Budidaya cabai Subsistem Usahatani

24 yang tanamannya cukup besar karena cukup air, panen dapat dilakukan dengan pemetikan secara bertahap dua sampai tiga kali pada saat daun sudah masak. Pada lahan tegal tembakau dipetik serentak 3 sd 5 lembar, daun bawah tidak ikut dipetik dibiarkan sampai kering dan dijual dalam bentuk krosok.

2.3.3 Budidaya cabai

Cabai rawit adalah buah dan tumbuhan anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terong-terongan yang memiliki nama ilmiah capsicum sp.; berasal dari benua Amerika tepatnya daerah Peru dan menyebar ke negara-negara benua Amerika, Eropa dan Asia termasuk Negara Indonesia. Adapun cara budidaya cabai rawit menurut Tim Bina Karya Tani 2013 adalah sebagai berikut : 1. Pembibitan Tanaman cabai diperbanyak dengan biji generatife. Biji buah yang akan diperbanyak diambil dari buah yang sudah tua atau matang dipohon. Buah cabai yang akan diambil bijinya untuk benih harus memenuhi kriteria sebagai berikut: 1 buah berasal dari tanaman yang sehat dan pertumbuhannya subur; 2 buah dipilih dan disortir sejak dipohonnya; 3 biji diambil dari buah yang sudah masak dipohon, sehat dan tidak rusak; dan 4 sebaiknya buah dari dompolan buah yang kedua. 2. Pesemaian Persemaian hendaknya dilakukan dalam wadah yang terbuat dari kotak kayu, polibag, pot bunga untuk memudahkan perawatan. Biji disebar merata di atas 25 pesemaian berupa tanah yang bersih dan dicampur dengan pasir bersih serta pupuk kandang perbandingan 1 k : 1 kg : 1 kg. Pesemaian ditaruh ditempat yang terlindung dari gangguan ternak dan dinaungi agar tidak terkena sinar matahari langsung dan derasnya curah hujan. Pesemaian untuk menjaga kelembaban tanah perlu penyiraman satu kali sehari yaitu pada pagi atau sore hari. 3. Penanaman bibit Segera setelah tanaman yang berkecambah dari biji itu mempunyai lima daun umur satu bulan, calon bibit dipindahkan ketempat penyapihan berupa pot kecil atau polibag; pada waktu penyapihan dipilih calon bibit yang benar-benar kuat. Maksud penyapihan ini adalah untuk melatih tanaman terlebih dahulu sebelum dipindahkan ke lahan pertanian yang telah ditetapkan. Setiap pagi takir atau polibag penyapihan dijemur disinar matahari sampai pukul 09.00. 4. Pengolahan tanah Pengolahan tanah bertujuan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Faktor fisik tanah meliputi: tekstur, struktur, konsistensi, tata air, tata udara, temperatur dan warna tanah. Faktor kimia tanah adalah pengaruh ion terhadap tumbuhnya tanaman, keasaman tanah atau pH nya. Sedangkan, faktor biologi tanah adalah tentang jasad-jasad hidup dalam tanah atau jasad renik. Pengolahan tanah biasanya dilakukan dua kali agar benar-benar gembur; tanah dibersihkan dari rumput atau kotoran lain kemudian dibajak atau dicangkul dengan kedalaman sekitar 20 sd 35 cm. Pengolahan tanah harus disesuaikan dengan lapisan atas dan tidak dipaksakan terlalu dalam sampai mencapai lapisan tanah dibawahnya. Pencangkulan tanah yang terlalu dalam dapat mengakibatkan 26 tanah yang kurang subur bercampur dengan tanah yang subur sehingga akan dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Pengolahan tanah yang kedua kalinya setelah tanah dibiarkan selama 2 sd 3 minggu sejak pengolahan pertama; hal ini penting agar gas-gas beracun menguap, bibit penyakit dan hama akan mati disinari matahari. Tanah yang sudah remah dan gembur kemudian dibuatkan bedengan membujur kearah timur-barat agar penyebaran matahari dapat merata keseluruh tanaman. Bedengan dibuat dengan lebar antara 110 sd 120 cm 2 , tinggi 30 sd 45 cm 2 dan jarak antar bedengan 50 sd 60 cm 2 . Khusus pada musim penghujan didaerah-daerah yang air tanahnya dangkal perlu dibuatkan parit keliling dengan lebar 20 sd 30 dan dalamnya 30 cm untuk pembuangan air yang berlebihan. Pengolahan tanah yang ketiga selain mencangkul tipis-tipis untuk menggemburkan tanah, juga dilakukan pemupukan dasar dengan memberikan pupuk kandang atau pupuk organik. Tanah yang terlalu asam dan tidak sesuai dengan syarat tumbuh tanaman cabai perlu melakukan pengapuran. Setelah tanah cukup gembur, bedengan-bedengan dan parit-parit sudah terbentuk, tanah dibiarkan dulu selama seminggu sebelum ditanami bibit agar reaksi pupuk organik dan pengapuran tidak mengganggu pertumbuhan bibit tanaman. 5. Persiapan lubang tanaman Pembuatan lubang tanam dilakukan tiga hari sebelum penanaman bibit, jarak tanam harus diatur dengan baik jangan terlalu rapat dan terlalu renggang. Jarak tanam yang ideal untuk bertanam tanaman cabai adalah 70 x 60 cm 2 artinya 70 cm jarak antar barisan dan 60 cm jarak tanam dalam barisan. 