2.7. Proses Perubahan Fase
Secara  umum  proses  perubahan  fase  dapat  berlangsung  karena  adanya pengaruh temperatur. Perubahan  fase  banyak terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya  perubahan  cair  ke  padat,  gas  ke  cair,  padat  ke  gas  dan  lain  sebagainya. Namun  dalam  suatu  sistem  mesin  pendingin  hanya  berlangsung  dua  perubahan
fase yaitu pengembunan  gas ke cair dan penguapan cair ke gas.
2.7.1 Proses Pengembunan kondensasi.
Proses  pengembunan  atau  kondensasi  adalah  adalah  proses  perubahan wujud dari zat gas uap menjadi zat cair. Proses pengembunan merupakan proses
perubahan  zat  yang  melepaskan  kalorpanas  eksothermik.  Kondensasi  terjadi ketika  uap  didinginkan  menjadi  cairan,  tetapi  dapat  juga  terjadi  bila  sebuah  uap
dikompresi tekanan ditingkatkan menjadi cairan, atau mengalami kombinasi dari pendinginan  dan  kompresi.  Cairan  yang  telah  terkondensasi  dari  uap  disebut
kondensat.  Sebuah   alat   yang  digunakan  untuk   mengkondensasi  uap   menjadi cairan   disebut   kondensor.   Pada   meisn   pendingin,   proses   pengembunan   atau
kondensasi  berlangsung  di  kondensor.  Pada  kondensor  uap  panas  lanjut  diubah kondisinya  menjadi  cair  jenuh.  Kalor  yang  dilepas  dari  refigeran  dibuang  keluar
dari   kondensor   ke   lingkungan   sekitar.   Pada   umumnya   lingkungan   sekitar kondensor  adalah  udara.  Karenanya  udara  di  sekitar  memiliki  suhu  yang  lebih
tinggi dibandingkan suhu kondensor.
2.7.2 Proses Penguapan evaporasi
Proses  penguapan  adalah  proses  perubahan  bentuk  zat  dari  cair  menjadi uap  gas. Proses penguapan pada mesin pendingin terjadi di evaporator. Pada saat
refigeran  mengalir  melalui  pipa-pipa  evaporator,  refigeran  berubah  fase  dari  cair menjadi gas. Proses penguapan memerlukan kalor. Kalor diambil dari  lingkungan
sekitar  dimana  evaporator  itu  ditempatkan.   Pada   mesin   pendingin   air,  kalor diambil  dari  lingkungan  sekitar  evaporator  yang  berupa  air  sehingga  air  dapat
berubah suhunya menjadi rendah dan berubah wujud menjadi es.
2.8  Rumus-Rumus  Perhitungan  Karakteristik  Untuk  Mesin  Pendingin dengan Pemanasan Lanjut dan Pendinginan Lanjut
Dalam  analisa  unjuk  kerja  mesin  pendingin  diperlukan  beberapa  rumusan perhitungan, antara lain sebagai berikut :
1   Kerja Kompresor Besar  kerja  kompresi  per  satuan  massa  refrigeran  dapat  dihitung  dengan
menggunakan persamaan: Wk = h2– h1
...................................................................………..2.3
Dimana : Wk = besar kerja kompresor kJkg. h1 = entalpi refrigeran saat masuk kompresor kJkg.
h2= entalpi refrigeran saat keluar kompresor kJkg.
2   Kerja Kondensor Besar  kalor  per  satuan  massa  refrigeran  yang  dilepas  kondensor
dinyatakan sebagai:
Qk = h2 – h3                ...........................................................................2.4
Dimana :  Qk = besar kalor yang dilepas kondensor kJkg. h2 = entalpi refrigeran saat keluar kondensor kJkg.
h3 = entalpi refrigeran saat masuk kondensor kJkg.
3   Kerja Evaporator Besar kalor yang diserap oleh evaporator adalah:
Qe = h1 – h4               ....................................................................……2.5
Dimana : Qe = besar kalor yang diserap evaporator kJkg. h1 = entalpi refrigeran saat keluar evaporator kJkg.
h4= entalpi refrigeran saat masuk evaporator kJkg.