, merupakan kata-kata dari bahasa sansakerta yang dipengaruhi oleh mitologi Hindu dan Budha. Pengaruh mitologi Hindu dan Buddha dapat diamati dari kesamaan beberapa mitos lokal di Indonesia. Beberapa suku di Indonesia memiliki kisah tentang tokoh mitologi dengan nama yang sama, namun dengan versi yang berbeda. Misalnya Batara Guru dalam mitologi Batak, Bali, dan Jawa. Dewi Sri dalam mitologi Sunda dan Bali. Mitos yang berasal dari luar negeri pada umumnya telah mengalami perubahan dan pengolahan lebih lanjut, sehingga tidak terasa asing lagi yang disebabkan oleh proses adaptasi karena perubahan zaman. Menurut Moens-Zoeb, orang Jawa bukan saja telah mengambil mitos-mitos


(15)

2

dari India, melainkan juga telah mengadopsi dewa-dewi Hindu sebagai dewa-dewi Jawa.

Pada mitologi Hindu yang terkenal ialah kisah Mahabharata dan Ramayana. Kisah ini berdasarkan kitab – kitab umat Hindu yang berisikan kisah – kisah para dewa, dan kisah-kisah kepahlawanan yang diakui sebagai sejarah India masa lampau. Dalam Rosidi (2011, 31),Ramayana sendiri adalah sebuah epik Sansekerta kuno yang yang dikarang oleh penyair Walmiki. Ramayana menceritakan kisah Rama dengan istrinya Sinta yang diculik oleh Rahwana. Kisah Ramayana ini bukan hanya cerita biasa. Ramayana berisi ajaran bijak Hindu kuno dan menyajikan kebaikan melalui kiasan dalam narasi dan pendapat dari filosofi yang ingin diceritakan kepada manusia. Sekarang ini masyarakat lebih menekankan bahwa Ramayana adalah cerita yang menceritakan tentang kisah cinta Rama dan Sinta, bahwa didalamnya terdapat nilai – nilai dalam cerita maupun sifat dan karakter tokoh – tokohnya, bukan menjadi perhatian utama.

Dalam cerita Ramayana, terdapat tokoh – tokoh yang dikategorikan sebagai tokoh protagonis dan antagonis, salah satunya adalah Kumbakarna. Seorang raksasa penentang Rama dalam kisah Ramayana ini. Akan tetapi dibalik sosoknya yang berwujudkan raksasa, Kumbakarna memiliki hati yang baik, perwira, penegak kejujuran, selalu menasihati kakaknya Rahwana bila perbuatannya keliru. Kumbakarna memiliki sifat-sifat dan karakter yang baik dalam setiap perannya. Tokoh Kumbakarna ini mempunyai beberapa sifat yang dapat dijadikan contoh dalam kehidupan sejak usia dini. Misalnya penegak kejujuran, pembela negara tumpah darah (nasionalis) dan lain lain. Tetapi dari semua sifatnya yang baik yang paling menonjol dan yang paling menarik ialah sikapnya yang lebih mengedepankan sikap nasionalis dibandingkan menegakkan kejujuran. Dari sikapnya yang mendahulukan nasionalisme ketimbang kejujurannya Kumbakarna diposisikan sebagai tokoh antagonis, tetapi bila dikaji lebih mendalam, ia memilih dengan alasan untuk menjadi antagonis. Dilihat dari sudut pandang tertentu, terdapat nilai – nilai khusus yang menjadikan Kumbakarna berada dalam pihak antagonis. Dengan menggali kembali ketokohan Kumbakarna yang nasionalis pembaca dapat mendapatkan informasi dan pengetahuan akan tokoh Kumbakarna, dan juga mendapat pemahaman dari


(16)

3

sikapnya yang lebih memilih bersikap nasionalis ketimbang menegakkan kejujuran

Dilihat dari fenomena masa kini, masih saja ada persepsi masyarakat yang belum dan bahkan tidak mengenal sosok Kumbakarna ini, dikarenakan tokoh Kumbakarna ini bukanlah sebagai tokoh utama dalam kisah epos Ramayana, tetapi dari perannya yang bukan sebagai tokoh utama, Kumbakarna ini adalah sosok yang menarik, ia adalah sosok raksasa yang besar dan menyeramkan, akan tetapi memiliki sifat dan karakter yang baik, berbanding terbalik seperti halnya dalam kisah-kisah raksasa lainnya yang identik dengan sifat dan karakter yang kejam dan jahat. Selain dari sosok dan karakternya adapun point yang sangat menarik yang ada dalam tokoh Kumbakarna ini. Kumbakarna lebih mengutamakan kesejahteraan negeri tumpah darahnya daripada harus menegakkan kejujuran, ia rela mati demi rakyat, keluarga dan negeri tumpah darahnya, ia bersikap seperti itu bukan untuk menuruti kehendak kakakya Rahwana untuk melawan pasukan Rama, melainkan kecintaan yang amat besar terhadap negeri tumpah darahnya walaupun perbuatannya itu adalah salah besar, sosok Kumbakarna ini adalah sosok yang dapat menjadi panutan berdasarkan sifat dan karakternya yang nasionalis. Sikap nasionalis ini seharusnya dapat dicontoh dan dipahami oleh generasi muda penerus bangsa masa kini yang harus dipupuk dari sejak dini agar negara Indonesia dapat lebih kuat dan lebih maju dan juga agar negara Indonesia tidak direndahkan oleh bangsa lain. Namun di Indonesia ini masih saja ada generasi muda yang lupa atau tidak paham akan kecintaan dan kebanggaannya terhadap bangsa dan negaranya sendiri. Jadi perlunya mengangkat kembali pengetahuan akan ketokohan Kumbakarna yang nasionalis ini agar masyarakat lebih dapat mengetahui dan memahami akan sosok Kumbakarna ini yang memiliki perawakan raksasa tetapi memiliki sifat dan karakter yang nasionalis untuk dapat menjadi contoh atau pembelajaran bagi masyarakat Indonesia ini khususnya untuk para penerus bangsa di masa depan nanti.

