BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Bahasa
Secara etimologi, bahasa berasal dari Bahasa Sansekerta
bhasa
,
bhas
yang artinya hembusan nafas. Pengertian tersebut lalu berkembang menjadi suatu sistem bunyi yang keluar dari mulut manusia. Beberapa
ahli memberikan definisi bahasa sebagai berikut: Bahasa adalah alat sistematis untuk menyampaikan gagasan atau
perasaan dengan memakai tanda-tanda, bunyi,
gesture
atau tanda yang disepakati, yang mengandung makna yang dapat dipahami Webster,
1961:1270. Bahasa adalah sistem lambang yang arbiter yang dipergunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama,
berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri Kridalaksana, 1993.
2.2 Aksara Jawa
Aksara Jawa, dikenal juga sebagai Hanacaraka dan Carakan merupakan salah satu aksara tradisional Nusantara yang digunakan untuk
menulis Bahasa Jawa dan sejumlah bahasa daerah lainnya seperti Bahasa Sunda dan Bahasa Sasak. Tulisan Aksara Jawa ini berkerabat dekat
dengan Aksara Bali.
Dalam sehari-hari, penggunaan Aksara Jawa umum digantikan dengan huruf Latin yang pertama kali dikenalkan Belanda pada abad 19. Aksara
Jawa resmi dimasukkan dalam Unicode versi 5.2 sejak 2009. Meskipun demikian, kompleksitas Aksara Jawa hanya dapat ditampilkan dalam
program dengan teknologi SIL Graphite, seperti browser Firefox dan beberapa prosesor kata open source, sehingga penggunaannya tidak
semudah huruf Latin. Kesulitan penggunaan Aksara Jawa dalam media digital merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kurang
populernya aksara tersebut selain di kalangan preservasionis. Aksara Jawa adalah sistem tulisan Abugida yang ditulis dari kiri ke
kanan. Setiap huruf pada aksara Jawa melambangkan suatu suku kata dengan vokal a atau
ɔ , yang dapat ditentukan dari posisi huruf. Aksara
ditulis tanpa spasi scriptio continua, dan karena itu pembaca harus paham dengan teks bacaan untuk dapat membedakan tiap kata.
Huruf dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan fungsinya. Huruf dasar terdiri dari 20 konsonan yang digunakan untuk menulis bahasa
Jawa modern, sementara jenis lain meliputi huruf kapital, huruf arkaik, dan huruf yang dimodifikasi. Semua jenis huruf ini memiliki bentuk
subskrip yang digunakan untuk menulis tumpukan konsonan. Kebanyakan huruf selain huruf dasar merupakan konsonan
teraspirasi atau
retroflex
yang digunakan dalambahasa Jawa Kuno karena pengaruh bahasa Sansekerta. Selama perkembangan bahasa dan aksara