27 6. Seleksi bibit Bibit seharusnya sudah diseleksi pada tempat pembibitan sebelum diangkut ke lahan pertanaman; bibit cabai dapat dipindah ke lahan pertanaman apabila telah berumur 30 sd 45 hari di pesemaian dengan tinggi berkisar antara 10 sd 15 cm 2 . Bibit yang dipilih sebaiknya yang berpenampilan sehat, tumbuh subur dan tegak, serta daunnya tidak ada yang rusak. 7. Waktu tanam Saat yang terbaik untuk menanam sayuran cabai adalah tiga hari sesudah lubang tanam dipersiapkan. Menanam bibit cabai pada lubang tanam dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1 Bagian dasar kantong polibag disayat dan dilepaskan, bagian samping kiri-kanan disayat tegak lurus. 2 Bibit ditempat pada lubang secara berdiri tegak; plastik pada bagian sisi kiri kanan dilepas dengan hati-hati supaya tanah disekitar akar bibit tidak berhamburan. 3 Sewaktu menanam; leher akar harus tertutup dan pada akhir penanaman permukaan tanah sekitar bibit dalam keadaan rata atau sedikit cembung. 8. Pemberian mulsa plastik hitam perak Penggunaan mulsa plastik dipandang lebih praktis karena mudah didapat, mudah penggunaannya dan dapat digunakan lebih daripada satu kali. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan mulsa plastik: 1 bedeng-bedeng diari terlebih dahulu sebelum pemasangan mulsa plastik sehingga kondisi tanah agak lembab; 2 mulsa plastik dipasang pada saat udara 28 panas dan plastik sedang memuai; dan 3 warna hitam pada plastik merupakan bagian yang menghadap ketanah, sedangkan bagian plastik yang berwarna perak menghadap keatas. 9. Pengairan Pengairan dilakukan secara rutin sekali atau dua kali dalam sehari tergantung pada keadaan tanah atau semusim. Waktu pengairan sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari saat suhu udara tidak terlalu panas; hal yang sangat penting diperhatikan adalah menjaga agar tidak terlalu kering atau sebaliknya air jangan sampai tergenang dalam waktu yang lama. 10. Pemberantasan gulma Pada dasarnya ada tiga cara pemberantasan gulma yaitu: 1 secara mekanis manual adalah pemberantasan dengan menggunakan tenaga atau alat secara langsung seperti sabit, cangkul dan garpu; 2 secara kimiawi dilakukan dengan menggunakan herbisida; dan 3 secara biologi dengan menggunakan tumbuh-tumbuhan atau organisme tertentu yang bertujuan untuk mengurangi pengaruh buruk dari gulma. 11. Penyulaman Penyulaman adalah kegiatan untuk mengganti tanaman yang mati, rusak atau pertumbuhannya tidak normal; dilakukan satu minggu setelah tanam. Bibit yang digunakan penyulaman adalah bibit yang sengaja disisakan atau dibiarkan tumbuh pada lahan pembibitan sebagai bibit cadangan. 29 12. Pemupukan Pemupukan bertujuan untuk menambah ketersediaan unsur hara didalam tanah supaya tanaman dapat meyerapnya sesuai dengan kebutuhannya. Kekurangan atau defisiensi unsur hara tanaman dapat diketahui dari gejala-gejala yang tampak pada tanaman. Pemupukan dilakukan terus-menerus dan takaran pupuk disesuaikan dengan usia tanaman cabai. Sebelum menabur pupuk terlebih dahulu dibuat selokan sedalam 5 sd 10 cm yang melinkari tanaman itu dengan batang tanaman sebagai pusat lingkaran; sesudah pupuk ditabur merata didalam selokan selanjutnya ditutup kembali dengan tanah. Dosis pupuk yang diberikan adalah 200 kg urea, 500 kg ZA, 167 kg KCL, dan 196 kg TSP per hektar. Pupuk berimbang ini diberikan dua kali yaitu pada umur tujuh hari dan 30 hari setelah tanam; kecuali pada pupuk TSP yang diberikan satu kali pada tujuh hari sebelum tanam. 13. Hama dan penyakit Hama adalah hewan yang merusak tanaman atau hasil tanaman karena aktivitas hidupnya, terutama aktivitas untuk mendapatkan makanan yang terdiri dari hewan mamalia, serangga dan burung. Untuk membrantas serangan hama harus diketahui terlebih dahulu siklus hidupnya, sehingga dapat ditentukan pada stadium apa serangga tersebut menyerang tanaman, sehingga tepat dalam mengambil tindakan pemberantasan. Penyakit tanaman adalah gangguan pada tanaman yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti; virus, bakteri, protozoa, jamur dan cacing nematode; 30 yang dapat menyerang organ tumbuhan pada akar, batang, daun atau buah. Penyebaran penyakit pada tanaman melalui angin, air, serangga. 14. Panen Panen cabai dilakukan secara manual; umur panen berkisar 3 sd 4 bulan setelah tanam. Biasanya panen dapat dilakukan 16 sd 18 kali pada keadaan musim yang menguntungkan yaitu musim kemarau. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemanenan adalah warna buah berwarna merah atau buah masak, permukaan buah lebih banyak berwarna oranye, jingga atau merah; warna hijau berangsur hanya sekilas.

2.4 Subsistem Pasca Panen dan Pengolahan Lanjutan