I.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka terdapat beberapa Identifikasi masalah dari karakteristik Kumbakarna:


(17)

4

 Terjadi pengidentifikasian karakter yang kontras pada tokoh Kumbakarna, disatu sisi Kumbakarna memiliki tubuh raksasa tinggi besar dan menyeramkan dan disatu sisi terdapat sifat dan karakter yang pemberani, nasionalis, dan juga penasehat yang baik yang ada pada sosok Kumbakarna.

 Terdapat kebimbangan dalam penokohan atau ketokohan Kumbakarna, harus menegakkan kejujuran/kebenaran atau bersikap nasionalis terhadap negara tumpah darahnya.

 Terdapat perbedaan nilai pada sosok Kumbakarna.

Dengan pertimbangan diatas maka banyak hal harus dieksplorasi lebih banyak tentang cerita, sifat dan karakter tokoh Kumbakarna yang nasionalis, serta bagaimana sifat dan karakter tokoh Kumbakarna ini dikenalkan dan dipahami sejak dini kepada masyarakat Indonesia.

I.3 Rumusan Masalah

Dalam penelitian kali ini rumusan masalahnya adalah bagaimana menampilkan sosok Kumbakarna yang cinta akan tanah tumpah darahnya, dan juga mengangkat nilai moral pada tokoh Kumbakarna ini.

I.4 Batasan Masalah

Dalam penelitian kali ini batasan masalahnya yaitu tokoh Kumbakarna dalam versi kitab epos Ramayana yang dikarang oleh penyair Walmiki yang meninjau dari nilai moral akan kecintaan tokoh Kumbakarna pada tanah tumpah darahnya.

I.5 Tujuan Perancangan

Tujuan dari perancangannya adalah untuk mengenalkan sosok ketokohan Kumbakarna kepada remaja agar dapat lebih mengenal sosok raksasa yang cinta akan tanah tumpah darahnya dan juga menjadikannya media pembelajaran bagi remaja.


(18)

1

BAB II

SIKAP NASIONALIS TOKOH KUMBAKARNA

II.1 Gambaran Umum Kumbakarna

Dalam wayangpedia.com (2012) Kumbakarna adalah salah satu ksatria yang menjadi teladan sebagai pahlawan yang rela mati membela negara dan tumpah darahnya. Kumbakarna memiliki arti telinga besar, hal ini mencerminkan prilaku Resi Wisrawa dan dewi Sukesi ketika akan mengandung Kumbakarna didahului dengan perkelahian dan resi Wisrawa sambil menjewer telinga Sukesi sehingga saat melahirkan anaknya bertelinga besar. Kumbakarna memiliki nama lengkap yaitu Raden Arya Kumbakarna. Ia anak ke dua dari 4 bersaudara yang dilahirkan oleh resi Wisrawa dan dewi Sukesi. Kumbakarna mempunyai tempat tinggal di ksatriaan Lemburgangsa.

Dalam Okegituaja.blogspot.com (2013) Kumbakarna adalah raksasa yang berukuran besar dengan mata melotot, hidung pelokan, mulut ngablak dengan kumis, jenggot, dan cambang yang sangat lebat. Ia memakai mahkota makutha dengan hiasan turidha, jamang susun tiga, jungkat penatas, karawista, dalawala, nyamat, bersumping mangkara dan kancingnya gelapan Utah- utah pendek. Rambut Gimbal memakai praba sebagai simbol kebesarannya. Badan raksasa dengan ulur-ulur naga mamangsa dan talipraba dengan motif geometric. Posisi kaki jangkahan denawa raton dan dengan dua pasang uncal kencana, sepasang uncalwastra, celana cindle puspita dan dodot bermotif parang rusak. Attribut lainnya yaitu kelat bahu raksasa raja gelang denawa raton, tangan kiri mengepal dibuat irisan, sehingga tidak dapat digerakkan (seperti lazimnya raksasa yang berukuran besar). Tangan kanan bebar digerakan, dan memakai keroncong. Ditampilkan dengan muka jambon (merah muda) dengan tubuh gembleng atau muka dan badan gembleng. Senjatanya adalah aji-aji gedhonmenga dan pelak gelak sakethi.


(19)

2

Gambar II.1 (Sosok Kumbakarna dalam Kisah Ramayana) Sumber : saisarannaga.hubpages.com (16 April 2012)

Gambar II.2 (Sosok Kumbakarna dalam wayang orang)

Sumberhttp://www.surakarta.go.id/sites/default/files/field/image/wayang%20pelataran.jpg (20 Juli 2014)

Gambar II.3 (Sosok Kumbakarna dalam wayang kulit beserta attributnya) Sumber : http://wayang.files.wordpress.com/2010/08/kumbakarna.jpg (29 Agustus


(20)

3

Gambar II.4 (Sosok Kumbakarna dalam bentuk patung di Bali) Sumber : http://www.guntergerhardt.de/KumbakarnaLaga,Bali2012.jpg (8 Maret 2013)

Gambar II.V (Sosok Kumbakarna dalam Wayang golek) Sumber :

http://www.bluefame.com/topic/174953-lakon-kumpulan-cerita-wayang/page__st__820 ( 2 November 2009)

II.1.1 Kumbakarna Bertapa

Dalam Okegituaja.blogspot.com (2013)Semasamudanya, Kumbakarna bertapa bersama Rahwana untuk memuja Dewa Brahma. Saat Dewa Brahma muncul untuk memberikan anugerah kepadanya, saat itu kumbakarna salah mengucapkan anugerah yang diinginkannya, ia memohon “Indraasan” (Indrasan berarti tahta Dewa Indra),

tetapi ia mengucapkan “Neendrasan” (Nindrsan berarti tidur abadi). Karena merasa sayang kepada adiknya, Rahwana meminta Brahma agar membatalkan anugerah tersebut. Namun Brahma tidak berkenan membatalkan anugerahnya, tetapi ia meringankan anugerah tersebut agar Kumbakarna tidur selama enam bulan dan bangun selama enam bulan. Pada saat ia dalam masa tidur, ia tidak akan mengerahkan


(21)

4

seluruh kekuatannya. Sejak awal Kumbakarna menyadari keraksasaan dalam dirinya, dia tidak setuju dengan cara-cara kakaknya, Rahwana yang selalu mengedepankan nafsu angkara murka untuk mendapatkan segalanya. Dia juga tidak setuju dengan penculikan Dewi Sinta isteri Sri Rama. Hanya kemalasannya untuk mengingatkan kakaknya berulang kali, membuat dia pergi bertapa di gunung. Bagi dia lebih baik

tidur daripada menyaksikan ulah „adharma‟ kakak kandungnya. II.1.2 Kebimbangan Kumbakarna

Dalam Okegituaja.blogspot.com (2013) Kumbakarna dihadapkan kedalam 2 pilihan yang sulit antara menegakkan kebenaran/kejujuran atau membela negara tumpah darahnya. Kebenaran adalah hal yang mulia, yang harus diperjuangkan dalam bentuk apapun. Dan dia pernah bersumpah untuk itu. Kumbakarna ingat benar ajaran itu, namun sekarang yang dia lihat adalah darah dan mayat saudaranya. Hati Kumbakarna pedih, tubuhnya menggigil karena marah. Sebenarnya dia tidak ingin membela sang kakak, tapi sebagai ksatria hatinya meradang melihat negerinya hancur, dan putra-putra bangsa tewas bergelimpangan darah. Dan akhirnya dia membebaskan sumpahnya dan memutuskan untuk berperang. Dia tidak menghiraukan apa yang dilakukanya benar atau salah, dia berperang demi harga diri bangsanya dan kelangsungan hidup rakyatnya yang tidak bersalah, dan jadi korban kesombongan pemimpinnya. Kumbakarna juga sadar bahwa kakaknya, Rahwana bersalah, dan sejak awal dia selalu memberi nasehat kepada kakaknya untuk mengembalikan Sita, yang merupakan haknya Sri Rama. Tapi nasihat yang diberikan selalu ditolak dengan tegas oleh kakaknya, dalam satu sisi ia juga berfikir pasukan Sri Rama akan menghancurkan negara Alengka, negara yang telah menghidupi semua leluhurnya. Oleh karenanya dia berperang bukan membela kakaknya yang zalim, tetapi membela tanah tumpah darahnya. Epos ini sering dipilih untuk menggambarkan nasionalisme, baik nasionalisme yang bersifat dari kehendak hari nuraninya sendiri seperti yang dimiliki oleh Kumbakarna (right or wrong, it’s my country) atau nasionalisme yang bersifat umum seperti yang dimiliki oleh Wibisana, yang melihat bahwa kebenaran sebagai sesuatu yang mutlak.


(22)

5

Mengenai yang mana yang benar, ini bisa menumbuhkan pendapat-pendapat yang berbeda-beda antar tokoh, Kumbakarna mempunyai alasan yang kuat untuk memilih jalannya masing-masing, dan melakukan pilihannya dengan segenap hati.

II.1.3 Kumbakarna Gugur

Dalam Okegituaja.blogspot.com (2013) Ketika perang besar terjadi di Alengka yang menewaskan seluruh panglima perangnya termasuk kedua putra Kumbakarna telah gugur di medan laga. Rahwana bermaksud memanggil Kumbakarna untuk diangkat menjadi panglima perang. Saat itu Kumbakarna sedang bertapa tidur yang sukar untuk dibangunkan, atas saran Togog Kumbakarna dapat dibangunkan dengan mencabut bulu cumbunya. Kumbakarna pun terbangun dan menghadap Rahwana, ia diperlakukan sangat istimewa diberi makanan sebanyak seratus tumpeng beserta lauk pauknya. Ketika selesai makan Kumbakarna diminta memimpin prajurit untuk membela Rahwana, seketika itu Kumbakarna menjadi marah dan memuntahkan semua makanan yang telah dimakannya. Ia bersedia menjadi panglima perang tetapi tidak membela Rahwana namun membela tanah tumpah darah dan tanah kelahirannya Alengka yang selama ini memberi hidup dan membesarkannya akan dirusak oleh musuh. Akhir hayat Kumbakarna diceritakan dalam perang besar itu, Kumbakarna berhadapan dengan Lesmana dan Rama. Atas nasihat Wibisana tubuh Kumbakarna harus dipotong-potong dengan panah, sehingga kesaktiannya akan hilang dan akhirnya gugur. Rama mengakhiri hidup Kumbakarna dengan pusaka saktinya Gumawijaya. Ada yang menceritakan Kumbakarna gugur dengan tubuh yang terpotong-potong itu karena kutukan Arya Jambumangli. Sifat kesatria Kumbakarna ini di tanah Jawa menjadi suri teladan bagi satria Jawa, agar dapat mencontoh Kumbakarna ini. Ia rela mati untuk membela negara dan tanah tumpah darah, tidak didasari oleh kemauan atas keinginan dunia, dan tidak membantu kepada orang yang berperang membela keinginan sendiri yang tidak benar.


(23)

6

II.1.4 Sifat dan Karakteristik Kumbakarna

Dalam Okegituaja.blogspot.com (2013) Kumbakarna adalah salah satu ksatria yang menjadi teladan sebagai pahlawan yang rela mati membela negara dan tumpah darahnya. Ia memiliki watak jujur, pemberani, penasehat, dan ksatria yang memiliki kesaktian. Tetapi ada satu sifat yang tidak terpuji ialah sifat kemalasannya. Kumbakarna setiap hari kerjanya hanya makan dan tidur saja. Tetapi dari sifatnya yang malas tertutupi oleh sifat dan wataknya yang baik hati, penasehat, nasionalis, jujur, pemberani, dan ksatria. Sifat dan karakter ini tercermin dalam cuplikan yang ada pada cerita Kumbakarna, yaitu saat diadakannya suatu pertemuan antara semua prajurit perang beserta panglima-panglimanya, Kumbakarna menasihati kakaknya Rahwana agar tidak melanggar Dharma, dan menyuruh Rahwana agar segera melepaskan dewi Sita kepada Rama kembali, tetapi ditolak dengan tegas oleh Rahwana. Penolakkan tersebut mendorong Kumbakarna untuk kembali ke pertapaannya dan tidur. Sifat nasionalisnya juga tercermin dalam cuplikan saat Kumbakarna dipaksa untuk bangun dan membantu Rahwana untuk berperang. Ia bersedia menjadi panglima perang tetapi tidak membela Rahwana namun membela tanah tumpah darah dan tanah kelahirannya Alengka, dan ia pun harus rela mati demi tanah tumpah darahnya oleh panah saktinya Rama “Gumawijaya”.

II.2 Nilai Nasionalisme

Dalam myworldly2.com (2012) Nilai atau dalam bahasa Inggris disebut value berarti harga, penghargaan, atau tafsiran. Artinya, harga atau penghargaan yang melekat pada sebuah objek. Objek yang dimaksud adalah berbentuk benda, barang, keadaan, perbuatan, atau perilaku. Nilai adalah sesuatu yang abstrak, bukan konkret. Nilai hanya bisa dipikirkan, dipahami, dan dihayati. Nilai juga berkaitan dengan cita-cita, harapan, keyakinan, dan hal-hal yang bersifat batiniah.

Dalam Jeremiasjena.wordpress.com (2008) Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah Negara dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk kelompok manusia. Berikut ini macam-macam Nasionalisme.


(24)

7

a. Nasionalisme nekrofhilia

Nasionalisme yang menjadi landasan kekerasan seperti ini adalah sebuah nasionalisme yang nekrofhilia, nasionalisme yang mengarahkan konsruksi kesadaran pada hal-hal yang identic dengan kekerasan dan berujung pada kematian. Padahal nasionalisme yang diinginkan harus membangun negeri ini,sehingga dibutuhkan upaya untuk menata kembali kebersamaan dan menumbuhkan etos keindonesiaan untuk menentukan positioning, bargaining, arah dasar penataan, pengembangan, pembangunan serta kepribadian bangsa. b. Nasionalisme Biofhilia

Nasionalisme yang biofhilia atau nasionalisme yang mendorong harapan besar pada hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan dan kemakmuran serta kesejahteraan orang banyak perlu untuk diwujudkan. nasionalisme ini termasuk nasionalisme yang sehat,karena nasionalisme ini lahir dari pola berfikir komprehensif, sebuah cara berfikir yang ditandai dengan keberanian masyarakat untuk bertindak dan melakukan perubahan dalam hidupnya. Dan pada dasarnya nasionalisme yang sehat adalah nasionalisme yang lahir dari rahim kesadaran kebangsaan yang dihayati dengan hati nurani.

Dapat disimpulkan bahwa nilai nasionalisme merupakan prinsip yang mencerminkan kecintaan terhadap kelompok atau bangsa dan kesediaan untuk mempertahankan kedaulatan negaranya..


(25)

1

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1 Strategi Perancangan

Dalam strategi perancangan perlu adanya beberapa tahapan sehingga terciptanya suatu rancangan media informasi yang baik secara visual, pesan, dan tujuannya. Strategi perancangan yang dilakukan merupakan salah satu upaya untuk mempermudah dalam bereksplorasi. Dalam karya ini akan dibuatkan sebuah buku cerita bergambar yang berisi kisah kepahlawanan tokoh Kumbakarna, dengan tebal buku 10 halaman dengan melalui proses pembuatan diawali dengan sketsa pensil yang discan kedalam computer, lalu diberi warna melalui software photoshop.

III.1.1 Target Audience

Dalam karya ini target audience sesuai dengan sasaran media informasi ini yaitu remaja. Usia kisaran antara 13-23 tahun. Dalam usia 13-23 tahun remaja sudah mampu memecahkan masalah-masalah yang rumit dan abstrak dan memiliki kemampuan untuk berpikir multidimensi, juga sudah mampu memproses informasi yang masuk dan mengadaptasikanya dengan pemikiran mereka sendiri.

A. Aspek Demografi

Dalam target audience terdiri dari beberapa aspek yaitu aspek berdasarkan Demografi, aspek berdasarkan Geografi, dan aspekberdasarkan Psikografis.

 Demografi

o Usia : 13-23 Tahun

o Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan o Pendidikan : Pelajar SMP-Perguruan Tinggi o Pekerjaan : Pelajar


(26)

2

Bahwa berdasarkan aspek demografi target audience yaitu pelajar SMP dan Perguruan Tinggi yang usia kisaran 13-23 tahun yang sudah dapat membaca dan dapat memahami isi dari sebuah bacaan, jenis kelaminnya laki-laki dan perempuan dengan strata sosial menengah sampai menengah ke atas. Dalam strata sosial di kelaskan menurut kelompok orang yang sudah berkecukupan (menengah), atau sudah dapat mencukupi kebutuhan sandang, pangan, dan papannya (kebutuhan primer), otomatis dapat melengkapinya dengan kebutuhan-kebutuhan yang tambahan lainnya. Dan kemudian dikelompokan menurut kelas atas terdiri dari kelompok orang-orang kaya yang dengan leluasa dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, bahkan secara berlebihan.

B. Aspek Geografi

 Geografi

Berdasarkan aspek Geografi target audience yaitu daerah seputar kota-kota besar yang ada di Indonesia.

C. Aspek Psikografis

 Psikografis

Berdasarkan 4 tahapan menurut Pieget aspek Psikografis pada target audiencenya tergolong pada tahap yang ke 4 yaitu Operasional Formal usia 11 tahun ke atas, tahapan ini menjadi sedikit lebih mudah untuk dijadikan target audience berdasarkan aspek Psikologis, karena pada tahapan se-usia ini sudah dapat berpikir dan mengerti konsep secara kongkrit maupun abstrak juga mampu menangkap pesan moral yang terkandung dalam media informasi ini. Sebagai bagian dari pemikiran yang lebih abstrak, remaja mengembangkan gambaran keadaaan yang ideal. Dalam memecahkan masalah, pemikir


(27)

3

operasional formal ini lebih sistematis, mengembangkan hipotesis tentang mengapa sesuatu terjadi seperti itu, kemudian menguji hipotesis ini dengan cara deduktif.

III.1.2 Pendekatan Komunikasi

Dalam pendekatan komunikasi terbagi kedalam 2 bagian yaitu pendekatan secara verbal dan pendekatan secara visual. Pendekatan verbal adalah suatu kegiatan penyampaian pesan atau informasi secara lisan, tulisan untuk mendorong konsumen kedalam bentuk aktifasi atau mempengaruhi sikap terhadap produk atau jasa. Pendekatan verbal dilakukan dengan cara menggunakan strategi bahasa yang tepat. Dalam karya kali ini pendekatan verbalnya yaitu materi pesan yang disampaikan menggunakan bahasa Indonesia. Karena bahasa Indonesia ini dapat mencakup seluruh kawasan kota yang ada di Indonesia berdasarkan aspek geografi yang memfokuskan daerah kawasan sekitaran kota besar yang ada di Indonesia. Bahasa Indonesia yang disampaikan juga mudah dipahami oleh remaja sebagai target audiencenya dan gaya bahasa yang digunakan yaitu gaua bahasa yang serius tidak melebih-lebihkan dengan berbicara sesuai dengan kisah aslinya. Tujuan dari komunikasi ini adalah untuk menciptakan konsep yang dapat diterima dan dipahami oleh target audience.

Kemudian yang kedua adalah pendekatan secara visual. Pendekatan visual adalah suatu kegiatan penyampaian pesan atau informasi melalui karya visual untuk mendorong konsumen kedalam bentuk aktifasi atau mempengaruhi sikap terhadap produk atau jasa. Pendekatan visual dilakukan dengan cara menerapkan visual yang sesuai dengan target sasaran yaitu remaja. Dalam penelitian kali ini pendekatan visualnya yaitu ingin menampilkan sosok Kumbakarna yang bertubuh tinggi besar, dengan senjata gada. Untuk setting tempat akan digambarkan seperti dilahan kosong yang gersang untuk area pertempurannya dengan background pegunungan yang menjulang tinggi. Dari segi warna lebih didominasi oleh warna keluarga coklat dan emas ditambah sedikit unsur-unsur batik didalamnya. Tetapi dari keseluruhan warna yang digunakan adalah full color.


(28)

4

III.1.3 Strategi Kreatif

Untuk memfokuskan pesan yang disampaikan pada media informasi ini yaitu dengan memberikan kesan tidak terlalu ramai pada setiap tampilan-tampilan disetiap halaman-halaman pada buku tersebut, agar dapat dipahami oleh target audience. Dari segi warna, warna yang digunakan yaitu warna yang dapat menampilkan kesan masa lampau yaitu warna keluarga kuning, coklat, dan emas, ditambah ornamen batik agar mencerminkan keanekaragaman budaya yang dimiliki Negara Indonesia. Dan kemudian dipadukan dengan cuplikan-cuplikan kisah Kumbakarna yang berupa gambar ilustrasi beserta keterangan cerita disetiap kejadiannya.

Dari segi penggambaran tokoh-tokohnya, yaitu mengambil referensi dari komik-komik super hero barat yang memvisualisasikan tokohnya dengan otot-otot yang besar serta ketampanan wajahnya. Dan untuk daerah pertempuran seperti dilahan kosong yang gersang dengan background pegunungan yang menjulang tinggi.

Gambar III.1 (Referensi Ornamen dan batik ) Sumber : Pattern Photoshop (1 Juli 2014)

Gambar III.2 (Referensi Penggambaran Tokoh)

Sumber : http://toelank.wordpress.com/2012/10/21/2015-the-avengers-2-dan-justice-league-perang-superhero/ (21 Oktober 2012)


(29)

5

III.1.4 Strategi Media

Media merupakan alat bantu atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak sasaran dengan perencanaan yang sistematik dan berharap mendapatkan tanggapan atau respon dari penerima pesan. Karena perancangan ini berupa pengenalan sosok, sifat dan karakteristik Kumbakarna sehingga media yang dibutukan adalah media yang sifatnya dapat menampung banyak informasi. Dalam perancangan ini media utamanya yaitu berupa buku cerita bergambar. Buku cerita bergambar merupakan buku yang didalamnya terdapat lukisan yang mendukung daya khayal dalam cerita. Didalam buku cerita bergambar terdapat banyak gabungan mulai dari isi buku yang berupa teks tulisan (kumpulan huruf-huruf) dengan ilustrasi. Media Pendukung adalah media yang bersifat menunjang atau melengkapi media utama dalam perencanaan promosi ini. Adapun media - media pendukung berupa :poster, tempat pensil, penggaris, pembatas buku. Dari beberapa media pendukung tersebut, ini sangat relevan dengan target audience yang berkecimpung didunia pendidikan, dengan membutuhkan suatu media pembelajaran dalam mengembangkan pengetahuannya akan sebuah informasi.

III.1.5 Strategi Distribusi

Secara geografi wilayah penyebaran yaitu di toko-toko buku yang ada disekitar kota besar yang ada di Indonesia. Bisa juga penyebaran melalui sekolah-sekolah SMP maupun SMA yang membutuhkan media informasi tentang karya ini.

III.2 Konsep Visual

Secara umum konsep visual yang ditampilkan dalam media informasi ini menggambarkan masa lampau sesuai dengan cerita Kumbakarna yang terjadi pada masa lampau. Untuk memaksimalkan daya tarik visual kesan masa lampau menggunakan penggabungan tipografi, warna, dan elemen-elemen lainnya yang memiliki kesan masa lampau.


(30)

6

III.2.1 Format Desain

Dalam karya kali ini akan dibuatkan media informasi berupa buku cerita bergambar Ukuran karya ilustrasi ini adalah 29 cm x 20 cm portrait dengan tebal buku 13 halaman.

Gambar III.3 (Format Desain) Sumber : Data Pribadi (Juli 2014)

Gambar III.4 (Format Desain) Sumber : Data Pribadi (Juli 2014)


(31)

7

Gambar III.5 (Format Desain 2) Sumber : Data Pribadi (Juli 2014)

III.2.2 Tata Letak (Layout)

Dalam Theresia. (2010) Layout adalah penyusunan dari elemen-elemen desain yang berhubungan ke dalam sebuah bidang sehingga membentuk susunan artistik. Hal ini bisa juga disebut manajemen bentuk dan bidang. Tujuan utama layout adalah menampilkan elemen gambar dan teks agar menjadi komunikatif dalam sebuah cara yang dapat memudahkan pembaca menerima informasi yang disajikan.

Dalam penelitian kali ini akan dibuatkan buku dengan layout sederhana, tidak terlalu detail, dinamis agar terkesan tidak monoton dan berisikan narasi tentang kisah atau adegan yang diceritakan, dikemas dalam 1 halaman.

Gambar III.6 (Layout) (Sumber : Data Pribadi )(Juli 2014)


(32)

8

III.2.3 Tipografi

Dalam media informasi ini tipografi yang akan di tampilkan adalah huruf pada judul utama dan sub judul yaitu huruf Andalus regular menampilkan karakter yang tegas, serius dan formal. Kemudian pada font text narasi menggunakan huruf Aparajita Reguler, huruf ini memiliki karakter yang mudah terbaca, serius, dan tegas. Dan font untuk dropcap pada teks narasi menggunakan font Acorn Initials, huruf ini berfungsi untuk hiasan awal teks narasi. Dan huruf Monotype Corsiva untuk daftar isi pada buku.

Font Andalus Regular

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

1234567890

!@#$%^&*()_+{}|:”<>?

Font Centaur Regular

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

1234567890


(33)

9

Gambar III.7 (Huruf Andalus dan Centaur pada Judul & Sub judul) (Sumber : Data Pribadi ) (Juli 2014)

Font Aparajita Regular

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

1234567890

!@#$%^&*()_+{}|:”<>?

Font Acorn Initials

ABCDEFGHIJKLMNOPQR

STUVWXYZ

1234567890


(34)

10

Gambar III.8 (Huruf Aparajita & Acorn Inistials pada Teks Narasi dan Hiasan huruf awal)

(Sumber : Data Pribadi ) (Juli 2014)

Font Monotype Corsiva Regular

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

1234567890

!@#$%^&*()_+{}|:”<>?

Gambar III.9 (Huruf Monotype Corsiva pada daftar isi) (Sumber : Data Pribadi ) (Juli 2014)


(35)

11

III.2.4 Ilustrasi

Dalam new Encyclopedia (funk & wagnals) illustration is pictorial material appearing with text and amplifying or enchancing it, although illustration may be maps, charts, diagrams, or object related in some mannerdirectly, inderctly, symbolically. Ilustrasi adalah materi gambar yang ditampilkan dengan teks dan memperjelas atau memperindah/ membuat lebih manarik. Juga dapat berupa peta diagram hiasan, mereka biasanya ditampilkan dalam bentuk pemandangan, manusia, atau hubungan objek-objek dalam beberapa jenis secara tidak langsung dengan symbol. Dalam penggambaran ilustrasi kali ini akan digambarkan dengan gaya yang realis dari segi warna, attribute, ketokohan, property dan lain-lain yang hampir mendekati seperti aslinya

Ilustrasi yang akan dibuat dalam buku ilustrasi ini adalah berupa vektor hasil jiplakan dari sketsa awal yang discan oleh scaning dan setting akan dibuat sama pada saat masa lampau, dengan warna gradasi dan menampilkan gelap terangnya objek. Disamping dari visualisasi tentang adegan atau cuplikan cerita disini ditegaskan juga dengan narasi disetiap adegannya, agar pesan dan adegan-adegannya dapat dipahami oleh target audience.

Gambar III.10 (Studi Karakter Rahwana) (Sumber : Data Pribadi )


(36)

12

Gambar III.11 (Studi Karakter Kumbakarna) (Sumber : Data Pribadi )

Gambar III.12 (Studi Karakter Sri Rama) (Sumber : Data Pribadi )

Gambar III.13 (Studi Karakter Brahma) (Sumber : Data Pribadi )

Gambar III.14 (Studi Senjata Gada Kumbakarna) (Sumber : Data Pribadi )


(37)

13

Gambar III.15 (Studi Senjata Panah Sri Rama) (Sumber : Data Pribadi )

III.2.5 Warna

Dalam dunia desain, warna bisa berarti pantulan tertentu dari cahaya yang dipengaruhi oleh pigmen yang terdapat di permukaan benda. Misalnya pencampuran pigmen magenta dan cyan dengan proporsi tepat dan disinari cahaya putih sempurna akan menghasilkan sensasi mirip warna merah.. Selain itu, warna juga dianggap memiliki pengaruh terhadap psikologi seseorang. Dalam desain, warna adalah elemen yang sangat penting oleh karena itu pemilihan warna dalam sebuah karya desain sangatlah penting untuk menambah daya tarik terhadap karya itu sendiri.

Konsep warna yang digunakan adalah teknik full color. Diharapkan teknik full color ini dapat menimbulkan kesan ekspresif dan daya tarik untuk membacanya. Tetapi disamping warna yang digunakan adalah teknik full color, warna yang lebih dominan ialah warna dari keluarga dari coklat, kuning dan emas. Warna coklat ini memiliki makna alami, hangat, kenyamanan, warna kayu . Dan warna kuning memiliki makna kehangatan, semangat, alami, ceria. Dan warna emas memiliki makna yaitu kedudukan, elegan, mewah dan lain-lain. Dari semua warna yang akan digunakan kesemua warnanya berasal dari segala sesuatu yang real atau nyata. Dalam karya ini pengerjaan warnanya dengan system blok dengan ditambah shadow menggunakan burn pada Photoshop.


(38)

14

NO WARNA REFERENSI RGB CMYK

1 KULIT Red= 228

Green=193 Blue= 125 Cyan= 10 Magenta= 23 Yellow= 59 Key= 0

2 RAMBUT Red= 4

Green=3 Blue= 0 Cyan= 75 Magenta= 67 Yellow= 66 Key=86

3 DARAH Red= 128

Green=21 Blue= 19 Cyan= 30 Magenta= 99 Yellow= 98 Key= 39

4 TANAH Red= 135

Green=67 Blue= 7 Cyan= 41 Magenta= 63 Yellow= 98 Key= 38

5 LANGIT Red= 1

Green= 0 Blue= 76 Cyan= 100 Magenta= 99 Yellow= 34 Key= 44

6 BATU Red= 84

Green=84 Blue= 84

Cyan= 63 Magenta= 55


(39)

15

Yellow= 55 Key= 31

7 EMAS Red= 255

Green=215 Blue= 0 Cyan= 1 Magenta= 13 Yellow= 100 Key= 0

8 SELENDANG Red= 179

Green=1 Blue= 2 Cyan= 18 Magenta= 99 Yellow= 98 Key= 8

9 CELANA Red= 145

Green= 80 Blue= 11 Cyan= 35 Magenta= 86 Yellow= 92 Key= 52

10 KULIT RAMA Red= 108

Green= 183 Blue= 212 Cyan= 55 Magenta= 11 Yellow= 9 Key= 0

11 KULIT

RAHWANA Red= 132 Green=5 Blue= 22 Cyan= 28 Magenta= 100 Yellow= 96 Key= 34


(40)

16

12 BULU KERA Red= 123

Green= 123 Blue= 123

Cyan= 53 Magenta= 43 Yellow= 44 Key= 8

13 KARPET Red= 123

Green= 123 Blue= 123

Cyan= 0 Magenta= 99 Yellow= 96 Key= 0

Tabel III.1 (Refrensi Warna)


(41)

1

BAB IV

TEKNIS PRODUKSI MEDIA

IV.1 Media Utama

Media utamanya yaitu berupa buku cerita bergambar. Buku cerita bergambar merupakan buku yang didalamnya terdapat lukisan yang mendukung daya khayal dalam cerita. Didalam buku cerita bergambar terdapat banyak gabungan mulai dari isi buku yang berupa teks tulisan (kumpulan huruf-huruf) dengan ilustrasi. Ukuran buku dalam karya ini yaitu 29cm x 20cm landscape, dengan judul Kumbakarna dan sub judul kisah kepahlawanan pada covernya. Dalam buku cerita bergambar ini akan dibuatkan dengan cara dicetak dengan kertas artpaper 300gram pada kertas ukuran A4 dan cover buku dijilid Hardcover dengan system binding atau system pengeleman. Buku cerita bergambar ini berisikan tentang kisah kepahlawanan Kumbakarna yang rela mati demi membela tanah tumpah darahnya, tetapi ia bukannya menuruti perintah pemimpinnya yang bersikap mengedepankan nafsu duniawi. Dalam buku ini terdapat 13 halaman, dengan setiap halaman berisikan teks narasi cerita dipadukan dengan ilustrasi visual dari setiap adegannya. Pada layout buku ini digambarkan dengan sederhana, tidak terlalu detail.

IV 1.1 Teknis Pembuatan Buku

Dalam pembuatan buku cerita bergambar ini diawali dengan pembuatan sketsa terlebih dahulu yang dilanjutkan dengan penebalan garis pada tokoh dengan menggunakan drawing pen ukuran 0.5 warna hitam, dan kemudian dilanjutkan pada tahan scan dengan menggunakan printer. Dan pada tahap terakhir pewarnaan dan desain layout dikerjakan pada komputer dengan software photoshop.


(42)

2

IV 1.2 Pembuatan Story Line

Dalam buku ini story line dibuat berdasarkan kisah yang ada pada sumber cerita yang telah dibuat menentukan alur cerita dan visualisasi yang akan dibuat, berisikan adegan-adegan yang ada pada buku cerita.

Story Line

 Awal kisah Kumbakarna bertapa bersama Rahwana

 Dewa Brahma muncul dan memberikan anugerah kepada Kumbakarna

 Kumbakarna tertidur oleh anugerah Dewa Brahma

 Kumbakarna bangun setelah 6 bulan tidur

 Kumbakarna dimintai pendapat oleh Rahwana Pendapat Kumbakarna ditolak mentah-mentah oleh Rahwana, Kumbakarna pun kembali ke tempat tinggalnya untuk tidur kembali

 Kembali Kumbakarna dibangunkan dengan disuguhi makanan dan minuman yang banyak dan diminta untuk berperang

 Kumbakarna pergi ke kediaman Rahwana untuk Membujuk

 Rahwana agar mengembalikkan dewi Sita namun nasehatnya ditolak dengan tegas

 Kumbakarna bimbang harus di hadapkan dalam 2 pilihan yang sulit

 Kumbakarna pergi ke medan perang

 Kumbakarna terkena panah Sri Rama, dan kemudian ia gugur oleh panah Rama dengan tubuh termutilasi.


(43)

3

Gambar IV.1. (Final Art Work) (Sumber : Dokumen Pribadi)

IV 1.2 Media Pendukung

Adapun media - media pendukung berupa :Poster, Tempat Pensil, Penggaris, Pembatas Buku. Dari beberapa media pendukung tersebut, ini sangat relevan dengan target audiencenya yang berkecimpung didunia pendidikan, dengan membutuhkan suatu media pembelajaran dalam mengembangkan pengetahuannya akan sebuah informasi.


(44)

4

Gambar IV.2. (Aplikasi Poster Art) (Sumber : Dokumen Pribadi)

Media pendukung kesatu adalah sebuah poster art dengan ukuran 29.7cm x 42cm (A3) dengan material kertas Artpaper 250gr dengan teknis produksi cetak offset.

Gambar IV.3. (Penggaris) (Sumber : Dokumen Pribadi)

Media pendukung kedua adalah sebuah penggaris dengan ukuran 5cm x 20cm dengan material arcrilic 2mm dengan teknis produksi cetak offset.


(45)

5

Gambar IV.4. (Pembatas Buku) (Sumber : Dokumen Pribadi)

Media pendukung ketiga adalah sebuah pembatas buku dengan ukuran 5cm x 15cm dengan material kertas Artpaper 250gr dengan teknis produksi cetak offset.

Gambar IV.5. (Tempat Pensil) (Sumber : Dokumen Pribadi)

Media pendukung keempat adalah sebuah tempat pensil dengan ukuran 8cm x 12cm dengan material acrylic 2mm dengan teknis produksi cetak offset.


(1)

16

12 BULU KERA Red= 123

Green= 123 Blue= 123

Cyan= 53 Magenta= 43 Yellow= 44 Key= 8

13 KARPET Red= 123

Green= 123 Blue= 123

Cyan= 0 Magenta= 99 Yellow= 96 Key= 0

Tabel III.1 (Refrensi Warna)


(2)

1 BAB IV

TEKNIS PRODUKSI MEDIA

IV.1 Media Utama

Media utamanya yaitu berupa buku cerita bergambar. Buku cerita bergambar merupakan buku yang didalamnya terdapat lukisan yang mendukung daya khayal dalam cerita. Didalam buku cerita bergambar terdapat banyak gabungan mulai dari isi buku yang berupa teks tulisan (kumpulan huruf-huruf) dengan ilustrasi. Ukuran buku dalam karya ini yaitu 29cm x 20cm landscape, dengan judul Kumbakarna dan sub judul kisah kepahlawanan pada covernya. Dalam buku cerita bergambar ini akan dibuatkan dengan cara dicetak dengan kertas artpaper 300gram pada kertas ukuran A4 dan cover buku dijilid Hardcover dengan system binding atau system pengeleman. Buku cerita bergambar ini berisikan tentang kisah kepahlawanan Kumbakarna yang rela mati demi membela tanah tumpah darahnya, tetapi ia bukannya menuruti perintah pemimpinnya yang bersikap mengedepankan nafsu duniawi. Dalam buku ini terdapat 13 halaman, dengan setiap halaman berisikan teks narasi cerita dipadukan dengan ilustrasi visual dari setiap adegannya. Pada layout buku ini digambarkan dengan sederhana, tidak terlalu detail.

IV 1.1 Teknis Pembuatan Buku

Dalam pembuatan buku cerita bergambar ini diawali dengan pembuatan sketsa terlebih dahulu yang dilanjutkan dengan penebalan garis pada tokoh dengan menggunakan drawing pen ukuran 0.5 warna hitam, dan kemudian dilanjutkan pada tahan scan dengan menggunakan printer. Dan pada tahap terakhir pewarnaan dan desain layout dikerjakan pada komputer dengan software photoshop.


(3)

2 IV 1.2 Pembuatan Story Line

Dalam buku ini story line dibuat berdasarkan kisah yang ada pada sumber cerita yang telah dibuat menentukan alur cerita dan visualisasi yang akan dibuat, berisikan adegan-adegan yang ada pada buku cerita.

Story Line

 Awal kisah Kumbakarna bertapa bersama Rahwana

 Dewa Brahma muncul dan memberikan anugerah kepada Kumbakarna

 Kumbakarna tertidur oleh anugerah Dewa Brahma

 Kumbakarna bangun setelah 6 bulan tidur

 Kumbakarna dimintai pendapat oleh Rahwana Pendapat

Kumbakarna ditolak mentah-mentah oleh Rahwana, Kumbakarna pun kembali ke tempat tinggalnya untuk tidur kembali

 Kembali Kumbakarna dibangunkan dengan disuguhi makanan dan minuman yang banyak dan diminta untuk berperang

 Kumbakarna pergi ke kediaman Rahwana untuk Membujuk

 Rahwana agar mengembalikkan dewi Sita namun nasehatnya ditolak dengan tegas

 Kumbakarna bimbang harus di hadapkan dalam 2 pilihan yang sulit

 Kumbakarna pergi ke medan perang

 Kumbakarna terkena panah Sri Rama, dan kemudian ia gugur oleh panah Rama dengan tubuh termutilasi.


(4)

3

Gambar IV.1. (Final Art Work) (Sumber : Dokumen Pribadi)

IV 1.2 Media Pendukung

Adapun media - media pendukung berupa :Poster, Tempat Pensil, Penggaris, Pembatas Buku. Dari beberapa media pendukung tersebut, ini sangat relevan dengan target audiencenya yang berkecimpung didunia pendidikan, dengan membutuhkan suatu media pembelajaran dalam mengembangkan pengetahuannya akan sebuah informasi.


(5)

4

Gambar IV.2. (Aplikasi Poster Art) (Sumber : Dokumen Pribadi)

Media pendukung kesatu adalah sebuah poster art dengan ukuran 29.7cm x 42cm (A3) dengan material kertas Artpaper 250gr dengan teknis produksi cetak offset.

Gambar IV.3. (Penggaris) (Sumber : Dokumen Pribadi)

Media pendukung kedua adalah sebuah penggarisdengan ukuran 5cm x 20cm dengan material arcrilic 2mm dengan teknis produksi cetak offset.


(6)

5

Gambar IV.4. (Pembatas Buku) (Sumber : Dokumen Pribadi)

Media pendukung ketiga adalah sebuah pembatas buku dengan ukuran 5cm x 15cm dengan material kertas Artpaper 250gr dengan teknis produksi cetak offset.

Gambar IV.5. (Tempat Pensil) (Sumber : Dokumen Pribadi)

Media pendukung keempat adalah sebuah tempat pensildengan ukuran 8cm x 12cm dengan material acrylic 2mm dengan teknis produksi cetak offset.